Anda di halaman 1dari 29

Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Dalam tugas hidrostatis dan bonjean ini akan dibuat kurva hidrostatis dan
bonjean dari suatu kapal. Pengerjaan kurva ini berdasarkan hasil data perhitungan
dari rencana garis (linesplan) kapal yang sudah dibuat pada semester 3.
Kurva Hydrostatic merupakan kurva yang menunjukkan karakreristik dan sifat
badan kapal yang tercelup air atau di bawah garis air (water line) pada saat Even
Keel , sedangkan kurva Bonjean merupakan kurva yang menunjukkan luas tiap-tiap
Station sebagai fungsi sarat dari kapal.
1.2 Tujuan

Tujuan dalam tugas hidrostatis dan bonejean ini adalah agar mahasiswa mampu:

 Mampu membuat kurva hidrostatis dan bonjean.


 Memahami karakteristik-karakteristik badan kapal pada kurva hidrostatis
dan bonjean, antara lain: MSA, WPA, CW, CM, CB, CP, MTC, WSA,
displacement, shell displacement, LBM, LKM, LCB, LCF, TKM, TBM,
TPC, DDT, MTC.
 Mengetahui cara membaca dan menggunakan kurva hidrostatis dan
bonjean

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 1


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

BAB II
KURVA HIDROSTATIS DAN BONJEAN

2.1 DATA KAPAL


Dalam Hidrostatis Bonjean akan dibuat kurva hidrostatis dan bonjean dari data
kapal yang sudah dibuat pada Rencana Garis yaitu sebagai berikut :
Jenis kapal = Oil Tanker

LOA = 169,3 m

LWL = 165 m

LPP = 161 m

B = 21 m

T = 8,6 m

H = 11 m

Vs = 17 knot

Cb = 0,6933

2.2 Kurva Hidrostatis

Kurva Hidrostatis merupakan kurva yang menunjukkan karakreristik dan sifat


badan kapal yang tercelup air atau di bawah garis air (water line) pada saat Even Keel.
Dari kurva hidrostatis tersebut, kita dapat meninjau karakteristik kapal pada tiap - tiap
kondisi atau ketinggian garis air (water line). Kurva hidrostatik terdiri dari dua sumbu
utama yang saling tegak lurus. Sumbu mendatar adalah besaran daripada karakteristik
kapal dalam skala tertentu, sedangkan garis vertikal menunjukkan sarat tiap water line.
Kurva hidrostatik digambar sampai sarat penuh dan tidak berlaku untuk kondisi
kapal trim. Perhitungan dan penentuan tiap-tiap kurva hidrostatik terdapat pada
lampiran. Terdapat 19 kurva dalam kurva hidrostatis keseluruhan. Tiap-tiap kurva

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 2


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

menggambarkan nilai karakteristik kapal pada sarat tertentu. Berikut adalah


karakteristik kapal yang terdapat pada kurva hidrostatis :

2.2.1 Displacement Moulded

Displacement Moulded adalah berat volume air laut yang dipindahkan karena adanya
volume carena (Volume badan kapal dibawah garis air) tanpa kulit. Nilai ini didapat
dari perkalian volume carene dengan berat jenis air laut yaitu 1.025 ton/m3.

2.2.2 Displacement ()

Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya volume badan
kapal yang tercelup ke dalam air (volume carena) termasuk juga akibat tambahan
berat pelat kulit. Jadi displacement di sini adalah penjumlahan dari displacement
moulded dengan shell displacement.

2.2.3 Water Plane Area (WPA)


Water Plane Area (WPA) adalah Luasan bidang garis air. Menunjukkan Luasan
bidang garis air yang sejajar dengan bidang dasar untuk tiap – tiap sarat.

