Anda di halaman 1dari 147

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN UMUM

1.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


1.1.1 Kualifikasi badan usaha dengan persyaratan IUJK dan SBU: Kualifikasi
Usaha Menengah, Klasifikasi Bangunan Sipil, Subklasifikasi Jasa
Pelaksana Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Minum dan Air Limbah
serta Bangunan Pengolahan Sampah - SI002;
1.1.2 Ruang lingkup pekerjaan Pembangunan TPA Sampah Kabupaten Kediri
antara lain:
a. Pekerjaan Pematangan Lahan;
b. Pekerjaan Zona Sel Sampah;
c. Pekerjaan Bronjong
d. Pekerjaan Drainase
e. Pekerjaan Perkerasan Jalan
f. Pekerjaan Pagar BRC & Kawat Berdiri
g. Pekerjaan Buffer Zone
h. Pekerjaan Pos Jembatan Timbang
i. Pondasi Jembatan Timbang dan Unit Timbangan
j. Unit Bak Screen
k. Unit Equalisasi
l. Unit ABR
m. Unit Fakultatif dan Maturasi
n. Unit Wetland
o. Unit Bak Kontrol
p. Unit Perpipaan
q. Unit Bak Klorinasi
r. Pekerjaan paving
s. Pekejraan Penerangan Sekitar TPA
t. Pekerjaan Sumur Pantau
u. Bak Kontrol dalam Sel
v. Pekerjaan Gapura
w. Pekerjaan Jembatan
x. Biaya Manajemen K3

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


1
SPESIFIKASI TEKNIS

1.2 PEKERJAAN UTAMA


Pekerjaan utama yang diuraikan dalam metode pelaksanaan pekerjaan adalah
sebagai berikut:

No Pekerjaan Utama

1 PEKERJAAN ZONA SEL SAMPAH

I. Pekerjaan Tanah + ( Cut&Fill )

II. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Geomembran dan Geotekstil

III. Pekerjaan Perpipaan Lindi

IV. Pekerjaan Urugan Media

2 PEKERJAAN INSTALASI PENGOLAHAN LINDI (IPL)

J. UNIT BAK SCREEN

K. UNIT EQUALISASI

L. UNIT ABR

M. UNIT FAKULTATIF DAN MATURASI

N. UNIT WETLAND

O. UNIT BAK KONTROL

P. UNIT PERPIPAAN

Q. UNIT BAK KLORINASI

3 PEKERJAAN BRONJONG

4 PEKERJAAN DRAINASE

5 PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

6 PEKERJAAN POS JEMBATAN TIMBANG + UNIT TIMBANGAN

1.3 BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN:

No Jenis Pekerjaan yang wajib disubkontrakkan

I. Pekerjaan Utama (kepada Penyedia Jasa Spesialist)

1 Pekerjaan Bronjong (SP012)

II. Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


2
SPESIFIKASI TEKNIS

1 Pekerjaan Buffer Zone

1.4 DAFTAR PERSONIL MANAJERIAL


Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk organisasi
pelaksanaan proyek, yaitu sebagai berikut:

No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat Kompetensi


Pendidikan/Ijazah pekerjaan yang Kerja Kerja
akan Profesional
dilaksanakan (Tahun)

1 S-1, Teknik Sipil Project Manager 7 (tujuh) SKA Ahli Madya


Manajemen Proyek (602)
/ Manajemen Konstruksi
(601)
2 S-1, Teknik Sipil Manajer Teknis 5 (lima) SKA Ahli Muda Sumber
Daya Air (211)
3 S-1, Ekonomi Manajer 5 (lima) -
Keuangan
Administrasi
Teknik
4 S-1, Teknik Quality Control 5 (lima) SKA Ahli Muda Teknik
Lingkungan Sanitasi dan Limbah
(503) /Teknik
Lingkungan (501)
5 S-1/D-4, Teknik Pelaksana 3 (tiga) SKA Ahli Muda K3
Keselamatan dan Konstruksi (603)
Kesehatan Kerja
(K3)

1.5 DAFTAR PERALATAN UTAMA


Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan
pekerjaan, yaitu sebagai berikut:

No Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan/Status


minimal

1 Excavator Backhoe 0,8 m3 2 Unit Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

2 Tandem Roller 6 ton 2 Unit Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

3 Bulldozer 100 Hp 2 Unit Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

4 Dump Truck 8 m3 5 Unit Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

5 Genset 12,5 Kva 1 Unit Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


3
SPESIFIKASI TEKNIS

1.6 DEFINISI

Spesifikasi teknik ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi Teknik ini
berlaku dalam kaitan, merujuk pada, menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi
apa yang terdapat dalam bagian lain dari RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknik ini terdiri atas beberapa bagian, semua ketentuan
berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas bagian tidak
membatasi berlakunya ketentuan dari bagian lainnya.Dalam hal Spesifikasi Teknik
ini bertentangan dengan Gambar RKS, maka yang berlaku adalah Gambar RKS.

1.7 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


1.1.1 Umum
Mobilisasi berhubungan dengan pengangkutan peralatan Kontraktor dari tempat
asalnya ke lapangan dimana akan digunakan, berdasarkan program dan jadwal
konstruksi yang diajukan oleh kontraktor sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
Ketika mobilisasi pokok sudah lengkap, pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian
rencana kemajuan pekerjaan dapat dicapai secara efektif, dimana kontraktor
harus mengajukan dokumen yang disyaratkan untuk mendapat persetujuan
Pengawas Pekerjaan dan sertifikasi. Merupakan kewenangan Direksi, setiap saat
selama pelaksanaan pekerjaan, membuat alternatif, mengurangi dan/atau
merubah peralatan yang harus digunakan kontraktor.
Demobilisasi harus dibuat setelah persetujuan tertulis dari Direksi dan merupakan
pemindahan peralatan kontraktor dari lapangan.

1.1.2 Peralatan
Kontraktor harus melengkapi peralatan yang diperlukan dan disyaratkan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Bila dipertimbangkan penting dalam pelaksanaan
pekerjaan sesuai kontrak maka Pengawas Pekerjaan dapat menginstruksikan
kontraktor untuk melengkapi peralatan tambahan. Seluruh peralatan kontraktor
harus dilengkapi dengan spare part dan kontraktor harus menjaga cadangan
spare part yang cukup untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan yang efisien.

1.1.3 Program Pengangkutan


Sesuai dengan jadwal konstruksi yang diajukan, kontraktor harus melengkapinya
dengan program pengangkutan peralatan secara detail, urutan dan pengirimannya
ke lapangan untuk memenuhi jadwal konstruksi yang diusulkannya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


4
SPESIFIKASI TEKNIS

Kontraktor harus menuruti informasi Direksi mengenai kedatangan peralatan dan


material kontraktor ke lapangan.

1.8 KANTOR KONTRAKTOR DAN FASILITAS LAINNYA


1.8.1 Kantor Direksi, Kantor Kontraktor dan Gudang
a. Kontraktor wajib menyediakan kantor direksi, tempat para staf direksi
melakukan tugasnya, yang biasanya menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Kantor direksi tersebut merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat
beton diplester, konstruksi rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap
asbes semen gelombang, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk
pengawasan dan pencahayaan. Letak kantor direksi harus cukup dekat
dengan kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
c. Kantor direksi ini merupakan bangunan sementara dengan spesifikasi sebagai
berikut:
 Lantai rabat beton diplester,
 Konstruksi rangka kayu,
 Dinding multipleks,
 Penutup atap asbes semen gelombang,
 Pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan dan pencahayaan.
d. Kantor direksi (direksi keet) dijelaskan sebagai berikut:
 Dengan luas 4 x 8 m yang terbagi:
- Ruang rapat
- Ruang Direksi
- Gudang
- KM dan WC
 Perlengkapan Kantor Direksi:
- 1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,2 x 2 m diplitur, dengan 12 (dua belas)
buah kursi lipat
- 1 (satu) buah filling cabinet 3 rak
- 1 (satu) unit lemari kayu dari multipleks ukuran 50 x 210 cm panjang
sesuai kebutuhan untuk penyimpanan contoh bahan/material dan
peralatan
- 2 (dua) buah white board ukuran 1,2 x 2,4 m, untuk ruang rapat dan
ruang direksi.
- 1 (satu) unit foto camera
- 1 (satu) unit meja gambar ukuran A1 dari kayu yang dapat dilipat, dengan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


5
SPESIFIKASI TEKNIS

kursi putar
- 1 (satu) buah mesin tik portable
- 1 (satu) unit alat waterpass
 Perlengkapan Personil dan Tamu Proyek
- 1 (satu) set jangka sorong
- 1 (satu) unit teropong.
e. Kantor untuk Kontraktor diproyek dibuat oleh Kontraktor sendiri, luas ruangan
minimal 6 x 10 m. Kontraktor juga membuka/menyediakan fasilitas ruangan
untuk para Kontraktor atau kontraktor - kontraktor khusus yang akan
melaksanakan pekerjaan di luar lingkup pekerjaan.
f. Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material yang harus terlindung
seperti pasir, besi beton, dan lain - lain dibuat secukupnya dan dapat dikunci.
Khusus untuk gudang semen agar lantainya dibuat bebas dari kelembaban
udara, minimal 30 cm di atas permukaan lantai plesteran.

1.8.2 Operasional dan PemeliharaanKantor Kontraktor dan Fasilitasnya


1. Pemeliharaan Kantor dan Fasilitas
Kontraktor harus menyediakan petugas penjaga, pembersih kantor dan staf
pendukung kantor lainnya untuk operasional Kantornya selama pelaksanaan
proyek.
Peralatan harus diperbaiki secara teratur dan dipelihara oleh teknisi yang
berkualitas sesuai dengan rekomendasi pabrik. Peralatan yang disediakan
Kontraktor yang rusak dengan pemakaian yang baik dan normal, harus diganti
oleh Kontraktor secepatnya. Software Computer harus selalu diperbaharui
dengan versi terbaru dan paling sedikit setiap tahun.

2. Perlindungan terhadap Pekerjaan


Kontraktor harus atas biaya sendiri, menyelubungi dan melindungi semua
pekerjaan terhadap luka atau cacat yang diakibatkan oleh cuaca atau karena
metoda pelaksanaan yang diterapkan dalam Pekerjaan.
Tidak satu bahan pun yang telah terekspose sinar matahari langsung selama
cuaca panas boleh digunakan dalam pekerjaan, sampai menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan, setelah jangka waktu tertentu dalam kondisi yang baik
bahan tersebut mencapai temperatur yang cocok untuk digunakan dalam
pekerjaan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


6
SPESIFIKASI TEKNIS

Kontraktor harus menyediakan atas biayanya sendiri termometer maksimum


dan minimum dalam jumlah yang cukup sehingga Pengawas Pekerjaan dapat
mengobservasi/memeriksa temperatur di tiap tempat konstruksi.

3. Pakaian Pelindung
Kontraktor harus menyediakan perlengkapan keselamatan kerja berupa helm,
sepatu boot, sarung tangan karet, kaca mata las dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk digunakan oleh pekerja dan Pengawas Pekerjaan selama
masa pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan.
Perlengkapan tersebut harus disediakan dengan ukuran yang diperlukan dan
bila perlu harus diganti selama masa Kontrak apabila rusak.

1.9 PAPAN NAMA PROYEK


a. Kontraktor diwajibkan memasang papan nama proyek ditempat lokasi proyek
dan dipancangkan di tempat yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan proyek dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan
pemilik proyek.
c. Bentuk, ukuran, dan isi papan nama proyek akan ditentukankemudian oleh
direksi.
d. Kontraktor diwajibkan memasang pagar di sekeliling lokasi pekerjaan.
e. Pemasangan pagar proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan
proyek dan dicabut kembali sebelum penyerahan pertama.
f. Pagar proyek dibuat dari seng gelombang BJLS 32 dengan tiang kayu kelas 2
yang ditanam di atas pondasi batu kali setempat, bentuk ukuran dan finisihing
pagar proyek selanjutnya diusulkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
g. Batas-batas pemindahan barang-barang tersebut di atas dikerjakan oleh
Kontraktor atas biayanya.

1.10 PENGUKURAN DAN PEMATOKAN


a. Kontraktor harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk menentukan
batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai dengan
gambar rencana.
b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian
lokasi/areal kerja untuk disetujui direksi, sehingga jadwal pelaksanaan
pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari direksi,
maka Kontraktor harus melaksanakan pengukuran ulang. Dalam pengukuran

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


7
SPESIFIKASI TEKNIS

ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu. Patok - patok
yang ada akandigunakan terdiri dari 2 macam patok:
- Patok utama yang terbuat dari beton dengan ukuran 20 x 20 x 70 cm,
- Patok - patok yang lain digunakan untuk pembatas site, terbuat dari pipa
PVC pralon dan diberi tulang besi bergaris tengah 12 mm, dicor beton 1: 2:
3 dan diberi tanda koordinat.
c. Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, Kontraktor harus memberitahukan
kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam
sebelumnya, secara tertulis.
d. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor, dimintakan
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh direksi
yang dapat digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
e. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar pelaksanaan,
Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari daerah yang
dipatok itu.
f. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar
gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor, gambar ini
merupakan gambar pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar
nyata.
g. Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki Kontraktor mengajukan
kembali kepada direksi untuk dimintakan persetujuan.
h. Gambar tersebut (butir g di atas) harus digambar di atas kertas A3 dengan 3
lembar hasil reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar
harus sesuai dengan ketentuan direksi dan dijadikan gambar pelaksanaan
pengganti gambar lama.

1.11 PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN POHON


a. Pembersihan di luar batas lapangan pekerjaan ini tidak diberikan pembayaran
kepada Kontraktor, kecuali pekerjaan semacam itu di atas permintaan direksi.
Penebangan pohon dilakukan seperlunya, pohon-pohon rindang atau tanaman
ornamen tertentu dipertahankan dari penebangan.
b. Semua pohon-pohon, batang-batang pohon, akar-akar dan lain sebagainya
yang ditebang harus dibongkar sampai kedalaman 50 cm di bawah permukaan
lahan seperti tripping dan permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana
yang lebih rendah), dan bersama - sama dengan segala bentuknya harus
dibuang pada tempat – tempat yangtampak dari tempat pekerjaan, menurut
cara yang praktis yang telah disetujui direksi.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


8
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Seluruh kerusakan, termasuk kerusakan pagar milik orang lain yang terjadi
pada saat pembersihan harus diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggung jawab
sendiri. Pada pelaksanaan pembersihan, Kontraktor harus hati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukur, atau tanda-tanda lainnya.
d. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah-sampah dan
bahan-bahan lain yang menggangu, termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa
konstruksi, sisa-sisa material dari sisa-sisa pekerjaan, dan hal -hal lainnya
sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya, kecuali bila
direksi menentukan lain.

1.12 PEMBUANGAN TANAH DAN SAMPAH


Material-material yang tidak dikehendaki (seperti sampah, sisa-sisa bahan,akar-
akar dan lain-lain) atau tanah yang tidak diizinkan direksi untuk dipakai, harus
disingkirkan/dibuang keluar daerah lokasi proyek, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan atau lingkungan sekitarnya.

1.13 PELAKSANAAN PEIL, UKURAN TINGGI DAN UKURAN DASAR


a. Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan mempelajari dengan
seksama gambar-gambar, uraian dan syarat dan lain-lainnya.
b. Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada direksi pelaksanaan,setiap ada
perbedaan-perbedaan ukuran diantara gambar-gambar dan uraian dan syarat-
syarat untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi
Kontraktor untuk memperbaiki sendiri perbedaan-perbedan tersebut di atas.
Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor dalam hal ini, sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
c. Kontraktor bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar-gambar
dan uraian dan syarat-syarat pelaksanaan ini.
d. Setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu
direksi pelaksanaan, untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan peil, ukuran dan
sebagainya.
e. Mengingat setiap kesalahan baik peil maupun ukuran pada satu bagian
pekerjaan akan selalu dapat mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan/
selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh-sungguh.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


9
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

f. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir dan direksi pelaksanaan
berhak memerintah untuk memperbaiki/membongkar pekerjaan yang telah
dilakukan atas beban Kontraktor.
g. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dalam tiap bagian pekerjaan, dan segera melaporkan kepada direksi
pelaksanaan setiap terdapat selisih/perbedaan u kuran. Kontraktor tidak
dibenarkan untuk membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan
direksi pelaksanaan
h. Sebagai peil dasar/induk pekerjaan ini adalah peil setempat yang telah dibuat
oleh konsultan.
i. Penetapan titik/peil dilakukan Kontraktor di lapangan dengan alat teropong
waterpass atau theodolite yang baik dan ditera kebenarannya terlebih dahulu.
j. Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus segera
dilaporkan kepada direksi pelaksana untuk diperiksa.
k. Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Adanya pengawasan dari direksi tidak mengurangi tanggung jawab
tersebut.Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan pesawat theodolite.
Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga pytagoras hanya
dilakukan untuk bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan direksi
pelaksanaan.
l. Papan bangunan (bowplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang
nyata dan kuat bertancap di dalam tanah, sehingga tidak bisa bergerak-gerak
ataupun berubah-ubah. Setelah pemasangan papan bangunan selesai, harus
dilaporkan kepada direksi untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya
dilakukan.

1.14 PEKERJAAN JALAN MASUK


Jalan masuk ke lokasi pekerjaan, termasuk pada sarana pelengkap lain harus
disiapkan oleh Kontraktor. Kontraktor wajib memelihara semua sarana tersebut,
dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Pada akhir pekerjaan, atas perintah direksi maka
segala sarana tersebut kalau tidak dipergunakan lagi, harus dibongkar,
dirapihkan kembali seperti semula, atau seperti yang disyaratkan oleh direksi.

1.15 SURVEY DAN PENYELIDIKAN BAWAH TANAH


1.15.1 Master Datum

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


10
SPESIFIKASI TEKNIS

Benchmark yang digunakan sebagai master datum untuk pembangunan


pekerjaan tersebut akan disampaikan oleh Pengawas Pekerjaan kepada
Kontraktor sebelum memulai pekerjaan.
1.15.2 Survey dan Setting Out
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua penataan/setting out
pekerjaan sesuai dengan instruksi Pengawas Pekerjaan, sesuai dengan patok-
patok survey dan bench marks atau sesuai dengan gambar-gambar yang
mungkin diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan selama pekerjaan
berlangsung.Kontraktor harus menyediakan dan memelihara alat-alat berikut ini
untuk digunakan oleh Engineer dari Pengawas Pekerjaan yaitu ; 1 levelling staff
(mistar ukur) 4 m panjang, 1 theodolite, 1 tali/benang (string lines), 4 buah
ranging pole dan perlengkapan lain yang mungkin diperlukan oleh Pengawas
Pekerjaan untuk memeriksa setting out dan mengukur pekerjaan.Semua
perlengkapan tersebut akan tetap menjadi milik Kontraktor.
1.15.3 Survey Topografi
Survey topografi dilaksanakan pada area yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Survey yang dilakukan adalah “ Traverse survey” kecuali diperintahkan yang lain
oleh Pengawas Pekerjaan, dan setiap grid 10 m2 harus diambil elevasi dasar
yang ada. Sepanjang jalan, drainase dan survey alignment yang lain harus
dilakukan pada jarak yang sesuai dari sisi jalan, sebagaimana diinstruksikan
oleh Pengawas Pekerjaan, dan cross section harus disurvey sepanjang baseline
setiap jarak 10 m.
Semua ciri atau data permukaan harus diukur dan dicantumkan pada gambar
hasil survey.
Pekerjaan survey harus menghasilkan dan menetapkan perencanaan,
longitudinal section dan cross section yang diminta oleh Pengawas Pekerjaan,
baik dalam hard copy (3 copy) dengan ukuran A 1 dan dalam electronic file yang
sesuai, dalam format yang cocok untuk digunakan yaitu Auto cad.

1.16 PEMBUANGAN SISA GALIAN


Kontraktor harus mengurus pembuangan sisa galian/bongkaran termasuk
mengajukan lokasi yang akan digunakan untuk membuang tanah bekas galian
atau hasil bongkaran kepada Pengawas Pekerjaan atau lokasi penimbunan
tanah bisa atas petunjuk direksi. Lokasi tersebut harus memiliki ijin untuk
digunakan sebagai tempat pembuangan sisa galian/hasil bongkaran baik

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


11
SPESIFIKASI TEKNIS

sementara atau tetap. Bila tempatnya sudah disetujui oleh Direksi maka segala
pengurusan dan penempatannya harus dilakukan oleh kontraktor.

1.17 LAPORAN PEKERJAAN, FOTO, VCD DAN GAMBAR KERJA


1.17.1 Laporan Pekerjaan
Laporan kemajuan bulanan harus disiapkan oleh Kontraktor pada setiap akhir
bulan kalender dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan
diserahkan oleh Kontraktor bersama-sama dengan surat permohonan sertifikat
sementara.Laporan kemajuan bulanan harus memperlihatkan banyaknya
pekerjaan yang telah diselesaikan, jumlah material yang terpakai, material yang
ada di gudang, jumlah karyawan, pekerja, peralatan dan perlengkapan yang
dipakai di lapangan dan hasil kumulatif semua pengoperasian yang telah selesai
atau dalam pengerjaan dan harus dinyatakan dalam persentase penyelesaian.

1.17.2 Foto dan VCD


Selama pelaksanaan kontrak dan sesuai instruksi dari Pengawas Pekerjaan
maka kontraktor harus membuat foto teknis dan film video yang secara jelas
memperlihatkan kemajuan pekerjaan. Foto tersebut harus diambil saat mulai,
selama pelaksanaan serta saat penyelesaian setiap komponen pekerjaandan
pada setiap waktu maupun tempat yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan, sehingga dapat menggambarkan seluruh kejadian penting yang
terjadi di lapangan dalam satu rangkaian dan urutan kronologisnya. Foto dalam
ukuran postcard (90mm x 120mm) dan berwarna. Video film dalam bentuk
compact disc (VCD) dan berwarna.
Kontraktor harus mengambil foto dan Video kondisi awal lapangan, bangunan-
bangunan yang ada, jalan dan sebagainya yang berada di dekat lokasi rencana
bangunan sebelum mulai konstruksi yang merupakan data kondisi existing yang
ada.
Penjelasan tentang materi foto dan tanggal harus tertera pada setiap foto. Bila
diperlukan tambahan jumlah cetakan oleh Pengawas Pekerjaan maka kontraktor
harus memenuhinya.

1.17.3 Gambar Kerja dan Data Lapangan


a. Umum
Menurut kewajiban-kewajiban yang disebutkan pada pasal-pasal
sebelumnya, Kontraktor harus menyerahkan berikut ini kepada Pengawas
Pekerjaan:

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


12
SPESIFIKASI TEKNIS

 Gambar-gambar, data-data desain, analisa-analisa struktur, contoh-


contoh (samples), pola, model, instruksi-instruksi operasi dan
pemeliharaan yang mungkin diperlukan, atau yang mungkin diminta oleh
Direksi Pekerjaan atau yang dicantumkan dalam pasal-pasal/clausul
yang berhubungan dengan Spesifikasi Teknis ini.Urutan penyerahan
harus sedemikian rupa sehingga tersedia informasi yang diperlukan
untuk mereview setiap dokumen yang diterima.
 Gambar-gambar dan data-data desain Kontraktor yang diserahkan
secara resmi harus disertai bukti resmi dari Kontraktor bahwa informasi
tersebut telah dicek oleh Kontraktor dan benar untuk digunakan dalam
pekerjaan kecuali gambar-gambar yang memperlihatkan kelengkapan
alam awal untuk sekedar informasi yang harus ditunjukkan dengan
jelas.Sebelum menyerahkan setiap dokumen untuk review, Kontraktor
harus mendapat persetujuan atas daftar gambar dan dokumen-dokumen
lain yang akan diserahkan.Semua dokumen dari paling pertama dikirim
oleh Kontraktor ke Direksi Pekerjaan harus diberi nomor urut sesuai
dengan rencana klasifikasi gambar yang disetujui oleh Kontraktor dan
Direksi Pekerjaan.
b. Penyediaan Gambar dan Spesifikasi di Lapangan
Kontraktor harus menyediakan di lapangan, satu copy/salinan dari semua
gambar, spesifikasi, addenda, shop drawing yang telah disetujui, perintah-
perintah perubahan dan modifikasi lain, dengan baik dan ditandai untuk
merekam perubahan-perubahan yang dibuat selama konstruksi.
Gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi tersebut harus juga tersedia
untuk Direksi Pekerjaan.
c. Gambar Lay Out untuk Pekerjaan Sementara
Dalam 21 hari dihitung sejak SPMK, Kontraktor harus mengajukan kepada
Pengawas Pekerjaan untuk diriview dan dikomentari. Area untuk 3 set
gambar yang memperlihatkan lokasi dan lay out dari kantor, gudang, bengkel
dan pemeliharaan, perumahan dan fasilitas sementara lainnya, yang akan
dibangun kontraktor di lapangan atau di area lain yang sesuai.
d. Tinjauan Kembali Gambar-gambar Kerja
Kontraktor harus menyediakan untuk direview oleh Pengawas Pekerjaan,
tiga (3) rangkap tiap gambar kerja (shop drawing) bahan atau perlengkapan
yang dipasok, tata letak lokasi konstruksi yang diusulkan, denah kantor
lapangan, dan pekerjaan-pekerjaan sementara yang utama dalam waktu 30

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


13
SPESIFIKASI TEKNIS

hari setelah tanggal surat pernyataan pemenang.Gambar-gambar kerja juga


harus diserahkan dan bila perlu direview selama masa kontrak.Kata
“GAMBAR KERJA” yang digunakan disini harus dipahami meliputi gambar-
gambar, brosur-brosur pabrik, daftar, grafik, instruksi pengoperasian atau
uraian lain yang cukup detail yang akan menentukan terpenuhi atau tidaknya
Spesifikasi.Gambar-gambar kerja diperlukan untuk semua pekerjaan
sementara, struktur, semua perlengkapan yang dipasok, dan untuk setiap
penyimpangan dari pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan dan/atau yang
dipelihara dalam gambar-gambar kontrak.
Dalam waktu tiga puluh (30) hari kalender setelah penerimaan gambar-
gambar kerja tersebut, Pengawas Pekerjaan akan mengembalikan satu
salinan dari tiap-tiap gambar kepada Kontraktor berikut komentar-komentar
yang dicantumkan pada gambar-gambar tersebut.
Apabila gambar yang dikembalikan kepada Kontraktor dengan tanda
“DITERIMA TANPA PERUBAHAN” maka Kontraktor tidak perlu merevisi
gambar tersebut dan segera harus menyerahkan lima (5) rangkap tambahan
kepada Pengawas Pekerjaan untuk record mereka.
Apabila gambar yang dikembalikan kepada Kontraktor dengan tanda
“PERBAIKI SESUAI CATATAN” maka Kontraktor harus
merevisi/memperbaiki gambar-gambar tersebut dan menyerahkan lima (5)
rangkap tambahan kepada Pengawas Pekerjaan untuk record mereka.
Apabila gambar dikembalikan kepada Kontraktor dengan tanda “UBAH DAN
SERAHKAN ULANG:” atau “DITOLAK-SERAHKAN ULANG” maka
Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar tersebut dan menyerahkan
enam (6) rangkap gambar-gambar yang telah diperbaiki / direvisi kepada
Pengawas Pekerjaan untuk direview lebih lanjut.Satu rangkap akan
dikembalikan kepada Kontraktor dengan catatan komentar Engineer dari
Pengawas Pekerjaan pada gambar tersebut.
Pembangunan pekerjaan yang bersangkutan atau pembuatan tiap bagian
pekerjaan tidak boleh dimulai dan atau dikirimkan sebelum Pengawas
Pekerjaan menerima gambar-gambar kerja dan mengembalikan salinan-
salinannya kepada Kontraktor dengan catatan “DITERIMA TANPA
PERUBAHAN” atau PERBAIKI SESUAI DENGAN CATATAN”.
Perbaikan yang ditunjukkan pada gambar-gambar kerja harus
dipertimbangkan sebagai perubahan-perubahan yang perlu untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi dan tidak boleh dimasukkan sebagai pekerjaan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


14
SPESIFIKASI TEKNIS

tambahan.Kontraktor tidak boleh menuntut atas kerusakan-kerusakan atau


tambahan waktu atas keterlambatan yang disebabkan karena membuat
perbaikan gambar-gambar kerja.Review atas gambar-gambar tersebut oleh
Pengawas Pekerjaan hanya diterapkan pada Desain Umum saja dan tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas kesalahan-kesalahan dan
kelalaian yang terdapat di dalam dan atau review tersebut dilakukan untuk
membatalkan atau memodifikasi setiap ketentuan atau perlengkapan yang
termasuk dalam Spesifikasi Teknik ini.
Kontraktor harus menyediakan tempat kosong berukuran 100mm x 70mm
pada semua gambar di dekat blok judul gambar untuk Pengawas Pekerjaan
memberi cap review.
Apabila ditemukan suatu kesalahan pada gambar Kontraktor selama
pembangunan struktur atau pemasangan peralatan, maka perbaikan
termasuk perubahan lapangan yang ditemukan harus dilakukan terhadap
gambar tersebut dan harus diserahkan ulang untuk review dan record seperti
diuraikan di atas tanpa penambahan biaya dari Pemberi Tugas.
e. Masa Review Dokumen
Gambar-gambar dan nota-nota perhitungan yang diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Tekink untuk direview harus dikembalikan kepada Kontraktor
dengan diberi cap oleh Pengawas Pekerjaan untuk revisi, atau keterangan
lain yang mungkin ada, dalam waktu tiga puluh (30) hari sejak gambar-
gambar tersebut diterima di kantor Pengawas Pekerjaan.
f. Penyerahan Dokumen
Kontraktor harus menyerahkan semua dokumen sedini mungkin kepada
Pengawas Pekerjaan agar dapat diperbaiki mengikuti program konstruksi.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan sejumlah 6 set
gambarkerja maupun data lapangan (termasuk asli dan copy).

1.17.4 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran untuk pembuatan laporan pekerjaan, foto, vcd dan
gambar kerja adalah dalam satuan harga lump sum (LS) seperti yang tertera
dalam daftar kuantitas dan telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Pembayaran dilakukan dalam pembayaran bulanan yang seragam selama
periode waktu yang ditentukan dalam kontrak. Total seluruh pembayaran tidak
boleh lebih besar dari total harga lump sum yang terdapat dalam Daftar
Kuantitas.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


15
SPESIFIKASI TEKNIS

1.18 PEMBUATAN AS BUILT DRAWINGS


1.18.1 Pembuatan dan Penyerahan As Built Drawings
Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan
berupa as built drawings yaitu semua gambar plan, struktur, perpipaan,
sambungan, detail dan semua kelengkapannya yang memperlihatkan hasil
pekerjaan seperti yang dibangun/dilaksanakan dalam tingkat perincian/detail
yang minimal sama seperti dalam gambar-gambar Pelelangan.
Semua gambar yang terangkum dalam as built drawings harus sudah melalui
prosessejakgambar kerja, tinjauan kembali gambar kerja dan review dokumen.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan jumlah salinan
sebagai berikut:
 6 set “as – built drawings” (termasuk asli dan copy)
 1 copy file semua “as-built” drawings yang dapat direproduksi dalam format
Autocad

1.19 SOSIALISASI

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan sebelum pelaksanaan konstruksi dan selama


pelaksanaan konstruksi.
Kegiatan sosialisasi meliputi pertemuan tatap muka di tingkat desa/kelurahan
dan tingkat dusun, koordinasi dengan aparat desa/kelurahan, dusun serta tokoh
tokoh masyarakat setempat pada waktu mulai konstruksi dan sesudah selesai
pelaksanaan konstruksi.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


16
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS SIPIL

2.1. PEKERJAAN TANAH


2.1.1 Umum
a. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan pengupasan
dan penimbunan atau pembuangan tanah, batu-batu atau material lain dari
atau ke tempat proyek, atau pembongkaran dan pembersihan bekas-bekas
saluran air, selokan parit dan pembuangan bekas-bekas tanah longsor dan
yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi, menurut gambar pelaksanaan atau petunjuk direksi.
b. Pada lokasi yang akan diurug, Kontraktor harus melakukan stripping terlebih
dahulu, sehingga mendapatkan permukaan tanah asli yang bebas dari
segala bentuk kotoran, humus, akar-akar atau sisa-sisa material lain yang
dapat membusuk.
c. Bila yang akan didirikan bangunan kontraktor harus melakukan pengupasan,
ketebalan pengupasan ini minimum 30 cm dari permukaan tanah asli untuk
tanah yang cukup baik tetap memperhatikan syarat-syarat tersebut diatas.
Tanah bekas stripping ini harus dibuang/disingkirkan sesuai dengan petunjuk
direksi.
d. Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus
menggunakan tanah yang baik dan bersih dari tanaman, akar-akaran,
brangkal-brangkal, puing-puing dan segala macam kotoran lainnya.
e. Pekerjaan pengurugan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah, sesuai dengan
syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan pada RKS ini dan gambar-gambar
pelaksanaan yang disetujui direksi. Gambar pelaksanaan menunjukkan
antara lain gambar-gambar profil melintang memanjang, kemiringan dan
dimensi-dimensi dengan jelas.
f. Apabila dilokasi penggalian dijumpai jenis tanah yang tidak sesuai dengan
perencana yang mengakibatkan kerugian bagi kontraktor, maka kontraktor
diwajibkan memberi tahukan dan meminta persetujuan direksi untuk
melakukan pengujian tanahnya harus mendapatkan pengesahan dari pihak
laboratorium tanah, serta mendokumentasikan semua kegiatan
tersebut,semua itu dipakai sebagai dasar pengajuan bilamana
mengakibatkan addendum pekerjaan.
g. Untuk pekerjaan galian dengan kedalaman > 2 m perlu digunakan turap
penahan galian,untuk kondisi tanah tidak stabil dan permukan air tanah

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


17
SPESIFIKASI TEKNIS

dangkal dan apabila apabila kedalaman > 3 m sebaiknya digunakan sheet


pile (turap baja) dan kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya
penggunaan metode ini dalam penawaran.

2.1.2 Sumber Penggunaan Material


a. Material untuk timbunan site/lokasi terdiri dari material-material yang sesuai
untuk keperluan itu dan disetujui oleh direksi.
b. Apabila tanah untuk pengurugan harus diambil dari luar site, maka tanah
yang diambil harus dari satu sumber dan harus dilakukan test laboratorium
meliputi: compactor (standar proctor) kandungan bahan-bahan organik,
plastisitas dan harus mendapat persetujuan direksi.
c. Material lebih atau material yang tidak dapat dipakai harus dibuang sesuai
dengan ketentuan yang telah dicantumkan dalam RKS ini atau menurut
petunjuk direksi. Material yang ada dalam keadaan basah, dimana dalam
keadaan kering dapat dipakai harus dikeringkan lebih dahulu/sampai
mencapai kadar air optimum baru kemudian digunakan untuk timbunan.
d. Material penimbunan dari tanah asli yang didatangkan dengan memenuhi
persyaratan material penimbunan jalan, standar Bina Marga antara lain:
- Bukan termasuk tanah lempung (clay)
- Memenuhi persyaratan plastisitas
- Bersih dari bahan-bahan organik
- CBR rendaman laboratorium minimal 4%.
e. Kepadatan yang harus dicapai di lapangan
- CBR minimal 1-4 %
- Kepadatan lapangan 95% dari kepadatan standart proctor laboratorium
pada kadar air yang optimum.
f. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, direksi dapat memerintahkan untuk
pemadatan permukaan yang telah dibersihkan itu dengan kepadatan yang
telah dicantumkan dalam RKS ini.

2.1.3 Tanah Dasar dari Material yang Kurang Baik


Bila direksi menghendaki, Kontraktor harus menggali tanah yang kurang baik
mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup oleh direksi sebelum
pekerjaan konstruksi timbunan maupun bangunan dimulai. Sebelum pekerjaan
pengurugan dimulai, direksi dapat memerintahkan untuk memadatkan
permukaan tanah yang telah dibersihkan itu dengan kepadatan yang tercantum
dalam RKS ini.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


18
SPESIFIKASI TEKNIS

2.1.4 Penghamparan dan Pemadatan


a. Material untuk pengurugan didapat dari jenis yang telah disetujui direksi akan
dihamparkan berlapis-lapis dengan ketebalan perlapis 20 cm lalu dipadatkan.
Untuk pekerjaan pemadatan ini, Kontraktor harus melaksanakan sedemikian
rupa, sehingga kepadatan yang direncanakan dapat tercapai, dengan
memperhatikan kadar air optimum dari material timbunan tersebut.
b. Untuk melaksanakan hamparan, maka Kontraktor harus melindungi dari
curahan hujan, panas matahari yang mengakibatkan perubahan kadar air
optimum. Bila hamparan ini kena hujan, maka Kontraktor harus mengupas
kembali hamparan tersebut.
c. Dalam pekerjaan penghamparan dan pemdatan ini Kontraktor harus
melaksanakannya dengan sistem pentahapan atau pembagian lokasi per
zone. Untuk itu Kontraktor harus menyampaikan rencananya kepada direksi
untuk disetujui pelaksanaannya.
d. Pekerjaan Pemadatan "Fill"
- Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis. Tiap lapis tidak boleh
dari 25 cm tebal sebelum dipadatkan atau 20 cm setelah dipadatkan.
- Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan
dengan blade graders dan 3 wheel power roller yang beratnya 8 ton
sampai 10 ton, atau pneumatic roller lainnya dengan mendapatkan
persetujuan dari perencanaan sebelum tanah harus dipadatkan dengan
sheep foot roller.
- Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90% kepadatan maksimum yang
dapat dicapai pada keadaan kadar air optimum yang ditentukan dengan
modified AASTHO T-99.
- Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum
pemadatan kadar air dari fill material harus sama dengan kadar air
optimum dari hasil test compaction modified proctor dari contoh fill
material.
- Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari kadar air
optimum, maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar
optimum. Sebaliknya apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih
besar dari kadar air optimum maka fill material harus dikeringkan terlebih
dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
- Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 100% compacted
dari modified proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah su

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


19
SPESIFIKASI TEKNIS

base) tetapi tidak mencapai nilai soaked CBR=4, maka tanah (sub grade)
tersebut harus diganti dengan fill material yang fill 100% compacted
mencapai nilai soaked CBR minimum = 5.
- Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan terjadi
penggenangan air maka pemadatan harus dihentikan, diusahakan
supaya air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainase.
Setiap lapisan dari daerah yang dipadatkan harus ditest denganfield
density test untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta
moisture content. Dapat dilakukan satu test untuk setiap 1500 m2 per
lapis field density test dengan carasand cone.
- Apabila tanah yang telah dipadatkan tidak mencapai 1,6 ton/m3, maka
tanah tersebut harus diganti dengan tanah lain atau dicampur pasir,
sehingga tanah tersebut menjadi 1,6 ton/m3.
e. Pemadatan tanah pada daerah "Cut"
- Untuk daerah cut, maka tanah digaru/digali lagi minimum sedalam 30 cm
kemudian dipadatkan hingga mencapai 100% compacted dari modified
proctor. Syarat pemadatan dengan daerah fill.
f. Khusus untuk pemadatan pada daerah jalan
- Kontraktor harus melakukan pemadatan daerah cut/fill pada badan jalan
sampai dengan peil permukaan sub base.
- Harus selalu dihindarkan terjadinya genangan-genangan air pada daerah
badan jalan selama lapisan-lapisan konstruksi jalan tersebut dikerjakan.

2.1.5 Percobaaan Pemadatan


a. Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya, Kontraktor
harus mengirimkan sampel tanah urug yang akan dipakai, dan setelah
disetujui direksi kemudian diadakan test di laboratorium untuk mendapatkan
nilai kadar air optimum dan standar penggilasan dengan road roller/walls
yang akan digunakan.
b. Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air optimum yang akan
dipakai dan hubungan antara jumlah penggilasan dengan kepadatan yang
dapat dicapai contoh material urugan tersebut.
c. Kontraktor wajib melaksanakan field density test sesuai dengan ASTM D
1556 (sand cone method) di lokasi pemadatan yang dilaksanakan. Lokasi
tempat test ini akan ditentukan oleh direksi. Lapisan pemadatan berikutnya
belum dapat dilaksanakan sebelum field density test dilakukan. Semua biaya
laboratorium/test adalah tanggungjawab Kontraktor.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


20
SPESIFIKASI TEKNIS

2.1.6 Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan


Kepadatan yang dicapai untuk konstruksi urugan adalah sebagai berikut: Tiap
lapisan tanah setinggi 20 cm harus dipadatkan sampai 95% dari kepadatan
(kering) maximum yang dipakai test ASTM D 1556 (san cone method).

2.1.7 Kadar Air


a. Material urugan yang tidak mengandung air yang cukup untuk dapat
mencapai kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat
penyemprot (sprinkler) dan dicampur sampai kadar air lebih tinggi dari
seharusnya, tidak boleh dipadatkan sebelum cukup dikeringkan dan disetujui
direksi untuk dipakai.
Cara-cara mengeringkan tanah basah tersebut dapat dengan cara digelar/
dihampar atau cara-cara lain yang umum dipakai.
b. Test kadar air di lapangan dilakukan dengan alat pengetes yang cepat dan
disediakan oleh Kontraktor.
c. Pekerjaan pemadatan urugan tanah tadi harus dilaksanakan pada kadar air
optimum sesuai dengan sifat-sifat dan alat-alat pemadat yang tersedia.
d. Pada pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil langkah langkah yang
diperlukan agar pada pekerjaan tersebut air hujan dapat mengalir dengan
lancar dan harus dipersiapkan kemungkinan adanya pengerutan atau
pengembangan.

2.1.8 Urugan Pasir


a. Urugan pasir harus disirami semua lantai atau plat dasar dengan stemper
hingga padat.
b. Urugan pasir dilakukan di bawah semua lantai atau plat dasar dengan tebal
urugan sesuai dengan gambar, termasuk lantai rabat, sehingga diperoleh
peil-peil yang dikehendaki.
c. Urugan pasir dilakukan juga pada bekas galian pondasi sebelah dalam
bangun dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana, dan di bawah
pondasi, pipa dan lain-lain sesuai dengan gambar.

2.2. PEKERJAAN BETON


2.2.1. Umum
Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratanpersyaratan
yang tercantum di dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI NI-2 1971). Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatan dan ketelitian yang tinggi
menurut spesifikasi gambar kerja dan instruksiinstruksi dari direksi pelaksanaan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


21
SPESIFIKASI TEKNIS

Direksi pelaksanaan berhak untuk memeriksa/mengawasi setiap pekerjaan yang


dilakukan oleh Kontraktor. Direksi pelaksanaan berhak untuk melakukan
pemeriksaan, dan setiap kegagalan direksi pelaksanaan tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggungjawabnya. Semua pekerjaan-pekerjaan yang jelek atau
tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) harus
dibongkar dan diganti dari yang ditentukan (contoh) dan harus disetujui direksi
pelaksanaan sebelum dipakai. Direksi pelaksanaan akan menyimpan contoh-
contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk memeriksa selanjutnya.
Semua material yang tidak disetujui direksi harus segera dikeluarkan dari tempat
pekerjaan atas biaya Kontraktor.

2.2.2. Material
Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan memenuhi syarat
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia Tahun 1982. Kontraktor harus
menyediakan contoh dari material-material yang akan digunakan untuk
menghasilkan beton, untuk dimintakan persetujuan dari direksi, dan tidak boleh
memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi akan
menyimpan contoh - contoh yang telah disetujui sebagai standar, dengan
maksud untuk memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.

Kontraktor tidak diizinkan mengirimkan material-material dengan perbedaan


yang besar dari standar sampel tanpa persetujuan dari direksi. Semua material
yang ditolak oleh direksi harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas
biaya Kontraktor.

2.2.3. Semen
a. Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement type I yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam N.I.8 1972 dan Standard Industri
Indonesia (SII 0013-81). Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah
disetujui direksi dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong tersegel
dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa menggunakan semen dari pabrik
lain, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
b. Bila direksi menganggap perlu Kontraktor harus mengirimkan surat
pernyataan dari pabrik yang menyetakan tipe, kualitas dari semen beserta
manufacture's test certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat-
syarat yang ditentukan N.I.8. Semenyang menggumpal, sweeping atau
kantong yang robek/rusak ditolak untuk disegel.
c. Semen harus disimpan dalam gudang/silo dengan ventilasi yang cukup dan
tidak bocor, serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


22
SPESIFIKASI TEKNIS

dari tanah. Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun


melebihi 2 (dua) meter dan setiap pengiriman diberi tanda pengenal
sehingga dapat dipakai sesuai dengan tanggal pengiriman.
d. Kontraktor harus mengirimkan laporan dari pengujian-pengujian semen di
laboratorium kepada direksi secara rutin. Laboratorium yang ditunjuk untuk
pengetesan tersebut, terlebih dahulu harus disetujui direksi.

2.2.4. Agregat Halus (Pasir)


a. Agregat halus untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada proyek ini
harus sesuai dengan persyaratan pada PBI atau ASTM.
b. Klasifikasi dan gradasi agregat halus sebagai berikut:

c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan


terhadap kering), dan yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm atau ayakan No. 200 bila test sesuai
dengan ASTM C 117.
d. Agregat halus harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik
dalam organis lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya. pasir laut
sama sekali tidak boleh dipergunakan.
e. Kontraktor harus mengajukan contoh agregat halus yang akan dipergunakan
untuk mendapatkan persetujuan direksi. Test-test yang harus dilakukan
terhadap contoh di atas berupa:
- test gradasi sesuai dengan ASTM C 136
- test abrou-holder (larutan NaOH)
- test-test lainnya bila memang dianggap perlu oleh direksi
f. Bahan agregat halu harus disimpan di tempat bersih, keras permukaannya
dan dicegah supaya tidak terjadi pengotoran dan pencampuran satu sama
lain.
g. Persyaratan-pesyaratan agregat halus di atas dari ayat a s/d f berlaku juga
untuk beton ready mix.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


23
SPESIFIKASI TEKNIS

2.2.5. Agregat Kasar (Kerikil atau Koral)


a. Agregat kasar untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada proyek ini
harus sesuai dengan persyaratan pada PBI 1971 atau ASTM.
b. Klasifikasi dan gradasi agregat kasar sebagai berikut:
- Agregat kasar type A1: (besar)
Ukuran ayakan(US standard sieve) Lolos, %
1 Inch 100%
3/4 Inch 90 - 98 %
1/2 Inch 30 - 45 %
3/8 Inch 0 - 10 %
No. 4 0-5%
- Agregat kasar type A2: (medium)
Ukuran ayakan(US standard sieve) Lolos, %
1/2 Inch 100%
3/8 Inch 90 - 98 %
No. 4 30 - 45 %
No. 8 0 - 10 %

c. Agregat tersebut tidak mengandung lumpur melebihi dari 1% (ditentukan


terhadap berat kering). yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat lolos melalui ayakan 0,063 mm atau ayakan no. 200 bila ditest
sesuai dengan ASTM C 117. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka
agregat kasar harus dicuci.
d. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpasir.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai bila
butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.
Yang dimaksud butir agregat pipih adalah perbandingan antara lebar dengan
tebalnya lebih besar dari pada 3 (tiga). Butir-butir agregat kasar harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
e. Kontraktor harus mengajukan contoh agregat kasar yang akan dipergunakan
untuk dapat persejutuan direksi. Test-test yang harus dilakukan terhadap
contoh di atas berupa:
- test dengan mesin sesuai dengan ASTM C 131 Resistance to abrasion of
small size coarse
- test gradasi sesuai dengan ASTM A 136
- test gradasi untuk kadar lumpur sesuai dengan ASTM C 117
- test-test lainnya bila dianggap perlu dan semuanya menjadi tanggung
jawab Kontraktor

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


24
SPESIFIKASI TEKNIS

f. Agregat tersebut harus disimpan di tempat yang saling terpisahkan di


permukaan tanah yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah
terhadap pengotoran dan pencampuran.
g. Persyaratan-persyaratan agregat kasar di atas dari ayat a s/d g berlaku juga
untuk beton ready mix.

2.2.6. Baja Tulangan


a. Bahan
Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI1971.
Mutu, ukuran dan jenis tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Diameter Jenis Batang Mutu α au (0,2)


Lebih kecil atau Polos Profil U.24 2.400 kg/cm2
samadengan (<) 12 mm U.39 3900kg/cm2
Lebih besar atau sama
dengan (>) 12 mm
Keterangan:
α au = Tegangan lelah karakteristik
0,2 = Tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0,2%.
Baja tulangan yang dipakai sebelumnya ditunjukkan kepada Direksi. Kawat
beton: Kawat pengikat baja tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter minimal 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak
bersepuh seng.
b. Penggantian diameter
- Penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas
persetujuan tertulis dari direksi.
- Bila penggantian disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak
boleh kurang dari yang tercantum dalam gambar atau perhitungan.
- Biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap yang ada
gambar sejauh bukan kesalahan gambar adalah tanggungan Kontraktor.
c. Pelaksanaan
- Baja dan kawat seperti dimaksud di atas harus bebas dari kotoran-
kotoran, karat, cat, kulit giling serta bahan lain yang akan mengurangi
daya lekat terhadap beton.
- Membengkok akan meluruskan baja tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin serta dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


25
SPESIFIKASI TEKNIS

berubah tempat atau bergeser sebelum dan selama pengecoran. Selimut


tulangan minimum 3 cm.
- Sambungan dan panjang lawatan baja tulangan harus sesuai buku
pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983.
- Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari direksi.
- Penyambungan tulangan dengan diameter lebih besar atau sama dengan
20 mm baik untuk kolom maupun balok, setiap panjang 6 m selang-seling
dilakukan sesuai dengan buku pedoman perencanaan untuk struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983.
d. Penyimpanan
Penyimpanan besi beton dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat,
dengan cara meletakkannya di atas papan atau balok kayu sehingga tidak
langsung di atas tanah, untuk penyimpanan waktu lama maka besi beton
harus disimpan di bawah atap.
e. Test dan sertifikat
- Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan
sesuai dengan RKS ini, maka pada saat pemesanan baja tulangan
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium.
- Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan test
periodik minimal 3 contoh untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh direksi.
- Semua pengetesan tersebut di atas, harus dilakukan di laboratorium
Lembar Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau Laboratorium
lainnya yang direkomendasi oleh direksi dan minimal sesuai dengan
standar/peralatan lain yang setaraf.
- Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

2.2.7. Pekerjaan Pengisi Dilatasi (Bila Diperlukan)


Bahan untuk pengisisan dilatasi dipergunakan bahan feabseal 2 part dengan
spesifikasi teknis sebagai berikut:
- Bahan untuk pengisian delatasi (joint delatation)
 Warna: Abu-abu
 Elastisitas: Permanen
 Kekerasan: Shore A durometer 28 kurang lebih 5 Sifat perekatan pada
beton tetap baik dalam jarak suhu 20 sampai 60 derajat celcius. Tahan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


26
SPESIFIKASI TEKNIS

terhadap asam, alkali, lemak dan bahan yang berasal dari Hydrocarbon.
 Memenuhi standar: DIN 18540 BS 4252: 1967, BS 5: 1980 JIS A 5757
- Setelah plat lantai beton maupun plat atap menjadi kering, maka
lobang delatasi segera dibersihkan dari segala macam kotoran
- Pasang back up material (stirr up foam)
- Pasang masking tape pada sisi beton
- Priming dengan sika primer
- Selanjutnya bahan delatasi ini dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan
mengikuti petunjuk dari pabriknya
- Disarankan agar pemasangan dikerjakan oleh licenced applicator.

2.2.8. Bahan Campuran Tambahan


a. Penggunaan bahan campuran beton hanya seizin direksi dan harus sesuai
dengan SNI 03-2847 - 2002 dan ASTM C 494 Chemical Admixtures for
Concrete.
b. Bahan campuran beton yang dipakai hanya type A dan D dan sesuai ASTM
C 494.

2.2.9. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahanbahan lain yang
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.

2.2.10. Mutu Beton


Mutu beton yang dipergunakan adalah:
 Kolom: K - 250
 Pelat Lantai/Slab : K - 250
 Pelat Dinding/Wall : K – 250
 Sloof : K - 250
Untuk menjamin kestabilan mutu beton, dipekerjaan ini memakai beton ready
mixed.

2.2.11. Rencana Campuran Beton (Concrete Mix Design)


a. Lima minggu sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, Kontraktor harus
membuat design procedure dan prelimary test atas biaya sendiri untuk
mendapatkan mutu seperti yang disyaratkan. campuran harus menggunakan
perbandingan berat antara semen, pasir, kerikil, dan air.
b. Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan SNI 03-2847 -

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


27
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

2002. dan dievaluasi kekuatan karakteristiknya.


c. Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kualitas dari semen dan/atau
agregat diganti, maka harus dicari lagi campuran yang baru sehingga tetap
memenuhi syarat, sesuai ayat-ayat di atas.
d. Jumlah semen yang dipakai 340 kg per m3 beton, dan pada pondasi, pipa
caps dan luifel atap jumlah minimum tersebut adalah 375 kg/m3 beton.
e. Dalam hal dipakai beton beton ready mix, maka semua syarat-syarat dalam
standard spesification for ready mixed concrete AASHTO designation H. 157-
74 harus dipenuhi.

2.2.12. Pengujian Beton dan Peralatannya


a. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan dan tempat untuk
melakukan percobaan berikut:
- Slump test
- Test specimens
- Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton
- Test kadar lumpur
Kontraktor juga menyediakan peralatan untuk menentukan moisture content
dari agregat halus, timbangan dan alat lain. Alat yang perlu untuk melakukan
percobaan-percobaan berikut.
b. Pengujian slump dilakukan segera setelah beton keluar dari mixer minimum
5 cm dan maksimum 10 cm untuk campuran koral beton dan maksimum 12
cm untuk campuran dengan crushed stones.
c. Atas biaya sendiri Kontraktor harus membuat, merawat dan mengangkut
semua test specimens ke laboratoriumyang ditentukan/disetujui oleh direksi
pelaksanaan untuk dilakukan resion test pada 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
d. Setiap kubus test harus bersih dan ditandai secara tetap dengan nomor kode
dan hari pembuatan, bersama-sama dengan tanda dari bagian pekerjaan
mana sample diambil. Sistem dari pengukuran dan penandaan dari kubus
akan ditentukan oleh direksi pelaksanaan.
e. Kontraktor harus memberikan material untuk pembuatan sample, dari semua
test yang diperlukan pada bagian ini dalam spesifikasi. Kontraktor harus
menyampaikan semua hasil test tersebut kepada direksi secara rutin. Segala
hal biaya yang menyangkut pengetesan tersebut adalah biaya kontraktor.

2.2.13. Beton Bertulang

2.2.13.1. Kekuatan dan Penggunaan Beton

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


28
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Beton struktural
Semua pekerjaan konstruksi beton yang struktur semua Meliputi beton
konstruksi plat atas, dinding dan plat dasar. Wajib Menggunakan beton ready
mix dengan menggunakan mutu K-250 serta K300, Kontraktor wajib
membuat adukan sesuai dengan proporsi trial mix yang disetujui.
b. Beton non struktural
- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl
- meliputi beton lantai kerja, tebal 5 cm, tidak dicor ke dalam
cetakan
- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl
- meliputi rabat beton, sesuai dengan gambar kerja
- Beton dengan adukan 1 pc + 3 ps + 5 krl
- meliputi kolom atau beton bertulang yang mempunyai ukuran maksimal
15 cm, kanstin, neut kaki kusen kayu, pengisi lubang angker dan sudut-
sudut beton dan lain-lain.
- Beton mortal dengan adukan 1 pc + 2 ps + 5 krl
K adalah tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton 15 x 15 x 15
cm pada usia 28 hari. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

2.2.13.2. Campuran tambahan


Selain bahan seperti sudah ditentukan pada ayat 3.6.7. RKS ini, bahan
campuran lainnya yang digunakan hanya jika disetujui oleh direksi secara
khusus dan tertulis.

2.2.13.3. Pengadukan
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang
berkapasitas tidak kurang dari 600 liter dan dilengkapi dengan alat timbangan
berat.
a. Bahan
- Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari plywood dengan tebal
12 mm dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton. Plywood ini diberi
perkuatan kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting tersebut.
- Lain-lain jenis tersebut diatas harus dengan persetujuan direksi
- Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus dibuat dari kayu klas II
tebal sesuai kebutuhan dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton,
acuan ini diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


29
SPESIFIKASI TEKNIS

tersebut.
- Untuk perkerasan bekisting (acuan) tersebut, apabila diperlukan direksi
dapat meminta kontraktor menghitungnya dan kemudian disetujui direksi.
b. Konstruksi
- Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku mencegah
pergeseran atau perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan bekisting
halus halus dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan-
sambungan bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah
horisontal dan vertikal.
- Tiang penyangga anti lendutan (cambres) harus dibuat sebaik mungkin dan
mampu menunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan atau
overstress ataupun pergeseran tempat pada bagian konstruksi yang
dibebani.
- Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi
sedemikian rupa, sehingga konstruksi ini benar-benar kuat dan kaku untuk
menunjang berat sendiri dan beban-beban yang berada di atasnya selama
pelaksanaan.
- Kecuali detail-detail yang berlainan pada gambar, bekisting untuk semua
balok dan pelat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas
sebagai berikut:
- Semua balok atau/dan pelat lantai 0,2% lebar bentang pada tengah-tengah
bentang. Semua balok cantilever dan pelat lantai 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
c. Baut
Baut-baut tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian rupa sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi
tulangan akan berada 4 cm dari permukaan beton. Kawat pengikat tidak
diizinkan pada beton exposed yang akan berhubungan langsung dengan
keadaan alam, dimana dapat menimbulkan warna yang tidak merata. Semua
bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan paku
tanpa merusak beton.
d. Pembersihan
Semua bekisting harus dibersihkan sebelum dipergunnakan. Pekerjaan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya
beton yang keropos dan lain-lain kerusakan/cacat pada beton. Segera sebelum
beton dicor pada beberapa bagian dari bekisting, bagian dalam dari bagian itu

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


30
SPESIFIKASI TEKNIS

harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air. Tiap-tiap bagian dari
bekisting, bagian-bagian yang struktural harus diperiksa oleh direksi
pelaksanaan segera sebelum beton dicor di bagian itu. Khusus untuk acuan
kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus
dibuat bukaan atau dua sisinya untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin
terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan ini boleh ditutup setelah
diperiksa dan disetujui oleh direksi pelaksanaan.
e. Pelapisan (coating)
Sebelum pemasangan besi beton bertulang bekisting yang dipergunakan untuk
beton yang tidak diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan
minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Bekisting untuk beton
biasa (yang perlu diplester lagi permukaannya) harus dibasahi air dengan
seksama sebagai pengganti minyak sebelum beton dicor.
f. Pembongkaran
Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban dengan rencana pembongkaran bekisting
pada beton. Pertanggungjawaban atas keselamatan pada waktu
pembongkaran tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak
Kontraktor.

g. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting.


Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur ditentukan dari percobaan
kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum sebagai berikut:
Waktu minimum pembongkaranbekisting
Bagian Struktur
(hari)
Sisi balok dan dinding 1
Penyanggah 21
Penyanggah
pelatlantai balok 21
2.2.13.4. Pembuatan Beton dan Peralatannya
a. Kontraktor bertanggungjawab seluruhnya atas pembuatan campuran beton
yang baik/unform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk
memenuhi syarat-syarat ini, Kontraktor atas biaya sendiri harus menyediakan
dan menggunakan, mesin pencampur beton (beton molen) yang baik,
volumetric system untuk mengukur air dengan tepat yang disetujui direksi.
b. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran material-
material harus dengan persetujuan direksi.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


31
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

c. Mencampur beton dengan tidak menggunakan perbandingan berat


(timbangan), tidak diperbolehkan.
d. Mixer harus betul-betul kosong sebelum menampung/menerima material
untuk adukan selanjutnya, harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak
dipakai lebih lama dari 30 menit dan pada setiap akhir pekerjaan. Mixer juga
harus dibersihkan dan dikosongkan lebih dulu, bila beton yang akan dibuat
berbeda mutunya.
e. Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras
tidak diizinkan. Demikian juga penambahan air pada adukan beton yang
sudah jadi (dari hasil mixer) dengan tujuan memudahkan pengerjaan dan
sebagainya tidak diizinkan.

2.2.13.5. Penolakan Pekerjaan Beton


a. Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. Kontraktor
harus mengganti atau memperbaiki/membongkar pekerjan beton yang tidak
memenuhi syarat, atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi yang diberikan
oleh direksi pelaksanaan.
b. Percobaan compressive strength dari pengujian kubus harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
- Sr adalah deviasi standard rencana.
- Tidak boleh lebih dari 1 (satu) nilai diantara 20 nilai hasil
pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi kurang dari α' bk.
- Tidak boleh satupun rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut, terjadi kurang dari (α' bk + 0,82 Sr).
- Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 (empat) hasil
pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.
- Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus
memenuhi (α' bk = α' bm - 1,64 Sr).
c. Bila compressive strength test dari kelompok kubus test gagal memenuhi
syarat di atas, maka direksi pelaksanaan akan menolak semua pekerjaan-
pekerjaan beton dari kubus-kubus tersebut diambil.

2.2.13.6. Pengangkutan dan Pengecoran Beton


a. Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa dan
menyetujui cetakan, bekisting (formwork), tulangan, angker-angker dan lain-
lain, dimana beton akan dituangkan/dicor. Tempat dimana beton akan
dituangkan harus bebas dari segala macam kotoran, puing-puing, potongan-
potongan, kayu, air dan sebagainya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


32
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Air (genangan) harus dibuang dari tempat/ruangan yang akan diisi/dicor


beton. Air yang mengalir ke dalam galian harus dikontrol/dibuang dengan
cara yang disetujui direksi pelaksanaan.
c. Isi dari mixer yang dikeluarkan pada suatu operasi continous harus diangkut
tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dalam gerobak yang
bersih dan kedap air. Metoda yang digunakan harus disetujui direksi
pelaksanaan, setelah Kontraktor mengajukan proposal/usulan cara-cara
pengangkutan.
d. Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
diberikan dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dan pada
setiap akhir pekerjaan. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus
diletakkan/dicor dan dipadatkan pada tempatnya dalam waktu 40 menit
setelah penuangan air ke dalam mixer.
e. Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas/dituangkan dari
ketinggian lebih besar dari 1,5 m. pengecoran harus dilaksanakandengan
menghindari timbulnya degradasi dan menjamin suatu pengecoran yang
tidak terputus. Beton harus diletakkan dalam lapisan tidak lebih dari 60 cm
tebalnya dan dipadatkan sesuai ketentuan di bawah ini tanpa timbulnya
degradasi/pemisahan. pengecoran dari satu unit atau bagian dari pekerjaan
harus dilaksanakan dengan satu operasi yang continous atau sampai
construction joint tercapai.
f. Beton, acuan atau penulangan tidak boleh diganggu selama minimal 24 jam
setelah pengecoran, kecuali dengan izin direksi pelaksanaan. Semua
pengecoran harus dilaksanakan di siang hari dan pengecoran beton dari
suatu bagian pekerjaan jangan dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada
siang hari, kecuali atas izin Direksi Pelaksanaan boleh dikerjakan pada
malam hari. Izin ini tidak boleh diberikan, bila sistem penerangan yang
dipersiapkan Kontraktor belum disetujui Direksi Pelaksanaan.
g. Dalam hal dinding, kolom beton atau bagian-bagian yang dianggap tinggi,
tidak boleh dicor dari atas, tetapi harus dari samping melaluisatu bukaan
pada ketinggian yang disetujui. Saluran curah untuk pengecoran tidak boleh
dipergunakan, kecuali jaraknya dekat dan hanya dengan persetujuan direksi
pelaksanaan. Bila hal ini disetujui direksi pelaksanaan, maka saluran itu
harus dibuat dari logam (metal) atau bahan dihaluskan, agar dapat
mengalirkan adukan beton dengan lancar, sedangkan kemiringan
saluran/talang tersebut tidak lebih curam dari perbandingan 1 (satu) tegak
dan 2 (dua) mendatar.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


33
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

h. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak


mengurangi kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan
dalam gambar-gambar rencana, maka tempattempatnya harus disetuji oleh
direksi.
i. Penyimpanan tempat siar daripada yang dinyatakan dalam gambar harus
disetujui direksi.
j. Penempatan air (penyambungan pengecoran) pada dinding yang berfungsi
menampung air, harus dipasang water stop dari type yang terlebih dahulu
disetujui direksi.

2.2.14. Pemadatan Beton


a. Beton harus dipadatkan keseluruhan dengan mechanical vibrator yang
dikerjakan oleh orang-orang yang berpengalaman dan telah mendapatkan
trainning untuk pekerjaan tersebut. Pekerjaan beton yang telah selesai harus
merupakan suatu massa yang bebas dari lubang-lubang degradasi atau
kropos-kropos (honey combing).
b. Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekuensi
tidak kurang dari 6.000 cycles per menit. harus diperhatikan agar
pemadatan/ penggetaran semua bagian beton tidak menyebabkan degradasi
dari material-material akibat over vibration. Vibration tidak boleh
dipergunakan pada tulang-tulang, terutama tulang-tulangan yang telah
masuk pada beton yang mulai mengeras.
c. Banyaknya vibrator yang dipergunakan harus disesuaikan dengan volume
dan kecepatan pengecoran. Kontraktoran juga harus menyediakan paling
sedikit 1 vibrator tambahan/cadangan untuk mengganti yang rusak pada
waktu yang sedang dipakai.

2.2.15. Perlindungan Terhadap Cuaca Alam


a. Cuaca Panas
Bila perlu dipergunakan rangkaian instalasi penahanan angin, naungan, fog
spraying, memerciki dengan air, menggenangi dengan air ataupun menutup
dengan penutup basah yang berwarna muda dapat dibuat bagian yang telah
selesai dicor, dan tindakan perlindungan yang sedemikian harus segera
diambil setelah pengecoran dan pekerjaan akhir selesai dikerjakan.
b. Musim Hujan
- Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang
baru dicor harus segera dilindungi dari curahan hujan.Sambungan harus
dilindungi seperti yang dijelaskan dalam spesifikasi ini.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


34
SPESIFIKASI TEKNIS

- Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang


terkena hujan/aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan
dulu dari beton-beton yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran
selanjutnya harus mendapat izin direksi pelaksanaan terlebih dahulu.

2.2.16. Perawatan
a. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakaan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan
basah, selama paling sedikit 7 hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa
yang berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu
selalu dalam keadaan basah.
b. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan
untuk mencegah retak pada sambuungan dan penegringan beton yang terlalu
cepat. Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali
bebas dari unsur-unsur kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau
perubahan warna pada beton.

2.2.17. Cacat pada Beton


Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, pemberitugas mempunyai
wewenanguntukmenolak konstruksi beton yang cacatseperti berikut.
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditunjukkan oleh gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yangdirencanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

2.2.18. Pekerjaan Pasangan Bata (Bila Diperlukan)


a. Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas
yang sama seperti semen untuk pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan PUBB - N.I.3.
c. Air
Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus sama dengan
pekerjaan beton.
d. Kapur
Kapur harus kualitas terbaik dan mendapat persetujuan direksi (sesuai
persyaratan N.I.7.).
e. Jenis adukan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


35
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

Campuran Untuk
1 pc: 2 psr pasangan trasram, dinding luar dan plesteran luar bangunan
1 pc: 5 psr pasangan biasa (dinding dalam)
1 pc: 3 psr pasangan dalam bangunan
- Cara mengaduk
Adukan harus dilaksanakan dengan mixer. Adukan yang dimulai
mengeras tidak boleh digunakan.
f. Batu bata
Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat bisa produksi setempat
ukuran nominal sesuai persetujuan direksi. Pembakaran bata harus
sempurna, sisi-sisi batu bata harus tanpa retak-retak dan campuran kotoran.
Ukuran batu bata harus seragam sesuai dengan AV.
Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20% bila ternyata
persentase kerusakan di atas angka tersebut maka pengiriman batu bata
tersebut dibatalkan/tidak diterima.
g. Kolom praktis
Pada tiap jarak 3 meter dalam tembok bata (atau pada sambungan-
sambungan antara, sehingga luas bidang tembok bata maksimum 12 m2) an
pada semua pertemuan dinding, harus dibuat kolom praktis dari beton
dengan lebar 12 - 15 cm setebal batu bata).
Kolom ini harus dibuat sesuai dengan kemajuan pekerjaan bata, diberikan
tulangan pokok 4 buah dengan garis tengah 8 mm serta sengkang-sengkang
06 mm pada tiap jarak 25 cm. Atau apabila ada ketentuan lain, harus
disetujui oleh direksi.
h. Pekerjaan dinding
- Bahan
Untuk semua pekerjaan dinding digunakan batu bata seperti yang
disyaratkan.
- Adukan
Adukan rapat air 1 pc: 2 pasir dilaksanakan untuk:
 semua dinding bata mulai sloof sampai setinggi 150 cm .
 Semua dinding luar, dinding dalam mulai sisi atas pelat beton
sampai 150 cm di atas lantai jadi
 Dinding dan dasar septictank
 Saluran pembuangan keliling bangunan

2.2.19. Pekerjaan Plesteran


a. Bahan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


36
SPESIFIKASI TEKNIS

P.C., pasir dan air harus memenuhi persyaratan seperti yang telah disebut
dalam RKS ini.
b. Perbandingan adukan
Adukan biasa 1 P.C: 4 pasir untuk pasangan batu bata dan adukan kuat 1
P.C: 2 pasir untuk pasangan batu bata trastram.
Untuk adukan-adukan:
- Plesteran beton 1 pc: 2 pasir
- Siar batu kali 1 pc: 2 pasir
- Plesteran batu kali 1 pc: 2 pasir
Pengadukan dilakukan dalam keadaan kering sehingga benar-benar rata
sebelum diberi air, semua pasangan harus ditambah bahanbahan anti
penyusutan (anti shrinkage).
c. Persiapan permukaan
Permukaan dinding bata harus diberi cukup untuk mengeringkan dan semua
pipa,saluran-saluran harus terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah
mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan yang telah disiapkan
harus dibasahi.
d. Pelaksanaan
Tebal plesteran rata-rata 1,5 cm, minimum 1 cm dan harus menghasilkan
permukaan sesuai persetujuan direksi. Harus dipasang adukan-adukan
patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata.Plesteran diratakan
dengan menggunakan alat kayu yanglurus,minimal panjangnya 1 m (satu
meter). Plesteran harus dibagi minimum 7 hari setelah dipasang. Jika
plesteran sudah cukup keras, harus secepatnya dibasahi untuk mencegah
cacat. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi
terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
e. Memperbaiki dan membersihkan
Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding tersebut dengan bentuk
memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan plester yang
telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain. Pada waktu-waktu
tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plester
yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

2.2.20. Pekerjaan Cat


Semua pekerjaan cat harus dari penyalur yang disetujui oleh direksi. Pengerjaan
pengecetan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik yang bersangkutan.
Plamur serta cat dasar dipakai sesuai dengan rekomendasi dari pabrik catnya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


37
SPESIFIKASI TEKNIS

Sebelum pengecatan, maka cat dalam kaleng harus diaduk secara baik sebelum
dituangkan dalam tempat cat yang disediakan. Tanpa petunjuk dari pabrik maka
penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain tidak dibenarkan.
a. Bahan-bahan/persyaratan khusus cat kayu
Cat kayu adalah sejenis phinotex dan Danaglos, sebelumnya ditunjukkan
kepada Direksi. Cat besi: besi harus dicat dengan meni besi baru dicat
dengan cat besi dengan dasar syntetic resin. Cat tembok/beton fair fase. Cat
tembok untuk tembok dalam dan luar adalah cat efoxy (cat tahan zat-zat
kimia chemical resistance paint) sebelumnya ditunjukkan kepada Direksi dan
yang setara dengan silikon A 273 - 31 dari ICI sebanyak tiga lapis untuk
mencegah lumut.
b. Daftar bahan
Secepat setelah penandatangan kontrak, tetapi paling lambat 2 bulan
sebelum pekerjaan cat, Kontraktor wajib menyerahkan kepada direksi daftar
bahan yang akan dipergunakan untuk pengecatan. Semua bahan yang akan
dipergunakan untuk pengecetan. Semua bahan yang dipakai harus disetujui
terlebih dahulu oleh direksi.
c. Pilihan warna
Semua pilihan warna yang dipakai akan dipilih oleh direksi.
d. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu sedapat
mungkin dicegah. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan
sesuai dengan persyaratan tertulis dari pabrik tertulis. Harus disediakan kain
pembersih, harus diperiksa debu yang secukupnya untuk mencapai tujuan di
atas.

2.2.21. Pekerjaan Water Proofing


Dinding dan dasar penampung yang berfungsi menampung air harus dilapisi
water proofing yang terdiri 2 komponen yaitu semen khusus dan tambahan
campuran zat adektifi Dalam hal ini kontraktor harus mengajukan sistem dan
spesifikasi teknisnya untuk terlebih dahulu disetujui direksi.

2.3. PEKERJAAN JALAN OPERASIONAL, GALIAN DAN SALURAN DRAINASE


2.3.1. Umum
Pekerjaan yang meliputi:
- Prosedur galian
- Bahan-bahan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


38
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

- Penempatan dan pemadatan timbunan


- Jaminan kualitas
- Prosedur pengerjaan
- Subbase
- Base
- Pekerjaan perkerasan jalan
- Saluran drainase
- Box dan culvert
- Pipa-pipa drainase
Pekerjaan di atas akan disajikan dalam uraian berikut ini.

2.3.2. Prosedur Galian


a. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang
ditentukan dalam gambar atau diperintahkan oleh direksi dan harus meliputi
pembuangan semua bahan-bahan yang ditemukan, termasuk tanah, batuan,
batu bata, batu beton, pasangan batu dan bahan-bahan perkerasan jalan
lama.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin hadap bahan-bahan di bawah dan diluar batas galian.
c. Apabila batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya ditemukan
pada jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan
bahu jalan, atau pada dasar parit pipa atau galian pondasi struktur maka
bahan-bahan tersebut harus digali lebih dari 150 mm sampai suatu
permukaan yang rata halus dan mantap. Tidak boleh ada tonjolan batuan
ditinggalkan dari permukaan yang terbuka dan semua pecahan batu yang
berdiameter lebih besar dari 150 mm harus dibuang. Profil galian yang
ditentukan harus dicapai dengan bahan-bahan urugan kembali yang
dipadatkan dan disetujui oleh direksi.
d. Peledakan tidak boleh digunakan untuk pekerjaan galian.
e. Galian batuan dilaksanakan sampai kedalaman sesuai perencanaan yang
dinyatakan pada gambar kerja atau yang ditetapkan oleh direksi. Permukaan
harus datar, dengan 50 mm maksimum gelombang permukaan. Batuan lepas
dengan ukuran lebih dari 150 mm harus disingkirkan.
f. Permukaan dasar batuan harus dibersihkan menggunakan kompresor air
bertekanan tinggi.
g. Jika diperlukan, kontraktor harus memasang landasan beton tanpa tulang
belulang sebelum pekerjaan beton struktur.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


39
SPESIFIKASI TEKNIS

h. Parit atau pipa, gorong kecil dan saluran beton, pasangan batu atau
pasangan batu adukan encer harus berukuran cukup untuk memungkinkan
pemasangan yang layak dari bahan-bahan, pemeriksaan pekerjaan dan
pemadatan urugan kembali di bawah dan disekeliling pekerjaan yang
ditempatkan.
i. Jika gorong-gorong atau parit lainnya digali pada embankmen baru,
embankmen harus dibangun sampai tinggi permukaan yang disyaratkan
dengan suatu jarak pada masing-masing sisi lokasi parit tidak kurang dari 5
kali ukuran lebar parit, dan setelahnya parit digali dengan sisi-sisi hampir
vertikal sebagaimana kondisi tanah mengijinkan.
j. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan denngan cara yang cermat
untuk menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang
baru ditempatkan dapat terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan
selama penempatan beton atau suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam
sesudahnya, harus dilaksanakan dari suatu bak yang tepat, dan terletak
diluar acuan beton, dan aliran air yang dipompa masuk ke dalam sistim
drainasi yang telah ditetapkan.

2.3.3. Bahan-Bahan
a. Sumber bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui Direksi.
b. Timbunan biasa
- Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri
dari tanah atau bahan-bahan batuan yang disetujui oleh direksi.
- Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk
penggunaan tanah liat yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6
oleh AASHTO M 145 atau sebagian CH pada Unified or Cassagrande Siol
Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah yang plastis
berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan
tersebut hanya akan digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam
urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser
yang tinggi. Tidak ada tanah plastis berkadar tinggi yang akan digunakan
sama sekali pada lapisan bahan-bahan 400 mm di bawah setiap tanah
dasar perkerasan atau bahu jalan.
Sebagai tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji sesuai
dengan AASHTO T-193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang
dari 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai 100%

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


40
SPESIFIKASI TEKNIS

kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T-


99.
- Bila digunakan situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak
dapt dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri
dari pasir atu kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu
Indeks Plastisitas maksimum 6%.
- Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam
situasi lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku
kondisi pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih
dapat merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang
bergradasi baik atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki
plastisitas rendah. jenis bahanbahan yang terpilih dan disetujui oleh direksi
akan bergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau
ditimbun atau pada tekanan tanah yang harus dipikul.

2.3.4. Penempatan dan Pemadatan Timbunan


a. Penempatan Timbunan
- Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
ketebalan lapisan tertentu.
- Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering.
Penumpukan tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan,
dan pada waktu lainnya hanya dengan izin tertulis dari direksi.
- Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk
menghindari pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut.
Dalam hal pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang
luas antara kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan
menggunakan acuan sementara dari lembaran baja tipis yang secara
bertahap akan ditarik sewaktu penempatan timbunan dan bahan drainase
porous dilaksanakan.
- Penimbunan kembali di atas pipa atau di belakang struktur harus sesuai
dengan galian dan urugan kembali untuk struktur.
- Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhtumbuhan permukaan
dan harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


41
SPESIFIKASI TEKNIS

yang baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan direksi.
Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan
horizontal sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus
ditutup dengan sepraktis dan secepat mungkin dengan lapis pondasi
bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah
pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan.
- Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuh-
tumbuhan harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut
ditempatkan dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan
dengan pembajakan atau pengupasan selajutnya akan dipadatkan
kembali, sesuai dengan jenis pemadatan yang ditentukan untuk timbunan
jalan raya selanjutnya. Jika permukaan asli di atas mana timbunan
yang akan ditempatkan adalah jalan lama, permukaan tersebut
harus dibajak, dikupas, atau dihancurkan tanpa menghiraukan tinggi dari
timbunan yang kan ditempatkan. Dalam tiap-tiap kasus tidak ada
pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk pekerjaan ini
sebagaimana hal tersebut dipertimbangkan sebagai tambahan pada item
lain-lain di dalam bill of quantities.
b. Pemadatan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh direksi sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan.
- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum
sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut
harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
diperoleh bila tanah tersebut dipadat sesuai dengan AASTHO T99.
- Semua timbunan batuan harus ditutup degan sebuah lapisan atau lapisan
dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi
batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-
sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun
sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
- Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan
sebagaimana ditentukan, diuji untuk kepadatan diterima oleh direksi,
sebelum lapisan berikut ditempatkan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


42
SPESIFIKASI TEKNIS

- Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu jalan dengan suatu cara yang sedemikian sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama. Dimana mungkin lalu lintas alat
konstruksi harus dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan jalur yang
digunakan diubah secara terus menerus untuk menyebar pengaruh
pemadatan dari lalu-lintas.
- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat
pemadat yang biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari
bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya
dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis
(mechanical temper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan
guna menjamin pemadatan yang memuaskan dibawah dan ditepi pipa
untuk menghindari ronggarongga dan guna menjamin bahwa pipa
ditunjang sepenuhnya.
c. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah
- Lapisan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95% dari standar maksimum kepadatan kering yang
ditentukan sesuai AASTHO T99. Untuk tanah yang mengandung lebih
dari 10% bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4 inch, kepadatan
kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan untuk bahan-bahan
yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan oleh direksi.
- Lapisan 300 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah harus
dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan AASTHO T99.
- Pengujian kepadatan harus dibuat setiap lapisan timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan AASTHO T191 dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan bahwa kepadatan kurang daripada kepadatan yang
disyaratkan maka kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut
sesuai dengan ketentuan diatas.
Pengujian harus dibuat sampai kedalaman lapisan sepenuhnya pada
lokasi yang diarahkan oleh direksi, tetapi satu dengan yang lainnya tidak
terpisah lebih 50 cm. Untuk urugan kembali disekeliling struktur atau
pada parit gorong-gorong, sekurang-kurangnya satu pengujian untuk satu
lapisan urugan kembali yang ditempatkan harus dilaksanakan.
Pada timbunan, sekurang-kurangnya satu pengujian harus
dilaksanakan pada setiap 150 meter kubik timbunan yang ditempatkan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


43
SPESIFIKASI TEKNIS

- Kriteria untuk timbunan batuan penampatan dan pemadatan timbunan


batuan harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin gilas atau mesin
pemadat bergetar atau sebuah traktor beroda rantai yang berbobot
sekurangkurangnya 20 ton atau peralatan konstrukasi berat yang serupa.
Pemadatan harus dikerjakan dalam arah memanjang sepanjang
timbunan, dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan menuju ke arah sumbu,
dan harus diteruskan sampai tak ada gerakan yang nampak di bawah
peralatan tersebut. Setiap lapisan harus terdiri dari batuan bergradasi
yang cukup baik dan semua rongga permukaan harus terisi dengan
pecahan kecil sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.
Batuan tidak boleh digunakan pada 150 mm lapisan atas timbunan dan
tidak ada batu dengan suatu ukuran melebihi 100 mm boleh dimasukkan
ke dalam lapisan atas ini.
Penempatan dan pemadatan timbunan batuan harus dilaksanakan
dengan menggunakan mesin gilas atau mesin pemadat bergetar atau
sebuah traktor beroda rantai yang berbobot sekurang-kurangnya 20 ton
atau peralatan konstrukasi berat yang serupa. Pemadatan harus
dikerjakan dalam arah memanjang sepanjang timbunan, dimulai dari tepi
luar dan dilanjutkan menuju ke arah sumbu, dan harus diteruskan sampai
tak ada gerakan yang nampak di bawah peralatan tersebut. Setiap
lapisan harus terdiri dari batuan bergradasi yang cukup baik dan semua
rongga permukaan harus terisi dengan pecahan kecil sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.
Batuan tidak boleh digunakan pada 150 mm lapisan atas timbunan dan
tidak ada batu dengan suatu ukuran melebihi 100 mm boleh dimasukkan
ke dalam lapisan atas ini.
- Percobaan pemadatan
- Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pemilihan peralatan dan
metoda untuk mencapai kepadatan yang diisyaratkan, maka pemadatan
berikutnya harus menyusul.
- Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan
alat pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai sehingga memuaskan direksi. Hasil percobaan
lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah
lintasan yang diisyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua
pemadatan yang selanjutnya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


44
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

2.3.5. Prosedur Penggalian


a. Galian untuk struktur
- Parit untuk struktur dan telapak struktural digali menurut garis, kelandaian
dan ketinggian yang terlihat pada gambar atau sebagaimana diarahkan
oleh direksi. Ketinggian dasar telapak yang terlihat pada gambar adalah
hanya perkiraan saja dan direksi boleh menginstruksikan perubahan
pada ukuran atau ketinggian telapak sebagaimana dianggap perlu untuk
menjamin hasil yang memuaskan. Batu besar bulat, balok kayu dan
bahanbahan lain yang di bawah dan di sekitar pekerjaan yang
ditempatkan.
- Parit harus berukuran cukup untuk memungkinkan pemasangan bahan-
bahan yang layak, pemeriksaan pekerjaan dan pemadatan urugan
kembali di bawah dan di sekitar pekerjaan yang ditempatkan.
- Bila gorong-gorong atau parit lainnya akan digali ada timbunan baru,
maka timbunan tersebut harus dibangun hingga setinggi permukaan yang
diperlukan suatu jarak sisi lokasi parit tidak kurang 5 kali ukuran lebar
parit tersebut, sesudah itu parit tersebut akan digali dengan sisi-sisi yang
vertikal sesuai dengan kondisi yang memungkinkan.
Setiap pemompaan galian harus dikerjakan dengan cara tertentu untuk
menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-bahan konstruksi yang
baru ditempatkan terbawa keluar. Setiappemompaan yang diperlukan
selama penempatan beton, atau untuk suatu perioda sekurang-
kurangnya 24 jam setelah itu, harus dikerjakan dari tempat penampungan
air yang terletak di bagian luar acuan beton.
b. Urugan kembali pada standar
- Daerah yang digali di sekitar struktur harus diurug kembali dengan
bahan-bahan yang disetujui dalam pelapisan horisontal dengan
kedalaman tidak lebih dari 150 mm sampai setinggi permukaan tanah
asal atau setinggi permukaan tanah dasar, dan dipilih yang lebih rendah.
Setiap lapisan harus dibasahi atau dikeringkan sampai kadar air optimum
sebagimana disyaratkan dan dipadatkan seluruhnya.
- Urugan kembali yang membentuk bagian timbunan harus dipadatkan
sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuatu
dengan AASTHO T99. Urugan kembali di luar daerah jalan dan timbunan
harus dipadatkan sampai suatu kepadatan sekurang-kurangnya setinggi
bahan-bahan yang berdampingan dan tak terganggu.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


45
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Pengendalian lalu lintas


- Pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan persyaratan pengaturan
dan pengendalian lalu lintas.
- Kontraktor harus bertanggungjawab untuk semua akibat dari lalu lintas
yang diizinkan melewati tanah dasar. Semua lalu lintas selain mesin-
mesin konstruksi yang langsung terlibat dalam penempatan lapisan di
atasnya harus dicegah melewati tanah dasar setelah penyelesaian dan
penerimaan.
d. Bahan-bahan
- Tanah dasar dibentuk pada timbunan biasa, timbunan dengan bahan-
bahan terpilih, agregat lapisan pondasi atau drainase porous, atau pada
tanah asli dengan merapikan atau memotong dengan menggunakan
galian biasa atau galian batuan. Bahan-bahan yang akan digunakan pada
setiap contoh harus sebagaimana diarahkan oleh direksi. Sifat bahan-
bahan untuk digunakan dalam pembentukan tanah dasar harus sesuai
dengan sifat bahan-bahan khusus yang sedang digunakan sebagaimana
diberikan di bagian lain dalam spesifikasi ini.
e. Pemadatan tanah dasar
- Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan
dari spesifikasi ini. Persyaratan pemadatan dan persyaratan jamian
kualitas untuk tanah dasar harus sesuai dengan ketentuan spesifikasi ini.

2.3.6. Sub-Base
a. Material
- Peserta pelelangan harussebelumnya menentukan sendiri akan tempat,
jumlah dan keserasian bahan yang ada untuk digunakan sebagai bahan
subbase. harus juga diperhitungkan biaya sehubungan dengan
pengambilan, pengukuran, penyaringan bila perlu yang kesemuanya itu
harus juga tercakup dalam suatu harga bahan subbase yang diajukan
pada harga penawaran.
Kontraktor selambat-lambatnya 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan
subbase harus sudah mengajukan kepada Direksi sesuai pernyataan
yang menerangkan tempat asal dan komposisi dari material yang
digunakan sebagai subbase, dimana sifat-sifat material tersebut harus
memenuhi persyaratan yang akan disebutkan selanjutnya pada
spesifikasi ini.
- Pemeriksaan, testing dan persetujuan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


46
SPESIFIKASI TEKNIS

Sebagaimana keharusan, sebelum dimulai pekerjaan penggalian bahan,


kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium yang
diakui direksi mengenai sifat-sifat bahan tersebut. Pengambilan bahan
untuk keperluan pemeriksaan, biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan
tersebut ditanggung oleh kontraktor. Pengambilan contoh bahan untuk
pemeriksaan dihadiri direksi atau wakil yang ditunjuk olehnya dimana
sebagian dari bahan itu akan disimpan oleh direksi di tempat pekerjaan
sebagai barang contoh.
Kategori Spesifikasi
3/8" 40-70
No. 4 30-60
No. 10 20-50
No. 40 10-30
No. 200 5-15

Persentase berat yang lewat untuk masing-masing ayakan dapat


dikoreksi oleh direksi bila digunakan batu pecah dengan bermacam-
macam berat jenis.
- Batas cair (AASTHO T89) 25 max
- Indeks Plastis (ASSTHO T91) 6 max
- Kadar lempung (AASTHO T176) 25 min
- Kehilangan berat dari partikel yang tertinggal pada ayakan ASTM No.
12
- (AASTHO T96)
- CBR direndam yang ditest pada density yang dikehendaki (100% dari
kepadatankeringmaksimum menurut AASTHO T180)60 max.
Kelas C subbase terdiri dari pasir dan kerikil dengan gradasi baik
menurut persyaratan di bawah ini.

ASTM Standard Sieve Persentase BeratYang Lewat


1 1/2 " 100 max
No. 10 80 max
No. 200 15 max
Kadar lempung 25 max
(AASTHO T176)
Kehilangan berat akibat abrasi dari 40 max

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


47
SPESIFIKASI TEKNIS

partikel yang tertinggal pada ayakan


ASTM No. 12
(AASTHO T96)
Kepadatan kering maksimum min 20 gr/cucm
(AASTHO T180)

b. Pelaksanaan
- Pekerjaan persiapan untuk subgrade
Subgrade akan dibuat, dipersiapkan dan dikerjakan seperti yang disebut
pada lab sebelumnya, sebelum subbase ditempatkan.
- Pencampuran dan pembuatan
Kecuali ditentukan lain, bila kontraktor mengerjakan pencampuran
material subbase harus menuruti salah satu cara di bawah ini, dengan
bahan-bahan pembantu bila perlu seperti diisyaratkan pada gambar
rencana.
- Cara dengan alat pencampur stasioner
Agregat dan air dicampur di dalam suatu mixer. Jumlah air diatur selama
pencampuran agar mencapai kadar air yang sesuai untuk keperluan
pamadatan yang memenuhi syarat. Setelah proses pencampuran,
material diangkut ke tempat pekerjaan, dijaga agar kadar air tetap dalam
batas-batas yang diisyaratkan dan dihampar di lapangan untuk segera
dipadatkan.
- Cara dengan alat pencampuran yang berjalan
Setelah material untuk masing-masing ditempatkan dengan mesin
penyebar (spreader) atau alat lain, kemudian dilakukan pencampuran
dengan alat pencampur berjalan. Selama itu air bila perlu ditambah agar
dicapai kadar air optimum.
- Cara dengan pencampuran setempat (mixed on place)
Setelah material untuk masing-masing lapisan ditempatkan,
pencampuran dilakukan dengan motor grader atau alat lain pada kadar
air yang dikehendaki. Subbase material akan dipadatkan tiap lapisan
dengan tebal sedemikian agar kepadatan maksimum dapat dicapai
dengan alat-alat yang ada. Tebal lapisan itu umumya tidak boleh dari 25
cm setelah jadi. Bila lebih dari satu lapis, tiap lapisan yang terdahulu
harus sudah dipadatkan secukupnya sebelum penempatan lapisan
selanjutnya.
- Penebaran dan pemadatan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


48
SPESIFIKASI TEKNIS

Segera setelah dilakukan penebaran dan perataan, tiap garis segera


dipadatkan pada seluruh lebar jalan dengan mesin gilas, mesin gilas
roda karet atau alat pemadat lain yang disetujui direksi untuk dipakai.
Penggilasan dilakukan dari tepi menggeser ke tengah, berjalan paralel
dengan as jalan dan diusahakan berlangsung terus tanpa berhenti
sampai seluruh permukaan selesai digilas.
Bila terjadi pelendutan atau hal-hal yang tidak wajar pada suatu tempat,
harus segera dilakukan perbaikan dengan cara membongkar tempat itu,
mengganti atau dilakukan menambah material lain dan menggilasnya
kembali sehingga rata dengan permukaan yang dikehendaki.
Pada tepi-tepi curb, dinding-dinding dan pada tempat-tempat yang tidak
dapat dicapai oleh mesin gilas harus dipadatkan dengan alat-alat tangan
yang tepat (temper, compactor). Lapisan yang dipadatkan tersebut
harus digilas dan dipangkas (bladed) sedemikian agar permukaan jadi
berbentuk sesuai dengan gambar rencana. Material subbase harus
dipadatkan hingga mencapai paling tidak 100% dari kepadatan kering
maksimum yang dipadatkan pada pemeriksaan AASTHO T180 Method
D. Kepadatan tersebut harus dicapai pada seluruh tebalnya.
Direksi melakukan pengukuran pada tempat-tempat yang dipilihnya
selama pelaksanaan pekerjaan untuk memeriksa tebal lapisan subbase
yang dihampar agar dapat mencapai tebal jadi yang disyaratkan pada
kepadatan maksimum.
Pembuatan lubang-lubang untuk keperluan pengukuran itu dan
pengisiannya kembali akan dilakukan oleh kontraktor dan diawasi oleh
direksi atau wakil yang ditunjuk olehnya.

2.3.7. Base
a. Sumber Material
- Peserta lelang sebelum mengajukan harga penawaran harus
menentukan sendiri lokasi, kemungkinan bahan tersebut untuk dipakai
sebagai bahan base, cara pengambilan atau pengangkutannya, biaya
pemecahan batu, penyeleksian dan pembiayaan lain yang perlu
sehubungan dengan pendatangan material itu.
- Kontraktor harus juga memperhitungkan, bila memang demikian
keadaannya, cara menggali dan membuang lapisan tanah atas tempat
pengambilan bahan tersebut. Harga satuan dari material base yang
diajukan harus telah mencakup semua pembiayaan itu.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


49
SPESIFIKASI TEKNIS

- Kontraktor harus mengajukan pernyataan selambat-lambatnya 30 hari


sebelum dilakukan pengambilanmaterial tersebut yang berisi tentang
tempat asal bahan komposisi dan macam agregat yang akan dipakai
sebagai bahan base. Sifat-sifat material tersebut harus sesuai dengan
persyaratan di bawah ini.
b. Persyaratan material
- Agregat untuk base harus memenuhi persyaratan untuk bahan base
kelas B di bawah ini. Semua agregat untuk base course harus terdiri dari
bahan-bahan yang bersih,keras, awet, bersuduttajam, tidak banyak
bercampur dengan bentuk-bentuk yang pipih atau memanjang, dan
dalam batas tertentu tidak banyak mengandung batu-batu yang lunak,
yang mudah hancur, kotoran atau bahan-bahan lain yang mudah
membusuk/tidak dikehendaki.
- Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan base kelas B terdiri dari
hasil pemecahan kerikil dan batu. Bila ditentukan demikian oleh direksi,
maka untuk bahan kerikil sebelumnya harus diayak terlebih dahulu
sehingga agregat hasil dari pemecahan kerikil itu tidak kurang dari 50%
beratnya terdiri dari partikel yang mempunyai sekurang-kurangnya satu
bidang pecahan.
Agregat base course harus menuruti persyaratan dibawah ini.
Keterangan
Kategori
Kekerasan (Toughness ASTM D3) min 6%
Kehilangan berat dengan percobaan sodium sulfate (AASTHO T104) max 10%
Kehilangan berat dengan percobaan Magnesium sulfate soundness test max 12%
(AASTHO T140)
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 100 putaran (AASTHO T96) max 10%
Kehilangan berat akibat abrasi sesudah 500 putaran (AASTHO T96) max 40%
Partikel-partikel tipis, memanjang persentase berat (partikel lebih besar max 5%
dari 1" dengan ketebalan kurang dari 1/5 panjang)
Bagian-bagian baru yang lunak (ASTM C235) max 55%
Gumpalan-gumpalan lengkung (AASTHO T12) max 0,225%

ASTM Standard Sieve Persentase berat butir yang lewat


2 1/2 " 100
2" 90-100

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


50
SPESIFIKASI TEKNIS

ASTM Standard Sieve Persentase berat butir yang lewat


1 1/2" 35-70
1" 0-15
1/2" 0-5
- Kelas B terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah atau batu pecah
dengan berat jenis yang seragam dengan pasir, lanau atau lempung
dengan persyaratan di bawah ini:
ASTM Standard Sieve Persentase berat butir yang lewat
2 1/2 " 100
1" 60-100
3/4" 55-85
No. 4 35-60
No. 10 25-60
No. 14" 15-30
No. 200 8-15

- Partikel yang mempunyai diamater kurang dari 0,02 mm harus tidak


lebih dari 35% dari berat total contoh bahan yang diuji.
- Persentase berat butir yang lewat dapat dikoreksi oleh direksi bila
agregat terdiri dari bahan-bahan dengan berat jenis yang berlain-lainan:
 Batas cair (AASTHO T89) : max 25%
 Indeks plastis (AASTHO T91) : 4-8%
 Kadar lempung (AASTHO T176) : min50%
- Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah
harus paling tidak berjumlah 80% dari berat materialyang tertinggal pada
ayakan No. 4.
- Persentase agregat yang mempunyai paling sedikit satu bidang pecah
harus paling tidak berjumlah 80% dari berat material yangtertinggal pada
ayakan No. 4.

2.3.8. Saluran Drainase


a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan saluran dari pasangan batu kali dan
beton precast dengan bentuk sesuai gambar, kemiringan dan kedudukan
seperti yang tercantum pada Gambar Rencana dan Petunjuk Direksi.
b. Material
Batu yang digunakan hendaknya terdiri dari pecahan batu keras dengan
permukaan yang kasar. Aduk yang digunakan apabila tidak disebutkan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


51
SPESIFIKASI TEKNIS

tersendiri pada gambar rencana hendaknya terdiri dari campuran semen dan
pasir dengan perbandingan 1:3, dan menggunakan Beton precast untuk
daerah sekitar tanggul yang akan dilewati mobil atasnya.
c. Pelaksanaan
Lubang galian dibuat sesuai dengan bentuk kemiringan dan kedudukan
seperti yang diisyaratkan pada gambar rencana. Apabila dinding-dinding dan
dasar lubang galian tersebut masih dalam keadaan gembur harus dilakukan
pemadatan seperlunya agar didapat suatu permukaan yang stabil dan keras.
Batu-batu yang telah dipecah berukuran terpanjang 0.75 tebal dinding dan
tidak lebih dari 25 cm dipasangkan setelah terlebih dahulu diberikan lapisan
aduk yang cukup.Batu-batu yang lebih kecil ditempatkan untuk mengisi
rongga-rongga agar pasangan tidak goyah dan tebal aduk diantaranya tidak
menjadi terlalu tebal. Permukaan luar hendaknya diatur sedemikian sehingga
didapat permukaan yang datar dan rapih. Apabila tidak ditentukan adanya
pekerjaan plesteran maka setelah pemasangan cukup keras dan kokoh,
harus dilakukan pekerjaan siar dengan campuran aduk semen dan pasir
halus 1: 2.Pekerjaan siar itu hendaknya dilakukan dengan cermat agar tidak
terjadi bagian-bagian yang terbuka atau keropos. Pembahasan sebelum dan
sesudah pekerjaan siar dapat dilakukan sesuai dengan keperluannya untuk
mencapai daya lekat dan mencegah keretakan bidang-bidang siar. Pada
umumnya tebal pasangan ini tidak boleh kurang dari 20 cm.

2.4. PEKERJAAN PASANGAN BATU


Pasangan batu belah untuk pondasi lajur penyangga dinding bangunan lantai satu:
a. Pasangan batu belah pada pondasi lajur seluruh konstruksi bangunan penahan
dinding lantai satu, harus dikerjakan dengan pasangan batu kali belah
(kreuksteen) dengan perekat 1pc: 3ps
b. Batu kali harus berukuran kurang dari 0,30 m dan tidak posous. Sebelum
dipasang harus terlabih dahulu dibikin basah dan dibersihkan dari kotoran.
c. Pekerjaan pasangan harus dengan varband yang baik. Lubang-lubang diantara
batu-batu besar harus diisi dengan batu pecahan (kerikil).
d. Tidak boleh sekali-kali memukul batu di pekerjaan dengan martil yang besar
(terkecuali di luar bouwplank).
e. Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus terlebih dahulu diayak dengan
ayakan dari kawat loket dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan
sudut paling kecil 50o.
f. Gatar-gatar tempat berpijak tidak boleh menembus tembok.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


52
SPESIFIKASI TEKNIS

2.5. PEKERJAAN PEMASANGAN BOX CULVERT


a. Untuk Box culvert yang sudah berada di lokasi diangkat dan diletakan sesuai
dengan yang di tunjukan gambar rencana dengan menggunakan truck crane
b. Box culvert diletakan secara perlahan lahan di dasar galian yang telah diberi
urugan pasir setebal 10 cm atau lahan bawahnya rata terlebih dahulu
c. Box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak retak dan kerusakan-
kerusakan-keruskan lainya ketika box culvert berada diatas galian,jika terjadi
kerusakan box culvert segera diganti.
d. Untuk boc culvert dengan kemiringan antara 1/5 sampai dengan 1/10, agar tidak
terjadi pergeseran box culvert, maka pada sambungan harus diberi angkur dari
beton ditanam pada kedalam minimal 50 cm di bawah sambungan.
e. Apabila diperlukaan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti
tanpa menyebabkan kerusakan pada box culvert dan lapisan ujunya harus dibuat
halus.
f. Dimensi satu box culvert 200 x 200 x100 cm,mengunakan K-350

2.6 PEKERJAAN BRONJONG


1. Pembersihan lahan setempat
2. Pemasangan pondasi sebelum melakukan pemasangan bronjong (trucuk dolken Ø 8-
10 cm)
Metode / cara pelaksanaannya :
a. Pengangkatan trucuk dolken dapat menggunakan secara manual dengan posisi
yang sesuai gambar perencaan.
b. Setelah trucuk tegak lurus dengan tanah maka terucuk dolken dapat ditancapakan
menggunakan hammer atau alat pemukul lainya sedalam ± 4 m,atau sesuai dengan
gambar perencana,
c. Setelah tertanam trucuk ada yang masih diatas tanah 50 cm, untuk digabungkan
dengan bronjong ukuran sesuai gambar,untuk trucuk galam yang berada di bronjong
Direkatkan tambah pasta semen.

Pemasangan bronjong :

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


53
SPESIFIKASI TEKNIS

Metode / cara Pelaksanaanya :


a. Bronjong adalah sistem konstruksi yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis zenk
yang berbentuk matras keranjang persegi/persegi panjang yang diisi dengan batu dan
dipasang pada tanggul.
b. Pelaksanaanya dilakukan setialah tiang trucuk terpasang dan galian tanah dasar
konstruksi bronjong selesai dikerjakaan, maka keranjang bronjong
direntangkan/dibentangkan untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar
kemudian di isi dengan batu kali dengan diameter antara 15 – 25 cm.
c. Batu Ditempatkan satu demi satu satu sehingga rongga sesedikit mungkin sampai
penuh sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin ,
kemudian kawat anyaman penutup ditutyp, disambung dan diikat dengan kawat
pada tepi-tepi ujungnya dan sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti
anyaman itu sendiri.
d. Pemasangan harus sesuai dengan dimensi/ukuran dan ketinggian yang ditunjuk
gambar rencana,untuk bahan matrial sebelum terpasang hendaknnya ditunjukan tim
pengawas serta tim direksi.

BAB III
SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN TANAH DAN SAMPAH

I. Dimensi Geometrik
a. Elevasi dan Bench mark
Semua elevasi yang dimaksud adalah terhadap LWS, kecuali dinyatakan lain.
Semua elevasi harus dinyatakan dalam meter dengan ketelitian sampai dua
desimal.
Kontraktor wajib membuat sedikitnya 6 (enam) buah bench mark di sekitar lokasi
proyek yang ditunjuk Pengawas Pekerjaan/Konsultan. Bench mark yang terpasang
harus diikatkan terhadap referensi yang ada yang disetujui Konsultan. Ikatannya
harus merupakan ikatan sempurna dari poligon tertutup. Bila diperlukan,
Kontraktor harus menambahkan sendiri bench mark tambahan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
b. Dimensi
Semua dimensi dalam gambar dinyatakan dalam satuan metrik. Tidak ada

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


54
SPESIFIKASI TEKNIS

tambahan akibat konversi dari satuan lainnya ke sistem metrik. Semua gambar
dan komunikasi harus dinyatakan dalam sistem metrik.
c. Toleransi
Toleransi pengukuran untuk pekerjaan tanah dan sampah ini adalah:
 Pekerjaan Galian
- Vertikal : 0,25 m
- Horisontal : 0,25 m
 Pekerjaan Timbunan
- Vertikal : 0,05 m
- Horisontal : 0,05 m
 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
- Vertikal : 0,03 m
- Horisontal : 0,03 m

3.1. PEKERJAAN GALIAN


3.1.1. Umum
3.1.1.1. Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan tanah,
humus atau cadas atau material lain.
b. Pekerjaan ini diperlukan untuk pembentukan tempat kerja sesuai dengan
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
c. Kecuali untuk kepentingan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku
untuk seluruh pekerjaan galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak,
dan seluruh galian dapat merupakan salah satu dari:
- Galian biasa
- Galian padas
- Galian/dredging sungai
d. Galian biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian
padas atau galian sungai.
e. Galian padas mencakup galian dari batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh padas atau bahan lainnya yang digali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara, pemboran, atau peledakan. Galian ini tidak termasuk
bahan yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dapat dilepaskan
dengan penggaruk yang ditarik oleh traktor dengan berat minimum 15 ton
dan tenaga kuda netto sebesar 180 H P.
f. Galian/dreging sungai mencakup seluruh pekerjaan dredging pada daerah

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


55
SPESIFIKASI TEKNIS

sungai.
g. Data bor dan profil tanah yang disajikan dalam dokumen tender adalah
informasi umum. Variasi dan/atau interpretasi diperbolehkan sepanjang tidak
mempengaruhi kontrak. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus
menyerahkan gambar penampang memanjang yang menunjukkan tanah
dasar yang ada.
h. Kontraktor dianggap telah memenuhi pekerjaan bila material substansi yang
digali telah dibuang sampai pada batas yang ditunjukkan dalam gambar atau
ketentuan lain.
i. Kontraktor harus melakukan penggalian dan membuang substansi apapun
yang ditemukan hingga kedalaman yang ditentukan dalam gambar atau
hingga kedalaman yang perlu untuk pelaksanaan konstruksi yang layak dan
penyelesaian pekerjaan.
j. Kontraktor dianggap telah memasukkan dalam jadwal kecepatan yang
diizinkan untuk melingkupi seluruh faktor yang mungkin timbul selama atau
dalam hubungan dengan penggalian dan pembuangan sisa-sisa.

3.1.1.2. Survei
a. Pada waktu yang telah disepakati untuk memulai pekerjaan galian,
Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan, harus memeriksa dan
melakukan survei dengan peralatan yang disetujui pada lokasi pekerjaan.
b. Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.

3.1.1.3. Peralatan
a. Peralatan yang digunakan Kontraktor harus memenuhi persyaratan minimal
yang ditentukan.
b. Jika pemakaian peralatan lain tidak diizinkan oleh Konsultan, Kontraktor
harus menggunakan peralatan yang telah diusulkan dalam tender atau telah
disetujui untuk digunakan ketika kontrak ditandatangani. Kontraktor harus
menyerahkan rencana kerja detail pelaksanaan pekerjaan sehubungan
dengan mobilisasi peralatan.
c. Peralatan yang dipakai pada saat pelaksanaan harus diajukan pada rencana
kerja dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum dioperasikan.

3.1.1.4. Toleransi Dimensi


a. Galian harus dilakukan sesuai dengan ukuran, ketinggian, dan kemiringan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar dengan kelandaian akhir, arah dan
formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari yang ditentukan lebih dari

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


56
SPESIFIKASI TEKNIS

25 cm pada setiap titik.


b. Permukaan galian yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin drainase yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan
atau menggunakan pelindung plastik sebagaimana tercantum di dalam
Gambar RKS.

3.1.1.5. Pelaporan dan Pencatatan


a. Untuk setiap pekerjaan galian, sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus
menyerahkan gambar perincian potongan melintang yang menunjukan tanah
asli sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan kepada
Pengawas Pekerjaan.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan gambar
perincian dari seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok
penahan dan harus memperoleh persetujuan Pengawas Pekerjaan dari
gambar tersebut sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan
akan dilindungi oleh struktur yang diusulkan tersebut.
c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau fondasi
selesai, Kontraktor harus memberitahu Pengawas Pekerjaan, dan bahan
landasan atau meterial lain tidak boleh dipasang sebelum disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.

3.1.1.6. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin
keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk
sekitar.
b. Selama masa pekerjaan galian, suatu lereng yang harus mampu menahan
aktivitas pekerjaan disekitarnya, termasuk struktur atau mesin harus
dipertahankan sepanjang waktu. Skor serta turap yang memadai harus
dipasang, jika tepi permukaan galian tidak stabil.
c. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya
tidak boleh diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi
galian terbuka.
d. Tembok ujung cofferdam atau cara lainnya untuk menghindarkan air dari
daerah galian harus dirancang dengan benar dan cukup kuat untuk
menjamin tidak terjadi keruntuhan mendadak, yang mungkin dapat
membanjiri tempat kerja secara cepat.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


57
SPESIFIKASI TEKNIS

e. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian
yang mengharuskan kepala mereka berada di bawah permukaan tanah,
Kontraktor harus menempatkan Konsultan keamanan pada tempat kerja
yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat
peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K
harus tersedia pada tempat kerja galian.
Bahan Peledak yang diperlukan untuk galian padas harus disimpan,
ditangani, dan digunakan secara hati-hati dan ketat sesuai dengan Peraturan
Perundangan dari Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
pencegahan pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepat dari bahan
peledak dan harus menjamin bahwa yang menangani peledakan harus
dipercayakan hanya kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung
jawab.

3.1.1.7. Jadwal Kerja


a. Perpanjangan jadwal pekerjaan oleh Kontraktor harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
b. Bila lalu lintas pada jalan terpaksa terganggu karena peledakan atau operasi
pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan sebelumnya
terhadap jadwal untuk gangguan tersebut dari penguasa setempat dan juga
dari Pengawas Pekerjaan.

3.1.1.8. Kondisi Tempat Kerja


a. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan seluruh material dan peralatan (pompa) yang diperlukan serta
buruh untuk pengeringan, pengalihan saluran air dan pembangunan saluran
sementara. Pompa agar siap di tempat kerja pada setiap saat untuk
menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
b. Bila pekerjaan sedang dilakukan pada daerah saluran yang ada atau tempat
lain dimana aliran air tanah mungkin tercemari, Kontraktor harus setiap saat
menyediakan pada tempat kerja sejumlah air minum yang dapat digunakan
oleh pekerja.

3.1.1.9. Perbaikan Pekerjaan Galian Yang Tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal
1.1.4 diatas harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
 Material yang berlebih harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.
 Daerah dimana telah tergali lebih, atau daerah retak atau lepas, harus diurug
kembali dengan timbunan pilihan atau lapis fondasi agregat seperti yang

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


58
SPESIFIKASI TEKNIS

diperintahkan Pengawas Pekerjaan.

3.1.1.10. Penambahan Kedalaman Galian


a. Apabila dalam pelaksanaan galian Pengawas Pekerjaan merasa perlu untuk
memperdalam galian, maka Pengawas Pekerjaan berhak memerintahkan
kepada Kontraktor untuk menambah kedalaman galian, berkonsultasi dengan
direksi.
b. Penambahan biaya penambahan kedalaman galian hanya dihitung, jika
penambahan tersebut diperintahkan Pengawas Pekerjaan atau Konsultan.
c. Penambahan kedalaman galian diukur dengan cara yang ditetapkan
Konsultan disesuaikan dengan kondisi setempat. Pengukuran dibulatkan ke
bawah sampai dengan 25 cm.
d. Jika penambahan pekerjaan berupa penambahan kedalaman membutuhkan
waktu tambahan dari time schedule, Kontraktor diijinkan memperpanjang
jadwal pekerjaan tersebut, selama waktu tambahan yang logis dengan jalan
mengirim permohonan tertulis kepada Pengawas Pekerjaan/Konsultan.

3.1.1.11. Pengurangan Kedalaman Galian


a. Konsultan Pengawas atas persetujuan Konsultan Perencana berhak
memerintahkan Kontraktor untuk menghentikan galian sebelum kedalaman
rencana jika dianggap perlu.
b. Pengukuran pengurangan volume pekerjaan akibat pengurangan kedalaman
galian sama dengan cara perhitungan penambahan kedalaman galian.
c. Kontraktor tidak diijinkan menyimpan sisa waktu akibat pengurangan kerja ini
untuk time schedule-nya.

3.1.1.12. Penggunaan Dan Pembuangan Material Galian


a. Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan
cakupan proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk
formasi timbunan atau urugan kembali.
b. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, peat, sejumlah besar
akar, atau benda tumbuhan lain serta tanah yang kompresif yang menurut
pendapat Pengawas Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan dari material
pelapisan atau yang mengakibatkan terjadinya kerusakan atau penurunan
yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk
digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
c. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau tiap
material yang tidak disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai bahan
timbunan harus dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


59
SPESIFIKASI TEKNIS

daerah yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.


d. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan danbiaya
untuk pembuangan material yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat,
termasuk pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana
pembuangan dilakukan.

3.1.1.13. Pengembalian Bentuk Dan Pembuangan Pekerjaan Sementara


a. Material bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap merupakan
milik dari Kontraktor atau bila memenuhi syarat yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar dalam
Mata Pembayaran yang bersangkutan dalam Daftar Penawaran.
b. Setiap pemakaian material galian yang bersifat sementara waktu diijinkan
untuk ditempatkan dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah
pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak menganggu saluran air.
c. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam keadaan rapi dengan tepi dan lereng
yang stabil.

3.1.2. Prosedur Penggalian


3.1.2.1. Prosedur Umum
a. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan dan
harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton, tembok dan
perkerasan yang lama.
b. Dimana material yang terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis tanah
dasar atau fondasi dalam keadaan lepas atau tanah gambut material lainnya
yang tak memenuhi dalam pendapat Pengawas Pekerjaan, maka material
tersebut harus dipadatkan dengan benar atau seluruhnya dibuang dan diganti
dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana diperintahkan
Pengawas Pekerjaan.
c. Galian lapisan tanah atas setebal + 30 cm atau material tanah yang
mengandung humus harus diletakkan ditempat yang telah ditentukan oleh
Pengawas Pekerjaan.
d. Jika material padas atau lapisan keras yang sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan berpasangan atau untuk fondasi struktur, maka
material tersebut harus digali 15 cm lebih dalam hingga ke permukaan yang
mantap dan merata. Tidak boleh ada tonjolan-tonjolan padas dari permukaan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


60
SPESIFIKASI TEKNIS

tersebut dan seluruh pecahan padas yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang, dan harus diurug lagi dengan meterial yang dipadatkan yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
e. Penggalian padas harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tepi dari galian
harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Padas yang
lepas yang dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap
pekerjaan atau orang harus dibuang..

3.1.2.2. Penggalian Untuk Sumber Material


a. Galian untuk mendapatkansumber material harusdigalisesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
b. Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau pengoperasian yang
lama harus diperoleh dari Pengawas Pekerjaan secara tertulis sebelum
operasi penggalian dimulai.
c. Galian tidak boleh dilakukan pada daerah yang dilindungi atau daerah yang
diperlukan untuk keperluan lainnya.
d. Galian tidak boleh mengganggu drainase alam atau rancangan lain-nya.

3.1.3. Pengukuran dan Pembayaran


a. Prestasi akhir penggalian dihitung dengan membandingkan peta
situasi.Pengukuran awal dan sesudah digali. Volume yang dipakai untuk
pembayaran termin dihitung dari gambar kerja yang diberikan dan
penambahan maupun pengurangan volume galian.
b. Bagi keperluan perhitungan prestasi pekerjaan yang berhubungan dengan
pembayaran tahapan termin, pengukuran dilaksanakan oleh kontraktor dan
dilakukan bersama-sama dengan Konsultan.
c. Pengukuran peta situasi awal dan peta situasi akhir dilaksanakan
berdasarkan referensi yang sama. Referensi ditentukan Pengawas
Pekerjaan.
d. Ukuran satuan untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang digunakan
untuk galian yang ditentukan di sini adalah dalam lump sum. Jadwal yang
dimasukkan dalam Bill of Quantity harus memuat semua biaya untuk
transportasi peralatan dari dan menuju lokasi dan depresiasi selama periode
yangdiperlukan.
e. Jika tidak dinyatakan dalam kontrak, ukuran tersebut harus dianggap
termasuk biaya pajak, asuransi dan semua tagihan/biaya yang diperlukan
untuk prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
f. Ukuran satuanuntuk galian harus dalam meter kubik insitu dari tanah yang

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


61
SPESIFIKASI TEKNIS

digali, dihitung berdasarkan level yang disepakati dan pekerjaan selesai.


Kecuali adanya penambahan dan pengurangan yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan termasuk dalam sub bab 1.1.10 dan 1.1.11. Kelebihan
ataupun kekurangan galian tidak diperhitungkan jika galian yang
terselesaikan tidak dalam toleransi yang ditentukan.
Schedule rate harus dimasukkan ke dalam Bill of Quantity, kecuali biaya
dalam pembayaran terpisah, biaya untuk material, tenaga kerja, dan semua
pekerjaan lain yang dibutuhkan.
………………………………………….

PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN


3.2.1. Umum
3.2.1.1. Uraian
a. Istilah timbunan apabila tidak dijelaskan secara khusus, berarti dimaksudkan
untuk timbunan tanah dan atau timbunan sampah.
b. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi
timbunan atau untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk
dimensi timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan
atau penampang melintangnya
c. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis
kepada Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan untuk memulai pekerjaan.
d. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
dua jenis, yaitu timbunan biasa dan timbunan pilihan. Timbunan pilihan akan
digunakan di daerah berair dan lokasi serupa dimana material yang plastis
sulit untuk dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan
untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran jika diperlukan lereng yang
curam karena keterbatasan ruang, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya
dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
e. Pekerjaan timbunan dengan material yang dipasang sebagai landasan pada
saluran beton, juga tidak termasuk material drainase berpori yang dipakai
untuk maksud drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya
butir halus akibat filtrasi.

3.2.1.2. Survei
a. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


62
SPESIFIKASI TEKNIS

yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan


Kontraktor.
b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar
penampang harus pada interval 10 m. Konsultan harus memverifikasi dan
memeriksa gambar tampak dan penampang.

3.2.1.3. Peralatan
a. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja termasuk output kerja harian,
jumlah, tipe dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada
Konsultan.
b. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan
lingkungan.

3.2.2. Pekerjaan Timbunan


3.2.2.1. Lingkup
a. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk timbunan
atau pengurugan kembali pada lokasi timbunan badan jalan. Galian dan
urugan atau timbunan, pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian
dan ketinggian dari penampang melintang yang telah disetujui.
b. Timbunan/urugan kering (di atas elevasi HWS) memakai material lempung
seperti yang disyaratkan dan memenuhi kepadatan yang disyaratkan pada
spesifikasi ini.

3.2.2.2. Toleransi Dimensi


a. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 30 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus
dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin
pengaliran bebas dari air permukaan.
c. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil
yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan.
d. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 300 mm.

3.2.2.3. Standar Rujukan


a. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan
Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


63
SPESIFIKASI TEKNIS

setelah masing-masing pengujian dilaksanakan.


b. Pengujian mencakup:
 Analisis Saringan : AASHTO T 88 - 78, ASTM D422
 Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 - 74, ASTM D698,
D1557
 Peneteapan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 - 68, ASTM D423
 Penetapan Batas Plastis : AASHTO T 90 - 70, ASTM D424
 CBR 73 : AASHTO T 193-74, ASTM D1883-
 Sand Cone :ASTM D-1556

3.2.2.4. Pengajuan
a. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum
suatu persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.
 Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan
yang dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
 Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik
dari permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan itu akan
ditempatkan.
b. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada konsultan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari
penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan.
 Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan, salah satu
akan ditahan oleh konsultan untuk rujukan selama perioda kontrak.
Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang
diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data
pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi sifatyang ditentukan.
c. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan
segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap
persetujuan diberikan untuk penempatan bahanbahan lain di atas timbunan.
 Hasil pengujian kepadatan.
 Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran
membuktikan bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.

3.2.2.5. Kondisi Tempat Kerja


a. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan
selama pekerjaan pemadatan.
b. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


64
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasuruan

sistem drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan
mempunyai drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan ke
dalam sistem drainase permanen. Penjebak lumpur harus disediakan pada
sistem drainase sementara yang mengalirkan ke dalam sistem drainase
permanen.
c. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang
cukup untuk pengendalian kelembaban timbunan selama operasi
pemadatan.

3.2.2.6. Pembetulan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat


a. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan,
harus diperbaiki dengan menggaruk permukaan tersebut dan membuang
atau menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan, disusul dengan
pembentukan pemadatan kembali.
b. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh konsultan, harus dikoreksi
dengan menggaruk bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah
air secukupnya dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin
perata (grader) atau peralatan lain yang disetujui.
c. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi
dengan menggaruk bahan-bahan disusul dengan pengerjaan dengan mesin
perata berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan selang
istirahat antara pekerjaan, di bawah kondisi cuaca kering. Kalau tidak atau
bila pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan pengerjaan dan
membiarkan bahan terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar
bahan-bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-
bahan kering yang memadai.
d. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya
setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada
umumnya tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-
bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari
spesifikasi ini.
e. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari spesifikasi ini harus sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggarukan kemudian

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


65
SPESIFIKASI TEKNIS

disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau


pembuangan dan penggantian bahan-bahan.

3.2.2.7. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan
sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.

3.2.2.8. Pembatasan Cuaca


Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan
turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau
sebaliknya bila kadar air bahan-bahan berada di luar batas yang ditentukan.

3.2.2.9. Royalti Bahan-Bahan


Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus
membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan
royalti kepada pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.

3.2.2.10. Bahan-Bahan
1. Sumber Bahan-Bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
2. Bahan Timbunan
a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk
penggunaan dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan
adalah material silty clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai
material CL, ML, atau SM (khusus untuk timbunan di bawah muka air
tanah). Clay fraction (< 0.002 mm) bahan-bahan timbunan harus
memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari hasil analisis saringan.
b. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi
yang mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu
derajat pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai
sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan
timbunan secara langsung kecuali apabila dilakukan perbaikan tanah
terlebih dahulu sesuai usulan seorang Ahli Geoteknik. Nilai Aktivitas
harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan
Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
c. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih
kecil dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45% (AASHTO

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


66
SPESIFIKASI TEKNIS

T90).
d. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki:
 Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan
lebih besar dari 50 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan >
120 kPa.
 Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6
 Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 %
Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan
98 % Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan
subgrade jalan.
3. Bahan Lapisan Kedap harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Jenis tanah MH, Ml, CH, CL.
 Prosentase butiran halus > 50%
 Liquid Limit 35 % – 60 %
 Indeks plastisitas vs liquid limit > garis A
 Permeabilitas lebih kecil dari 1 x 10-7 cm/det.
4. Bahan lapisan penutup harian dan lapisan antara dan akhir
 Bahan penutup harian dan antara harus memiliki permeabilitas
maksimum 1 x 10-6 cm/det.
 Sedangkan untuk bahan penutup akhir harus memiliki permeabilitas
sebesar 1 x 10-7 cm/det.

3.2.2.11. Penempatan dan Pemadatan Timbunan


1. Persiapan Tempat Kerja
a. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua
operasi pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang
yang tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah
diselesaikan dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah
dikeluarkan sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh
areal harus diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai.
b. Di mana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka
daerah pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh
(termasuk penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila
diperlukan) sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi
persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang akan
ditempatkan di atasnya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


67
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan
pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong
untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk
menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam
lapisan horisontal.
2. Penempatan Timbunan
a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
ketebalan lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang
akan ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama
tebalnya.
b. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan
ke permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering.
Penumpukan tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan,
dan pada waktu lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.
c. Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk
menghindari pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut.
Dalam hal pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang
luas antara kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan
menggunakan acuan sementara dari lembaran baja tipis yang secara
bertahap akan ditarik sewaktu penempatan timbunan dan bahan
drainaseporous dilaksanakan.
Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada
harus dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan
dan harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan
yang baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan
Konsultan. Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam
lapisan horisontal sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar
harus ditutup dengan sepraktis dan secepat mungkin dengan lapis
pondasi bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk
mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan.
d. Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan
harus dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut
ditempatkan dan permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan
dengan pembajakan atau pengupasan sampai kedalaman minimum 20

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


68
SPESIFIKASI TEKNIS

cm.
3. Pemadatan
a. Apabila diperlukan pelaksanaan pekerjaan pemadatan harus dilakukan
pada musim kering guna mendapatkan kualitas pemadatan yang
disyaratkan.
b. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan
yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
c. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum
(wet of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai
kadar air di mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah
tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T180.
d. Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200
mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak
lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas
timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai dengan
persyaratan untuk timbunan tanah.
e. Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan
sebagaimana ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh
Konsultan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.
f. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu timbunan dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga
setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.
g. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat
pemadat biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-
bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical
tamper) yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin
pemadatan yang memuaskan di bawah dan di tepi pipa untuk
menghindari rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang
sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
a. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah
dipadatkan dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


69
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya


longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud,
maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada
instruksi dari Pengawas Pekerjaan/Konsultan.Semua biaya perbaikan
talud yang diperlukan menjadi tanggungan Kontra ktor.
c. Apabila Pengawas Pekerjaan memandang perlu, maka Pengawas
Pekerjaan berhak memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian
atau keseluruhan timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila
terbukti bahwa timbunan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga
tidak memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas
biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi
Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri
memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini
dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.

3.2.2.12. Jaminan Kualitas


1. Pengawasan Kualitas Bahan
a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan
oleh Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan
yang telah ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili
sumber bahan-bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili
serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber
tersebut.
b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi
lagi atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai
perubahan yang diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada
sumbernya.
c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa
ke tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana
diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan
yang diperoleh dari setiap sumber.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan
a. Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


70
SPESIFIKASI TEKNIS

300 mm.
b. Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai
kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar
air optimum + 2%.
c. Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian elevasi muka air rata-
rata harus dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan
kering yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang
mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan pada ayakan
3/4 inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus
disesuaikan untuk bahan-bahan yang berukuran lebih besar
sebagaimana diarahkan oleh Tenaga Ahli/Insinyur.
d. Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk
setiap 500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai
dengan ASTM D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan
bahwa kepadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka
Kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut.
3. Percobaan Pemadatan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan
metoda untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal
bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang
disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan,
kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas.
b. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan
alat pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan
yang selanjutnya.

3.2.2.13. Pengukuran
a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil
tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada
garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang
ditentukan dan disetujui. Metoda perhitungan volume bahan-bahan harus
merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


71
SPESIFIKASI TEKNIS

penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.
b. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai
akibat pekerjaan terasing atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada
atau sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk
pembayaran, kecuali:
 Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai
atau lunak atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya.
 Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang
kurang memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa
Kontraktor tidak dianggap bertanggung jawab.
c. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan
sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk
pembayaran sebagai timbunan di bawah bab ini.
d. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan
atau untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak
terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
e. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-
bahan ini akan dibayar sebagai timbunan.
f. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase
porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran
timbunan di dalam bab ini.
g. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik
timbunan. Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan, penyelesaian
dan penempatan material, keuntu ngan jasa kontraktor serta semua kegiatan
untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


72
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENGUMPUL/PENYALURAN DAN
PENGOLAHAN LINDI

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


4.1.1 Umum
Sistem Pengelolaan lindi dan biogas untuk Penyusunan DED TPA Sekoto terdiri
atas:
1. Sistem pengumpul dan penyalur lindi
2. Sistem pengolahan lindi
3. Sistem resirkulasi lindi
4. Sistem penyalur biogas
Keempat sistem ini dapat dikatakan saling berhubungan, seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja.
Sistem pengumpul dan pengolah lindi terdiri dari sub sistem perpipaan yaitu:
 Pengumpul lindi : menangkap dan mengumpulkan lindi yang berada di
daerah tangkapannya menuju penyalur lindi.
 Penyalur lindi : menyalurkan lindi yang terkumpul menuju unit
pengolah lindi; perpipaan ini dapat pula berfungsi
sebagai pengumpul lindi.
Sistem pengolah lindi terdiri dari sub sistem pengolahan, yaitu:
1. Kolam Screen dan Equalisasi
2. Kolam ABR
3. Kolam Fakultatif
4. Kolam Maturasi
5. Kolam Wetland
6. Kolom Klorinasi
Sistem resirkulasi lindi terdiri dari:
1. Pompa resirkulasi
2. Pipa fleksibel resirkulasi endapan lumpur dan air lindi.

4.1.2 Standar
Semua pekerjaaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar perencanaan. Pelaksanaannya harus
mentaati semua standar untuk hal yang relevan yang berlaku di Indonesia.

4.2. PEKERJAAN SISTEM PENGUMPUL DAN PENYALUR LINDI


4.2.1. Persyaratan Umum

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


73
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan perpipaan lindi hendaknya mengikuti persyaratan-persyaratan yang


tercantum dalam Pedoman Plumbing Indonesia SNI 0344 – 82, serta
persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak berwenang. Mutu bahan harus baik
dan telah diuji oleh lembaga yang berwenang.
Gambar-gambar rencana instalasi pipa bersifat garis besar, letak persyaratan
instalasi dan jalur pemasangan pipa harus disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Setelah pekerjaan perpipaan selesai harus dilakukan pengujian atas seluruh
bagian dari pekerjaan ini. Semua kekurangan dan kebocoran harus segera
diperbaiki sehingga seluruh sistem bekerja dengan baik.

4.2.2. Persyaratan Teknis Perpipaan


a. Kecuali ditentukan lain oleh direksi, maka perpipaan yang digunakan dalam
pekerjaan ini adalah dari jenis pipa HDPE diameter 300, 200 mm dan pipa
diameter 150 mm khusus untuk pipa penyalur gas, dan khusus pipa drain
penyalur air hujan pada zona landfill menggunakan pipa HDPE diameter 300
b. Sistem perpipaan terdiri dari 1 jenis, yaitu:
Perpipaan yang berfungsi sebagai penangkap/pengumpul lindi dengan pipa
beroperasi. Perpipaan yang berfungsi sebagai penyalur semua sistem
perpipaan mengalirkan lindi secara gravitasi.
c. Seluruh pipa dan fitting-accesories yang digunakan harus mengikuti standar-
standar yang berlaku untuk pipa air buangan.
d. Coupling (sambungan pipa) yang digunakan adalahjenis sambungan dengan
system pemanasan.
e. Setiap pipa dan accesoriesyang digunakan harus jelasberisi informasi
tentang:
- Jenis pipa
- Diameter pipa (mm)
- Tekanan pipa (bar)
- Nilai kekuatan pipa
- Merk
- Nomor produksi, tanggal dan tanda-tanda lain
- Sudut (derajat) dari fitting
f. Perforasi pada pipa penangkap/pengumpul dilaksanakansesuai dengan
gambar dengan alat yang tidak akan merusak kekuatan pipa.

4.2.3. Lingkup Perkerjaan Pemasangan Pipa


Pekerjaan pemasangan pipa yang selanjutnya disebut pekerjaan pemipaan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


74
SPESIFIKASI TEKNIS

meliputi:
- Pekerjaan pengukuran
- Pekerjaan patok ukur
- Pekerjaan galian tanah
- Pekerjaan urugan tanah (perataan)
- Pekerjaan perpipaan.

1. Pekerjaan Pengukuran
a. Pekerjaan pengukuran
Yang dimaksud dengan pekejaan pengukuran dalam pekerjaan ini adalah
pengukuran arah memanjang dan pekerjaan pemipaan. pekerjaan ini
diawasi sepenuhnya dan atau bersama-sama direksi pekerjaan, kebenaran
hasil pengukuran tetap tanggung jawab kontraktor.
b. Rencana kerja
Berdasarkan pengukuran tersebut,kontraktor harus membuat rencana kerja
pekerjaan peripaan yang berisi:
 Elevasi permukaan tanah
 Elevasi dasar tanah (dari galian yang harus dilaksanakan)
 Elevasi peletakan pipa
 Elevasi permukaan tanah setelah selesai pekerjaan urugan dan atau
pembuatan jalan
 Letak dan atau posisi perpipaan yang lurus, bend piping, trust block
 Dan lain-lain sesuai dengan keadaan di lapangan atau atas petunjuk
direksi di lapangan
 Posisi manhole penghubung yang berfungsi sebagai awal pipa tegak
biogas.
2. Pekerjaan Galian Tanah
Untuk pengalian tanah (trench cutting) diberlakukan hal-hal khusus:
a. Profil ekonomis
Untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah, kotraktor hanya
diperkenankan melakukannya berdasarkan profil galian seperlunya dengan
arti kata ekonomis dan semurah-murahnya tapi kuat dan aman bagi para
pekerja dan petugas, dan tersedia ruang secukupnya untuk maksud
pemipaan dan pekerjaan lainnya dan sesuai dengan kedalaman yang
harus dicapai oleh pekerjaanpekerjaan tersebut.
b. Galian tanah dan konstruksi pelindung
Untuk kedalaman yang lebih dari 1,2 meter dan pada tanah yang biasa

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


75
SPESIFIKASI TEKNIS

(yaitu tanah yang bercampur lempung atau pasir atau batubatu kecil), maka
kontraktor harus melakukan perlindungan terhadap galian tersebut.
Konstruksi pelindung galian terbuat dari konstruksi kayu atau baja
(selanjutnya disebut konstruksi pelindung). Konstruksi pelindung tersebut
harus benar-benar kuat, aman serta memudahkan manuver kerja dan
peralatan para pekerja dan petugas dalam galian.
c. Pembongkaran bekisting
Pada pelaksanaan pembongkaran konstruksi pelindung, bahan konstruksi
tidak diperkenankan tertinggal dalam galian dan harus dikeluarkan dari
lubang galian.
d. Tanah dari jenis lain
Untuk pekerjaan galian tanah dari jenis lain, kontraktor harus
membicarakannya dengan direksi pengawas untuk mendapatkan hasil
galian dengan profil yang kuat, aman dan semurah-murahnya.

4.2.4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


a. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar
pipa harus terletak rata, tidak boleh ada batu-batu (puing-puing) atau benda-
benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
b. Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam keadaan kering
tidak boleh ada air sama sekali dan dalam pipa harus diperiksa kembali
kebersihannya.
c. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan kontraktor
dengan persetujuan pengawas dan harus dilakukan dan harus dilaksanakan
dengan alat yang sesuai untuk pipa yang dipakai.

4.2.5. Pengetesan Pipa


a. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh pengawas
untuk selanjutnya bila telah diterima/memenuhi syarat untuk dibuatkan berita
acara.
b. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian dari
panjang pipa maksimum 100 m.
c. Pengetesan pipa Non Perforated (penyalur air hujan maupun air lindi dan air
efluent) harus dilakukan dengan tekanan minimal enam (6) atmosfir dan
apabila selama satu (1) jam tekanan tidak berubah/turun, test dapat
dinyatakan berhasil dan dapat diterima.
d. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggungan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


76
SPESIFIKASI TEKNIS

kontraktor.
e. Apabila pengetesan tidak berhasil, kontraktor harus mencari sebabsebabnya,
kemudian memperbaikinya, kalau perlu diadakan pembongkaran dan
perbaikan kembali adalah tanggungan kontraktor.

4.2.6. Perubahan Arah Peletakan Pipa


Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan dengan
pemasangan bak beton bertulang precast/pabrikasi, penyambung pipa dengan
dimensi dan bentuk sesuai gambar kerja, begitu pula untuk pekerjaan
percabangan maupun perubahan dimensi pipa . Membengkokkan atau
mengubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara
mekanis maupun cara pemanasan).

4.2.7. Pekerjaan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan, pengupasan lapisan tanah,
penebangan tanaman, pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan
daerah rendah, pemindahan batu, pembuangan humus dan tanah yang
mengandung organis minimum sedalam 30 cm serta pembongkaran
bangunan, semua dikerjakan dalam area seluas daerah pelaksanaan.
Pekerjaan penimbunan dilakukan untuk mencapai peil yang disyaratkan.
b. Dalam minimum dan tempat galian untukpemasanganpipaberikut
peralatannya, begitupula bangunanyang nyata-nyata termasuk dalam
pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan gambar pelaksanan, atau bila
tidak ada digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut
buku petunjuk pemasangan pipa dari pabrik dan peralatan yang
bersangkutan (khusus untuk dalamnya galian). Patokan/pedoman yang
dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa sampai ke muka
jalan/tanah asal, ditambah tebal lapisan pasir di bawah pipa. Galian
dinyatakan selesai setelah diperiksa/disetujui oleh pengawas.
c. Penggalian tanahuntukparit pemasangan pipa harus dilaksanakan serentak
dengan diikuti pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya dan
harus diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan kembali dengan segera
sesuai dengan cara-cara yang disetujui direksi.
d. Pekerjaan ini meliputi:
- Pengerjaan galian tanah untuk pemasangan pipa
- Pengerjaan urugan tanah untuk pemasangan pipa
- Mengatur kemiringan dan pengontrolan drainase
- Penggalian dan penimbunan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


77
SPESIFIKASI TEKNIS

- Pemadatan
- Pemindahan material-material yang takberguna dan puing-puing
- Menyediakan material-material pengisi yang baik
e. Peralatan untuk pekerjaan tanah
Agar didapat hasil yang baik, maka kontraktor harus menyediakan alat-alat
yang memenuhisyarat untuk pekerjaan tanah. Apabila perlu pembuangan,
maka kontraktor harus menyediakan sarana pengangkutan tersebut ke
tempat-tempat pembuangan.
f. Pekerjaan Galian
- Pekerjaan galian harus sesuai dengan gambar kerja, tetapi dengan
grade level yang lebih tinggi dari final grade untuk memperhitungkan
pengaruh pemadatan. Penggalian yang dilakukan tidak boleh
menyimpang dari kemiringan (gradient)yang ditentukan pada gambar
kerja. Apabila pada waktu melakukan penggalian bertemu dengan
batukarang, batu-batuan lainnya, maka material-materialtadi harus
dipindahkan dengan seijin pengawas. Lubangbekas material yang
dikeluarkan tadi harus diisi kembali dengan tanah yang disetujui oleh
pengawas yang nantinya akan dipadatkan.
- Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran
gambar kerja, datar dan dibersihkan dari kotoran. Bilamana kontraktor
melakukan penggalian yang melebihi dari apa yang telah ditetapkan,
kontraktor harus menutupi kelebihan tersebut dengan urugan tanah
yang terlebih dahulu mendapat persetujuan pengawas. Urugan
dipadatkan dan ditimbris air setiap ketebalan 15 cm, lapis demi lapis
sampai mencapai ketinggian/ukuran yang dibutuhkan dan semua biaya
tambahan ditanggung oleh kontraktor.
g. Pekerjaan urugan/penimbunan
- Penimbunan dilakukan sampai peil dankemiringan yang ditentukan pada
gambar kerja.
- Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang dikupas dipadatkan
sampai 100% kepadatan maksimum compaction modified proctor.
- Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang berbutir-
butir bagus serta bebas dari humus/akar-akaran/bahan-bahan organis
lainnya.

4.3. PEKERJAAN PEMBUATAN INSTALASI PENGOLAHAN LINDI


4.3.1. Kolam Screen dan Equalisasi

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


78
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kolam equalisasi mencakup pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut:
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaanpondasi
- Pekerjaan beton
- Pemagaran kolam
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pondasi, dan beton dapat dilihat
pada bab II.
b. Kolam equalisasi
- Kolam equalisasi terbuat dari pasangan Beton K-250 (Ready mix) sesuai
dengan gambar perencanaan. Bak yang dibuat dengan posisi sesuai
dengan gambar site plan instalasi pengolahan lindi.
- Inlet merupakan terdiri dari pipa inlet pipa HDPE diameter 150 mm yang
langsung dihubungkan dari bak kontrol outlet pipa zona sel sampah.
- Outlet dari kolam equalisasi terdiri pipa outlet HDPE diameter 150 mm
menuju kolam anaerobik sesuai dengan gambar. Level saluran air
tersebut harus diletakkan secara akurat, agar fungsi pengaliran air sesuai
dengan yang diinginkan.

4.3.2. Kolam ABR


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kolam ABR mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut:
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan beton
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pondasi, dan beton dapat dilihat
pada bab II.
b. Kolam ABR
- Kolam ABR terbuat dari pasangan Beton K-250 (ready mix) sesuai dengan
gambar perencanaan. Bak yang dibuat dengan posisi sesuai dengan
gambar site plan instalasi pengolahan lindi.
- Inlet merupakan terdiri dari pipa inlet HDPE diameter 150 mm yang
langsung dihubungkan dari kolam equalisasi.
- Outlet dari kolam ABR terdiri pipa outlet HDPE pencabangan dari
diameter 150 mm menuju pipa penyalur diameter 150 mm menuju kolam

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


79
SPESIFIKASI TEKNIS

fakultatifsesuai dengan gambar. Level saluran air tersebut harus


diletakkan secara akurat, agar fungsi pengaliran air sesuai dengan yang
diinginkan.
- Pipa distribusi antar kompartemen menggunak pipa PVC 4”.
- Terdapat media biofilter menggunakan media biofilter seperti sarang
tawon model egg-try

4.3.3. Kolam Fakultatif


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kolam fakultatif mencakup pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut:
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaanpondasi
- Pekerjaan beton
- Pemagaran kolam
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pondasi, dan beton dapat dilihat
pada bab II.
b. Kolam Fakultatif
- Kolam fakultatif terbuat dari pasangan Beton K-250 (ready mix) sesuai
dengan gambar perencanaan. Bak yang dibuat dengan posisi sesuai
dengan gambar site plan instalasi pengolahan lindi.
- Inlet merupakan terdiri dari pipa HDPE pencabangan dari diameter 150
mm menuju pipa penyalur diameter 150 mm yang langsung dihubungkan
dari kolam anaerobik.
- Outlet dari kolam terdiri pipa HDPE pencabangan dari diameter 150 mm
menuju pipa penyalur diameter 150 mm menuju kolam maturasi sesuai
dengan gambar, Level dari pipa tersebut harus diletakkan secara akurat,
agar fungsi pengaturan aliran sesuai dengan yang diinginkan.

4.3.4. Kolam Maturasi


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kolam maturasi mencakup pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut:
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaanpondasi
- Pekerjaan beton
- Pemagaran kolam

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


80
SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pondasi, dan beton dapat dilihat
pada bab II.
b. Kolam Maturasi
- Kolam maturasi terbuat dari pasangan Beton K-250 (ready mix) sesuai
dengan gambar perencanaan. Bak yang dibuat dengan posisi sesuai
dengan gambar site plan instalasi pengolahan lindi.
- Inlet merupakan terdiri dari pipa HDPE pencabangan dari diameter 150
mm menuju pipa penyalur diameter 150 mm yang langsung
dihubungkan dari kolam fakultatif.
- Outlet dari kolam terdiri pipa HDPE pencabangan dari diameter 150 mm
menuju pipa penyalur diameter 150 mmmenuju kolam wetland sesuai
dengan gambar, Level dari pipa tersebut harus diletakkan secara akurat,
agar fungsi pengaturan aliran sesuai dengan yang diinginkan.

4.3.5. Kolam Wetland


Kolam wetland merupakan kolam absorpsi untuk menyerap logam-logam berat
yang mungkin terbawa dalam sampah. Kolam wetland merupakan bak yang
direncanakan dengan konstruksi beton. Bentuk dan letak dari kolam ini dapat
dilihat pada gambar-gambar teknis.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kolam wetland mencakup pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut:
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaanpondasi
- Pekerjaan beton
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pondasi, dan beton dapat dilihat
pada bab II.
b. Kolam Wetland
- Kolam wetland terbuat pasangan Beton K-250 (ready mix) sesuai
dengan gambar perencanaan. Bak yang dibuat dengan posisi sesuai
dengan gambar site plan instalasi pengolahan lindi.
- Inletterdiri dari pipa inlet HDPE pencabangan dari diameter 150 mm
menuju pipa penyalur diameter 150 mm yang langsung dihubungkan
dari kolam maturasi.
- Outlet terdiri dari HDPE diameter 150 mm menuju bak kontrol sesuai
dengan gambar.

i. Kolam Klorinasi

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


81
SPESIFIKASI TEKNIS

Kolam klorinasi merupakan kolam untuk menghilangkan kuman penyakit dan


mengoksidasi bahan bahan kimia dalam air.. Kolam klorin merupakan bak yang
direncanakan dengan konstruksi beton. Bentuk dan letak dari kolam ini dapat
dilihat pada gambar-gambar teknis.kolam klorin menggunakan dari beton 250
(ready mix)

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


82
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM LINER

5.1 LINGKUP
Pekerjaan yang tercakup oleh bab ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, dan pengawasan untuk pekerjaan pemasangan sistem liner.
Pemakaian komponen-komponen dalam sistem liner ini harus berasal dari
produk satu pabrikan (atau komponen tertentu dapat atas rekomendasi oleh satu
pabrikan). Demikian juga untuk pemasangan sistem liner ini wajib dilakukan
sekaligus dalam satu paket dengan pembelian sistem liner oleh pihak
pabrikan/supplier, dan tidak boleh dilakukan terpisah oleh pihak yang tidak ahli di
bidangnya. Hal ini penting dicantumkan, mengingat pemasangan sistem liner
memerlukan keahlian khusus.

5.2 LINER GEOSINTHESIS


5.2.1 Bahan
Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci yang dilengkapi dengan sertifikat
pengujian dan 8 lembar contoh base lining system pada landfill yang diusulkan
berukuran 400 x 400 mm2 kepada Direksi. Penyerahan ini tidak boleh kurang
dari 1 (satu) bulan sebelum pemasangan dilakukan. Tidak ada base lining
system pada landfill yang dipasang sebelum ada persetujuan dari Direksi.
Usulan Konkrit Penggunaan Material Geosynthetics untuk Penyusunan DED
TPA Sampah – Kediri, adalah sebagai berikut: dengan memperhatikan dan
menimbang pada uraian teknis tersebut diatas dan juga mengacu pada standard
/ aturan international untuk Landfill Base Liner, maka berikut ini adalah usulan
konkrit kami sebagai berikut:
1. Lapisan clay
2. Lapisan geomembrane yang terbuat dari High Density Polypropylene1.5 mm
3. Lapisan geotextile non woven 600 gr/m2
4. Drainage layer merupakan alternatif dari mineral material layer (gravel)
(spesifikasi teknis sesuai gambar desain).
Usulan alternatif sistem liner untuk Penyusunan DED TPA Sampah – Kediri,
lebih detail dapat dilihat pada gambar desain, sedangkan spesifikasi teknis lebih
detail tentang spesifikasi teknis masing-masing lapisan pada sistem liner ini
dapat dilihat pada bahasan berikutnya.

5.2.2 Detail BaseLining Landfill


Ada beberapa hal yang sangat penting untuk diperhitungkan dalam melakukan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


83
SPESIFIKASI TEKNIS

detail desain untuk base lining system pada landfill, terutama yang berhubungan
dengan struktur bangunan landfill dan lingkungan secara keseluruhan.
a. Penentuan parameter base lining yang sesuai dengan kriteria / kebutuhan
akhir yang dikehendaki / ditentukan oleh consultantengineer (misalnya:safety
factor, permeabilitas liner, capasitas drainase, lifetime dari struktur sesuai
dengan perkiraan fungsinya, dan lain-lain).
b. Analisa stabilitas struktur bangunan landfill dan material pendukungnya
dengan mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada bidang / struktur
tersebut. Dalam hal ini, perlu diperhatikan juga kondisi pada saat landfill
tersebut masih pada masa konstruksi maupun setelah beroperasi,
sehubungan dengan adanya beban statis dan dinamis.
c. Analisa stabilitas pertemuan antar material (secara khusus ditentukan oleh
koefisien geser), baik antara material natural dengan material sintetis,
ataupun antar material sintetis.
d. Analisa bahan material dan aplikasinya sesuai parameter (a).
Dalam melakukan suatu desain pada base lining landfill, hal pertama yang harus
dilakukan oleh consultant engineeringadalah menentukan parameter-parameter
yang mutlak harus dipenuhi dalam desain. Parameter tersebut antara lain
adalah:
a. Usia yang diharapkan (Expected Design Lifetime) dari struktur bangunan
tersebut.
b. Angka keamanan (safety factor), baik untuk struktur, base lining, dan slope
lining.
c. Koefisien permeabilitas masing-masing lapisan.
d. Puncture resistance dari material pelindung.
Sesuai dengan tujuan utama dari landfill system, yaitu menghindari polusi pada
tanah, air tanah dan air permukaan, maka kegagalan, sekecil apapun tidak dapat
ditolerir. Setiap hal yang berhubungan dengan stabilitas harus dianalisa, baik
stabilitas struktur bangunan (sub-grade dan lereng), maupun interaksi antara
material lining dengan struktur tersebut. Stabilitas ini harus sudah
memperhitungkan gaya-gaya statis dan dinamis yang bekerja pada bidang itu.
Dua hal pokok yang penting di lakukan perhitungan stabilitas adalah:
- Pada saat konstruksi, maka harus diperhitungkan gaya-gaya yang
ditimbulkan akibat alat-alat berat yang bekerja pada struktur tersebut
termasuk momen-momen yang terjadi akibat perputaran roda dan komponen
lainnya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


84
SPESIFIKASI TEKNIS

- Ketika telah beroperasi, harus diperhitungkan gaya-gaya akibat moda


pengangkut (truk) dan excavator yang bekerja pada bangunan tersebut,
berikut momen-momen yang terjadi pada saat moda transportasi tersebut
melakukan aktifitasnya.
Meskipun di Indonesia belum merupakan suatu hal yang populer, tetapi adalah
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk melakukan detail desain
(analisa stabilitas) antar material (poin c), sesuai dengan prinsip “zero mistake”
seperti tersebut dalam bab Pendahuluan, paragraf keempat. Dan salah satu cara
untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sangat direkomendasikan bahwa
untuk semua jenis material geosynthetics yang akan digunakan pada suatu
landfill harus berasal dari Satu Manufaktur / Pabrikan (bukan dari satu supplier).
Hal ini sangat penting, karena dengan berasal dari satu sumber, maka garansi
material secara keseluruhan dapat diperoleh dan juga koefisien geser yang
timbul dari interaksi antar material juga dapat diperoleh dengan benar, dimana
kedua hal ini sulit diperoleh apabila setiap jenis material geosynthetics berasal
pabrikan yang berbeda. Ketidaktahuan tentang koefisien geser antar material
akan mengakibatkan kegagalan (failure) base lining Landfill system.
Khusus untuk desain base lining system yang berhubungan dengan material
sintetis, ada beberapa parameter penting yang harusdiperhitungkan dalam
menentukan kriteria / spesifikasi material, yaitu dengan mengacu pada fungsi-
fungsi seperti tersebut di bawah ini:
 Fungsi Penutup / Sealing (lapisan impermeable)
 Fungsi Pelindung / Protection
 Fungsi Filtrasi dan Separasi
 Fungsi Pengikat / Reinforcement.
Salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah menentukan bahan
material yang akan digunakan. Pada umumnya, alternatif material yang dapat
digunakan bisa dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu: material natural dan
material sintetis (geosynthetics).
Untuk jenis material natural, ada 2 (dua) hal utama yang perlu menjadi
pertimbangan, yaitu:
- Ketersediaan (supply) material
- Tingkat kesulitan dan biaya dalam hal aplikasi material tersebut sesuai
dengan parameter yang telah ditentukan. Misalnya, ketersediaan material
clay pada lokasi setempat, serta analisa biaya dan jaminan kualitas (quality
assurance) untuk aplikasi material clay tersebut sesuai dengan koefisien

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


85
Perencanaan Teknis TPA Kabupaten
Pasuruan SPESIFIKASI TEKNIS

permeabilitas yang telah ditentukan.


Untuk jenis material geosynthetics, hal utama adalah seperti tersebut pada poin
di atas. Dan selain itu analisa bahan dan metode aplikasi harus dilakukan satu
per satu untuk didapatkan bahan / jenis material yang terbaik. Dalam hal ini,
beberapa kriteria yang perlu dijadikan sebagai pertimbangan utama adalah:
 Creep factor, yaitu angka / koefisien yang merupakan parameter kunci untuk
menentukan usia desain dari struktur bangunan landfill (expected design
lifetime). Dalam hal ini uji material jangka panjang dari lembaga international
yang independen mutlak diperlukan
 Koefisien geser antar material geosynthetics dan dengan material natural.
 Cara / metode produksi material, dimana hal ini sangat menentukan kualitas
akhir suatu material.
 Data teknis material sesuai dengan fungsinya dan parameter yang diperlukan
(poin a), misalnya: koefisien permeabilitas bahan untuk geomembran(sealing
element),puncture resistance untuk material geotextile pelindung (protection
element), opening size untuk material geotextile untuk filtrasi (filtration
element) dan kapasitas drainase untuk beban tertentu (drainage element).
Sehubungan dengan hal ini, data teknis dari supplier / pabrikan mutlak
diperlukan.

5.2.3 Penyimpanan, Pemasangan dan Perbaikan


Komponen material base lining system pada landfill harus disimpan sedemikian
rupa sehingga tidak terkena sinar matahari langsung. Kontraktor
bertanggungjawab terhadap pengadaan dan pemasangan base lining system,
tetapi untuk pemasangannya harus merupakan satu paket dengan
pemasangannya, jadi kontraktor tidak boleh melakukan pemasangan sendiri, jadi
pemasangan harus dilakukan oleh pihak pabrikan/supplier yang memang
mempunyai keahlian khusus dalam hal pemasangan base lining system pada
landfill. Tetapi tanggungjawab pemasangan base lining system pada landfill tetap
merupakan tanggungjawab kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci cara pemasangan base lining system
pada landfill kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya. Sambungan harus
dijahit, atau disambung dengan cara lain yang disetujui Direksi.
Kontraktor harus memperbaiki base lining system pada landfill yang rusak.
Metoda perbaikan harus mendapat persetujuan Direksi. Apabila Direksi merasa
bahwa perbaikan itu tidak memuaskan, maka Kontraktor harus menggantinya
dengan yang baru.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


86
SPESIFIKASI TEKNIS

5.2.4 Spesifikasi Teknis Geomembrane Sebagai Lapisan Pengedap


1. Umum
 Geomembran yang dipergunakan untuk fungsi lapisan pengedap pada
suatu sistem kolam/tempat penampungan akhir sampah harus
memenuhi persyaratan spesifikasi, yaitu menjaga agar tidak terjadi
kebocoran pada kolam agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
 Kontraktor diharuskan untuk menunjukkan contoh material yang disertai
dengan spesifikasi teknik material kepada pemberi tugas dan atau
konsultan yang ditunjuk untuk diperiksa dan disetujui.
 Material yang digunakan haruslah sudah sering digunakan di Indonesia
dan pihak kontraktor harus melampirkan daftar proyek-proyek di
Indonesia yang telah menggunakan material geomembran ini.
 Kontraktor harus mempunyai pengalaman dalam pemasangan material
geomembran ini dan telah melakukan pemasangan material
geomembran yang sama untuk proyek-proyek di Indonesia.

2. Sifat-Sifat Fisik
 Geomembran harus terbuat dari bahan polimer sintetis High Density
Polyethylene (HDPE) berkualitas tinggi yang segar dan murni (bukan
dari bahan hasil daur ulang), yaitu sekitar 97,5% dan 2,5% bahan
karbon hitam tanpa menggunakan bahan tambahan, anti oksidan dan
heat stabilizer, kualitas dari polimer terpakai harus bersertifikasi dari
pabrik dan dirancang khusus untuk aplikasi geomembran.
 Geomembran yang digunakan harus memiliki daya tahan terhadap
pengaruh bahan-bahan kimia yang ada dalam limbah dan terhadap
pengaruh mikro biologis lainnya.
 Geomembran harus mempunyai kualitas karakteristik dan sifat sifat
kekedapan yang tinggi yang ditandai dengan nilai permeabilitas yang
sangat kecil.
 Setiap roll geomembran yang dikirimkan ke lapangan, harus
mempunyai tingkat/kelas dan tanda produksi yang tertera jelas pada
setiap roll-nya untuk maksud pemeriksaan visual.
 Ketahanan terhadap reaksi kimia dengan bahan sebagai berikut:
- Fuel Oil.
- Crude Oil.
- Mono & Multihydric Alcohol.
- Alcohol & Glycolether.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


87
SPESIFIKASI TEKNIS

- Organic Ester & Ketones.


- Anorganic Ester & Ketones.
- Aliphatic Aldehid.
- Organic Mineral Acid.
- Mineral Acid ≤ 20%.
- Anorganic Alcalines.
- Amines.
- Cyclic & Non Cyclic Ethers.

3. Penyimpanan dan Pemasangan


 Geomembran yang dikirim ke lapangan harus disimpan dan dilindungi
dari hal-hal yang dapat merusak geomembran dan dari pengaruh sinar
matahari langsung (untuk jangka waktu yang lama).
 Geomembran yang dipasang sesuai dengan rekomendasi/petunjuk
yang dikeluarkan pabrik, dan harus dipasang pada lokasi seperti yang
dicantumkan pada gambar rencana atau atas petunjuk Engineer.
 Permukaan tanah tempat geomembran akan digelar, haruslah bersih
dari benda-benda pengrusak seperti lumpur, bebatuan, akar pohon,
batang pohon, dan lain-lain yang dapat menimbulkan kerusakan pada
geomembran. Tanah dibawah tempat geomembran akan digelar
diusahakan kepadatannya seragam atau atas persetujuan Engineer.
 Lokasi penyimpanan material sebaiknya berdekatan dengan lokasi
kerja untuk meminimalkan transportasi dan penanganan. Material liner
harus disimpan di tempat dengan permukaan halus dan bebas dari batu
atau benda lain yang dapat merusak material.
 Akses ke lokasi pekerjaan harus diperiksa jika ada pembatasan -
pembatasan yang akan menentukan keputusaan penggunaan alat,
awal lokasi mulai kerja, jadwal pelaksanaan, atau metoda penggelaran.
 Pola cuaca/iklim setempat perlu dimasukkan sebagai pertimbangan
untuk memutuskan jika dibutuhkan penggantian untuk mencegah
kontraksi tegangan berlebihan dan pengangkatan liner atau membentuk
ruang kosong pada kaki lereng. Kompensator adalah kerutan atau
lipatan dari tambahan material yang digunakan untuk pembentukan ke
dalam liner untuk kontraksi yang akan dating dari liner yang dapat
diijinkan.
 Tidak dianjurkan untuk mencoba menggelar material selama periode
musim angin besar, hujan, atau kondisi lainnya yang menghalangi

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


88
SPESIFIKASI TEKNIS

keberhasilan pengelasan geomembran.


 Front end loader sangat direkomendasikan untuk digunakan menggelar
material geomembran, atau tipe lain peralatan yang dapat digunakan
adalah all terrain forklift atau crane. Peralatan yang dapat digunakan
untuk penggelaran roll lebar 7 meter adalah mempunyai kapasitas
untuk mengangkat sambil berjalan minimal seberat 2.000 kg.
 Batang penggelar roll dipasang pada front end loader atau peralatan
lain dan digunakan untuk batang as untuk menggelar material liner:
- Batang penggelar terbuat dari baja profil I atau pipa. Batang as
terbuat dari pipa baja berdiameter 15 cm.
- Batang penggelar dan as minimum 1 meter lebih panjang dari lebar
rol dan mempunyai kapasitas untuk mendukung roll material secara
keseluruhan.
 Material geomembran dapat digelar dengan beberapa metoda. Yang
manapun metoda yang digunakan tidak boleh merusak liner, dan
material tidak melipat, terlipat, dan mengkerut selama penggelaran:
- Sangat dianjurkan untuk menggunakan metoda penggelaran yang
terbaik, yaitu untuk membuka material menggunakan spreader dan
axle bar dan menempatkan rol pada permukaan tanah dan ditarik
dengan mesin menuju belakang alat.
- Metoda lain adalah rol diangkat lebih tinggi dari tanah dan material
ditarik dari roll dimana mesin/alat dalam keadaan tetap.
- Rol dengan axle bar juga dapat digunakan dan ditempatkan pada
suatu perancah tetap dan material ditarik keluar. Metoda ini dapat
digunakan untuk proyek kecil dengan jumlah material yang tidak
terlalu banyak.
 Panel geomembran harus segera diperiksa sesudah penggelaran dan
jika ditemukan kerusakan atau cacat pabrik secepatnya diberi tanda
untuk diperbaiki.
 Penyambungan geomembran harus dilakukan dengan cara yang benar
guna mengantisipasi kebocoran yang terjadi, dan juga harus dilakukan
pemeriksaan terhadap sambungan.
 Pengisian material diatas geomembran harus dilakukan secara hati-hati
guna menghindari kerusakan pada geomembran dan harus dihindari
penjatuhan material timbunan langsung ke atas geomembran. Untuk
lokasi-lokasi tertentu dimana penjatuhan langsung tidak dapat dihindari,

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


89
SPESIFIKASI TEKNIS

geomembran harus dilindungi misalnya dengan geotekstil dan atau


lapisan pasir/tanah.

4. Persyaratan Spesifikasi
 Geomembran yang digunakan harus berwarna hitam dan halus pada
kedua sisi serta harus memenuhi semua persyaratan seperti yang
tersebut dibawah ini melalui metoda pengujian yang sama:

Keterangan: Satuan dalam metric unit.


 Dengan ketebalan geomembran minimal 1,5mm maka harus memenuhi
sample uji dan dilengkapi Mill Certificate, geomembran memiliki tingkat
ketahanan/durability minimal 500 jam (Uji SP-NCTL) serta memiliki
garansi pabrik minimal 10 tahun.
 Area (lokasi) yang akan di-lining diharapkan untuk diukur secara akurat
dan gambar lapangan atau sketsa, detail panel, dan lokasi sambungan
atau susunannya.
 Susunan panel harus direncanakan untuk meminimalkan potongan,
panjang total yang memerlukan pengelasan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
 Kegunaan dari bagian prafabrikasi liner harus betul-betul
dipertimbangkan.
 Secara umum, panel geomembran harus diorientasikan pararel
terhadap garis maksimal lereng, tidak melintang terhadap lerengatau
dengan kata lain sambungannya direncanakan memotonglereng tegak
lurus dari atas ke bawah.
 Panel dapat digelar secara horizontal memotong lereng hanya bila
panjang total material mencukupi ke arah bawah lereng sampai kaki
lereng tidak lebih dari lebar roll material.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


90
SPESIFIKASI TEKNIS

 Panel tidak pernah diorientasikan menuju arah yang


memerlukan penyambungan melintang memotong lereng.
 Lokasi penyambungan material tidak boleh dilakukan diatas lereng.

5. Pengawasan Kualitas
 Kontraktor harus mencatat dengan baik setiap lembar geomembran
yang terpasang, lokasi pemasangan, tanggal penggelaran, waktu mulai
dan selesai, dan ukuran geomembran yang terpasang.
 Pabrikan harus memiliki sertifikat ISO 9001 (2000). Setiap roll harus
memiliki nomor identifikasi produksi dan supplier diwajibkan untuk
melampirkan laporan QA/QC hasil tes pada saat produksi. Frekuensi
tes pada hasil akhir produksi tidak boleh kurang dari:
- Thickness (DIN 53370)setiap 1 per shift @ 8 jam
- Kualitas permukaan (DIN 16925)setiap 1 per shift @ 8 jam
- Kepadatan (ISO 1183)setiap 1 per shift @ 8 jam
- Penyusutan akibat suhusetiap 1 per shift @ 8 jam
- Index leleh (MFI) (ISO-R1133)setiap 1 per shift @ 8 jam

6. Metoda Pengukuran
Lembaran geomembran diukur dalam meter persegi untuk tiap luas areal
yang dipasang.

7. Persetujuan Material dan Sub Kontraktor (Aplikator):


Agar material yang dipergunakan di lapangan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan oleh perencana. Kontraktor wajib mengajukan
persetujuan material dan sub kontraktor (aplikator) kepada Konsultan dan
Direksi terlebih dahulu sebelum pemesanan barang/penunjukan sub
kontraktor dengan ketentuan sebagai berikut:
 Material yang diajukan harus dilengkapi dengan surat keterangan asli
dari manufaktur yang menyatakan bahwa material yang disuplai harus
sesuai dengan spesifikasi teknis terlampir diatas,dan juga pernyataan
bahwa sub kontraktor/aplikator yang ditunjuk adalah agen resmi untuk
di Indonesia.
 Sampel material harus disertakan dalam pengajuan tersebut.
 Sub kontraktor yang akan ditunjuk harus melampirkan surat pernyataan
memiliki perlengkapan untuk aplikasi dan tes di lapangan sebagai
berikut:
- Mesin hot air welding, dengan 2 line welding sekaligus (dengan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


91
SPESIFIKASI TEKNIS

saluran tes udara ditengahnya).


- Mesin extrusion.
- Mesin hand welding.
- Alat tes kompresi udara (air test channel).
- Alat vacuum test, untuk perbaikan dan sudut.
- Alat tensio meter untuk peel dan shear test daripada material dan
overlap sesuai dengan ASTM D638. Tes ini harus dilakukan setiap
hari sebelum pekerjaan dimulai di lapangan, dan harus dicatat dan
diberikan kepada Direksi dan Konsultan.
 Untuk aplikasi di lapangan, sub kontraktor wajib melakukan tes untuk
hasil pekerjaan sesuai dengan standar tes yang tercantum dalam
dokumen ini.

5.2.5 Spesifikasi Teknis Geotextile Sebagai Lapisan Proteksi dan Filtrasi


Material Geotextile yang dipergunakan pada Pembangunan TPA Sampah – Kab.
Kediri, adalah mengacu pada standard / aturan international untuk Landfill Base
Liner, yaitu Lapisan geotextile Non Woventebal minimal 4 mm dengan berat 600
gr/m2untuk melindungi geomembran dari benda-benda tajam.
1. Umum
 Geotekstil sebagai lapisan proteksi harus memenuhi persyaratan
spesifikasi, yaitu harus dapat melindungi lapisan pengedap dari
kerusakan fisik akibat material timbunan. Selain berfungsi sebagai
lapisan proteksi, material ini juga dapat digunakan untuk lapisan filtrasi,
untuk filter lindi sebelum jatuh ke gravel dan dalam hal ini material ini
mempunyai fungsi ganda sebagai penahan sampah agar tidak masuk
ke pori-pori gravel sehingga tidak menghambat laju aliran lindi menuju
pipa lindi.
 Kontraktor diminta untuk menunjukkan contoh material yang disertai
dengan sertifikasi pabrik pembuat kepada Direksi untuk diperiksa dan
disetujui. Contoh-contoh ini harus diseleksi oleh Direksi bersama-sama
dengan contoh dari lapangan untuk disetujui.
 Penyedia jasa harus menyediakan dan memasang geotekstil seperti
yang tertera pada gambar atau ditentukan oleh Konsultan dan Direksi.
Pemakaian geotekstil sudah umum dalam pekerjaan teknik sipil,
diantaranya sebagai filter, lapisan pelindung, lapisan pemisah tanah
untuk mencegah bercampurnya tanah/material timbunan dengan tanah
lunak, dan drainase dibawah tanah.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


92
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Sifat-Sifat Fisik
 Geotekstil harus memiliki daya tahan terhadap pengaruh kontak
langsung dengan zat kimia yang umumnya ada di dalam tanah dan
memiliki daya tahan terhadap pengaruh mikro biologis lainnya.
 Geotekstil harus mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap pengaruh
jebol (high puncture resistance).
 Geotekstil harus mempunyai jaringan serabut yang stabil sehingga
memiliki ketahanan terhadap kerusakan saat pelaksanaan.
 Geotekstil yang dihasilkan dari potongan-potongan bahan fiber, limbah
fiber, atau hasil daur ulang tidak dapat diterima, pihak pabrik pembuat
menjamin hal ini.
 Setial roll geotekstil yang dikirimkan ke lapangan, harus mempunyai
tanda produksi dan pernyataan tipe yang tertera jelas pada
pembungkus luar maupun sepanjang lembaran dengan panjang
interval tertentu untuk maksud pemeriksaan visual.

3. Penyimpanan dan Pemasangan


 Geotekstil yang dikirim ke lapangan harus dengan pembungkus untuk
melindungi material tersebut terutama dari sinar matahari.
Penyimpanan dan pemasangan gulungan geotekstil tersebut tidak
boleh mengakibatkan kerusakan fisik.
 Geotekstil dipasang sesuai dengan rekomendasi/petunjuk yang
dikeluarkan pabrik, dan harus dipasang pada lokasi seperti yang
dicantumkan pada gambar rencana atau atas petunjuk Engineer.
 Penyambungan geotekstil yang overlap harus tepat, baik lebar maupun
posisinya agar geotekstil dapat berfungsi selama waktu pelaksanaan
dan selama umur rencana dari struktur. Alternatif lain dari overlap
dapat dilakukan dengan cara menjahit dengan menggunakan mesin
jahit ketik ganda portabel.
 Penyambungan geotekstil dengan cara menjahit harus dengan jahitan
ganda, dengan jarak 50 mm sampai dengan 100 mm dari tepi lembaran
geotekstil yang disambung. Sambungan diusahakan sesedikit mungkin
dan harus dengan persetujuan dari Engineer.
 Penempatan material timbunan setelah penggelaran geotekstil harus
dilakukan dengan baik sehingga geotekstil tidak mengalami beban
melebihi tegangan ijinnya. Kerusakan geotekstil selama penempatan
material timbunan harus diperbaiki atas petunjuk Engineer.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


93
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Sifat-Sifat Mekanik dan Hidrolik


 Sifat dari Geotekstil Non Woven harus memenuhi atau melampaui
semua persyaratan seperti yang tersebut di bawah ini melalui metoda
pengujian yang sama:
No Data Teknis Test Standard Satuan Nilai
1. Weight ASTM D 3776 g/m2 510
2. Thickness ASTM D 3777 mm 4
3. Strip Tensile Strength ASTM D 5035 kN/m 42
4. Elengation at Maximum Load ASTM D 5035 % >65
5. Coef. Of Permeability BS. 6906 I/m2/sec 45
6. Trapezoidal Tear Stength ASTM D 4533 N 600
7. Puncture Resitance ASTM D 4833 N 770
8. Effective Opening Size ASTM D 4751 m 75
Keterangan: Satuan dalam metric unit.
 Material geotextil non woven dengan tebal minimal 4 mm (standar
deviasi ± 10%), harus memiliki nilai uji CBR Puncture Resistance
minimal 7 KN serta memiliki garansi pabrik minimal 5 tahun.
 Pembuatan material geotextile non woven sesuai dengan ISO 9001.
Dengan frekuensi tes yang tinggi di laboratorium sesuai standar
manajemen kualitas ISO 9001.

5. Pengawasan Kualitas
Kontraktor harus mencatat dengan baik setiap lembar geotekstil yang
terpasang, lokasi pemasangan, tanggal penggelaran, waktu mulai dan
selesai, dan ukuran geotekstil yang terpasang. Pencatatan juga mencakup
penyambungan lembaran geotekstil.

6. Metoda Pengukuran
Lembaran geotekstil diukur dalam meter persegi untuk tiap luas areal yang
dipasang.

5.2.6 Spesifikasi Teknis Lapisan Kerikil Bulat Pada Dasar Sel Landfill
Material Kerikil bulat yang dipergunakan pada seluruh bagian dasar sel landfillTPA
Sampah Regional Kediri, berdiameter antara 30 mm sampai 50 mm dan 50 mm
sampai 80 mm dengan toleransi kesalahan bentuk/ukuran/jenis sebesar maksimal
5% dan tidak mengandung lumpurmelebihi dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering).Apabila kadar lumpurmelampaui 5% maka kerikil bulat tersebut harus
dicuci, kerikil bulatjuga harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


94
SPESIFIKASI TEKNIS

berpasir.
Butir-butir kerikil bulat harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
olehpengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kontraktor harus mengajukan contoh kerikil bulat yang akan dipergunakan untuk
dapatpersejutuan dari direksi.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


95
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

6.1 UMUM
6.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata
c. Pekerjaan adukan pasangan batu tempel
d. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja

6.1.2 Persyaratan Bahan


1. Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur
2. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-
bahan organik
3. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

6.1.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
2. Jenis Adukan
a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC: 3 PC dan 1 PC: 4 PS
Adukan ini adalah untuk pasangan batu bata dan batu temple serta
untukmenutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam
bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC: 2 PS
Adukan plesteran ini untuk:
- Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi
luar bangunan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


96
SPESIFIKASI TEKNIS

- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang


disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja
hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai
- Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja
3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikan rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan
4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk adukan kedap air

6.2 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


6.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
b. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
6.2.2 Persyaratan Bahan
a. Batu Kali
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous.
b. Semen
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2
c. Pasir
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.
d. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

6.2.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk
pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
b. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas. Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal
10 cm, disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


97
SPESIFIKASI TEKNIS

padat. Di ataslapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang
dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1 PC: 3 PS, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
gambar kerja.
Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1 PC: 3 PS.
d. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian
tengah.

6.3 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA


6.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pembuatan dinding bata ½ batu.
b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
6.3.2 Persyaratan Bahan
a. Batu Bata
- Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang baik
produksi setempat, dengan pembakaran sempurna dan merata.
- Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung
didatangkan dari pabrik atau penjual.
- Sebelum pengadaan bahan ini, kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
dari batu bata yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Semen
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.
c. Pasir
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.
d. Air
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2
6.3.3 Persyaratan Pelaksanaan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


98
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh.
- Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan
batu bata tersebut.
- Aduk perekat / spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah
campuran 1 PC: 3 PS untuk:
 Dinding pemasangan bata daerah basah.
 Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
 Saluran.
- Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk perekat / spesi campuran 1 PC: 4 PSR terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
- Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab
ini.
c. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat /
spesi harus sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.
d. Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok
praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
e. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, lurus, tegak
dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum
dalam gambar kerja.
f. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan
horizontal.
Jika melebihi, kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat di’klaim’ sebagai
pekerjaan tambah.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


99
SPESIFIKASI TEKNIS

g. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
h. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.
i. Sebelum di plester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
j. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
k. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari
5%. Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
l. Pemeliharaan:
- Selama pasangan dinding belum difinish, kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan
lain. Apabila pada saat di finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas.
- Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.

6.4 PEKERJAAN PASANGAN UBIN KERAMIK


6.4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pekerjaan urugan pasir di bawah pasangan lantai.
b. Pekerjaan ubin keramik lantai untuk kamar mandi / toilet dan tempat lain
yang ditunjukkan pada gambar kerja.
c. Pekerjaan ubin keramik dinding untuk toilet dan tempat lain yang ditunjukkan
pada gambar kerja.
d. Pekerjaan ubin granit pada bagian-bagian yang ditunjukkan pada gambar
kerja.
e. Pekerjaan step nosing pada tangga sesuai bahan lantai.

6.4.2 Persyaratan Bahan


a. Bahan Perekat
Aduk perekat / spesi untuk pasangan Keramik adalah campuran 1 PC: 4 PS
b. Air
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.
c. Ubin Keramik

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


100
SPESIFIKASI TEKNIS

Jenis : Ubin Keramik.


Permukaan : Polished untuk lantai ruang kantor atau sesuai gambar
kerja.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : 30 x 30 cm untuk Ruang.
Kualitas : Kelas I, heavy duty, single firing.
Produk : sebelumnya ditunjukkan kepada Direksi
d. Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisi siar dan nat yaitu TILE GROUT Warna sesuai dengan ubin
keramik / granit
e. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan kepada Pemberi Tugas
untukmendapatkan persetujuan (tekstur dan warna), selanjut dipakai sebagai
standard dalam memeriksa / menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
f. Ubin Keramik dan Granito yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus
benar-benar sama, masing-masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak
cacat.

6.4.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pada saat pemasangan, ubin keramik / granit harus dalam keadaan baik,
tidak retak, cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara merendam sampai
jenuh air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
c. Untuk pasangan ubin granit harus dipasang dengan cara kering, yaitu ubin
granit harus benar-benar kering, seluruh permukaan samping dan bawah
harus dipoles dengan bahan penutup pori-pori, agar air tidak meresap.
Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan
adukan sewaktu ubin keramik dipasang.
d. Agar adukan / campuran pengisi siar tidak menempel pada permukaan
keramik / granit, maka sebelum pemasangan, seluruh permukaan atas
keramik / granit harus diolesi minyak kacang.
e. Pola pemasangan ubin keramik / granit harussesuai dengan gambar kerja /
shop drawing atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
f. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus dipergunakan alat
pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang
terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang
serupa dengan sebelum dipotong.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


101
SPESIFIKASI TEKNIS

g. Pemasangan ubin keramik / granit harus benar-benar rata.


Permukaannya harus tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai
dengan kemiringan seperti disyaratkan dalam gambar kerja.
Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2.00 m2.
h. Garis-garis tepi ubin keramik / granit yang terbentuk maupun siar-siar harus
lurus.
 Lebar siar harus sama yaitu lebar maximum 3 mm dengan kedalaman 2
mm.
 Bahan pengisi siar adalah seperti dijelaskan diatas
 Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
 Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari
debu dan kotoran lainnya.
 Pembersihan segera sebelum menjadi keras / kering dengan lap basah.
i. Ubin keramik / granit yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari
bercak noda aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap / kain yang
dibasahi dengan air bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat
pekerjaan lain.
j. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik / granit harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.
k. Bila terjadi kerusakan / cacat, kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat di klaim
sebagai pekerjaan tambah.
l. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan
pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan
Plumbingdan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan Pengawas.
m. Lantai Dasar
Khusus untuk lantai dasar, maka berlaku persyaratan pelaksanaan sebagai
berikut:
 Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan
dan rata waterpass. Persyaratan pelaksanaan pengurugan dan
pemadatan tanah harus mengikuti uraian pada bab Pekerjaan Tanah.
 Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga dan rata water pass. Ketebalan lapisan pasir 10 cm, atau

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


102
SPESIFIKASI TEKNIS

sesuai dengan gambar kerja.


 Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk.
 Pembuatan lapisan beton tumbuk harus memenuhi persyaratan seperti
tercantum diatas.
 Adukan adalah 1 PC: 4 PS terkecuali untuk daerah basah.
 Untuk daerah basah, area dapur, aduk plesteran adalah untuk kedap air
yaitu 1 PC: 3 PSR.
 Persyaratan pekerjaan adukan harus mengikuti uraian pada Pasal 1
Pekerjaan Adukan dan Campuran.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
dengan seksama peil-peil finishing dan arah kemiringan seperti tercantum
dalam gambar kerja.
 Permukaan jadi / finishing lantai harus menunjukkan tepat pada peil finish
ataupun kemiringan yang disyaratkan.
n. Dinding dan Bidang Vertikal lainnya.
 Sebelum pemasangan ubin keramik, permukaan dinding, khususnya
permukaan beton, harus dikasarkan terlebih dahulu.
 Sesudah ubin keramik terpasang, nat harus diisi penuh dengan adukan
pengisi (grouting).
 Adukan pengisi sesuai dengan persyaratan bahan. dan warnanya sesuai
dengan warna ubin keramik, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
 Pembersihan permukaan ubin keramik yang telah terpasang dengan
menggunakan kain yang basah, atau zat pembersih yang direkomendasi-
kan oleh pabrik.
 Tidak diperkenankan menggunakan cairan asam atau HCl.

6.5 PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL


6.5.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
- Pembuatan kolom praktis 15 x 20 cm.
- Pembuatan balok praktis , ring balok ukuran 15 x 20 cm dan 20 x 30 cm.
- Pekerjaan kolom praktis, balok praktis dan ring balok lainnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Pekerjaan Beton Tumbuk
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
- Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada Lantai Dasar sesuai Gambar.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


103
SPESIFIKASI TEKNIS

6.5.2 Persyaratan Bahan


a. Besi Beton
 Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-
sama dari 12 mm.
 Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih.
 Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.
 Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas.
 Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh /
dilapis seng.
 Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
 Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2
(PBI-1971).
b. Semen
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.
c. Pasir
 Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.
 Pasir yang dipakai harus pasir beton.
d. Koral Beton / Split
Koral beton / split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori, serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
Penyimpanan / penimbunan koral beton / split dengan pasir harus dipisahkan
satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan
perbandingan adukan beton yang disyaratkan.
e. Air
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.
f. Acuan / Bekisting & Perancah
 Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mm.
 Balok-balok pengkaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
 Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.
6.5.3 Persyaratan Pelaksanaan
a. Beton Bertulang
 Campuran & Mutu Beton

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


104
SPESIFIKASI TEKNIS

- Campuran adalah 1 PC: 2 PS: 3 KR


- Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non
struktural ini adalah K-175.
 Pembesian
- Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkok-
kan, sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring) persyaratannya harus
sesuai NI-2 (PBI 1971).
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
gambar kerja.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas
dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton dan bantalan beton (beton deking) sesuai NI-2 (PBI
1971).
 Pekerjaan Acuan / Bekisting
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan gambar kerja.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotoran tahi gerjagi, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
 Cara Pengadukan
- Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
- Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.
- Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak
terjadi penguapan terlalu cepat.
- Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
 Pengecoran Beton
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksana-
kan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


105
SPESIFIKASI TEKNIS

Konsultan Pengawas.
- Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral /
split yang dapat memperlemah konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui
Konsultan Pengawas.
- Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai
Bonding Agent Nitobond PVA sebelumnya ditunjukkan kepada
Direksi.
- Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus
dikasarkan, dilapis dengan Bonding Agent Nitobond PVA yang
pelaksanaannya sesuai persyaratan pabrik pembuatnya, selanjutnya
langsung dilakukan pengecoran baru.
 Pekerjaan Pembongkaran Acuan / Bekisting
- Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan
dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan
Pengawas.
 Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis
Pemasangan kolom praktis untuk:
- Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
- Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan
setiap luas 9 m2. Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian
luar / tepi luar bangunan setiap luas 9 m2.Dan atau seperti tercantum
dalam gambar kerja.Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.
 Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis& Ring Balok
Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok:
- Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht.
- Di atas kusen aluminium sebagai balok lintel.
- Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas
sebagai ring balok setiap luas 12 m2 pasangan dinding bata yang
tinggi.
- Dan atau seperti tercantum dalam gambar kerja.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


106
SPESIFIKASI TEKNIS

- Ukuran balok praktis adalah 15 x 20 cm, atau sesuai gambar kerja.


 Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
 Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantum
dalam Butir 5.3.1.5. dan 5.3.1.6. di atas, terlepas apakah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam gambar kerja.
 Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar

dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan
balok praktis ini.
Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm
kecuali ditentukan lain.
b. Pekerjaan Beton Tumbuk
 Campuran beton tumbuk adalah 1 PC: 3 PS: 5 KRK Lapisan beton tumbuk
harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan / waterpass
dan tidak seperti tercantum dalam gambar kerja.
 Tebal lapisan beton tumbuk adalah 5 cm, dan atau sesuai gambar kerja.

6.6 PEKERJAAN PLESTERAN


6.6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
- Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
- Plesteran kedap air.
- Plesteran biasa.
- Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah
dan untuk dinding batas dengan tetangga yang terlihat.
- Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.

6.6.2 Persyaratan Bahan


a. Semen
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2
b. Pasir
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2
c. Air
Sesuai 7.1 Butir 7.1.2.

6.6.3 Persyaratan Pelaksanaan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


107
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas.
c. Jenis Plesteran
 Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu: 1 PC:
3 PS.
Dipakai untuk:
- Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah
hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
- Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
 Plesteran biasa adalah campuran1 PC: 4 PS.
Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan,
yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
 Plesteran kedap air adalah campuran1 PC: 3 PS.
Aduk plesteran ini untuk:
- Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi
luar bangunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja
hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
- Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja.
 Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
- Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari
dinding pasangan.
- Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran
sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering
benar.
d. Semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


108
SPESIFIKASI TEKNIS

 Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu


pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk plesteran kedap air.
 Kontraktor harus menyediakan pekerja / tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci
halus.
 Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harus diratakan.
 Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci halus
harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan
berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang
membuat cacat.
 Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi
terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
 Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya
harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan.
 Semua lubang-lubang bekas pengikat bekistingatau form-tie harus
tertutup adukan plesteran.
 Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper
dipakai plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
 Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material
akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal
untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang
akan digunakan tersebut.
 Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada
satu bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalam 0,5 cm.
 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /
kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam gambar kerja.
 Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.
 Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan kepermukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


109
SPESIFIKASI TEKNIS

bangunan.
e. Pemeliharaan
 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
 Selam permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh kontraktor, dan
tidak diklaim sebagai pekerjaan tambah.
 Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir
di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih
dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain
seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
 Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas, maka kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh kontraktor dan tidak
dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

6.7 PEKERJAAN KAYU


6.7.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan kayu adalah:
- Rangka daun pintu seperti yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.
- Rangka plafond kalsiboard
- Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
6.7.2 Persyaratan Bahan
a. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan
pada butir berikut ini.
 Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa
cacat, mata kayu, putih kayu dan retak.
 Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Papan ram

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


110
SPESIFIKASI TEKNIS

Pemakaian : Rangka daun pintu gudang atau sesuai gambar


Referensi bahan sesuai dengan SII NO. 0458/81, mutu kelas A, kelas
keawetan II dan kekuatan II.
 Teakwood Jati.
Panel : Teakwood
Pemakaian : Daun pintu gudang atau sesuai gambar
Tebal : 4 mm (sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja)
Produk : Ex Lokal.
b. Kelembaban
 Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, disyaratkan kelembaban kayu
tidak lebih dari 14% terpasang.
 Untuk ketebalan kayu lebihdari 7 cm diijinkan kelembaban kayu 25%
maximum.
 Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm diijinkan kelembaban
kayu 18% maximum.
 Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di atas
diperiksa dengan alat pemeriksa kelembaban kayu.
c. Penyimpanan Kayu
 Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan
ini harus diletakkan di suatu tempat, di dalam ruangan yang kering
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
harus dilindungi dari kerusakan.
 Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung
terhampar di lantai.
d. Bahan & Alat Bantu
 Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
 Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu.
 Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain
harus digalvanisasi.

6.7.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada kontraktor diwajibkan
untuk:
 Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail
sesuai gambar kerja.
 Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan
pemasangan di lapangan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


111
SPESIFIKASI TEKNIS

 Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum


pelaksanaan pekerjaan kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran.
 Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, angker, dyna-bolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapi
dan sempurna serta tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang
tampak.
 Khusus untuk bahan sambungan / pengikat dari baja seperti angker,
sengkang, pelat dan sebagainya sebelum terpasang harus sudah diberi
lapisan anti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal Pekerjaan
Pengecatan di buku ini.
 Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed tidak diperkenankan
pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
 Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.Dalam hal ini kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai
pekerjaan tambah.Semua pekerjaan pedempulan harus rapi, rata dan
halus. Setelah dempul kering kemudian digosok dengan ampelas halus.
 Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu,
semua logam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau
lapisan cat seperti yang disyaratkan
b. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Halus.
 Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan
diperlihatkan (exposed) dan permukaan kayu yang akan dilapis / ditempel
dengan bahan / material finishing harus diserut halus dan rata.
 Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus
menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan
di tempat pemasangan. Persyaratan ini mencakup pula untuk
penyerutan.
 Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan
penyerutan tangan.Sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan
ketelitian yang tepat dan rapi terutama untuk bagian yang diperlihatkan
(exposed). Sambungan Lis Tepi langit-langit dan Plint Kayu pada sudut
harus berupa sambungan adu manis dan siku. Sambungan antara papan
ke arah memanjang harus berupa sambungan ekor burung.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


112
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu yang Telah Selesai.


 Semua kayu yang telah dipasang harus dilindungi dari segala kerusakan
baik berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain.
 Apabila hal tersebut di atas ditemui, maka kontraktor harus membongkar
dan mengganti tanpa mengurangi mutu.
 Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor, tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah

6.8 PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA (ALAT


PENGGANTUNG DAN PENGUNCI)
6.8.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi:
- Pekerjaan perlengkapan pintu kayu.
- Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.
6.8.2 Persyaratan Bahan
a. Semua perlengkapan (alat penggantung & pengunci) yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila
terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
dari Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
c. Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.
d. Pemilihan perlengkapan pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan
pintu.
e. Perlengkapan Pintu

1. Engsel
 Mekanisme : Ayun satu arah (single swing).
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi
standard SII-0407-80.
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka
aluminium.
Ukuran : 4 x 3 inchi tebal 3 mm (standard produk).
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Warna : Coklat atau Ditentukan kemudian
 Mekanisme : Ayun dua arah (double swing).

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


113
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Kotak Kunci
 Mekanisme : 2 kali kunci (double lock)
Pemakaian : Semua pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka
aluminium.
Spesifikasi : Kotak kunci yang mempunyai lidah siang (latch bolt)
dan lidah malam (rolling dead bolt).
Warna : Ditentukan kemudian
 Mekanisme : 1 kali kunci (single lock)
Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa rangka (frameless door
glass).
Spesifikasi : Kotak kunci pada bagian bawah dan atas pintu
frameless.
Warna : Ditentukan kemudian

3. Kunci (Cylinder)
 Pemakaian : Semua pintu tunggal dan ganda dengan rangka
aluminium untuk pintu ruang staff dan ruang lainnya selain pintu
ruang utilitas & WC.
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua ujungnya (double
cylinder).
Warna :Ditentukan kemudian

4. Pegangan (handle)
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (latch bolt)
secara mekanis. Pemasangan menyatu dengan
silinder kunci. Dilengkapi dengan penutup lubang.
f. Perlengkapan Jendela
1. Friction stay
Type : 8”, 16”, 20 “
Warna : Ditentukan kemudian
2. Grendel
Type : non locking
Warna : Ditentukan kemudian
g. Kehandalan Kerja
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan
baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.

6.8.3 Persyaratan Pelaksanaan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


114
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak
sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk tiap tipe
pintu dan jendela.
c. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum
dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, dan
jendela casement khususnya lockcase, handle & backplate harus rapi dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja dan
atau petunjuk Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka
kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
d. Engsel atas, dipasang28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
e. Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah32 cm (as) dari permukaan
bawah pintu.
f. Untuk pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.

6.9 PEKERJAAN KACA


6.9.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pekerjaan kaca pintu rangka alumunium,dan jendela casement.
b. Pekerjaan kaca untuk pintu kaca tanpa rangka (frameless).
c. Pekerjaan kaca lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
6.9.2 Persyaratan Bahan
a. Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78.
b. Tipe Bahan
 Kaca:
1. Kaca rayban
Tebal : 5 mm
Warna : dark grey
Pemakaian : semua pintu rangka alumunium, jendela casement
pada ruangan-ruangan dalam bangunan.
Tipe/Produk : Asahimas.
c. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


115
SPESIFIKASI TEKNIS

bercak-bercak lain.
d. Semua bahan kaca yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
e. Toleransi tebal:
Ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai berikut:
JENIS TEBAL TOLERANSI
(mm) (mm) (mm)
5 5  0,3
6 6  0,3
8 8  0,3
12 12  0,3

f. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per m2.
g. Cacat-cacat
 Kaca lembaran yang dipakai bebas dari cacat dan noda apapun.
 Lapisan ke-perak-an (chemical deposited silver) pada kaca yang dipakai
harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka kaca
harus diganti atas biaya kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya
pekerjaan tambah.

6.9.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan keahlian khusus dan
ketelitiansesuai standar pabrik.
b. Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan
gambar kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
c. Pemotongan harus rapi dan lurus, harus menggunakan alat pemotong kaca
khusus.
d. Cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digerinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
e. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan & benturan dan
diberi tanda agar mudah diketahui.

1. Pekerjaan Pemasangan Kaca Pintu & Jendela Casement.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


116
SPESIFIKASI TEKNIS

 Sebelum pemasangan kaca, kusen dan rangka-rangka curtain wall /


window wall telah terpasang kokoh dan telah selesai sesuai dengan
gambar kerja dan memenuhi persyaratan pekerjaan kusen / logam
yang diuraikan pada bab lain dalam buku ini.
 Selanjutnya adalah pemasangan rubber gasket / rubber seal / sealent,
sesuai dengan gambar kerja.
 Ukuran kaca dan pemasangan rubber gasket / rubber seal / sealent
harus sedemikian rupa, agar kaca tidak pecah pada waktu
pengembangan dan penyusutan.

f. Kualitas Pekerjaan
 Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan
rubber gasket / rubber seal / sealent maupun sekrup.
 Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adanya gelombang maka kaca dan cermin tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki / diganti.
 Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab kontraktor tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
g. Pemeliharaan
 Semua kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui. Apabila terjadi
kaca yang retak, pecah ataupun cacat lain akibat keteledoran kontraktor,
kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
 Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

6.10 PEKERJAAN PLAFOND / LANGIT-LANGIT


6.10.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a. Pekerjaan plafond gypsum board untuk museum, dan ruang lain sesuai
gambar kerja.
b. Pekerjaan plafond kalsiboard, untuk semua lavatory atau sesuai gambar
kerja
6.10.2 Persyaratan Bahan
1. Kalsiboard
Tebal : 4 mm
Ukuran : Sesuai gambar kerja

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


117
SPESIFIKASI TEKNIS

Rangka : Kayu Kruing


2. Lis Tepi Plafond
Bahan : Profil gypsum
Ukuran : Sesuai gambar kerja
6.10.3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Rangka Plafond
 Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal Pekerjaan Logam RKS
ini dan spesifikasi pabrik.
 Stek penggantung plafond dari besi beton6 mm, diikatkan ke tulangan
pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat pengecoran.
 Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan gambar kerja.
 Untuk pengikatan balok tepi rangka plafond yang menempel dinding
pasangan batu bata atau beton adalah dengan fischer.
 Panjang fishcer yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok.
 Pemasangan rangka plafond harus rata waterpas pada permukaan
bawahnya.
2. Eternit Board
 Panel eternit yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
 Untuk menghindari kemungkinan rusaknya produk dan resiko kecelakaan
bagi pekerja, disarankan membawa papan gypsum dengan cara
memegang tepi atas dan bawah lembaran.
 Panel eternit dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan
sesuai standard spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya,
dipasang dengan sekrup khusus untuk panel gypsum, dan pola
pemasangan sesuai gambar kerja.
 Bidang permukaan langit-langit gypsum yang terpasang harus lurus, rata
(waterpass) dan tidak bergelombang, sambungan antar panel saling
tegak lurus.
 Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
 Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat. Pekerjaan harus memenuhi
Pasal Pekerjaan Cat.

6.11 PEKERJAAN PENGECATAN


6.11.1 Lingkup Pekerjaan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


118
SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan yang dimaksud meliputi:


a. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang
ditampakkan, dan langit-langit gypsum board.
b. Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam gambar
kerja.
c. Pekerjaan pengecatan kayu.
d. Pekerjaan politur kayu.
e. Termasuk pengecatan dasar (plamur, meni, dan lain-lain).

1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata, Beton dan


Langit-Langit Gypsum Board.
 Semua permukaan dinding pasangan batu dan permukaan beton yang
tampak / exposed seperti tercantum dalam gambar kerja.

2. Pekerjaan Pengecatan Logam


 Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam
gambar kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
 Semua bagian / permukaan yang tampak / exposed dicat sampai dengan
cat finish.
 Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan / unexposed dicat
hanya sampai dengan cat dasar.

3. Pekerjaan Pengacatan Kayu


 Cat akhir (finish) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti:
langit-langit triplex, cove tepi dan lis tepi langit-langit, plin lantai, dan atau
seperti tercantum dalam gambar kerja.
 Cat politur akhir (finish) untuk pintu kayu, dan atau seperti tercantum
dalam gambar kerja.
 Cat dasar / meni kayu untuk pekerjaan kayu kasar dan kayu halus yang
tidak ditampakkan, seperti: kaso dan reng atap, rangka langit-langit, dan
atau seperti tercantum dalam gambar kerja.
6.11.2 Persyaratan Bahan
1. Cat Tembok Exterior
Bahan dari jenis Watercyld emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan
garam, tipe exterior matt emulsion.
2. Cat Tembok Interior
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion.
3. Cat Logam & Kayu

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


119
SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior &
exterior gloss paint
4. Cat Politur
Memakai bahan dari produk sebelumnya ditunjukkan kepada Direksi.
5. Lapisan Primer
Bahan dari kualitas utama, sebelumnya ditunjukkan kepada Direksi
6. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa:
- Segel kaleng
- Hasil akhir pengecatan
7. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan,
dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
8. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan
Pengawas dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara
tertulis oleh Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan mock-up.
9. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk kemudian
akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai.
- Kaleng-kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan
jelas identitas cat yang ada di dalamnya.
- Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
perawatan.

6.11.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.
b. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat
yang dispesifikasikan pabrik.
c. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
d. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung, misalnya: masker, sarung tangan dan

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


120
SPESIFIKASI TEKNIS

sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.


e. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca
yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
f. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.
g. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, kontraktor
harus memakai kipas angin / fan untuk memperlancar pergantian / aliran
udara.
h. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan /
vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
i. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
j. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan
kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
k. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen
tersebut terpasang.
l. Standard Pengerjaan (Mock Up).
 Sebelum pengecatan dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
 Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaannya.
 Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.
 Jika masing-masing bidang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Perencana, maka bidang-bidang itu akan dipakai sebagai standard
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
m. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat
dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung
kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


121
SPESIFIKASI TEKNIS

n. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang


direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan
pekerjaan dari pabrik.
o. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton dan
plafond / langit-langit Kalsiboard:
 Sebelum pelaksanaan
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau
noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah
dicat dan dalam kondisi kering.
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
menggunakan roller.
 Permukaan interior
 Lapisan pertama: Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer
(EASYPRIME).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar perliter 13 – 15
m 2.
- Tunggu minimum selama 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
- Warna bening (transparan).
 Lapisan kedua dan ketiga: Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint
(EASYCOAT).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan setiap lapis 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 11
– 17 m2 per lapis.
- Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
- Warna ditentukan kemudian.
 Permukaan exterior
 Lapisan pertama: Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer
(EASYPRIME).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar perliter 13 – 15
m2.
- Tunggu minimum selama 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


122
SPESIFIKASI TEKNIS

- Warna bening (transparan).


 Lapisan kedua dan ketiga: Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint
(EASYSHIELD).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan setiap lapis 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 11 –
17 m2 per lapis.
- Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
- Warna ditentukan kemudian.
p. Pekerjaan Pengecatan Kayu Yang Ditampakkan
 Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau
bahan lain yang sebenarnya akan mengganggu jalannya pekerjaan
finishing.
 Lapisan pertama: Cat Meni warna merah 1 lapis.
 Pelaksanaan dengan kuas.
 Lapisan kedua: Dempul (Wood Filler) sampai lubang-lubang / pori-pori
kayu terisi sempurna.
 Tunggu hingga 7 hari, kemudian bidang yang diplamur diampelas dengan
ampelas besi halus hingga rata permukaan.
 Lapisan ketiga & keempat: Cat akhir (finish) dengan ketebalan 30 micron
per lapis atau daya sebar 15 – 17 m2 per liter per lapis dalam kondisi
kering.
 Pelaksanaan dengan kuas.
 Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
 Warna ditentukan kemudian.
q. Pekerjaan Pengecatan Politur Kayu
 Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau
bahan lain yang sekiranya akan mengganggu jalannya pekerjaan
finishing.
 Lapisan pertama: Pemakaian Wood filler (dempul kayu) dilakukan pada
seluruh permukaan kayu yang akan dimelamic agar semua pori-pori kayu
benar-benar tertutup, kemudian diampelas halus sampai permukaan
benar-benar rata dan halus.
 Lapisan kedua: Lapisan Woodstain (pewarna kayu) dicampur dengan
tinner 1: 2 atau 1: 3.
 Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 2 sampai 3
kali, dengan tenggang waktu sesuai sesuai petunjuk pabrik.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


123
SPESIFIKASI TEKNIS

 Lapisan ketiga: Laisan Sanding filler dicampur dengan hardener,


perbandingan 1 liter sanding filler: 1 botol kecil hardener atau sesuai
dengan petunjuk pabrik, kemudian dicampur dengan tinner 1: 2.
 Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 1 kali.
 Lapisan keempat: Lapisan politur dicampur dengan hardener dan tinner,
campuran seperti pada lapisan ketiga.
 Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan spayer, dilakukan 2 sampai 3
kali, dengan tenggang waktu sesuai petunjuk pabrik.
r. Pekerjaan Pengecatan Kayu yang Tidak Ditampakkan
 Untuk semua permukaan kayu yang tidak ditampakkan hanya cat dasar /
menie kayu warna merah 1 lapis.
 Pelaksanaan dengan kuas.
s. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Ditampakkan
 Persiapan sebelum pengecatan
- Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / mill scale), karat, minyak,
lemak dan kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh
sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak logam
yang halus dan mengkilap.
- Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik / Mechanical
Wire Brush.
- Akhirnya permukaan dibersihkan dengan Vaccum Cleaner atau sikat
yang bersih.
- Sebelum dilakukan pengecatan semua permukaan logam harus
mendapat solvent treatment untuk menghilangkan lemak dan kotoran.
 Lapisan pertama: Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakannya sebelum
komponen bahan / material logam terpasang.
- Cat primer IMPRA, ULTRAN
- Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
- Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
 Lapisan kedua: Cat dasar jenis Undercoat.
- Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
- Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
 Lapisan ketigadan keempat: Cat akhir / finish Pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam Warna

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


124
SPESIFIKASI TEKNIS

ditentukan kemudian.
t. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Tidak Ditampakkan
Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat
dasar Zinkronmate pelaksanaan dengan kuas.

6.12 PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN, DAN PENGAMANAN


SETELAH PEMBANGUNAN
a. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk
dalam Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai
dalam Buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab kontraktor bersangkutan selesai.
b. Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus
dikeluarkan dari tapak konstruksi.
c. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan / material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai
tahap serah terima ke 2

6.13 PEKERJAAN PERTAMANAN


a. Gembalan Rumput bersama dengan tanaman hias lainnya yang sesuai
dengan iklim di lokasi proyek ditanam pada bagian depan dan sekitar
tanggul, sebelumnya ditimbun tanah subur setebal 20 cm.
b. Pohon glodokan tiang, dan tanaman hias( tanaman perdu ) lainnya juga
ditanam pada bagian halaman depan, samping, dan belakang sesuai dengan
gambar. Sebelum ditanam halaman digali dengan kedalaman 0,6 m dan diisi
tanah subur.

6.14 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


a. Instalasi listrik dipasang sampai menyala.
b. Saklar dinding harus merupakan tipe untuk pasangan rata dinding.
c. Semua instalasi harus tertanam di dalam tembok dan untuk diatas plafon
kabel harus dibungkus dalam pipa.
d. Penyambungan harus dilakukan dalam kotak-kotak. Kabel-kabel disambung
sesuai dengan warna-warna atau namanya masingmasing.
e. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum ö

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


125
SPESIFIKASI TEKNIS

5/8 ” dan setiap percabangan harus menggunakan junction box yang sesuai.
f. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan socket sehingga pipa tidak mudah dicabut dari panel.
g. Jenis kabel yang digunakan untuk tegangan rendah yaitu tipe NYY,
NYFGBY, NYA, dan harus sesuai standar SII dan SPLN, sebelumnya
ditunjukkan kepada Direksi.
h. Untuk instalasi penerangan dan stop kontak umumnya dipasang kabelNYA
atau NYM dengan penampang 2,5 mm2 dengan conduit PVC.
i. Stop kontak biasa dipakai satu phase, dipasang rata dinding setinggi30 cm
atau 150 cm dari lantai.
j. Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu atau tiga phase
dan harus mempunyai terminal phase netral dan pentanahan.
k. Syarat kualitas, jenis, dan ukuran harus dipasang sesuai gambar. m. Harus
dilakukan pengujian atau pengetesan kekuatan tegangan dan tahanan isolasi
sebelum diserahterimakan.

6.15 PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Setelah pekerjaan selesai menjelang diadakan penyerahan bangunan,
Kontraktor harus mengadakan pembersihan lapangan baik di dalam maupun
di luar bangunan dan sekitar site tersebut.

b. Semua pekerjaan yang dilaksanakan pada bangunan ini walaupun ada


bagian yang tidak tersebut dalam dokumen ini, dan gambar-gambar detail
yang bersangkutan akan tetapi merupakan penyelesaian kesatuan pekerjaan
ini adalah kewajiban Kontraktor untuk melaksanakannya atas perintah
Direksi.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


126
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB VII
PEKERJAAN PAVING

7.1 UMUM
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi pemasangan paving block, terdiri dari urugan pasir,
pemadatan tanah, pemasangan paving block yang digunakan sebagai
pekerjaan utama untuk perbaikan dan pengurugan jalan serta dengan
kemiringan melintang yang benar sebagai permukaan lapisan jalan yang
baru.
2. Toleransi Ukuran
a. Ketebalan paving block seperti yang ditunjukkan pada gambar standart
dan tidak boleh kurang dari 6 cm dengan ukuran 10 x 20 cmuntuk
pekerjaan di area sekitar kolam maturasi terkecuali dinyatakan lain
secara tertulis. Serta mutu paving menggunakan paving K-300.
b. Permukaan masing-masing pasangan paving block pada setiap
pelapisan tidak boleh berbeda dari permukaan normal.
c. Tebal urugan pasir 10 cm, dan ketebalan yang harus dipasang harus
sampai tingkat dan ketinggian yang diatur dilapangan serta sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Tebal rata-rata yang
ditetapkan pada gambar rencana adalah berdasarkan pemeriksaan
visual yang diberikan sebagai perkiraan tebal rata- rata yang diperlukan.
d. Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3 m, variasi
permukaan urugan pasir tidak boleh melebihi 10 mm pada setiap titik
tingkat dan ketinggian yang telah ditetapkan.
e. Sebagai pengunci tepi paving blok, menggunakan sisi dalam siring
pasangan batu dan lebar dan tinggi yang harus dipasang harus sampai
tingkat dan ketinggian yang diatur dilapangan serta sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Lebar dan tinggi rata-rata yang
ditetapkan pada gambar rencana adalah berdasarkan pemeriksaan
visual yang diberikan sebagai perkiraan tebal rata- rata yang diperlukan.
3. Penjadwalan Pekerjaan
Paving block mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang
melintang yang direncanakan. Pembentukan akhir untuk persiapan
pembuatan lapisan serta perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah tempat tempat sambungan dan
elevasinya sudah disiapkan.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


127
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Contoh-contoh Bahan
b. Contoh-contoh bahan paving yang digunakan untuk pekerjaan paving
block harus diperiksa dan disetujui Pengawas Pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai.
c. Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan Setiap bagian pekerjaan
yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacatcacat dikarenakan
jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi
persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai
memuaskan Pengawas Pekerjaan tanpa ada biaya tambahan.
4. Kanstin yang digunakan sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar dengan
ukuran 10.20.40 untuk area kolam ipal maturasi dengan mutu kanstin
menggunakan kanstin K250.

7.2 BAHAN-BAHAN
1. Urugan pasir dengan bahan terpilih untuk pelapisan paving block yang
digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah pelapisan
pasangan paving block dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir
bergradasi baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu maksimum 20
mm.

