Tugas 1 : LEADERSHIP
Masa Kecil
Seorang kawan ayah Rolihlahla Mandela menyarankan agar Mandela
dibaptis di Gereta Metodis. Kemudian, ia pun bisa mendapatkan
pendidikan di sekolah. Mandela pun menjadi orang pertama dari keluarga
itu yang menghadiri sekolah. Ternyata, sistem pendidikan Inggris yang ada
di Afrika Selatan terbilang rumit. Karenanya, guru Mandela kala itu
meminta Mandela agar mengganti nama Rolihlahla, menjadi “Nelson”.
Itulah kali pertama Rolihlahla Mandela berubah menjadi Nelson Mandela.
Kemudian, saat Mandela berusia 9 tahun, ayahnya meninggal dunia
karena penyakit paru -paru. Kematian ayahnya ini ternyata membuat
kehidupan Mandela berubah drastis. Setelah kepergian ayahnya, ia
diadopsi oleh Chief Jongintaba Dalindyebo. Jongintaba Dalindyebo adalah
seorang bupati dari masyarakat Thembu. Jongintaba mengadopsi Mandela
sebagai bentuk terima kasih terhadap ayah Mandela. Sebab, berkat jasa
ayah Mandela pula, Jongintaba dapat diangkat sebagai seorang pemimpin.
Karena telah diadopsi, Mandela pun berpindah dari desa Qunu menuju
Mqhekezweni, ibukota provinsi dari Thembuland. Di tempat itulah, tempat
tinggal Jongintaba berada. Di sana, Mandela mendapatkan status dan
perlakukan yang setara dengan dua anak kandung dari Jongintaba yang
lain, yakni Justice anak pertamanya, dan Numafu, anak keduanya.
Mandela pun juga bisa menikmati pendidikan. Ia belajar bahasa Inggris,
Xhosa, sejarah, dan geografi. Dalam proses pembelajaran inilah, Mandela
begitu antusias untuk mempelajari sejarah Afrika. Mandela mempelajari
sejarah tentang bagaimana orang -orang Afrika pernah mengalami masa -
masa yang damai. Namun, kedatangan para kaum kulit putih ini merubah
masa -masa damai ini. Dia mendapatkan cerita bahwa, pada awalnya,
orang -orang di Afrika Selatan hidup dengan damai dan bersahabat.
Bahkan, mereka menyambut baik kaum kulit putih yang datang ke Afrika
Selatan. Sayangnya, ketika para kulit hitam membagi tanah air mereka
dengan para kulit putih, para kaum kulit putih ini justru mengambil segala
yang ada.
4. Penjual Roti
Tepat hari senin pukul 9:30 ada penjual roti yang melewati depan
rumah ku, terus ada salah satu temanku yang bernama Dani
memanggil si penjual roti itu. Tak lama kemudian, si penjual roti datang
untuk menghampiri si dani yang lagi duduk-duduk santai didepan
rumahku.
Dani : “Jual roti apa aja bang? pada enak nggak?”
Penjual Roti : “Banyak de macam-macam, ya tentunya enak dong de.”
Dani : “Wah mantep tuh kalo enak, yang ini rotinya rasa apa ya bang?”
Penjual Roti : “Iya de, roti yang ini rasanya coklat de”
Dani : “Oh coklat, kalo roti yang ini dalemnya rasa apa ya bang?”
Penjual Roti : “Roti yang ini didalamnya ada selai strawberry de, jadi
rasa strawberry”
Dani : “Kalo roti yang ini rasanya apa ya bang?
Penjual Roti : “Kalau roti yang ini rasanya nanas dek”
Dani : “Lah terus rotinya mana ya bang? Ko dari tadi ngomongnya
buah-buahan terus ngga ada ngomongin rotinya? Emangnya abang ini
jualan roti atau jualan buah si bang? bingung saya bang, kalo gini
caranya aku nggak jadi beli deh bang. Habisnya ngebingungin sih”
Penjual Roti : “Hening seketika”
Setelah itu, si penjual rotipun mendadak pingsan.