Gambar 1. Waterplane Area

2.2.4 Midship of Section Area (MSA)

Midship of Section Area (MSA) adalah luas moulded kapal pada section midship
untuk tiap-tiap sarat kapal. Harga MSA untuk tiap sarat dapat diketahui dari lampiran
Tabel B yang dirumuskan sebagai berikut

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 3


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

Gambar 2. Midship Sectional Area

2.2.5 Wetted Surface Area (WSA)

Wetted Surface Area (WSA) adalah luas permukaan badan kapal (luar permukaan
kulit kapal) yang tercelup dalam air pada setiap water line-nya. WSA didapat dari
jumlah perkalian half girth dengan faktor luas pada setiap station dan setiap water
line-nya.

2.2.6 Coefficient of Waterline (Cwl)


Coefficient of Waterline (CWL) adala nilai perbandingan antara luas bidang garis air
tiap water line dengan sebuah segi empat dengan panjang L dan lebar B dimana L
adalah panjang maksimum dari tiap water line dan B adalah lebar maksimum dari
tiap water line. CWL dirumuskan sebagai berikut:
WPA
CWL = (Lwl x B) (2.2)

Gambar 3. Coefficient of Waterline

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 4


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.2.7 Midship Coefficient (Cm)

Midship Coefficient (CM) adalah perbandingan luas penampang midship kapal dengan
luas suatu penampang dengan lebar B dan tinggi T untuk tiap water line.

𝑀𝑆𝐴
𝐶𝑀 = (2.5)
(𝐵 𝑥 𝑇)

Gambar 4. Midship coefficient


2.2.8 Block Coefficient (CB)

Block Coefficient (CB) adalah perbandingan volume carena (volume badan kapal di
bawah garis air) dengan balok yang dibatasi oleh balok dengan panjang L, lebar B
dan tinggi T yang berlaku untuk tiap - tiap water line. Dengan demikian CB dapat
dirumuskan sebagai berikut :


CB 
Lwl  B  T 

Gambar 5 Block Coefficient

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 5


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.2.9 Prismatic Coefficient (C P)

Prismatic Coefficient (CP) adalah perbandingan volume carena dengan volume


prisma dengan luas penampang midship kapal dan panjang L. Dengan perhitungan
lebih lanjut CP dapat dirumuskan sebagai berikut:

 C
  B
MSA  Lwl  CM

Gambar 6 Prismatic Coefficient

2.2.10 Longitudinal Centre of Bouyancy (LCB / B)

Longitudinal Centre of Bouyancy LCB atau B adalah jarak titik tekan (titik
buoyancy) terhadap station midship kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam
meter. Tanda negatif (-) dan positif (+) menunjukkan letaknya ada di depan midship
(+) dan di belakang midship (-).

Titik B merupakan titik tangkap gaya tekan keatas (V) atau juga didefinisikan
sebagai titik berat / titik pusat volume bagian kapal yang berada dibawah garis air.

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 6


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

Gambar 7 LCB

2.2.11 Keel to Center of Bouyancy (KB)

Keel to Center of Bouyancy (KB) adalah jarak titik tekan (titik bouyancy) ke lunas
kapal dalam meter.

Gambar 8 KB

2.2.12 Longitudinal Centre of Floatation (LCF / F)

Longitudinal Centre of Floatation (LCF) atau (F) adalah jarak titik berat garis air
terhadap penampang tengah kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter.
Seperti juga LCB tanda (-) dan (+) menunjukkan bahwa titik LCF terletak di depan
dan di belakang midship.

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 7


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

Gambar 9 Longitudinal Centre of Floatation (LCF)

2.2.13 Longitudinal Centre of Bouyancy to Metacentre (LBM)

Longitudinal Centre of Bouyancy to Metacentre (LBM) adalah jarak titik tekan


bouyancy secara memanjang terhadap titik metacenter. Satuannya dalam meter (m).
LBM dirumuskan dalam persamaan : (2.12)
𝐼𝐿
𝐿𝐵𝑀 =

Δ = displacement
IL = momen inersia memanjang
(2.13)

Gambar 10 Longitudinal Centre of Buoyancy to Metacentre (LBM)

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 8


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.2.14 Longitudinal Keel to Metacentre (LKM)

Longitudinal Keel to Metacentre (LKM) adalah letak metacenter memanjang


terhadap lunas kapal untuk tiap sarat kapal dalam meter. LKM merupakan
penjumlahan LBM dan KB.

LKM = KB + LBM

2.2.15 Transverese Centre of Bouyancy to Metacenter (TBM)

Transverese Centre of Bouyancy to Metacenter (TBM) adalah jarak titik tekan (titik
bouyancy ) /( titik pusat gaya tekan ke atas) secara melintang hingga titik metacenter.
Satuannya dalam meter (m). Perhitungan TBM dirumuskan sebagai berikut :
𝐼𝑇 (2.7)
𝑇𝐵𝑀 = ∆

Δ = displacement
IT = momen inersia melintang (2.8)

Gambar 11 TKM

2.2.16 Transverse of Keel to Metacenter (TKM)

Transverse of Keel to Metacenter (TKM) adalah letak titik metacenter melintang


diukur dari lunas kapal untuk tiap-tiap water line-nya. Satuannya dalam meter (m).

(2.9)

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 9


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

TKM = KB + TBM

2.2.17 Ton Per Centimeter Immersion (TPC)


Ton Per Centimeter Immersion (TPC) adalah jumlah ton (w) yang diperlukan untuk
mengadakan perubahan sarat kapal sebesar 1 cm. Bila kita menganggap tidak ada
perubahan luas garis air pada perubahan sarat sebesar 1 cm, atau pada perubahan 1
cm tersebut dinding kapal dianggap vertikal. Jadi jika kapal ditenggelamkan sebesar
1 cm, maka perubahan volume adalah hasil kali luas garis air dengan tebal pelat pada
garis air tersebut.

Gambar 12. Ton per Centimeter Immersion (TPC)

2.2.18 Moment to change Trim one Centimetre (MTC)

Moment to change Trim one Centimetre (MTC) adalah momen yang diperlukan
untuk mengadakan trim sebesar 1 cm. Satuannya dalam ton-meter. Secara
matematis MTC dirumuskan sebagai berikut:
(2.18)
(LBM x ∆)
MTC =
(100 x Lpp)

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 10


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

Gambar 13 Moment to change Trim one Centimetre (MTC)

2.2.19 Displacement Due to one centimetre of Trim (DDT)

Displacement Due to one centimetre of Trim (DDT) adalah besarnya perubahan


displacement kapal yang diakibatkan oleh perubahan trim kapal sebesar 1 cm.
Perumusan DDT adalah sebagai berikut:
(2.19)
(F x TPC)
DDT =
Lpp

Gambar 14. Displacement due trim

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 11


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.3 Kurva Bonjean


Kurva Bonjean adalah kurva yang menunjukkan luas tiap tiap station pada setiap
sarat. Jadi untuk menghitung luas station sampai setinggi sarat yang diinginkan dapat
di baca pada lengkung - lengkung bonjean dengan menarik garis mendatar hingga
memotong lengkung bonjean pada station dan sarat yang diinginkan. Pada umumnya
lengkung bonjean cukup digambarkan sampai dengan geladak tepi kapal (Upper Deck
Side Line) sepanjang kapal.

Lengkung bonjean berfungsi untuk mendapatkan volume dan displacement tanpa


kulit pada setiap sarat yang dikehendaki, baik kapal tersebut dalam keadaan even-keel
maupun trim dan juga pada saat kapal terkena gelombang. Untuk langkah pengerjaan
selanjutnya lengkung bonjean digunakan untuk perhitungan kebocoran (Floodable
Length).

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 12


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.4 Penjelasan Tabel Perhitungan Hidrostatis dan Bonjean

Dalam perhitungan hidrostatis dan bonjean akan lebih mudah dibuat tabel
perhitungan. Tabel perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah penjelas
dari setiap tabel.

2.4.1 Perhitungan Tebal Plat


Pada langkah awal pengerjaan Hidrostatis dan Bonjean dilakukan terlebih
dahulu perhitungan tebal plat menurut BKI Vol II Tahun 2009 section 6 dan 7
tentang Shell and Decks Plating. Pada buku tersebut dijelaskan bahwa untuk
perencanaan tebal plat kapal terdapat lima jenis ketebalan yaitu bottom plating, side
shell plating, plate keel, sheerstrake dan deck plating. Menurut BKI Vol II Tahun
2009, ada dua metode perhitungan plat yang berbeda bergantung berapa panjang
LPP dari kapal yang akan direncanakan. Berikut penjelasan perhitungan tebal plat :
a. Bottom Plating
Perencanaan tebal bottom plating adalah perencanaan tebal plat pada
bagian bawah kapal pada daerah bilga.
- LPP < 90 m

(2.20)
- LPP ≥ 90 m

(2.21)

(2.22)

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 13


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

(2.23)

Gambar 15. Ilustrasi Perencanaan Tebal Bottom Plating


b. Plate Keel
Perencanaan tebal plate keel adalah perencanaan tebal plat pada derah
keel kapal.
- Minimum Lebar Plat

(2.24)
- Minimum Tebal Plat

(2.25)
c. Side Plating
Perencanaan tebal side plating adalah perencanaan tebal plat sepanjang
daerah tepi kapal hingga sarat.
- LPP < 90 m

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 14


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

(2.26)
- LPP ≥ 90 m

(2.27)

(2.28)

(2.29)

(2.30)

(2.31)
d. Sheerstrake
Perencanaan tebal sheerstrake adalah perencanaan tebal plat pada
bagian tepi kapal di atas sarat atau pada daerah akil utama (main deck).
- Minimum Lebar Sheerstrake

(2.32)

(2.33)

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 15


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

- Minimum Tebal Sheerstrake

(2.34)
e. Deck Plating
Perencanaan deck plating menurut BKI Vol II Tahun 2009 section 7
adalah sebagai berikut.

(2.35)

(2.36)

(2.37)

(2.38)

Gambar 16. Ilustrasi Perencanaan Deck Plating

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 16


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

Berikut hasil perhitungan tebal plat kapal MT. KUSNI

- Bottom Platting

PB = 112,610 kN/m2
a= 0,6 m
nf = 0,83
k= 1
tB1 = 11,545 mm
tmin = 12,651 mm
tB2 = 9,204 mm
So,
tB = 12,651 mm
tB
taken
= 13 mm

-Plate Keel

b= 1600,250 mm
tFK = 14,651 mm
tFK taken = 15 mm

- Side Platting

Ps = 96,792 kN/m2
a= 0,6 m
nf = 0,83
k= 1
t= 10,809 mm
tS2 / tmin = 8,643 mm
So,
tS = 10,809 mm
tS taken = 11 mm

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 17


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.4.2 Perhitungan pada Tabel A


Tabel A dan B merupakan perhitungan untuk main part. Tabel A mengitung
beberapa fungsi yang nantinya digunakan dalam perhitungan tabel B serta perhitungan
area tiap stasion yang nantinya digunakan untuk menggambar kurva bonjean.
Tabel A dibuat untuk interval waterline. Interval tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang
sama sehingga terdapat 3 waterline yang ditinjau pada tiap tabel A. Hal ini dibuat agar
bisa dihitung dengan rumus Simpson.
Pembagian water line untuk gambar hydrostatic curves dan bonjean curves dalam
perhitungan ini adalah sebagai berikut :
 0 m WL ~ 2 m WL dengan waterline tengah 1 m WL
 2 m WL ~ 4 m WL dengan waterline tengah 3 m WL
 4 m WL ~ 6 m WL dengan waterline tengah 5 m WL
 6 m WL ~ 8,6 m WL dengan waterline tengah 7.3 m WL

Pembagian station adalah 20 station dimulai dari after perpendicular (Ap) hingga fore
perpendicular (Fp).
Data - data yang dimasukkan dalam tabel A adalah :
n : Faktor momen memanjang kapal ditinjau dari midship.
S : Faktor Simpson memanjang kapal.
n’ : Faktor momen vertikal
S' : Faktor Simpson vertikal.
y : Oridnat Half Breadth pada station dan waterline yang ditinjau.
g : Panjang kurva body plan dari midship s/d waterline yang ditinjau pada tiap
station.