7.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Penyiapan lapangan
2. Lokasi jalan dibersihkan dari segala kotoran dan tumbuhan yang
mengganggu pekerjaan.
3. Peninggian badan jalan dengan menggunakan bahan pasir urug sehingga
mencapai peil yang ditetapkan.
4. Beton tepi sebagai siring Paving block jalan dari bahan siring pasangan batu
rapi pada sisi kiri kanan jalan.
5. Di atas permukaan pasir urug padat disusun bata press (paving) dipasang
rapat satu sama lain dengan susunan motif anyaman tikar (zig-zag).
6. Semua pekerjaan diatas ukuran, jarak dan bahan dipergunakan sesuai
gambar terlampir dan menurut petunjuk direksi.
7. Kanstin yang dipakai harus kanstin utuh tanpa cacat, sesuai dengan ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar.
8. Bila dalam pasangan terdapat kanstin cacat, Kanstin ini harus diganti atas
beban pelaksana.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


128
SPESIFIKASI TEKNIS

9. Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan sampai bentuk
dan kedalaman yang diperlukan, dan landasan Kanstin ini harus dipadatkan
sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak
sesuai harus dibuang dan diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus
dipadatkan sampai merata.
10. Kanstin harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
11. Unit-unit Kanstin harus dipasang dengan sambungan yang serapat mungkin.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


129
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPIS PONDASI JALAN

8.1 Penyiapan Permukaan Jalan


8.1.1 Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup penyiapan permukaan tanah dasar atau
permukaan jalan kerikil (Grade) yang ada untuk pemasangan Lapis
Pondasi Agregat dan Pondasi jalan tanpa penutup.
b. Dalam hal jalan kerikil pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat
dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa
peggaruan dan tanpa penambahan material baru.
c. Pekerjaan meliputi galian minor atau penggaruan serta urugan yang
disusul dengan pembentukan, pemadatan, dan pengujian dari tanah atau
bahan berbutir, dan memelihara permukaan yang disiapkan sampai
material perkerasan ditempatkan diatasnya, yang semuanya sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
2. Toleransi Dimensi
a. Ketinggian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih dari satu sentimeter
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan dengan memiliki
kelandaian cukup, untuk menjamin aliran bebas dari air permukaan.
3. Standar Rujukan
Standar rujukan yang berhubungan adalah yang diberikan dari Spesifikasi
ini.
4. Pelaporan
a. Pelaporan yang berhubungan dengan Galian, dan dengan Urugan, harus
dilakukan masing-masing untuk seluruh Galian dan Urugan yang
dikerjakan untuk Penyiapan Permukaan Jalan.
b. Kontraktor harus melaporkan hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada
Pengawas Pekerjaan segera menyusul selesainya suatu bagian dari
pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan dapat diberikan untuk
pemasangan dari bahan lain diatas tanah dasar atau permukaan jalan:
 Hasil dari pengujian kepadatan seperti yang ditentukan dibawah.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


130
SPESIFIKASI TEKNIS

 Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang


membuktikan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dipenuhi.
5. Jadwal Kerja
a. Gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya dibawah
elevasi tanah dasar atau permukaan jalan, termasuk urugan kembali
diatasnya yang telah dipadatkan, harus telah selesai sebelum pekerjaan
dimulai pada tanah dasar atau permukaan jalan.
b. Bila dipersiapkan terlalu awal dalam hubungan dengan pemasangan
lapis pondasi bawah, permukaan tanah dasar dapat rusak.Karenanya
jumlah dari pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak ditutup harus
dibatasi pada suatu saat hanya untuk daerah yang terbatas yang dapat
dipelihara dengan peralatan yang ada dan Kontraktor harus mengatur
penyiapan tanah dasar dan penempatan bahan perkerasan menyusul
satu dengan lainnya dengan cukup rapat.
6. Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan yang disebutkan yang berhubungan dengan kondisi tempat kerja
yang diperlukan untuk masing-masing Galian dan Urugan, harus berlaku
juga pada seluruh Pekerjaan Penyiapan Permukaan Jalan, bahkan pada
tempat dimana tidak ada galian atau urugan.
7. Perbaikan dari Penyiapan Permukaan Jalan yang tak Memuaskan
a. Ketentuan yang disebutkan yang berhubungan dengan perbaikan dari
Galian dan Urugan yang tidak memuaskan, harus berlaku juga pada
seluruh pekerjaan Penyiapan Permukaan Jalan, bahkan untuk daerah
yang tidak memerlukan pekerjaan Galian atau Urugan.
b. Kontraktor harus memperbaiki atas biayanya sendiri setiap ketidakrataan
atau gelombang yang terjadi akibat pekerjanya atau lalu lintas atau oleh
sebab lainnya dengan membentuk kembali dan memadatkan dengan
mesin gilas dari ukuran dan tipe yang perlu untuk perbaikan.
c. Kontraktor harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan, setiap kerusakan dari tanah dasar yang mungkin
terjadi akibat pengeringan, retak, atau banjir, atau akibat kejadian alam
lainnya.
8. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Menyusul suatu Pengujian
Ketentuan harus berlaku.

8.1.2 Material

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


131
SPESIFIKASI TEKNIS

Tanah dasar dapat dibentuk pada Urugan Biasa, Urugan Pilihan, Pondasi
Agregat atau Drainase Porous, atau pada tanah asli pada daerah
pemotongan.Bahan yang digunakan dalam masing-masing hal haruslah sesuai
dengan yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan dan sifat bahan yang
disyaratkan untuk bahan yang dipasang sebagai pembentuk tanah dasar
haruslah seperti yang ditentukan dalam Spesifikasi untuk bahan tersebut.

8.1.3 Pelaksanaan dari Penyiapan Permukaan Jalan


1. Penyiapan Tempat Kerja
a. Seluruh Urugan yang diperlukan harus dipasang sesuai dengan dari
Spesifikasi ini.
2. Pemadatan Tanah Dasar
a. Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang sesuai dari
Spesifikasi ini.
b. Persyaratan pemadatan serta jaminan mutu untuk tanah dasar yang
diberikan dari Spesifikasi ini.

8.2 Lapis Pondasi Agregat A dan Lapis Pondasi Agregat B


8.2.1 Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat (batu pecah) yang
bergradasi baik di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima
sesuai dengan perincian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai
dengan perintah Pengawas Pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi yang
telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan.Pemrosesan harus meliputi,
bila perlu pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi
lain yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi
persyaratan dari Spesifikasi ini.
2. Toleransi Dimensi
a. Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Gambar Rencana, dengan
toleransi dibawah ini:
Toleransi Tinggi
Material dan Lapisan Pondasi Agregat
Permukaan
Agregat Kelas B digunakan sebagai + 0 cm
Lapis Pondasi Bawah (Permukaan atas dari Lapis Pondasi Bawah - 2 cm
saja)
Permukaan-permukaan agregat Kelas A + 1 cm

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


132
SPESIFIKASI TEKNIS

Toleransi Tinggi
Material dan Lapisan Pondasi Agregat
Permukaan
untuk Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan - 1 cm
(Perkerasan atau Bahu)
Note: Agregat klas A dan B dijelaskan dari Spesifikasi ini.
b. Permukaan-permukaan lapis pondasi agregat dari semua konstruksi
tidak boleh ada yang tidak rata yang dapat menampung air dan semua
punggung permukaan-permukaan itu harus sesuai dengan yang
tercantum di gambar rencana.
c. Tebal total minimal untuk lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang dari
tebal yang disyaratkan kurang satu sentimeter.
d. Tebal total minimum untuk lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh
kurang dari tebal yang disyaratkan kurang satu sentimeter.
e. Untuk permukaan lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk lapisan resap
pengikat atau pelaburan permukaan, apabila semua bahan yang terlepas
dibuang dengan penyikat keras, deviasi maksimum yang diizinkan untuk
keretakan permukaan harus satu sentimeter dengan mistar penyikat
berukuran 3 meter, diletakkan paralel atau melintang as jalan.
3. Standar Rujukan (AASHTO)
T 89-68 Penentuan Batas Cair dari tanah.
T 90-70 Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas tanah.
T 96-74 Ketahanan terhadap abrasi dari agregat kasar berukuran
kecil dengan menggunakan mesin Los Angles.
T 112-78 Bongkahan lempung dan partikel yang dapat hancur dalam
agregat.
T 180-74 Hubungan kepadatan dengan kelembaban dari tanah
menggunakan Palu 4.54 kg dan tinggi jatuh 457mm.
T 193-72 “The California Bearing Ratio”.
4. Pelaporan
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan hal-hal
sebagai berikut paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan
untuk penggunaan yang pertama kalinya dari material yang diusulkan
untuk digunakan sebagai lapis Pondasi Agregat:
 Dua contoh masing-masing 50 kg dari bahan, satu ditahan oleh
Pengawas Pekerjaan sebagai rujukan selama masa kontrak.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


133
SPESIFIKASI TEKNIS

 Pernyataan perihal asal dan komposisi dari bahan yang diusulkan,


bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan
bahwa sifat bahan yang ditentukan dalam Pasal 10.2.3(4) terpenuhi.
b. Kontraktor harus mengirim hal berikut dalam bentuk tertulis kepada
Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya bagian dari pekerjaan
dan sebelum persetujuan dapat diberikan untuk penempatan bahan lain
di atas lapis Pondasi Agregat:
 Hasil dari pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang
disyaratkan.
 Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang
memeriksa bahwa toleransi yang disyaratkan dipenuhi.
5. Pembatasan oleh Cuaca
Lapis Pondasi Agregat tidak boleh dipasang, dihampar, atau dipadatkan
sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan
atau bila kadar air dari bahan tidak berada dalam rentang yang ditentukan.
6. Perbaikan dari Lapis Agregat yang tak Memuaskan
a. Tempat dengan tebal atau keretaan permukaan yang tidak memuaskan
toleransi yang disyaratkan atau yang permukaannya berkembang
menjadi tidak rata baik selama konstruksi atau setelah konstruksi, harus
diperbaiki dengan menggaru permukaan dan membuang atau
menambah bahan sebagaimana diperlukan, yang selanjutnya dibentuk
dan dipadatkan kembali.
b. Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan dalam hal
batas kadar airnya seperti yang disyaratkan atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru
bahan tersebut yang dilanjutkan dengan penyiraman sejumlah air yang
cukup dan mencampurnya dengan baik.
c. Lapis Pondasi agregat yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang
ditetapkan dalam batas kadar air yang disyaratkan atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru
bahan tersebut yang dilanjutkan dengan pengerjaan berulang-ulang
peralatan yang disetujui, dengan selang waktu istirahat dalam cuaca
kering.Cara lain bila pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh
dengan cara tersebut di atas, Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan bahan tersebut dibuang dan diganti seperti bahan kering
yang memenuhi.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


134
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Perbaikan dari Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan


atau sifat bahan yang dibutuhkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan
tambahan, penggaruan yang dilanjutkan oleh pengaturan kadar air dan
pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau
menambah tebal bahan itu.
7. Pengembalian Bentuk Menyusul Pengujian
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai yang diakibatkan oleh
pengujian kepadatan atau yang lainnya harus segera diurug kembali dengan
bahan Lapis Pondasi Agregat oleh Kontraktor, setelah diperiksa Pengawas
Pekerjaan dan dipadatkan sehingga persyaratan kepadatan dan toleransi
permukaan memenuhi Spesifikasi ini.

8.2.2 Material
1. Sumber Material
Material lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui
sesuai dengan “Bahan dan Penyimpanan” dari Spesifikasi ini.
2. Kelas Lapis Pondasi Agregat
Ada dua mutu yang berbeda dari lapis Pondasi Agregat yaitu kelas A dan
kelas B.Umumnya Lapis Pondasi Agregat kelas A ialah mutu lapis pondasi
untuk permukaan dibawah lapisan bitumen, dan Lapis Pondasi Agregat
Kelas B ialah untuk lapis Pondasi Bawah.
3. Sifat Material yang Disyaratkan
a. Agregat untuk Lapis Pondasi Agregat A dan B harus terdiri atas kerikil
pecah atau padas pecah yang memenuhi spesifikasi gradasi pada tabel
(a).
b. Seluruh bahan Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari benda-benda
organis dan gumpalan lempung atau benda yang tidak berguna lainnya.

Tabel (a) Gradasi Lapis Pondasi Agregat

Persen Berat Lolos


Macam Ayakan (mm)
Klas A Klas B
63 100 100
37,5 100 67-100
19,0 65-81 40-100
9,5 42-60 25-80
4,75 27-45 16-66

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


135
SPESIFIKASI TEKNIS

Persen Berat Lolos


Macam Ayakan (mm)
Klas A Klas B
2,36 18-33 10-55
1,18 11-25 6-45
0,425 6-16 3-33
0,075 0-8 0-20

4. Pencampuran Material Lapis Pondasi Agregat


Pencampuran material untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan harus
dikerjakan di unit pemecah atau di unit pencampur yang disetujui,
menggunakan pengumpan mekanis yang telah dikalibrasi dengan aliran
menerus dari komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.

8.2.3 Pemasangan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat


1. Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi
a. Apabila Lapis Pondasi Agregat akan dipasang pada permukaan tanah
dasar atau pondasi bawah yang ada atau yang baru disiapkan, lapisan
harus selesai sepenuhnya, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang
terdahulu.
b. Pada tempat yang telah disediakan untuk pekerjaan bahan Lapis
Pondasi Agregat, sesuai dengan ayat (a) di atas, harus disiapkan dan
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan untuk sekurang-
kurangnya 100 meter ke depan dari pemasangan lapis pondasi.Untuk
perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 m panjangnya, seluruh
formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum pondasi baru dipasang.
2. Penghamparan
a. Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke tempat pada badan jalan
sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air
dalam rentang yang disyaratkan.Kelembaban dalam bahan harus
tersebar secara merata.
b. Masing-masing lapisan harus dihampar pada satu operasi pada tingkat
yang merata yang akan menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam
toleransi yang disyaratkan.Bila lebih dari satu lapis akan dipasang, lapis-
lapis tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c. Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu
metoda yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi dari partikel

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


136
SPESIFIKASI TEKNIS

agregat kasar dan partikel agregat halus. Material yang tersegregasi


harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi
baik.
d. Tebal minimum lapisan gembur yang untuk setiap lapisan konstruksi
harus dua kali lipat ukuran terbesar agregat lapis pondasi.Tebal
maksimum lapisan gembur tidak boleh melebihi 18 cm, kecuali
diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan.
3. Pemadatan
a. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, masing-masing
lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadat yang
cocok dan memadai yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, hingga
kepadatan paling sedikit 95% dari kepadatan kering maximum “modified”
seperti yang ditentukan oleh AASHTO T 180, metoda D.
b. Pengawas Pekerjaan boleh memerintahkan bahwa mesin gilas beroda
karet digunakan untuk pemadatan lapisan akhir, bila mesin gilas statis
beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi
berlebihan dari pondasi agregat.
c. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang ± 3% dari kadar air optimum seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maximum “modified” yang ditentukan oleh AASHTO T
180, metoda D.
d. Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi perkerasan dan
berangsur-berangsur menuju ketengah, dengan arah memanjang.Pada
tempat super-elevasi penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah
dan menuju bagian yang tinggi.
e. Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh bagian itu telah dipadatkan
merata menjadi permukaan yang keras dengan kepadatan merata dan
bekas-bekas mesin gilas tidak tampak.Lapis yang keras dan stabil harus
dihasilkan dengan mesin gilas, sehingga agregat saling mengunci
dengan rapat.
f. Material sepanjang kerb, batu tepi, tembok, dan pada tempat-tempat
yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris
mekanis atau pemadat lainnya yang disetujui.

8.2.4 Pengujian
a. Jumlah dari data pendukung pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal dari bahan yang akan dipergunakan sebagai lapis Pondasi Agregat,

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


137
SPESIFIKASI TEKNIS

paling sedikit terdiri dari tiga contoh yang mewakili dari sumber bahan yang
diusulkan, yang dipilih untuk mewakili mutu rentang/sebaran dari bahan yang
cenderung akan diperoleh dari sumber tersebut.
b. Menyusul persetujuan mengenai mutu dari bahan lapis Pondasi Agregat
yang diusulkan, seluruh rentang pengujian bahan yang dilakukan selanjutnya
harus diulangi atas pertimbangan Pengawas Pekerjaan, dalam hal tampak
perubahan dalam bahan atau dari sumbernya, atau dalam metoda
produksinya.
c. Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus
dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa
ke tempat pekerjaan.Cakupan dari pengujian harus seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan tetapi untuk setiap 50 meter kubik
bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5)
pengujian indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan indeks
plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan
kepadatan kering maksimum menggunakan AASHTO T 180, metoda
D.Pengujian CBR harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
d. Kepadatan dan kadar air dari bahan yang dipadatkan harus secara rutin
ditentukan, menggunakan AASHTO T 191. Pengujian harus dilakukan
sampai kedalaman menyeluruh dari lapis tersebut pada lokasi yang
ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari
200 m.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


138
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB X
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE (TAMAN)

10.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Pertamanan sesuai dengan gambar perencanaan meliputi pengadaan
bahan, penanaman sampai dengan pekerjaan tersebut dapat diterima oleh
konsultan pengawas, diantaranya:
 Pengolahan Tanah/Tanah Subur
 Tanaman Penutup Tanah
 Tanaman Pagar
 Tanaman Semak dan Pohon
 Pemeliharaan

10.2 PENGOLAHAN TANAH / TANAH SUBUR


1. Pengolahan Tanah/Tanah Subur
Pekerjaan pengolahan atau penyiapan tanah dikerjakan pada tahap awal.
Bahkan lebih baik pengolahan tanah dilakukan jauh hari sebelum
penanaman. Hal ini dimaksudkan agar tanah yang baru diolah benar-benar
baik kondisinya. Bila tanah terlalu basah sebaiknya ditunggu dahulu
sehingga bila dicangkul atau dibalik dengan sekop tidak berat, tanah yang
terlalu basah kandungan oksigennya sedikit. Bila tanah terlalu kering dan
keras perlu disiram air terlebih dahulu sampai dapat dibalik dengan mudah.
2. Pengolahan tanah ganda:
a. Tanah digali dengan kedalaman 20 cm dan lebar 30 cm sepanjang yang
akan ditanami.
b. Campurkan kompos atau bahan pencampur lainnya ke dalam lapisan
tanah dibawahnya.
c. Tanah disebelahnya digali, isikan pada lapisan galian tanah sebelumnya.
d. Penggalian dilanjutkan terus sampai batas areal yang diperlukan.
3. Bahan pencampur:
a. Tanah liat bila terkena air hujan, akan cepat sekali menyerap air hingga
jenuh. Akhirnya udara tanah tidak cukup tersedia
b. Pasir tidak dapat memegang air siraman/air hujan tetapi mengandung
udara atau oksigen banyak.
c. Agar penanaman berhasil, harus diciptakan keadaan tanah yang cukup
oksigen, daya memegang air tinggi, dan kandungannya haranya cukup
tinggi. Untuk tujuan ini diperlukan bahan pencampur bagi tanah mineral.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


139
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Untuk tanaman penutup tanah biasanya tanah yang diolah sedalam 20


cm yaitu sekadar di daerah perakaran saja sehingga untuk menghitung
kebutuhan bahan pencampur didasarkan atas daerah perakaran
tersebut.
4. Komposisi campuran ada berbagai macam:
a. 1/4 pencampur, 3/4 tanah atau perbandingan tanah dan pencampur = 3:1
b. 1/2 pencampur, 1/2 tanah atau perbandingan tanah dan pencampur = 1:1
c. 1/3 tanah, 1/3 pasir, 1/3 pupuk kandang atau perbandingan tanah, pasir,
pupuk kandang 1:1:1.
5. Pupuk organik:
a. Pupuk kandang dapat dipilih dari kotoran ayam, kambing atau sapi.
Kotoran ayam mempunyai kandungan hara yang paling baik.
b. Disamping pupuk kandang pupuk organik dapat diganti dengan humus
atau kompos, yang asalnya dari sisa-sisa tumbuhan/sisa dapur rumah
tangga.
c. Sangat disarankan memakai pupuk organik yang sudah matang.
d. Tanah yang banyak memerlukan pupuk organik yaitu tanah berpasir,
tanah yang banyak tererosi.
e. Semua tanaman menjadi lebih baik kalau diberi pupuk kandang.
f. Bila pemberian pupuk organik dimusim hujan dapat diberikan
dipermukaan tanah, demikian pula bila pemberian pupuk organik
dimusim kering dibenamkan atau dicampur dengan tanah.
g. Keuntungan pemberian pupuk organik yaitu dapat menambah unsur
hara, emperbaiki struktur tanah, meningkatkan penyerapan hara oleh
tanaman, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air dan meningkatkan
kegiatan biologi tanah.

10.3 TANAMAN PENUTUP TANAH


Persyaratan Pelaksanaan:
1. Umumnya tanaman penutup tanah tumbuh subur pada tanah yang
dilengkapi bahan organik (pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos). Bahan
organik yang diberikan sebanyak 2-4 kg untuk setiap 1m2.
2. Terlebih dahulu tanah dicangkul, dibersihkan dari batu-batuan dan tanaman
liar yang tidak dikehendaki. Kemudian tanah dihaluskan, apabila tanahnya
kurang subur sebaiknya ditambahkan pupuk pabrik pada saat
mempersiapkan tanah ini yaitu dengan pupuk TSP, Urea dan KCl masing-

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


140
SPESIFIKASI TEKNIS

masing sebanyak 10 gram setiap 1m2. Atau NPK (15-15-15) sebanyak 30


gram setiap 1 m2.
3. Pada dasarnya persiapan tanah untuk tanaman penutup tanah ini tidak
berbeda dengan persiapan tanah untuk rumput (lihat uraian pada bagian
rumput).
4. Tanamlah tanaman dengan jarak tanam yang teratur.

10.4 TANAMAN PAGAR


Persyaratan Pelaksanaan:
1. Tanah dicangkul sedalam kurang lebih 20 cm, kemudian dihaluskan dengan
bentuk pagar yang direncanakan.
2. Campurkan kedalamnya dengan pupuk organik aebanyak 2-4 kg per m2.
3. Tanamlah tanaman pagar tersebut dengan jarak yang teratur, pola segi
empat, dengan jarak tanam lebih kurang 25 cm x 25 cm.
4. Lakukanlah penyiraman secara teratur apalagi pada waktu musim kemarau
setidaknya siram dua kali sehari.
5. Setiap 2-3 minggu sekali dilakukan pemangkasan sehingga selalu
didapatkan permukaan yang rata. Pemangkasan akan merangsang
tumbuhnya tunas-tunas baru dan pemangkasan yang teratur dapat
menghasilkan tanaman pagar yang bagus, sehat dan rapi.
6. Lebih baik memilih tanaman yang masih kecil daripada yang sudah besar
untuk membuat tanaman pagar.
7. Jarak antar tanaman tergantung jenis tanamannya.
8. Pemangkasan dilakukan secara teratur dan kontinyu.
9. Pemupukan setiap bulan sekali dengan pupuk yang dikandung N-nya tinggi.
10. Tanaman pagar hias bunga setelah cukup dewasa diberi pupuk dengan
kandungan P tinggi.

10.5 TANAMAN SEMAK DAN POHON


1. Tanaman cabutan
Persyaratan Pelaksanaan:
a. Buatlah lubang tanaman terlebih dahulu. Pada tanah yang kurang subur,
lubang tanam ini dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lubang tanam
dibuat dengan ukuran yang lebih besar misalnya 80 x 80 x 60 cm,
kemudian kedalamnya diisikan tanah yang subur. Kalau perlu
dipergunakanlah pupuk organik (pupuk hijau atau pupuk kandang). Tiap
lubang tanam dapat diisi 2-5 kg pupuk, tergantung ukurannya.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


141
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Isikan campuran tanah dan bahan organik tersebut kedalam lubang


tanam sehingga tanaman dapat diletakkan cukup dalam. Sebagai
patokan dalam hal ini, ketinggian tanah dari tanaman setinggi permukaan
tanah halaman. Tekanlah dengan kuat hingga tanah disekitar tanaman
cukup padat dan kemudian siramlah dengan air secukupnya.

10.6 PEMELIHARAAN
1. Penyiraman:
a. Penyiraman hendaknya dilakukan secara rutin sesuai dengan jenis
tanaman agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Pohon: dilakukan 1-2 hari sekali, tergantung keadaan kelembapan tanah
dan sifat perakaran. Perakaran pohon yang dalam lebih aman terhadap
kekeringan.
c. Semak dan penutup tanah: dilakukan setiap hari.
d. Rumput: dilakukan setiap hari.
e. Alat yang dipergunakan untuk menyiram secara manual adalah embrat,
atau dapat juga dibantu dengan selang plastik. Bagi taman yang luas
dapat dipergunakan sistem penyiraman dengan jaringan pipa-pipa besi
(sprinkler).
2. Pemupukan:
Pada umumnya pemupukan dilakukan dengan aturan sebagai berikut:
a. Pohon: pupuk kandang atau kompos diberikan sebanyak satu kaleng
(kira-kira 20 liter)setiap 3-4 bulan. Pupuk NPK (15-15-15) diberikan setiap
tiga bulan sebanyak 25-50 gram per pohon. Pupuk ditempatkan di
sekeliling batang pohon.
b. Semak dan penutup tanah: pupuk organik (pupuk kandang atau kompos)
diberikan setiap tiga bulan sebanyak 2,5-5 kg per m2. Pupuk NPK (15-15-
15) diberikan setiap tiga bulan sebanyak kira-kira 10 gram per m2.
c. Rumput: diberi urea setiap tiga bulan sebanyak 10 gram per m2. Pupuk
pabrik yang beredar pasaran ada dua jenis yaitu pupuk akar dan pupuk
daun. Pupuk daun pada umumnya dipergunakan untuk tanaman-
tanaman yang mudah dijangkau oleh alat semprot. Pupuk akar untuk
tanaman penutup tanah, semak dan pohon dapat diberikan langsung
pada media tanamnya. Pemupukan sebaiknya dilakukan di musim hujan.
Agar lebih aman rumput yang telah dipupuk tersebut diguyur air lagi.
3. Pemangkasan:
Pemangkasan bertujuan untuk:

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


142
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman yaitu mengatur


penerimaan sinar matahari, temperatur dan kelembapan.
b. Memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah
pertumbuhan tanaman yang tidak teratur, serta mendapat bentuk baru
sesuai dengan keinginan (desain).
c. Membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati,
d. Merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah.
e. Membuang percabangan atau ranting yang mengganggu aktifitas
manusia.
4. Penyiangan:
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu (gulma)
di sekitar tanaman yang dipelihara diantaranya rumput liar atau bayam-
bayaman yang tidak dikehendaki. Tanaman tersebut bersifat mengganggu
tanaman utama yang dipelihara misalnya mengambil unsur hara sehingga
menimbulkan persaingan dan menurunkan kualitas taman.
5. Penggemburan:
Merupakan cara untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan
granulasi, udara tanah, dan air tanah tetap baik. Pekerjaan ini biasanya
dikerjakan bersamaan waktunya dengan penyiangan. Penggemburan ini
dapat dilakukan dengan alat sederhana berupa kored atau skop dan cangkul
kecil. Dengan alat tersebut tanah dicongkel dan dihaluskan kembali dengan
hatihati agar tidak merusak perakaran tanaman. Hamparan rumput juga
perlu digemburkan tanahnya yaitu dengan cara mengiris-iris hamparan
rumput tersebut dengan pisau secara vertikal. Jarak pengirisan /penyayatan
harus diperhatikan sehingga hasilnya rapi dan tidak merusak rumput. Selain
itu dapat juga dengan membuat lubang-lubang. Alat pelubang dirancang
sendiri dengan membuat susunan paku besar dan panjang yang diatur
jaraknya. Setelah pengirisan/penyayatan maupun pelubangan, hamparan
rumput ditebari atau diisi pasir.
6. Pengendalian Hama Penyakit:
Pemberantasan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan membunuh
hama secara langsung satu per satu atau membuang daun dan tempat-
tempat yang terdapat penyakitnya. Selain itu dapat dilakukan juga dengan
obat-obatan (pestisida) tetapi penggunaannya harus cermat. Ada baiknya
sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pengendalian hama
penyakit, berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli hama penyakit tanaman.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


143
SPESIFIKASI TEKNIS

7. Penyulaman:
Dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati, cacat atau telah habis
masa pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan
desain yang telah dibuat. Cara ini memungkinkan kita mengganti tanaman
jenis lain dari yang ditanam sebelumnya. Semua pekerjaan pemeliharaan
dan urutan kerjanya dapat dibuat jadwalnya dalam satu skedul kerja.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


144
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB XI
PENYELENGGARAAN SMK3 KONSTRUKSI

11.1 UMUM

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3


Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang
selanjutnya disingkat SMK3 Konstruksi adalah bagian dari sistem manajemen
organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian
risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi.
3. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
bangunan gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal dan elektrikal serta jasa
pelaksanaan lainnya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain
dalam jangka waktu tertentu.
4. Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi khusus
di bidang K3 Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi SMK3 Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
dan kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atauinstansi yang berwenang
sesuai dengan Undang-Undang.
5. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa
dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan
teknis SMK3 Konstruksi, dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti
pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi.
6. Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan,
mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian,
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.
7. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
8. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat
timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


145
SPESIFIKASI TEKNIS

9. Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai dari
kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan mengendalikan
risiko.
10. Biaya SMK3 Konstruksi adalah biaya yang diperlukan untuk menerapkan
SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus diperhitungkan dan
dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.
11. Rencana K3 Kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen
lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat
oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna
Jasa dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi.

11.2 KEGIATAN SMK3 KONSTRUKSI


Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi mencakup:
a. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K),
terdiri dari:
- Pembuatan Manual, Prosedur< instruksi Kerja< ijin Kerja dan Formulir;
b. Alat pelindung kerja;
- Tali Keselamatan (Life Line);
Berfungsi sebagai pelindung diri ketika bekerja/berada di atas ketinggian
- Pembatas Area (Restricted Area).
c. Alat pelindung diri;
- Topi Pelindung (Safety Helmet);
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung
- Sepatu pelindung (Safety Shoes);
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
Benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
- Sepatu karet (Safety Shoes);
Berfungsi untuk pekerja yang melakukan pekerjaan yang berada di area
Basah agar pekerja tidak terpleset atau tergelincir (becek atau berlumpur).
- Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker);
Berfungsi sebagai penyaring udara yang di hirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun,dsb)
- Sarung Tangan (Safety Gloves);
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan padda saat bekerja di tempat atau

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


146
SPESIFIKASI TEKNIS

situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan


- Pelindung Jatuh (Fall Arrester).
Berfungsi sebagai alat melindungi para pekerja dari posisi saat kehilangan
keseimbangan atau saat terjatuh pada saat bekerja di ketinggian.
d. Rambu-rambu; dan
- Rambu Larangan;
- Rambu Peringatan;
- Rambu Informasi;
e. Lain-lain terkait pengendalian resiko K3.
- Bendera K3;
- Jalur Evakuasi (Escape Route);
- Program Inspeksi dan Audit Internal
- Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.

No Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya


1 Pekerjaan Instalasi Pengolahan Terjatuh ke dalam galian
Lindi Tertimbun Galian
Tergelincir atau terpleset
Tertimpa sesuatu benda dari atas
2 Pekerjaan Zona Sel Sampah Tertimbun Galian
Tergelincir atau Terpleset
Tertimpa sesuatu benda dari atas

PEMBANGUNAN TPA SAMPAH KABUPATEN KEDIRI


147

Anda mungkin juga menyukai