Anda di halaman 1dari 12

Warkop

 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Halaman ini berisi artikel tentang grup lawak Indonesia. Untuk warung kopi di
Wikipedia, lihat Wikipedia:Warung Kopi.
"Warkop Prambors" dan "Warkop DKI" dialihkan ke halaman ini. Untuk tempat yang
menjual minuman kopi, lihat Warung kopi.

Warkop

Media Radio, film dan televisi

Kebangsaan Indonesia

Tahun aktif 1974–1985 (sebagai Warkop Prambors)

1986–1997 (sebagai Warkop DKI)

1998–sekarang (sebagai Warkop)

Genre Komedi

 Dono
Anggota
 Kasino

 Indro

 Nanu Moeljono

 Rudy Badil

Warung Kopi, lebih dikenal dengan singkatan Warkop (sebelumnya dikenal juga


dengan nama Warkop Prambors dan Warkop DKI), adalah grup lawak yang
dibentuk oleh Nanu (Nanu Moeljono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono),
Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy,
Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan
Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta. Mereka pertama kali meraih
kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan
dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara
lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh
radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias
Menteng Pinggir.
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan
Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal),
Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori. Kasino yang asli Gombong perannya
bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan
Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak)
sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa). Sekarang yang
tertinggal sendiri adalah Indro karena yang telah meninggal beberapa tahun yang
lalu adalah Dono dan Kasino.

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Awal mula[sunting | sunting sumber]
Grup ini bermula dari sebuah acara radio yang digagas oleh Temmy Lesanpura,
seorang produser hiburan radio Prambors di Jakarta. Tahun 1974, Temmy bertemu
dengan Kasino, Nanu Moeljono, dan Rudy Badil, mahasiswa Universitas
Indonesia (UI) yang memang terkenal suka membuat humor di depan teman-
temannya.[1] Temmy yang mengepalai Radio Prambors berhasil meyakinkan
ketiganya untuk mengisi acara setiap hari kamis malam pada pukul 20.30 sampai
21.15 WIB. Tak ada persiapan apapun, tetapi karena memang mereka menghibur
dengan hati dan otak, ide-ide lawakan selalu muncul sebelum mereka siaran. Acara
yang bertajuk “Obrolan Santai di Warung Kopi” tersebut terbukti bisa menarik
perhatian para pendengar.[2]
Setahun kemudian, Dono, rekan mereka di UI bergabung bersama grup lawak
tersebut.[3][4] Mereka berempat cukup dikenal oleh penggemar radio Prambors dengan
lawakannya yang segar dan berisi. Pada tahun 1976, Indro, mahasiswa Universitas
Pancasila yang paling muda usianya diajak bergabung. Kelimanya kemudian dikenal
sebagai punggawa acara Warkop Prambors yang populer di radio tersebut pada
medio 1970-an. Saat itu Warkop beranggotakan lima orang yaitu Kasino, Nanu,
Rudy Badil, Dono, dan Indro sangat ramai diperbincangkan oleh publik, hingga
akhirnya mereka ditawari untuk tampil di panggung. [1][2] Baru pada acara Terminal
Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-
benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal
Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu
memperkenalkan grup PSP, yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor
mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat
orang, setiap personel mendapat Rp 250.000.
Mereka mendapat banyak tawaran dalam berbagai kesempatan tampil di acara
hiburan panggung. Lawakan mereka yang berkelas mahasiswa, tidak kampungan,
ataupun pasaran, membuat mereka tampil beda dibanding grup-grup lawak lainnya
yang telah lebih dahulu populer di tanah air. [1] Sayang pencapaian grup Warkop
hingga kemudian menjadi terkenal dan menjadi legenda tidak dilalui bersama-sama
oleh kelima anggotanya. Pada saat sudah naik di atas panggung, Rudy Badil selalu
mengalami demam panggung yang tak bisa diatasinya. Ia memutuskan untuk
mengundurkan diri dari Warkop lantaran merasa demam panggung tersebut.
Keempat rekannya meneruskan kiprah impian mereka dalam berbagai kesempatan
yang mereka peroleh dalam dunia hiburan panggung, yang kemudian berlanjut pada
rekaman kaset, dan film. Mundurnya Rudy Badil membuat ia sebagai satu-satunya
anggota yang tidak terlibat dalam satupun film yang dibintangi oleh para anggota
Warkop.[1]
Era film[sunting | sunting sumber]
Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-
film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel
Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Film pertama yang mereka bintangi
dalam bendera Warkop Prambors adalah film komedi yang berjudul Mana Tahan.
Film tersebut dirilis pada tahun 1979, menampilkan beberapa artis terkenal masa itu
seperti Rahayu Effendi, Kusno Sudjarwadi, dan Elvy Sukaesih. Kesuksesan film
tersebut menyebabkan berlanjutnya tawaran film-film bergenre komedi berikutnya
kepada mereka.[1] Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka
mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul
film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film
menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir
semua bioskop utama di seluruh Indonesia.
Pada film-film pertama mereka yang diproduksi oleh Bola Dunia Film, personel
Warkop memerankan tokoh Slamet (diperankan oleh Dono), Sanwani (Kasino), dan
Paijo (Indro) contohnya dalam Mana Tahan. Namun, dalam film-film selanjutnya,
mereka memerankan nama asli mereka (Dono, Kasino, Indro).
Namun perjalan karier itu hanya diikuti oleh Kasino, Dono, dan Indro saja. Nanu
Moeljono, setelah sempat membintangi film Mana Tahaaan... bersama mereka,
memutuskan mengundurkan diri pada tahun 1979. Ditinggalkan oleh Nanu, Warkop
hanya terdiri dari tiga orang dan grup lawak ini masih berjalan seperti biasa.
Meskipun hanya bertiga, dipimpin oleh Kasino, mereka masih tetap bisa menghibur
para penggemarnya. Ketiganya kemudian bahkan semakin berkibar dengan rentetan
film-film komedi yang meledak di pasaran. [1]
Untuk mengisi peran yang ditinggalkan Nanu, Warkop Prambors pada beberapa film
mereka di awal tahun 1980-an sempat beberapa kali menggunakan beberapa
pemain pembantu yang bisa mengimbangi mereka bertiga sebagai tokoh sentral
komedi. Diantaranya adalah Dorman Borisman dan Mat Solar. Namun dalam
perkembangannya mereka akhirnya lebih memilih tampil bertiga saja sebagai
pemeran utama dan tokoh sentral dalam film-film berikutnya. Popularitas mereka
bertiga semakin populer lewat film-filmnya yang semakin dikenal dan dicintai
masyarakat.[1]
Di luar Warkop, Nanu sempat membintangi sebuah film lain berjudul Kisah Cinta
Rojali dan Zuleha pada tahun yang sama. Setelah membintangi film tersebut, Nanu
kemudian menghilang dari dunia hiburan. Ia menderita sakit yang cukup parah
hingga akhirnya meninggal pada 22 Maret 1983 di usia 30 tahun karena
penyakit kanker ginjal. Nanu dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah
Kusir.[1]
Selanjutnya perjalanan grup ini dikenal dengan Trio Dono-Kasino-
Indro atau DKI (yang merupakan plesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota).
Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi
tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus
membayar royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka
itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan
praktik upeti itu. Nama "DKI" sendiri mulai digunakan pada tahun 1986. [2][1]
Era televisi[sunting | sunting sumber]
Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, Warkop DKI pun
mulai menyapa masyarakat lewat sinetron. Warkop DKI mempunyai sinetron komedi
di Indosiar pada tanggal 11 Mei 1995 hingga 31 Mei 2003 televisi garapan Soraya
Intercine Films yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina
Umboh.

 Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina


Suwandi
 Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina
Umboh
 Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya
dari Indro
 Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono
Sinetron ini sempat laris ditonton masyarakat. Namun, di tengah
episode, Kasino mulai jarang terlihat. Hal ini disebabkan karena Kasino jatuh sakit
dan tidak bisa melanjutkan syuting hingga akhirnya meninggal.
Setelah Kasino meninggal, tersisa Dono dan Indro. Mereka tak bisa membawa
nama Warkop DKI karena DKI merupakan kepanjangan dari Dono, Kasino, dan
Indro. Maka dari itu, Indro mengubah nama grup menjadi hanya Warkop saja dan
kemudian judul sinetron yang mereka bintangi pun dirombak total dengan format
miniseri televisi dengan judul Warkop Millenium. Kejayaan kedua sisa personil
terakhir Warkop DKI tersebut tidak bertahan lama. Pada 30 Desember 2001 Dono
meninggal dunia akibat penyakit sesak napas yang sudah lama diidapnya. Dunia
hiburan tanah air dikejutkan oleh berita komedian yang sangat populer dengan
wajah khas bemo nya ini. Sepeninggal Dono pembuatan sinetron yang masih
dibintanginya bersama Indro itu pun terhenti. Sebelum wafat, Dono juga sempat
berpesan kepada Indro agar tetap meneruskan nama besar Warkop hingga akhir
hayatnya.

Personil[sunting | sunting sumber]
Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak
bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus
kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga
kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan
kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat
berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan
Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

No. Nama Potret Aktif di Warkop

Kasino Hadiwibowo
1 1974–1997
(1950–1997)
Nanu Moeljono
2 1974–1979
(1952–1983)

Rudy Badil
3 1974–1979
(1945–2019)

Wahjoe Sardono
4 1975–2001
(1951–2001)

Indrodjojo Kusumonegoro
5 1976–sekarang
(lahir 1958)

Proses kreatif[sunting | sunting sumber]


Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran
intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang
kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya
profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka
dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi
pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia
diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan,
melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan
manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti
menyetrika kostum para personel Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena
ia sadar di sinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing
sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk
kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang
yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

Diskografi (kaset)[sunting | sunting sumber]


 Kaset 01 Cangkir Kopi (Warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada
Nanu)
 Kaset 02 Warung Tenda (masih ada Nanu)
 Kaset 03 Mana Tahan
 Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
 Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh
hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
 Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya
ke Kasino yang orang Bali)
 Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan
Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
 Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa,
Dono dan Kasino sebagai warga)
 Kaset 09 Makin Tipis Makin Asyik (Indro sebagai Pak Guru, Kasino dan
Dono sebagai murid-murid)

Filmografi[sunting | sunting sumber]

Beberapa Poster Film Warkop DKI

Informasi lebih lanjut: Daftar film Warkop


Dari tahun 1979 sampai dengan tahun 1994, Warkop telah membintangi 35 judul film
dengan 34 film diantaranya bertemakan drama komedi. [N 1] Tetapi kebanyakan film
Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran
hak cipta, yaitu digunakannya lagu tema The Pink Panther karya komponis Henry
Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film, meskipun alunan
simponinya dalam beberapa judul film sudah diubah supaya tidak terlalu mirip.
Setiap tahunnya, Warkop hanya merilis maksimal dua sampai tiga judul film dengan
masa tayang awal yang disesuaikan dengan liburan Hari Raya Idul Fitri dan liburan
Natal dan Tahun Baru.
Di tahun 2021, Netflix mengumumkan beberapa judul film warkop akan dirilis secara
global dan dilengkapi teks bahasa inggris.

Tahun Judul Pemeran pendukung Ref.

1979 Mana Tahaaan... Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi [5]

Gengsi Dong Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom [6]

GeEr - Gede Rasa Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati [7]

1980
Pintar Pintar Bodoh Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman [8]

Untukmu Indonesiaku Swara Maharddhika dan Trio Bebek [9]

Manusia 6.000.000
Eva Arnaz, Dorman Borisman dan Abdul Hamid Arief [10]

Dollar
1981

IQ Jongkok Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir [11]

Setan Kredit Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar [12]

1982
Chips Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom [13]

Dongkrak Antik Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama [14]

Maju Kena Mundur


1983 Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us [15]

Kena

Pokoknya Beres Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us [16]

Tahu Diri Dong Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us [17]

1984
Itu Bisa Diatur Ira Wibowo, Lia Warokka dan Aminah Cendrakasih [18]
Kesempatan Dalam Lydia Kandou, Nena Rosier, Lia Warokka, dan Kaharuddin [19]

Kesempitan Syah
1985

Gantian Dong Ira Wibowo, Lia Warokka, Leily Sagita dan Advent Bangun [20]

Sama Juga Bohong Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara [21]

Atas Boleh Bawah Boleh Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah [22]

1986

Depan Bisa Belakang


Eva Arnaz dan HIM Damsyik [23]

Bisa

Makin Lama Makin


Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul [24]

Asyik
1987

Saya Suka Kamu Punya Doyok dan Didik Mangkuprojo [25]

Jodoh Boleh Diatur Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen [26]

1988
Malu-Malu Mau Nurul Arifin, Suyadi dan Sherly Malinton [27]

Godain Kita Dong Lisa Patsy, Ida Kusumah, Tarsan, dan Diding Boneng [28]

1989
Sabar Dulu Doong...! Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz [29]

Nurul Arifin, Zainal Abidin, Sally Marcellina, dan Diding


1990 Mana Bisa Tahan [30]

Boneng

Eva Arnaz, Fortunella, Hengky Solaiman, dan Diding


Lupa Aturan Main [31]

Boneng
1991

Sudah Pasti Tahan Nurul Arifin dan Sherly Malinton [32]

1992 Bisa Naik Bisa Turun Kiki Fatmala, Fortunella, Fritz G. Schadt, Gitty Srinita, [33]
dan Diding Boneng

Masuk Kena Keluar Kiki Fatmala, Fortunella, Sally Marcellina, dan Diding [34]

Kena Boneng

Salah Masuk Fortunella, Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim [35]

Bagi-Bagi Dong Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati [36]

1993
Bebas Aturan Main Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari [37]

Saya Duluan Dong Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik [38]

1994
Sally Marcellina, Pak Tile, Taffana Dewi, dan Diding
Pencet Sana Pencet Sini [39]

Boneng

Referensi[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki[sunting | sunting sumber]
1. ^ Film Untukmu Indonesiaku yang dirilis pada 1980 menjadi film non-komedi satu-satunya
grup Warkop.

