Arimba
KITAB-19
Yogya, 2020
SETELAH KURUKASETRA
Darah tak juga reda dari bekas luka menganga meski panah-tombak
telah kembali ke warangka
hujan menyapu debu, tapak kuda, jejak kereta, dan mendung di atas kepala
rumput-rumput telah berbunga, daun berkaca-kaca dalam cahaya
Yogya, 2020
BATU RINDU
Telah mengeras di ruang itu, sejak awal waktu sejak mula bertemu,
kata tak terucap di dadamu, di dadaku
2020
SIMULAKRA BENCANA
Yogya, 2020
MENYANGKAL CORONA
Seorang mahasiswa yang belum sarapan sedari pagi sebab kiriman terlambat karena lockdown di
kampung, mengganjal perut dengan kacang goreng setengah basi, oleh-oleh pacarnya sebulan
lalu ketika menyambangi, tiba-tiba batuk sedemikian rupa.
Ibu kost mendengar suara batuk meminta segera periksa karena takut menderita gejala, maka
berangkatlah ia menuju rumah sakit yang berada di dekat kampusnya, tapi dalam perjalanan
sebuah sedan menyambar tubuhnya dan membuatnya meregang nyawa.
Sorenya dalam sebuah peti, mayat mahasiswa tersebut telah terbungkus rapi. Di sebuah
angkringan seorang dosen bertanya, “Apa penyebab kematiannya?”
Seorang filsuf yang biasa ngopi menjawabnya, “Itu tergantung diagnosa dokternya”
“lho kog bisa?”
“ada seratus tigapuluh juta alasan menjawabnya.”
Yogyakarta, 2020
Tentang Penulis: