Anda di halaman 1dari 1

TUMPANGSARI TANAMAN CABAI MERAH DENGAN BAWANG DAUN MENUJU

PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

Oleh : Lelya Pramudyani, R Qomariah dan M Yassin


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan
Jalan Panglima Batur Barat 4 Banjarbaru-Kalimantan Selatan
lelyahya@yahoo.co.id – 081334520136
ABSTRAK
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam usahatani cabai merah di Provinsi Kalimantan
Selatan adalah kurangnya informasi teknologi, adanya serangan hama dan penyakit, kurangnya
informasi tentang pasca panen, dan pengolahan. Untuk mengatasi masalah serangan hama
penyakit dengan tetap memperhatikan keamanan produk dan lingkungan, perlu dilakukan upaya-
upaya yang baik dan benar dengan mengacu pada SOP dan GAP Salah satu upaya yang dilakukan
adalah penanaman cabai merah secara tumpangsari dengan tanaman lain. Tumpangsari dipilih
karena merupakan pola tanam yang bisa mereduksi serangan hama pada tanaman utama. Tujuan
dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui penggunaan sistem tumpangsari sebagai salah satu
cara untuk mendapatkan produksi cabai dan beberapa sayuran daun yang bermutu dan aman
untuk dikonsumsi serta untuk meningkatkan pendapatan petani melalui optimalisasi pemanfaatan
lahan. Pengkajian ini dilakukan di lahan petani di Desa Angkinang Kabupaten Hulu Sungai
Selatan Kalimantan Selatan sejak September 2011 sampai Maret 2012. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan empat perlakuan pola tanam,
lima ulangan. Perlakuannya adalah pola tanam 1 = tanaman cabai ditanam secara monokultur
(kontrol), pola tanam 2 = tanaman cabai ditanam secara tumpang sari dengan sawi, pola tanam 3
= tanaman cabai ditanam secara tumpang sari dengan seledri, pola tanam 4 = tanaman cabai
ditanam secara tumpang sari dengan bawang daun. Parameter yang diamati meliputi rata-rata
tinggi tanaman, rata-rata bobot kering tanaman, diameter buah, panjang buah dan hasil, jenis
kerusakan daun tanaman cabai dan kelayakan ekonomi usaha tani. Keuntungan dan kelayakan
usaha diketahui dengan analisis finansial (R/C). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa usahatani
tanaman cabai yang ditanam secara tumpangsari dengan sayuran daun (sawi, seledri, dan bawang
daun) sebagai tanaman sela lebih menguntungkan dibanding dengan yang ditanam secara
monokultur, produksi tanaman cabai merah yang ditanam secara tumpangsari dengan bawang
daun memberikan hasil yang lebih tinggi dari tanaman yang ditanam secara monokultur dan
tumpang sari dengan sayuran daun lainnya (12 t/ha) dengan serangan organisme pengganggu
tanaman paling rendah (jumlah daun keriting sebanyak 84,4 tanaman). Kelayakan ekonomi
usahatani tumpangsari tanaman cabai dengan sayuran daun memberikan keuntungan yang lebih
tinggi dibandingkan usahatani cabai secara monokultur, dan yang paling menguntungkan serta
sangat layak untuk dikembangkan adalah usahatani tumpang sari cabai-bawang daun dengan nilai
R/C = 2.47.

Anda mungkin juga menyukai