Situs web dan jurnal lainnya[sunting | sunting sumber]


1. ^ Lompat ke:a b c d e f g h i Badil, Rudi (2010).  Warkop: main-main jadi bukan main. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799102881.
2. ^ Lompat ke:a b c "Sumber Inspirasi Grup Lawak Warkop DKI".  Narasi.tv. Diakses
tanggal 21 Februari  2021.
3. ^ "Bukan Solo, Ini Sebenarnya Daerah Asal Dono". Republika Online. Diakses tanggal  24
Agustus 2018.
4. ^ "Wahjoe Sardono". Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI
Jakarta. Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 30
Oktober  2013.
5. ^ "Mana Tahan". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
6. ^ "Gengsi Dong". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
7. ^ "Geer - Gede Rasa". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
8. ^ "Pintar Pintar Bodoh".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
9. ^ "Untukmu Indonesiaku".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
10. ^ "Manusia 6.000.000 Dollar". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
11. ^ "IQ Jongkok". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
12. ^ "Setan Kredit".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
13. ^ "CHIPS (Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial)".  Film Indonesia. Diakses
tanggal 5 Mei 2022.
14. ^ "Dongkrak Antik".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
15. ^ "Maju Kena Mundur Kena".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
16. ^ "Pokoknya Beres".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
17. ^ "Tahu Diri Dong".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
18. ^ "Itu Bisa Diatur". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
19. ^ "Kesempatan Dalam Kesempitan". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
20. ^ "Gantian Dong". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
21. ^ "Sama Juga Bohong". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
22. ^ "Atas Boleh Bawah Boleh". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
23. ^ "Depan Bisa Belakang Bisa".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
24. ^ "Makin Lama Makin Asyik". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
25. ^ "Saya Suka Kamu Punya".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
26. ^ "Jodoh Boleh Diatur".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
27. ^ "Malu-Malu Mau".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
28. ^ "Godain Kita Dong".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
29. ^ "Sabar Dulu Dong".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
30. ^ "Mana Bisa Tahan". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
31. ^ "Lupa Aturan Main".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
32. ^ "Sudah Pasti Tahan".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
33. ^ "Bisa Naik Bisa Turun".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
34. ^ "Masuk Kena Keluar Kena". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
35. ^ "Salah Masuk".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
36. ^ "Bagi-Bagi Dong". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
37. ^ "Bebas Aturan Main".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.
38. ^ "Saya Duluan Dong". Film Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2022.
39. ^ "Pencet Sana Pencet Sini".  Film Indonesia. Diakses tanggal  5 Mei  2022.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Warkop.

 Situs web resmi


sembunyi
 l

 b

 s
Warkop

 Dono

 Kasino

Personel  Indro

 Nanu

 Rudy Badil

m orsinil  Mana Tahan (1979)

 Gengsi Dong (1980)

 Gede Rasa (1980)

 Pintar Pintar Bodoh (1980)

 Manusia 6.000.000 Dollar (1981)


 IQ Jongkok (1981)

 Setan Kredit (1982)

 Chips (1982)

 Dongkrak Antik (1982)

 Maju Kena Mundur Kena (1983)

 Pokoknya Beres (1983)

 Tahu Diri Dong (1984)

 Itu Bisa Diatur (1984)

 Gantian Dong (1985)

 Kesempatan Dalam Kesempitan (1985)

 Sama Juga Bohong (1986)

 Atas Boleh Bawah Boleh (1986)

 Depan Bisa Belakang Bisa (1986)

 Makin Lama Makin Asyik (1987)

 Saya Suka Kamu Punya (1987)

 Jodoh Boleh Diatur (1988)

 Malu-Malu Mau (1988)

 Godain Kita Dong (1989)

 Sabar Dulu Dong (1989)

 Mana Bisa Tahan (1990)

 Lupa Aturan Main (1991)

 Sudah Pasti Tahan (1991)

 Bisa Naik Bisa Turun (1992)

 Masuk Kena Keluar Kena (1992)

 Salah Masuk (1992)

 Bagi-Bagi Dong (1993)

 Bebas Aturan Main (1993)

 Saya Duluan Dong (1994)

 Pencet Sana Pencet Sini (1994)

 Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016)

 Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 (2017)


ri reborn
 Warkop DKI Reborn 3 (2019)

 Warkop DKI Reborn 4 (2020)

 Warkop DKI Series Season 1 (1996)

Serial  Warkop DKI Series Season 2 (1997)

televisi  Warkop Millenium Season 1 (1999)

 Warkop Millenium Season 2 (2000)


 Gadis Warkop

 Obrolan Santai di Warung Kopi

Terkait  Radio Prambors

 Untukmu Indonesiaku

 Warkop DKI Kartun


Kategori: 
 Warkop
 Grup lawak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai