Anda di halaman 1dari 17

FILSAFAT HIDUP

KI HADJAR DEWANTARA
(Ki Priyo Dwiarso)
A. RM Suwardi Suryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara sebagai putra
terbaik bangsa dan pejuang yang Multi Talent sebagai :
POLITIKUS, JURNALIS, PENDIDIK, BUDAYAWAN, SENIMAN
POLITIKUS
1. Bergabung dengan Budi Utomo sebagai seksi Propaganda (1908)
2. Diberhentikan dari Stovia karena membaca puisi Multatuli (1910)
3. Diajak dr Douwes Dekker bergabung dengan Harian De Expres (1912) menulis “Kemerdekaan Indonesia”
membantu redaksi SK Kaum Muda Bandung, Utusan Hindu Surabaya, Tjahaja Timoer Malang.
4. Bersama HOS Tjokroaminoto mendirikan Sarekat Islam Bandung dan RM Suwardi sebagai Ketua Serikat
Islam cabang Bandung (1912)
5. Bergabung dengan Indische Partij sebagai Partai Politik Pertama dengan tujuan Indonesia Merdeka (1912).
6. Tiga Serangkai membentuk Komite Bumi Putera melawan rencana Peringatan Belanda 100 th dijajah
Perancis, terkena sanksi hukuman dibuang ke Belanda (1913)
7. Aktif menulis di Den Haag dengan aspirasi politiknya pada harian dan majalah sambil aktif olah kesenian
(1913).
8. Dipenjara di Pekalongan karena melanggar Delict Bicara (1920)
9. Memberi saran kepada Ketua Konggres Pemuda II untuk putuskan memilih Bahasa Persatuan Bahasa
Melayu Riau bukan bahasa Jawa.
10. Bersama anggota BO di Volksraad (DPR) melawan Ordonansi Sekolah Liar (1933).
11. Bersama anggota BO di Volksraad melawan Loon Belasting (1935).
12. Mendirikan Empat Serangkai terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, KH Mas Mansur dan Ki Hadjar
Dewantara untuk melindungi rakyat dari kekejaman tentara Dai Nippon (1942).
13. Melontarkan gagasan Democracy en Leiderschap, Ekonomi Kekeluargaan, mengubah Pangreh Praja
menjadi Pamong Praja,
14. Bersama para Founding Fathers siapkan Indonesia Merdeka dan diangkat sebagai anggota BPUPKI (1945)
15. Menjadi Menteri Pengajaran pada Kabinet Pertama (1945).
16. Turut siapkan Maklumat Yogyakarta 5 September 1945 yang berisi penggabungan DIY dengan NKRI
(1945).
17. Agresi II Belanda ditahan selama 11 hari (1948).
18. Sebagai anggota Penasihat Politik Pangsar Sudirman (1949).
19. Sebagai anggota DPR RIS (1950-1954)
20. Sebagai Ketua Tim Penyempurnaan Lagu Kebangsaan dan Perencanaan Lambang Negara.
21. Mendapat anugerah sebagai Perintis Kemerdekaan (1955).
22. Mendapat anugerah sebagai Pahlawan Nasional (1959).
23. Mendapat anugerah Bintang Mahaputera Kelas I (1960).
24. Mendapat anugerah Satya Lencana Kemerdekaan (1961).
JURNALIS
1. Sebagai wartawan beberapa penerbitan SK Het Tijdschrift, Sedyotomo, Midden Java dan De Expres
(1911).
2. Menulis Als ik eens Nederlander was, disusul dr Cipto menulis Kraacht of Vrees, dari Douwes Dekker
menulis Onze Helden Tjipto en Suwardi. Terakhir Suwardi menulis Een voor Allen, maar ook Allen
voor Een Karena tulisan-tulisan ini Tiga Serangkai dibuang ke Belanda (1913).
3. Kapal pembuangan singgah di Teluk Benggala, Suwardi menulis surat kepada sahabat di tanah air
agar “Dengan sekuat tenaga cegahlah perayaan itu yang seperti meludahi mukamu”.
4. Selama di pembuangan negeri Belanda aktif sebagai wartawan Het Volk, redaktur Hindia Putera,
Indische Vereenenging, De Indier, majalah Indische Partij, Het Indonesische Verbond (1913).
5. Saat wafat diangkat sebagai anggota kehormatan PWI secara in postum (anumerta) (1959).
PENDIDIK
1. Menempuh pendidikan Pedagogi pada pakar pendidik anak di Belanda Gerhard Jan Ligthart
dan mendapat Hofd Acte (1915).
2. Bertemu dan diskusi dengan para Reformis Pendidikan Dunia di Eropa yaitu Friedrich Frobel,
dr Maria Montessori, Rudolf Steiner, Rabindra Nath Tagore, Dalcrose. (1913 – 1919).
3. Memadukan metode baru pendidikan Eropa dengan pendidikan tradisi di tanah air,
menciptakan metode didik khas tanah air misalnya Tringa, Trina, Ing-ing-tut, konsep Pondok
Paguron, mengganti teori tabula rasa, mengganti teori Absolute Vrijheid, Tripusat, pendidikan
semesta, mencipta Among Metode (1913-1932).
4. Mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (1922).
5. Menjadi Menteri Pendidikan pada Kabinet Pertama (1945).
6. Pemerintah menetapkan hari lahir beliau tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional
(1959).
BUDAYAWAN
1. Pendidikan ningrat sejak kecil ditambah pendidikan Pondok Pesantren Kalasan
melembutkan perasaannya, namun jiwanya tetap kokoh pada komitmen
kerakyatan dan kebangsaan (1889).
2. Pengalaman pendidikan pondok inilah yang kemudian tampak mewarnai
filosofi kebangsaannya yang religius.
3. Pengalaman di Eropa memperkaya penciptaan metode olah budaya dipadu
dengan ajaran leluhur menjadi Trikon, Tripusat, Tri Pantangan, Trihayu, Triwi,
Puncak Budaya Daerah, Musyawarah Mufakat (1913).
4. Mendapat gelar DR HC bidang Kebudayaan dari UGM (1956).
SENIMAN
1. Tampilkan tembang Kinanthie Sandoong ciptaan Mangkunagoro IV dengan
iringan piano dalam Konggres Pendidikan Kolonial. Inilah pertama kali
Tembang Jawa dipentaskan di panggung Eropa dan mendapatkan applaus.
(1913)
2. Terinspirasi serat Sastro Gending Sultan Agung, mencipta metode Sari Swara
yaitu dengan mata pelajaran Kesenian membentuk karakter budi luhur siswa
(1930). Inilah satu-satunya di dunia Metode Mapel Seni untuk tujuan membina
karakter siswa (DR Juiching Wang dari Nothern Illinoise University).
3. Mencipta tembang penuh arti pendidikan Mega Mendung, Wasito Rini, Tak
Pethik Kembang Melati (1932).
B. SIFAT perjuangan RM Suwardi atau Ki Hadjar Dewantara :
EGALITER, DEMOKRATIS, NASIONALIS, RELIGIUS, FONEMIK (Bottom up)
EGALITER
1. Pendidikan harus dinikmati seluruh rakyat secara
merata (1922).
2. Menghapus segala gelar diganti dengan predikat Ki,
Nyi, Ni. (1928).
3. Tidak mengenal status buruh-majikan.
DEMOKRATIS
1. Democratie en Liederschap yaitu Demokrasi yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
2. Kemerdekaan yang dibatasi oleh zelf discipline (swa
disiplin).
3. Azas Musyawarah Mufakat bukan Half plus Ein
yang harus menang.
NASIONALIS
1. Bergabung dengan Budi Utomo pimpinan dr Sutomo (1908).
2. Tulisan-tulisannya tentang cita Indonesia Merdeka (1912).
3. Semboyannya Hindie voor Hindie (1913)
4. Membentuk Komite Bumi Putera memprotes rencana Belanda memperingati
seabad lepas dari penjajahan Perancis (1913).
5. Mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa (1922). Dikomentari Unesco
sebagai satu-satunya sekolah yang didirikan di negeri jajahan dengan tujuan
utama mengusir penjajah negaranya.
6. Ikut aktif mempersiapkan kemerdekaan bangsanya serta mendapat
penghargaan sebagai Perintis Kemerdekaan, Pahlawan Nasional.
7. Sebagai Ketua Panitia Penyempurna Lagu Kebangsaan dan Lambang Negara
(1950).
RELIGIUS
1. Masa kanak-kanak RM Suwardi menjadi santri Kyai Soleman Zainuddin di Kalasan dan
dijuluki Jemblung Trunogati (perut buncit calon satriya).

2. Bila ada pengajian Kyai Soleh Darat di Puro Pakualaman, Suwardi kecil rajin mengikuti.

3. Tahun 1920 untuk memperkuat tekad mendirikan Perguruan Nasional, bayi putri ketiga
dinamakan Ratih Tarbiyah (tarbiyah = pendidikan).

4. Suwardi beberapa kali khatam Al Quran. Saat sakit kritis tahun 1959 KHD membaca Surat
Yasin tanpa teks.

5. Tingkat pendidikan siswa menurut KHD yaitu Syariat, Hakikat, Tarikat, Makrifat.

6. Sistem Among bersendikan Kodrat Alam atau kodratullah. Pamong wajib mengutamakan
Kodrat Talenta siswa yang bisa dikembangkan secara maksimal.
FONEMIK (Bottom up)
1. Searah aliran Reformasi Pendidikan Eropa, lebih memperhatikan
kodrat-minat siswa untuk dikembangkan maximal (Tut wuri)
(1913).
2. Mendorong siswa (Handayani) agar lebih aktif mencari tahu
daripada hanya pasif menanti diberi tahu dalam PBM.
3. Semua metodenya berasal dari pengalaman praktek lapangan
dalam mengasah cipta-rasa-karsa sebagai data obyektifnya. (1913).
4. Ikhlas berserah diri berhamba kepada sang anak, tidak mengharap
sesuatu dari sang anak sebagai dasar system among (1913).
C. PERSAHABATAN KI HADJAR DEWANTARA DENGAN KH
ACHMAD DAHLAN:
1. Sepulang dari Belanda 1919, RM Suwardi banyak diskusi dengan tokoh tanah air,
antara lain dengan KH Achmad Dahlan sebagai seniornya.
2. Kedua sahabat sepakat bahwa KH Achmad Dahlan mengelola sekolah berbasis agama
dan RM Suwardi akan mendirikan sekolah nasional.
3. Terkena Delict bicara dan dihukum di Pekalongan. Nyi Hadjar dalam proses
meahirkan putri ketiga mengalami kritis perdarahan. Ki Hadjar dapat ijin menengok
dan mendapat peringatan dari sang isteri “Kamas harus ingat janji kepada KH
Achmad Dahlan bahwa segera membuat sekolah nasional untuk generasi muda.”
(1920). Orok putri yang lahir diberi nama Ratih dan ditambah KHA Dahlan menjadi
Ratih Tarbiyah. Tanggal 3 Juli 1922 lahirlah Perguruan Nasional Tamansiswa.
4. KHA Dahlan berkenan memberi predikat Kyai kepada RM Suwardi namun dengan
halus ditolak dan akhirnya memilih predikat Ki yang lebih egaliter.
D. RESUME
Falsafah Kebangsaan yang sangat kuat dalam diri Ki Hadjar
Dewantara menghasilkan totalitas semangatnya Mengabdi Tanpa
Pamrih kepada sang anak bangsa dengan segala metode yang
dibuatnya. Menuju titik konvergensi universal cita Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab membangun Rahmatan lil alamin.
Metode-metode Ki Hadjar Dewantara berupaya menyatukan
keberagaman bangsanya berdasar nilai kebangsaan yang religius.

(Ki Priyo Dwiarso, Anggota Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa)


Selesai

Anda mungkin juga menyukai