Anda di halaman 1dari 5

Conduct a mini research about life as a theater actor in Indonesia.

Your can use source from


traditional printed media or online media. Each clipping must consist of at least 10 sources.

Clipping Hunting

1. Rano Karno

Rano Karno (lahir di Jakarta, 8 Oktober 1960; umur 60 tahun) adalah seorang aktor,
penyanyi, dan sutradara Indonesia. Ia anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan
aktor Soekarno M. Noer dan Lily Istiarti. Saudara kandungnya bernama Rubby Karno,
Tino Karno, Santy Karno, Suty Karno, dan M Nurly Karno.

Ia memperdalam ilmu seni peran seperti ayahnya. Untuk mendukung cita-citannya, dia
mengambil kursus di Acting Course Hollywood, Los Angeles, Amerika Serikat. Sejak
kecil Rano sudah terlibat dalam seni peran layar lebar. Pada usia 6 tahun, dia sudah
terlibat dalam film Si Doel Anak Betawi (1973), Rio Anakku (1973). Masuk usia remaja
dia juga main film sebagai peran utama dalam film Gita Cinta dari SMA (1979).

Ia menghabiskan waktu 38 tahun di entertainment dan sebagian waktu besar waktu


tersebut didedikasikan sebagai actor, dan hampir ada 80-an judul film yang ia lakoni,
belum lagi sekitar 7 sinetron yang ia perankan. Penghargaan sebagai Aktor Utama
Terbaik dalam Taksi FFI 1991 dan Penghargaan Surjosoemanto dari BP2N (Dewan Film
Nasional) tahun 1997.

2. Ray Sahetapy

Ferenc Raymond Sahetapy adalah aktor berkebangsaan Indonesi, ia lahir di Donggala,


Sulawesi Tengah, pada 1 Januari 1957. Ray telah bercita-cita menjadi seorang aktor
sedari kecil, lalu untuk mengejar impiannya ia menjalankan pendidikannya Institut
Kesenian Jakarta dan lulus pada tahun 1988.

Film perdananya berjudul Majalah Gadis arahan sutradara Nya' Abbas Akup. Dalam film
inilah Ray bertemu dengan Dewi Yull, istri pertamanya. Setelah itu Ray bermain di film
Kabut Ungu di Bibir Pantai, Dukun Ilmu Hitam (1981), Sejuta Serat Sutra (1982), Darah
dan Mahkota (1983), Tirai Kasih, Secangkir Kopi Pahit, Hati Seorang Perawan, Pelangi
di Balik Awan, Kerikil-Kerikil Tajam, Kabut Perkawinan (1984).

Lewat film Noesa Penida (1988) garapan Galeb Husen dan ditulis Asrul Sani ini, Ray
dinominasikan sebagai aktor terbaik pada FFI 1989. Selain melalui Noesa Penida, Ray
pernah dinominasikan sebanyak tujuh kali di ajang yang sama, yakni melalui film
Ponirah Terpidana (FFI 1984), Secangkir Kopi Pahit (FFI1985), Kerikil-Kerikil Tajam
(FFI 1985), Opera Jakarta (FFI 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (FFI 1988), dan Jangan
Bilang Siapa-Siapa (FFI 1990).

3. Roy Marten

Roy Marten yang lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 1 Maret 1952; umur 69 tahun adalah
seorang aktor Indonesia yang terkenal pada tahun 1970-an sampai awal 1980-an. Setelah
industri film Indonesia melesu pada dekade 1990-an, Roy beralih masuk ke ranah hiburan
di televisi dengan membintangi beberapa judul sinetron antara lain Bella Vista I, Bella
Vista II, Bella Vista III, Kupu-Kupu Kertas, dan Hanya Kamu.

Roy memulai kariernya sebagai peragawan di Salatiga. Roy pernah memenangkan King
Boutique di Jawa Tengah, baru hijrah ke Jakarta.

Zaman keemasan Roy adalah pada tahun 1977 saat dikenal sebagai salah satu dari
kelompok bintang "The Big Five", terdiri dari: Yati Octavia, Robby Sugara, Doris
Callebaute, Yenny Rachman, dan Roy Marten.Disebut demikian karena kelimanya
menentukan honor terbesar saat itu, Rp 5 juta, sekali main film. Tahun 1977 pula tercatat
Roy membintangi film terbanyak sepanjang kariernya.

4. Tio Pakusadewo

Irwan Susetio Pakusadewo yang lahir di Jakarta, 2 September 1963; umur 57 tahun
adalah aktor Indonesia. Ia mulai dikenal oleh publik Indonesia setelah berperan dalam
film layar lebar Cinta Dalam Sepotong Roti arahan Garin Nugroho pada tahun 1990.