Perhitungan tabel A :

 Ordinat half breadth setiap stasion dan setiap waterline yang ditinjau dikalikan
dengan faktor simpson vertikal . Dalam perhitungan ini yang digunakan adalah
faktor simpson 1 4 1. Kemudian di dapat Y.S’ dan dijumlahkan seluruh
waterline untuk setiap stasion.

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 18


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

 Menjumlahkan Y.S’ (perhitungan nomor 1) seluruh stasion pada setiap station


dan di dapatkan fungsi dari area. Fungsi area tersebut dijumlahkan semua dan
di dapat 4 .
 Fungsi area (Y.S’) dikalikan dengan faktor simpson memanjang kapal akan
didapatkan fungsi dari water plane. Kemudian di jumlah seluruhnya didapat 1.
 Fungsi waterplane dikalikan dengan faktor momen memanjang kapal akan
didapatkan fungsi momen memanjang kapal. Kemudian dijumlah seluruhnya
dan didapat 3.
 Fungsi waterplane dikalikan dengan faktor momen vertikal kapal akan
didapatkan fungsi momen vertikal kapal. Kemudian dijumlah seluruhnya dan
didapat 2.
 Ordinat half breadth untuk wl yang ditinjau dipangkatkan 3 kemudian dikalikan
dengan simpson, didapatkan fungsi kubus. Kemudian dijumlah seluruhnya dan
didapat 5.
 Function of cubes dikalikan dengan faktor momen didaptkan fungsi CG untuk
waterplane (6).
 Fungsi CG untuk waterplane dikalikan dengan faktor momen didapatkan
momen (7)
 Half girth setiap stasion dikalikan dengan faktor simpson kemudian
dijumlahkan di dapat (8)

2.4.3 Perhitungan Parameter Hidrostatik (Tabel B)


Pada tabel B dilakukan perhitungan berdasarkan data atau hasil perhitungan
yang didapat dari tabel A. Perhitungan tersebut adalah :

Perhitungan berikut ini merupakan perhitungan untuk garis air teratas. Misal yang
ditinjau adalah 0 m WL – 0.5 m WL maka perhitungan ini adalah untuk karakteristik
pada 0.5 m WL.
 Volume displasemen

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 19


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

Dilakukan perhitungan untuk mendapatkan displasemennya. Menghitung


volume displacsemen menggunakan rumus:
Vol. Disp. = 2  (1/3)  (1/3)  [1]
 Displasemen
Dengan mengalikan volume displasemen dengan massa jenis air laut yaitu
1,025 ton/m3
Displ = 1,025  Vol. Disp.
 KB
KB merupakan jarak dari keel ke titik B. Dapat dihitung dengan menggunakan
rumus
(2 𝑥 𝛽)
𝐾𝐵 = 𝛽 ′ +
1
 B
Jarak titik berat volume interval tersebut ke midship. Dapat dihitung
menggunakan rumus : B= ( [3]  ) / [1]
 WPA = 2  (1/3 )  [4]
 Cw = WPA / (Lwl B)
 MSA = 2  (1/3)  [9]
 Cm = MSA per WL / (B  d)
 Vol. Disp’ merupakan Volume Displacement dari 0 m WL s/d garis air teratas,
perhitungannya dengan menjumlahkan volume displasemen pada tabel B untuk
interval waterline sebelumnya.
 Cb = Vol. Disp' / (Lwl B  d)
 IT = 2  (1/3)  (1/3)  [5]
 TBM = IT / Vol. Disp'
 F = ( [6]  ) / [4]
 IL = ( [7] - ( [6] 2 / [4] ))  2/3 3
 LBM = IL / Vol. Disp'
 WSA = 2  (1/3)  [8]

