Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN

PERILAKU PETANI DALAM PENGENDALIAN HAMA TERPADU


BOLENG (CYLAS FORMICARIUS) PADA UBI JALAR DI KECAMATAN
PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG

OLEH : MUHAMMAD FAHMI AZIZ


PEMBIMBING I : DR. DRS. LUKMAN EFFENDY, M.SI.
PEMBIMBING II: IR. WASROB NASRUDDIN, MS.

ABSTRAK
Serangan hama boleng menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya
produksi ubi jalar. Secara umum Indonesia kehilangan hasil akibat serangan hama
boleng berkisar 10-80% tergantung lokasi dan iklim (Bahagiawati 1989). Petani
umumnya melakukan pengendalian hama tersebut menggunakan pestisida namun
hal tersebut tidak efektif dan efisien karena hama menyerang dari dalam umbi.
Sehingga perlunya alternatif cara untuk mengendalikannya untuk itulah penulis
memilih judul penelitian terkait penerapan pengendalian hama terpadu. Penelitian
ini dilakukan dengan untuk mendeskripsikan perilaku petani dalam pengendalian
hama terpadu boleng, menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu dan menentukan strategi yang
dapat meningkatkan perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu. Penelitian
akan dilaksanakan dari bulan April hingga Juni 2021 di Kecamatan Pamulihan,
Kabupaten Sumedang. Data dikumpulkan melalui wawancara pada 45 petani
menggunakan kuesioner. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk menjelaskan
peran masing-masing variabel dan kondisi perilaku petani, selanjutnya untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku petani
dilakukan analisis regresi linier berganda.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi jalar merupakan salah satu komoditas pangan yang menjadi komoditas
unggulan Kabupaten Sumedang. Ubi jalar dari hasil produksi pertanian sumedang
lebih dikenal oleh masyarakat sebagai ubi cilembu yang pada tahun 2013 telah
memiliki sertifikat hak kekayaan intelektual dari kementrian hukum dan hak asasi
manusia. Perbedaan ubi cilembu dengan komoditas lainnya terletak pada rasanya
yang lebih manis. Sehingga ubi ini juga memiliki daya tarik tersendiri untuk baik
dipasar lokal maupun internasional.
Kecamatan Pamulihan adalah salah satu wilayah Kabupaten Sumedang
yang masuk dalam wilayah indikasi geografis produksi ubi jalar yang berhak
mencatut nama ubi cilembu. Dalam aktivitas pertaniannya berdasarkan data
UPTD Pamulihan tahun 2018 jumlah total produksi mencapai 4.077 ton dengan
rata-rata produktivitasnya 149,23 kwintal/ha. Rata-rata produktivitas tersebut jika
dibandingkan dengan rata-rata produktivitas Provinsi Jawa Barat yakni 194
kwintal/ha berdasarkan data BPS (2015) dapat dikatakan relatif lebih rendah dan
belum optimal.

1
Ada beberapa faktor yang menyebabkan produktivitas ubi jalar di
Kecamatan Pamulihan belum optimal. Salah satu diantaranya yang sangat masif
pengauhnya ialah serangan hama lanas. Secara umum Indonesia kehilangan hasil
akibat serangan hama boleng berkisar 10-80% tergantung lokasi dan iklim
(Bahagiawati 1989). Pada musim kemarau, kehilangan hasil di dataran rendah
hingga sedang di tingkat petani berkisar 15-50% (Widodo, Y., Supriyatin. dan A.R.
Braun, 1994). Upaya pengendalian yang dilakukan selama ini berupa
penyemprotan pestisida hasilnya tidak berpengaruh signifikan sehingga petani
tetap merugi. Sehingga perlu alternatif cara dalam upaya peningkatan kemampuan
petani dalam mengendalikan serangan hama lanas. Berangkat dari permasalahan
tersebut terlihat perlunya peningkatan perilaku petani mengenai pengendalian
hama terpadu.
Salah satu upaya untuk meningkatkan perilaku petani dalam pengendalian
hama terpadu khususnya untuk pengendalian hama boleng ialah dengan
dilakukannya penyuluhan pengendalian hama terpadu boleng pada ubi jalar.
Sejalan dengan upaya tersebut penulis tertarik untuk mengkaji Perilaku Petani
dalam Pengendalian Hama Terpadu Boleng (Cylas formicarius) pada Ubi Jalar.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu Boleng (Cylas
formicarius) pada ubi jalar di Kecamatan Pamulihan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam
pengendalian hama terpadu Boleng (Cylas formicarius) pada ubi jalar di
Kecamatan Pamulihan?
3. Bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan perilaku petani dalam
pengendalian hama terpadu Boleng (Cylas formicarius) pada ubi jalar di
Kecamatan Pamulihan?
Tujuan
1. Mendeskripsikan perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu Boleng
(Cylas formicarius) pada ubi jalar di Kecamatan Pamulihan
2. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku petani dalam
pengendalian hama terpadu Boleng (Cylas formicarius) pada ubi jalar di
Kecamatan Pamulihan
3. Menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan perilaku petani dalam
pengendalian hama terpadu Boleng (Cylas formicarius) pada ubi jalar di
Kecamatan Pamulihan
Manfaat
1. Memberikan gambaran ilmiah perilaku petani dalam pengendalian hama
terpadu Boleng (Cylas formicarius) pada ubi jalar di Kecamatan Pamulihan
2. Memberikan acuan pengembangan berupa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu Boleng (Cylas
formicarius) pada ubi jalar di Kecamatan Pamulihan
3. Memberikan solusi yang dapat meningkatkan perilaku petani dalam
pengendalian hama terpad Boleng (Cylas formicarius) pada ubi jalar di
Kecamatan Pamulihan

2
RENCANA KEGIATAN
Penelitian perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu boleng pada
ubi jalar di kecamatan pamulihan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan
data yang digunakan merupakan data kualitatif yang dikuantitatifkan. Menurut
Nurdin dan Hartati (2019) pendekatan penelitian kuantitatif merupakan
pendekatan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah yang memiliki kriteria
berdasarkan fakta, bebas prasangka, menggunakan prinsip analisa, menggunakan
hipotesa, menggunakan ukuran objektif dan menggunakan data kuantitatif atau
yang dikuantitatifkan.
Kemudian jenis penelitiannya ialah penelitian eksplanatory menurut
Singarimbun dan Effendy (1995) penelitian eksplanatori (explanatory research)
merupakan penelitian penjelasan yang menyoroti hubungan kausal antara variable-
variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Kegiatan pengkajian perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu
boleng (Cylas formicarius) pada ubi jalar dilaksanakan pada ... April 2021 sampai
dengan ... Juni 2021 di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi
Jawa Barat
Populasi dalam penelitian ini ialah petani yang tergabung dalam
kelompoktani dan aktif dalam kelompoktaninya kemudian mengusahakan ubi
jalar sebagai komoditas utama usahanya di Desa Cigendel, Desa Cilembu dan
Desa Pamulihan. Terpilih 3 kelompok tani jumlah anggota 45 orang, yakni
kelompoktani Wahana Karimbi sebanyak 15 orang, Sawah Lega sebanyak 20
orang, dan Cibeureum Mandiri sebanyak 10 orang. Selanjutnya seluruh petani
dalam populasi tersebut akan dijadikan sebagai responden.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ialah data primer dan data
sekunder dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu
petani. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur/instrumen
yang berupa daftar pertanyaan (kuesioner)
2. sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui Kantor Kecamatan Pamulihan, Kantor Desa Cigendel, Cilembu dan
Pamulihan, Kantor UPTD Kecamatan Pamulihan, serta sumber lain yang
relevan
Teknik Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur
kepada responden dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Untuk
mendukung data yang diperoleh langsung dari responden (primer), dilakukan
pendalaman data sekunder dari laporan dan dokumentasi yang tersedia di instansi
setempat (UPTD)
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, sebelum
digunakan kuisioner diuji validitas dan reliabilitasnya pada 10 orang responden
yang bukan sampel. Hasilnya akan di bandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel produk moment menggunakan tingkat kesalahan 5 %. Jika nilai r hitung
sama dengan atau lebih dari 0,632 maka butir soal dinyatakan valid, dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010 diketahui seluruh soal valid karena
nilainya melebihi 0,632.
Pengujian reliabilitas instrumen akan dilakukan dengan membandingkan
nilai alpha croncbach. Suatu instrumen dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai
alpha croncbach ≥ 0,6 (Ghozali 2011), dengan menggunakan aplikasi Microsoft

3
Excel 2010 diketahui nilai alfa dari instrumen penelian ini ialah 0,989 sehingga
dikatakan reliabel.
Analisis data yang digunakan dalam penugasan akhir adalah sebagai
berikut:
1. Perilaku petani dalam pengendalian hama terpadu boleng (Cylas
formicarius) pada ubi jalar dianalisis menggunakan analisis deskriptif,
dengan cara mentabulasikan data kemudian menghitung rata-rata dari total
butir pertanyaan pada setiap indikator. Penilaian setiap pertanyaan diperoleh
berdasarkan jawaban responden. Bentuk pertanyaan adalah soal pilihan.
Hasil rata-rata kemudian dijumlahkan dan dibagi kedalam tiga kategori
yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penghitungan kategori dilakukan melalui
kelas interval sebagai berikut:
(Skor Maks x jumlah soal) – (Skor Min x jumlah soal)
Kelas Interval =
Kategori

( 49 x 4 ) – ( 49 x 1 ) (196) – (49)
= = = 49
3 3
Kriteria :
Rendah = 49 - 98
Sedang = > 98 - 147
Tinggi = > 147 - 196
2. faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dianalisis mengguakan Analisis
Regresi Linear Berganda. Dengan rumus:
∑Yi = nB0 + ∑B1X1i + ∑B2X2i + ∑B3X3i
∑X1iYi = B0∑X1i + B1∑(X1i)2 + B2∑X1i X2i + B3∑X1i X3i
∑X2iYi = B0∑X2i + B1∑X1i X2i + B2∑(X2i)2 + B3∑X2i X3i
∑X3iYi = B0∑X3i + B1∑X1i X3i + B2∑X2i X3i + B3∑(X3i)2
Dengan B0, B1, B2, B3 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan
pengamatan. Dimana terdapat pengaruh apabila nilai signifikan ≤ 0,05 dan
tidak ada pengaruh apabila nilai signifikan > 0,05.
3. Stategi penyuluhan di buat berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis
regresi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1989. Sweet Potato Weevil. Pest Advisory leaf-let 22. 4 pp.
Bahagiawati, A.H. 1989. Bionomics and control of sweet potato weevil, Cylas
formicarius in Indonesia. BORIF. Unpublished. 10 hlm
Castineiras, A. 1988. Reactiones de Pheidole megacephala (Hym.: Formicidae) con Cylas
formicarius elegantulus (Col.: Curculionidae) en el cultivo del boniato, Ipomoea
batatas. Cienc. Tec. Agric. Protection de plantas (Cuba) 18(4):15–19
Effendy, Lukman. 2009. Kinerja Petani Pemandu dalam Pengembangan PHT dan
Dampaknya pada Perilaku Petani di Jawa Barat. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Effendy, Lukman, Muhammad Tassim Billah, Doni Darmawan. 2020. Perilaku Petani
dalam Pengendalian Hama Terpadu pada Budidaya Padi di Kecamatan Cikedung.
Jurnal Inovasi Penelitian

4
Effendy, Lukman dan Siska Dinia Pratiwi. 2020. Tingkat Adopsi Teknologi Sistem Jajar
Legowo Padi Sawah di Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Bogor.
Jurnal Agrica Ekstensia
Effendy, Lukman., Wida Pradiana, Yoyon Haryanto, Tedo Harischandra. 2020. Farmer
Behavior Transformation on Tomato Farming Business in Mega Mendung
Subdistrict Bogor West Java. Scientific Research Journal.
Far-Far, Risyat Alberth. 2011. Pemanfaatan Sumber Informasi Usahatani oleh Petani
Sayuran di Desa Waiheru Kota Ambon. Agrikan Ummu Ternate
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.00.
Universitas Diponegoro. Semarang
Hasyim, Ahsol, Wiwin Setiawati dan Liferdi Lukman. 2015. Inovasi Teknologi
Pengendalian OPT Ramah Lingkungan Pada Cabai: Upaya Alternatif Menuju
Ekosistem Harmonis. Pengembangan Inovasi Pertanian 8(1) : 2
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised and translated from
F.A. Van der Laan. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta: 521–523.
Luca. 2015. Insect Pathogenic Bacteria in Integrated Pest Management. Insect (ISSN :
2075-4450) , 6 : 353
.Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret Univesity Press.
Surakarta.
Marpaung, Armeilia Y.A., Yuswani P., dan Muktar I. Pinem, 2014. Survei Pengendalian
Hama Terpadu Hama Lalat Buah Bactrocerat spp. Pada Tanaman jeruk di Tiga
Kecamatan Kabupaten Karo. Agroteknologi (ISSN : 2337-6597) , 2(4) : 1317
Mulyasa, Abdul Karim., Pradiana Wida, Nasruddin Wasrob. 2020. Fungsi Kelompoktani
dalam Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi di Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Jurnal Inovasi Pertanian
Notoatmojdo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurdin, Ismail dan Hartati, Sri. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Jatinangor. Media
Sahabat Cendikia
Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1997.Sayuran Dunia 1: Prinsip, Produksi dan
Gizi.Diterjemahkan dari Bahasa Inggris World Vegetables: Principles, Production
and Nutritive values. Second Edition.1996. Oleh: Catur Herison. Penerbit ITB
Bandung. Bandung. 313 pRuiu,
Salikin, A. Karwan. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta : Kanisius
Singarimbun Masri & Effendi Sofyan. 1995, Metode Penelitian Survei, Edisi
Revisi, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta
Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (mixed
methods). Bandung : penerbit Alfabeta.
Suprapto, Fransiskus Yosep., Wasrob Nasruddin, Rudi Hartono. 2020. Fungsi
Kelompoktani dalam Penerapan Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Padi Sawah (Oryza sativa L). Polbangtan Bogor.
Sutherland, J.A. 1986. A review of the biology and control of sweet potato weevil Cylas
formicarius Fab.Trop. Pest Manage. 32:304–315.
Tim Penyusun. 2019. Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pamulihan Tahun
2019. Sumedang
Van de Ban, A.W. 2009. Penyuluhan Pertanian. PT. Kanisius. Yogyakarta
Wargiono, J. 1980. Ubijalar dan cara bercocok tanamnya. Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian Bogor. 37 hlm.
Widodo, Y., Supriyatin. dan A.R. Braun. 1994. Rapid Assessment of IPM needs for
sweet potato in some commercial production areas of Indonesia. International
potato center, South East Asia and the Pasific Region, Bogor, Indonesia and
MARIF, Malang, Indonesia, 19 pp

5
Wilson, L.A. 1982. Tuberization in sweetpotato (Ipomoea batatas (L) Lam). 1982. In
Proc. of the First Int. Symp, Sweetpotato. Villareal, R.L. and T.D. Griggs. pp 79–
94 AVRDC, Taiwan, China.
Woolfe, J.A. 1992. Sweet potato an untapped food resource. Cambridge Univ. Press,
Cambridge. 643 pp.

Anda mungkin juga menyukai