Pada awal tahun 1990-an ia dikenal sebagai bintang film muda yang penuh talent. Berkat
perannya sebagai Aria, seorang komponis idealis dalam film Lagu Untuk Seruni (1991),
ia meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia 1991 untuk kategori Aktor Terbaik.
Namun bersamaan dengan tenggelamnya film Indonesia pada pertengahan 1990-an, Tio
menghilang. Ia terjebak dalam masalah pribadi dan narkoba.

5. Slamet Rahardjo

Slamet Raharjo yang lahir di Serang, 21 Januari 1949; umur 72 tahun adalah seorang
aktor senior Indonesia. Nama panggilan kecilnya adalah Memet. Pada tahun 1968, dia
memulai kariernya dalam bidang teater dengan turut bergabung dalam Teater Populer
bersama Teguh Karya.
Ia telah memulai karir di bidang perfilman sejak tahun 1971. Saat itu peran pertama yang
dia mainkan adalah di film Wadjah Seorang Laki-Laki. Setelah itu, karirnya kian melejit
sehingga menghasilkan sederetan prestasi yang cukup membanggakan.

Sebagai seniman senior, dia menyayangkan budaya industri film Indonesia sangat
berbeda dengan budaya industri film di Eropa atau Amerika. Menurut Slamet, aktor yang
berpengalaman punya tempat yang istimewa di sana. Jadi tak heran aktor-aktor berusia
tua seperti Sean Connery masih beraksi sebagai bintang utama. Slamet sendiri masih
ingin menjadi peran utama dalam sebuah film.

6. Mathias Muchus

Mathias Muchus (lahir di Pagar Alam, Sumatra Selatan, 15 Februari 1957; umur 64
tahun) adalah seorang aktor senior Indonesia. Mathias Muchus memiliki darah
Minangkabau dari ayahnya yang berasal Solok Sumatra Barat.

Setelah lulus SMA ia memutuskan merantau ke Jakarta. Muchus kuliah di Institut


Kesenian Jakarta, jurusan Teater. Tentunya, semasa kuliah ia terlibat dalam seni peran
dan juga tak jarang tampil di atas panggung.
Bakat aktingnya ditemukan oleh Penulis Script Tatiek Maliyati yang saat itu sedang
membantu suaminya sutradara Wahyu Sihombing membuat sinetron "Losmen" di TVRI
pada awal 1980an. Tatiek W Maliyati yang juga dosen pengajar di IKJ
merekomendasikannya bermain dalam sinetron tersebut. Di sana Mathias Muchus beradu
akting dengan para artis senior seperti Mieke Wijaya, Mang Udel, dan juga penyanyi
populer Dewi Yul. Sinetron tersebut juga ikut mempopulerkan nama artis Eeng Saptahadi
dan Ida Leman.

7. Indro Warkop

Indrodjojo Kusumonegoro, lahir di Purbalingga, 8 Mei 1958, adalah seorang aktor dan
satu-satunya anggota grup lawak Warkop yang masih hidup, sejak terkenal di era 1980
sampai 1990-an.

Dia memulai kariernya di dunia hiburan sejak tahun 1978. Selang setahun ia pun
memulai kariernya di dunia seni peran dengan membintangi film berjudul Mana Tahan
sebagai Paijo.

Namanya dikenal publik ketika ia tergabung dengan grup lawak trio bernama Warkop
bersama mendiang Dono, dan Kasino. Bersama Warkop, Indro sudah membintangi lebih
dari 30 film sejak tahun 1980 hingga 1990-an.
Wikipedia. (2021, April 14) Wikipedia. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Rano_Karno

Viva. (2021, May 16) Viva. Retrieved from


https://www.viva.co.id/siapa/read/226-rano-karno

Merdeka. (2020, February 3) Merdeka. Retrieved from


https://m.merdeka.com/rano-karno/profil/

Wikipedia. (2020, September 10) Wikipedia. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Ray_Sahetapy

Kompas. (2020, May 13) Kompas. Retrieved from


https://entertainment.kompas.com/read/2020/05/13/205738966/profil-ray-sahetapy-aktor-
kawakan-bintang-film-darah-dan-mahkota?page=all..

Wikipedia. (2020, September 4) Wikipedia. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Roy_Marten

Wikipedia. (2018, July 10) Wikipedia. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Tio_Pakusadewo

Wikipedia. (2021, January 6) Wikipedia. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Slamet_Rahardjo

Merdeka. (2019, January 16) Merdeka. Retrieved from


https://m.merdeka.com/slamet-rahardjo-djarot/profil/

Wikipedia. (2020, November 29) Wikipedia. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Mathias_Muchus

Viva. (2018, August 7) Viva. Retrieved from


https://www.viva.co.id/siapa/read/837-mathias-muchus

Wikipedia. (2020, September 12) Wikipedia. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Indro_(komedian)

Kompas. (2020, March 2) Kompas. Retrieved from


https://entertainment.kompas.com/read/2020/03/02/191331366/profil-indro-warkop-
pelawak-senior-legendaris

Anda mungkin juga menyukai