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 20


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

 Shell Disp. = Volume kulit pada interval tersebut


 = (1.025 / 1)  t  WSA

2.4.4 Perhitungan Cant part (Tabel C)


Tabel C merupakan perhitungan untuk cant part. Seperti biasa cant part dibagi
menjadi 3 bagian pada AP untuk menghitung luas halfbreath dan vertical centre of
buoyancy. Selain pada AP, juga pada midship cant part

2.4.5 Perhitungan Parameter Hidrostatik Cant Part (Tabel D)


Pada tabel D dilakukan perhitungan Displacement, LCB, KB, WPA, LCF,
Inersia longitudinal, Inersia transversal pada cant part yang nantinya akan dijumlahkan
dengan main part. Data yang dimasukan dalam tabel D adalah k yaitu panjang dari cant
part, Lpp, dan Lwl.
 Displacement dapat dihitung dengan mengalikan sectional area
dengan faktor simpson kemudian dijumlahkan dan didapat 1.
 LCB dapat dihitung dengan mengalikan 1 dengan faktor momen
kemudian dijumlahkan dan didapat 2.
 KB dapat dihitung dengan mengalikan VCB dibawah sarat yang
didapat dari tabel C dengan 1 kemudian dijumlahkan dan didapat
3.
 WPA dapat dihitung dengan mengalikan halfbreadth yang didapat
dari tabel C dengan faktor simpson kemudian dijumlahkan dan
didapat 1.
 LCF dapat dihitung dengan mengalikan produk tiap stasion untuk
perhitungan wpa dengan faktor momen kemudian dijumlahkan dan
didapat 2.
 Inersia longitudinal dihitung dengan mengalikan faktor momen
dengan produk tiap stasion pada perhitungan LCF.

Inesia transversal dihitung dengan halfbreadth dipangkatkan 3 dikalikan faktor


simpson.

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 21


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.4.6 Tabel E-J


 Tabel E merupakan tabel perhitungan data cant part untuk WSA, Shell
Displacement, serta perhitungan gabungan WPA dan ФF dari main part dan
cant part.
 Tabel F merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan cant part
untuk LBM dan TBM.
 Tabel G merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan cant part
untuk moulded Displacement, KB dan ФB.
 Tabel H merupakan data akhir hydrostatic calculation untuk seluruh badan
kapal sampai dengan sarat penuh.
 Tabel I merupakan tabel data perhitungan luas potongan station sampai dengan
sarat air rencana (T)
 Tabel J merupakan tabel data perhitungan luas potongan station sampai dengan
upper deck side line (sheer).

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 22


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

2.2.5 Hasil Perhitungan Hidrostatis dan Bonjean

Berikut adalah hasil perhitungan Hidrostatis:


a. Water Plane Area
Berikut adalah hasil dari perhitungan waterplane area.
water plane area
water lines
( WPA ) (m2)
0~2 2277,97
0~4 2378,02
0~6 2478,02
0 ~ 8,6 2724,37

Tabel 1. Hasil Perhitungan Waterplane Area

Dari tabel 2.5.1 dapat luasan bidang garis air pada tiap kenaikan sarat.
b. Midship Section Area
Berikut adalah hasil dari perhitungan midship section area

water lines MSA (m2)


0~2 38,62
0~4 80,57
0~6 122,57
0 ~ 8,6 177,17
Tabel 2. Hasil Perhitungan Midship Section Area
Dari tabel 2.5.2 dapat midship section area pada tiap kenaikan sarat.
c. Displacement
Berikut adalah hasil dari perhitungan displacement (dengan displacement
plat) dan displacement moulded

displ. moulded displacement


water lines
(ton) ( ton )
0~2 4140,75 4166,99
0~4 8940,41 8973,78
0~6 13950,49 13991,50
0 ~ 8,6 20848,07 20900,12
Tabel 3. Hasil Perhitungan Displacement
Dari tabel 2.5.3 dapat displacement pada tiap kenaikan sarat.
d.LCB dan LCF
Berikut adalah hasil dari perhitungan LCB dan LCF

