0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan4 halaman
Teks tersebut membahas empat pahlawan nasional asal Sulawesi, yaitu Sultan Hasanuddin dari Gowa yang berjuang melawan kolonialisme Belanda, Syekh Yusuf Tajul Khalwati yang menyebarkan Islam di Afrika Selatan, Dr. G.S.S.J. Ratulangi yang dikenal dengan filsafatnya tentang kemanusiaan, dan Robert Wolter Monginsidi yang berjuang untuk emansipasi dan pendidikan perempuan di Sulawesi Utara.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
4 PAHLAWAN SULAWESI TUGAS MAS SIDIK SDN CIMINDI 2 KLS IV
Teks tersebut membahas empat pahlawan nasional asal Sulawesi, yaitu Sultan Hasanuddin dari Gowa yang berjuang melawan kolonialisme Belanda, Syekh Yusuf Tajul Khalwati yang menyebarkan Islam di Afrika Selatan, Dr. G.S.S.J. Ratulangi yang dikenal dengan filsafatnya tentang kemanusiaan, dan Robert Wolter Monginsidi yang berjuang untuk emansipasi dan pendidikan perempuan di Sulawesi Utara.
Teks tersebut membahas empat pahlawan nasional asal Sulawesi, yaitu Sultan Hasanuddin dari Gowa yang berjuang melawan kolonialisme Belanda, Syekh Yusuf Tajul Khalwati yang menyebarkan Islam di Afrika Selatan, Dr. G.S.S.J. Ratulangi yang dikenal dengan filsafatnya tentang kemanusiaan, dan Robert Wolter Monginsidi yang berjuang untuk emansipasi dan pendidikan perempuan di Sulawesi Utara.
Lahir di Makassar, 12 Januari 1631 (Sulawesi Selatan) dan meninggal di Makassar,
12 Juni 1670 (Sulawesi Selatan) di usia 39 tahun. Putera kedua dari Sultan Malikussaid,merupakan Raja Gowa ke-15, dan menjadi Sultan ke 6 Kerajaan Gowa pada usia 24 tahun (1655). Karena kegigihan dan keberaniannya melawan Kolonial belanda, Hasanuddin diberi gelar de Haav van de Oesten alias Ayam Jantan dari Timur oleh pihak belanda.
4 Pahlawan Nasional Asal Pulau Sulawesi Hal 1 dari 4
2. Syekh Yusuf Tajul Khalwati
Lahir di Gowa,(Sulawesi Selatan) 03 Juli 1626. Semasa hidupnya, Syekh Yusuf
mengajarkan beberapa tarekat seperti tarekat Naqsyabandiyah, Syattariyah, Ba`alawiyah, dan Qadiriyah. Namanya berkibar di Afrika Selatan karena dianggap sebagai sesepuh penyebaran Islam di negara di benua Afrika. Tiap tahun, tanggal kematiannya diperingati secara meriah di Afrika Selatan, bahkan menjadi semacam acara kenegaraan. Bahkan, Nelson Mandela yang saat itu masih menjabat Presiden Afrika Selatan menjulukinya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.
4 Pahlawan Nasional Asal Pulau Sulawesi Hal 2 dari 4
3. Dr.G.S.S.J.Ratulangi
lahir di : Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890
meninggal di : Jakarta,10 Juni 1949 dimakamkan di : Tondano umur : 58 tahun Beliau sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya: “Si tou timou tumou tou” yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Ia meninggal di Jakarta dalam kedudukan sebagai tawanan musuh.. Pendidikan : di Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School) di Tondano, di Hoofden School (Sekolah Raja:setingkat SMP), Tondano dan menyelesaikan Sekolah Teknik Koninginlijke Wilhelmina School (saat ini bernama SMK Negeri 1 Jakarta Budi Utomo) bagian mesin, Jakarta pada tahun 1908. Pada tahun 1915, Sam Ratulangi berhasil memperoleh ijazah guru ilmu pasti (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek) di Universitas Amsterdam (Universiteit van Amsterdam), Belanda. Pada tahun yang sama, ia melanjutkan studi ke Swiss dan mendapat gelar Doktor der Natur-Philosophie (Dr. Phil.) untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Universitas Zürich tahun 1919. Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Manado yaitu Bandara Sam Ratulangi dan Universitas Negeri di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi
4 Pahlawan Nasional Asal Pulau Sulawesi Hal 3 dari 4
4. Robert Wolter Monginsidi
lahir di : Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872
meninggal di : Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924 umur : 51 tahun adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia karena usahanya untuk mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad ke-20. sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan. Menurut Nicholas Graafland, dalam sebuah penerbitan “Nederlandsche Zendeling Genootschap” tahun 1981, Maria ditahbiskan sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki “bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelakiSetiap tanggal 1 Desember, masyarakat Minahasa memperingati Hari Ibu Maria Walanda Maramis, “,Beliau mulai menulis opini di surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang di Menado. Dalam artikel- artikelnya, ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah kewajiban ibu untuk mengasuh dan menjaga kesehatan anggota-anggota keluarganya. Ibu juga yang memberi pendidikan awal kepada anak-anaknya. Mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) ( 8 Juli 1917) dan menjadi pemimpinnya. Dan membuat cabang-cabang di Minahasa, seperti di Maumbi, Tondano, dan Motoling. Cabang-cabang di Jawa juga terbentuk oleh ibu- ibu di sana seperti di Batavia, Bogor, Bandung, Cimahi, Magelang, dan Surabaya PIKAT membuka sekolah Manado (02-06-1918). Maramis terus aktif dalam PIKAT sampai pada kematiannya ( 22 April 1924).
4 Pahlawan Nasional Asal Pulau Sulawesi Hal 4 dari 4