Anda di halaman 1dari 2

Wawancara Sutradara

Rudi Iteng,

Rudi Iteng (lahir di Tegal, 2 April 1979; umur 39 tahun) adalah aktor dan sutradara berasal dari Indonesia
yang mengawali kiprahnya di dunia teater senjak di bangku SMA. Selain menulis naskah drama, dia juga
menyutradarai banyak lakon yang pentaskan di berbagai kota di Indonesia, bekerja sama dengan Theatre
Embassy, Belanda. Mulai serius menekuni dunia teater sejak sekolah di Madrasah Mua ’allimin
Muhammadiyah di Yogyakarta, dan dilanjutkan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penerima
Mandom Resolution Award (2004) dan beasiswa manajemen pertunjukkan seni dari Yayasan Seni
Budaya Kelola Surabaya, Bandung dan Jakarta (2002-2004), Dan Terpilih sutradara muda Indonesia
dalam Art Summit Indonesia 2016, Lokakarya Penyutradaraan Toshiki Okada, di Bandung.

Kiprah kesenian : Bergabung di di Teater Kidung dan Ayat Indonesia UMS Solo (1998), sebagai aktor dan
sutradara (2000) Menerima beasiswa manajemen pertunjukkan seni dari Yayasan Seni Budaya Kelola
Surabaya dan Bandung (2001). Mendirikan teater Qi di Tegal, bertindak sebagai aktor, penulis naskah,
dan sutradara (2003). Menyutradarai pementasan teater dan performing art di beberapa kota Indonesia,
bekerja sama dengan Theatre Embassy, Belanda (2008-2009) Menjadi juri festival teater (2003-sekarang)
Menerima Mandom Resolution Award (2004) Memberikan workshop dan pelatihan teater (2003-
sekarang) Menjadi peserta pada Konggres Teater Indonesia di Yogyakarta (2014). Menulis buku Apakah
Itu Teater? Sebuah pedoman berteater bagi pemula (2014).

Pernah menyutradarai : Pinangan (2000) Paman Doblang (2000) Lagu Terakhir (2002) Nyanyian Angsa
(2003) Kisah Cinta dan Lain-lain (2004) Lamaran (2005) Bunga Dalam Mulut (2005) Sepasang Kidung
(2005) Pada Suatu Senja (2006) Kwek-Kwek (2006) Surat Untuk Kekasih (2006) Paman tercinta (2006)
Sang Jenderal (2006) Martoloyo Gugat (2007) Empu Sendok (2007) Sang Budha Gautama (2007)
Persimpangan (2008) Titik Koma (2008) Dukun Gadungan (2009) Ada Tokek?! (2010) Nyonya-nyonya
(2011) Hasrat Durgandini (2011) Barabah (2012) Monumen (2013) Tragedi Rama Shinta (2014) Drama
Musikal Rama-Shinta (2014) Drama Musikal “Rama Shinta ” (2014) Mungkin Shinta...(2015) Opera Pita
Merah (2016) Rashomon (2017) Astha (2018) Ibu yang Anaknya diculik Itu (2019).

Rudi Iteng juga menulis naskah, diantaranya : Sepasang Kidung (Rias/Rudi Iteng, 2005) Pada Suatu Senja
(Rias/Rudi Iteng, 2006) Titik Koma (Rias/Rudi Iteng, 2008) Bungkam (2008)

Rudi Iteng juga pernah bermain sebagai aktor : Neker (1999) Awal dan Mira (2000) Kisah Cinta Hari Rabu
(2001) Mesin Hamlet (2001) Hanya Satu Kali (2002) Lagu Terakhir (2002) Rumah tak berpintu (2005)
Sepasang Kidung (2005) Tanda Silang (2005) Sorak Soray kemerdekaan (2006) Pada Suatu Senja (2006)
Sang Jenderal (2006) Empu Sendok (2007) Kolaburasi Damai (2007) Sang Budha Gautama (2007) Titik
Koma (2008) Sang Penari (2011) Wabah (2011) Turah (2017)

Adapun penghargaan yang dia dapatkan, diantaranya : Juara 2 Baca Cerpen Se-Jawa Tengah (2003) Juara
2 Baca Puisi Se-Jawa Tengah (2004) Mandom Resolution Award (2004) Nominator Sutradara Terbaiik
Nasional, UNNES (2006) Pemuda Pelopor untuk Seni, Budaya Kota Tegal, Dinas Pemuda dan Olahraga
Kota Tegal (2008) Nominasi Sutradara Terbaik Jawa Tengah, Festival Teater Dewan Kesenian Kota Tegal
(2011) Nominasi Sutradara Terbaik Jawa Tengah, Festival Teater Dewan Kesenian Kota Tegal (2012)
Sutradara Terbaik se Karisedenan Pekalongan, STABN Kab Tegal (2018) Sutradara terbaik se Jawa Tengah,
Festival Sastra Indonesia, Kemendikbud Balai Bahasa Jawa Tengah (2019) Nominasi Sutradara terbaik
Nasional, jambore Sastra Indonesia, Kemendikbud, Balai Bahasa Jawa Barat (2019).

Anda mungkin juga menyukai