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 23


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

B F
water lines
(m) (m)
0~2 3,83 3,13
0~4 3,30 2,48
0~6 2,81 1,23
0 ~ 8,6 1,61 -4,02
Tabel 4. Hasil Perhitungan LCB dan LCF

Dari tabel 2.5.4 didapat LCB dan LCF pada tiap kenaikan sarat.

e. Koefisien

Berikut adalah hasil dari perhitungan beberapa koefisien kapal.

Cb Cw C
water lines Cp

0~2 0,67 0,62 0,70 0,93


0~4 0,69 0,66 0,72 0,96
0~6 0,70 0,68 0,74 0,97
0 ~ 8,6 0,71 0,70 0,79 0,98
Tabel 5. Hasil Perhitungan Koefisien

Dari tabel 2.5.5didapat Cb,Cp,Cw,Cp pada tiap kenaikan sarat.

f. Parameter Hidrostatis lainnya


Berikut adalah hasil dari perhitungan parameter hidrostatis lainnya, yaitu :
KB, TBM, TKM, LBM, LKM, MTC, dan DDT.

water KB TBM TKM LBM LKM MTC DDT


lines (m) (m) (m) (m) (m)
0~2 1,08 15,91 16,99 663,31 664,39 170,60 0,45
0~4 2,11 7,96 10,08 336,60 338,72 186,92 0,38
0~6 3,15 5,37 8,52 241,62 244,77 209,36 0,19
0 ~ 8,6 4,53 3,91 8,44 216,32 220,85 280,11 -0,70

Tabel 6. Hasil Perhitungan Parameter Hidrostatis lain

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 24


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

- Hasil Perhitungan Bonjean


Berikut adalah hasil perhitungan luasan setiap stasion pada setiap kenaikan
sarat yang nantinya digunakan untuk menggambar kurva bonjean.

Waterline
Station 0-2 0-4 0-6 0-8,6 0-MAIN DECK
Ap 0,00 0,00 0,00 4,84 28,71
1 2,50 5,98 9,99 24,59 57,25
2 7,45 18,13 31,45 59,92 98,23
3 13,73 34,34 59,32 98,70 140,14
4 22,79 52,39 84,39 129,45 174,05
5 27,86 62,84 99,80 149,27 195,70
6 32,34 70,75 110,13 161,69 209,60
7 35,49 75,73 116,43 169,67 218,91
8 38,15 79,70 121,30 175,38 225,30
9 38,62 80,57 122,57 177,17 227,57
10 38,62 80,57 122,57 177,17 227,57
11 38,62 80,57 122,57 177,17 227,57
12 38,62 80,57 122,57 177,17 227,57
13 38,29 80,05 121,74 176,12 226,28
14 37,40 77,93 118,69 171,73 220,69
15 35,19 73,38 111,75 161,65 207,89
16 30,91 64,58 98,46 142,58 183,45
17 21,58 48,45 76,00 112,46 146,97
18 13,11 31,25 50,20 75,59 100,17
19 6,11 15,23 25,00 37,88 50,81
Fp 0,00 0,00 0,00 0,00 1,26
Tabel 7. Perhitungan luasan tiap kenaikan sarat (m2)

Dari Tabel 2.5.7 dapat diketahui berapa nilai luasan dari tiap station berdasarkan sarat
– sarat yang telah ditentukan.

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 25


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

BAB III
PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN

3.1 Perbandingan Hasil Perhitungan Linesplan dan Hidrostatis

Dari hasil perhitungan pada lines plan dan hidrostatis didapat nilai-nilai
berikut:

Tabel 3.1 Perbandingan hasil lines plan dan hidrostatis


Nama Linesplan Hidrostatis
Cw 0,7825 0,79
Cb 0,6933 0,70
Cp 0,7046 0,71
Cm 0,9829 0,98
m 1,627 1,61
WPA 2724,17 2724,37

Tabel 8. Perbandingan nilai

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 26


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan Hidrostatis dan Bonjean pada kapal MT.
KUSNI, didapatkan nilai – nilai sebagai berikut:

- Lpp = 161 m
- Loa = 169,3 m
- Lwl = 165 m
- Vs = 17 knot
- Cb = 0.70
- Cw = 0.79
- Cp = 0.71
- Cm = 0.98
- ∆ = 20848,07 ton
- LCF = -4,02 m
- LCB = 1,61 m

Dari data tersebut dapat diketahui karakteristik kapal MT. KUSNI yaitu:

- Memiliki Displacement sebesar 20848,07 ton


- Memiliki LCF dibelakang midship ditunjukkan dengan tanda negatif
pada nilainya dan LCB di depan midship.

4.2 Saran
Nilai – Nilai koefisien, luas, titik berat, titik berat volume dan lain –
lain yang menjadi parameter Hidrostatis dan Bonjean berubah mengikuti sarat
kapal. Nilai – nilai tersebut sangat dibutuhkan untuk berbagai keperluan
perhitungan setelah perencanaan Hidrostatis dan Bonjean. Maka dibuat kurva
Hidrostatis dan Bonjean yang digambar untuk kapal dalam keadaan keel di
air tenang.

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 27


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

Pada kenyataannya, kurva Hidrostatis dan Bonjean yang terbentuk


dari hasil perhitungan akan terlihat perbedaan dengan kondisi nyatanya.
Maka, dapat dilihat bahwa bentuk kurva Hidrostatik dan Bonjean kurang
sempurna. Hal – hal tersebut dapat terjadi karena:

1. Perhitungan koefisien pada Rencana Garis hanya dihitung melalui


diagram NSP yang tidak diketahui ketelitiannya sedangkan pada
Hidrostatis dan Bonjean menggunakan formulasi matematik.

Berikut ini beberapa saran yang dapat membantu dalam proses pengerjaan
Hidrostatis dan Bonjean kedepannya:

1. Dalam menghitung koefisien – koefisien pada Rencana Garis


menggunakan diagram NSP sebaiknya dilakukan seteliti mungkin agar
nilai yang didapat memiliki koreksi yang tepat jika dibandingkan dengan
nilai dari perhitungan Hidrostatis dan Bonjean.
2. Dalam menggambar dan memproyeksikan garis pada Rencana Garis
harus diperhatikan dengan baik, sehingga dapat meminimalkan
terjadinya kesalahan proyeksi dan pengukuran yang digunakan sebagai
parameter dalam perhitungan Hidrostatis dan Bonjean.

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 28


Laporan Tugas Hidrostatis dan Bonjean

DAFTAR PUSTAKA

Biro Klasifikasi Indonesia(BKI),1978,2001,2004,2006,2009

Comstock , J.P. ,(1988),” Principles of Naval Architecture “ , SNAME

Dokkum, Klaas Van.2003.”Ship Knowledge, A Modern Encyclopedia”.Netherlands

Made Santoso , Ir . I. Gusti & Jusuf Sudjono , Ir. Joswan . ( 1982 ). “ Teori
Bangunan Kapal “ , Jakarta

Murtedjo, Ir Mas. “ Perancangan Lines Plan“.

Rochani . MSc , Ir. Imam , (2003), “ Modul Ajar Teori Bangunan Apung “ ,
Surabaya

Tood , F . H. , ( 1962 ), “ Series 60 – Methodical Experiments with Models Of


Single Screw Merchant Ships “.

Surya, Gilang. 2017. “Laporan Rencana Garis”. Surabaya

GILANG SURYA PRADANA / 0431164000078 29

Anda mungkin juga menyukai