Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

TANDA TANDA VITAL


RS WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

Disusun Oleh :
Dwi Ifandi Alviansyah
NIM : 14201.09.17013

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN TANDA-TANDA VITAL

A.Suhu Tubuh/Temperatur

1.      Pengertian
Suhu badan  ialah derajad panas yang di hasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat,
pernapasan, sisa-sisa pembuangan (ekskresi) dan penyinaran (radiasi), hantaran
(konduksi) dan convection (konveksi)

2.      Tujuan
Untuk mengetahui suhu badan pasien, apakah suhu badannya normal atau tidak

3.      Tempat pengambilan suhu


a.       Pengambilan suhu secara oral (mulut).
b.      Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan).
c.       Pengambilan suhu secara aksila (ketiak).

4.      Indikasi
a.       Pengambilan suhu secara oral (mulut)
1)      Kebiasaan Rumah Sakit
2)      Pada pasien dewasa
3)      Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh yang lain
4)      Atas instruksi dokter
b.      Pengambilan suhu secara Rectal (anus)
1)      Pada bayi, anak, dan pasien dalam keadaan parah
2)      Atas instruksi dokter
3)      Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh yang lain
c.       Pengambilan suhu secara aksila (Ketiak)
1)      Bila tidak dapat dikerjakan pada bagian tubuh yang lain
2)      Atas instruksi dokter

5.      Kontraindikasi
a.       Pengambilan suhu secara oral (mulut).
1)      Tidak boleh di lakukan pada pasien yang tidak sadar atau gelisah.
2)      10 menit sebelum suhu di ambil, pasien tidak boleh minum atau makan yang
panas / yang dingin (es).
3)      Selama thermometer adadi mulut, pasien di karang berbicara.
4)      Berbahaya bila pecah didalam mulut, pecahnya dapat melukai selaput lender
mulut dan air raksanya dapat tertelan (bila menggunakan thermometer raksa).
b.      Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan).
1)      Pada pasien yan luka di daerah anus.
2)       Pada pasien yang  berpenyakit kelamin.
3)      Selama mengukur suhu pasien harus di jaga, untuk menghindari bahaya
pecahnya reservoir, untuk mempertahankan reservoir selama waktu
pengambilansuhu.
c.       Pengambilan suhu secara aksila (ketiak)
1)      Bayi.
2)       Pasien yang sangat kurus.
3)      Pasien yang luka / kudis ketiak, operasi pada mammae (payudara).
4)      Pasien harus tenang dan berada si tempat tidur.
5)      Ketiak harus kering dan tertutup rapat.
6)      Tidak boleh ada yang menghalangi antara ketiak dan thermometer.
7)       Sebelum thermometer di gunakan, di periksa dahulu apakah air raksa sudah di
turunkan atau belum
B.     Denyut Nadi

1.      Pengertian
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system
kardiovaskular.Denyut nadi dapat di periksa dengan mudah menggunakan jari tangan
(palpsai) atau dapat juga di lakukan dengan alat elektronil yang sederhana maupun
canggih.Pemeriksaan denyut nadi dapat di lakukan pada daerah arteri raidalis pada
pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada
leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan arteri frontalis pada
bayi

2.      Tujuan
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi atau kardiovaskuler selama satu menit

3.      Tempat pemeriksaan
a.       Arteri radialis pada pergelangan tangan
b.      Arteri brachialis pada siku bagian dalam
c.       Arteri carotis pada leher
d.      Arteri temporalis pada pelipis
e.       Arteri femoralis pada lipatan pada (selangkangan)
f.       Arteri dorsalis padis pada kaki
g.      Arteri frontalis pada ubunn-ubunn (bayi)

4.      Indikasi
a.       Secara rutin, yaitu di kerjakan bersama-sama pada waktu mengambil suh
badan dan tensi (tekanan darah).
b.       Sewaktu-waktu apabila di periluhkan.
c.       Atas intruksi dokter.
d.      Pada waktu pasien akan, sedang, dan sesudah di operasi/ melahirkan
5.      Kontraindikasi
a.      Pengukuran Suhu Oral
b.      Klien tidak kooperatif
c.       Bayi atau toodler
d.      Tidak sadar
e.      Dalam keadaan menggigil
f.        Oang yang biasa bernafas dengan mulut
g.      Pembedahan pada mulut
h.     Pasien tidak bisa menutup mulut
i.        Pengukuran Suhu Rektal
j.        Diare
k.      Pembedahan rectal
l.        Clotting disorders
m.   Hemorrhoids
n.     Pengukuran Suhu Aksial
o.      Diare
p.      Pembedahan aksial

C.     Pernafasan
1.      Pengertian
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui
fungsi system pernapasanyang tersiri dari mempertahankan pertukaran olsigen dan
karbon dioksida dalam paru dan pengaruh keseimbangan asam basa
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen
dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau
pola pernapasan.
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per
menit.Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan
hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung
berapa kali dada meningkat.
Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi.Ketika memeriksa
pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki
kesulitan bernapas

2.      Tujuan
Mengetahui sistem fungsi pernapasan yang terdiri dari mempertahankan
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan
asam basa

3.      Pola Pernafasan
a.      Pernapasan normal (euphea)
b.      Pernapasan cepat (tachypnea)
c.       Pernapasan lambat (bradypnea)
d.      Sulit/sukar bernapas (oypnea)

4.      Indikasi
a.       Pasien yang akan, sedang, dan sesudah dibedah
b.      Secara rutin bersamaan dengan pengukuran denyut, suhu, tekanan darah
c.       Sewaktu diperlukan

5.      Kontraindikasi
a.       Pasien dengan sakit jantung, pendarahan, kontraksi kuat, pembukaan
lengkap
b.      Jika kanul ada hambatan jangan dipaksakan
c.       Jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasanx sedang
dihitung
D.    Tekanan Darah

1.      Pengertian
Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovaskuler
bersamaan dengan pemeriksaan  nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat di ukur
dengan dua metode, yaitu Metode langsung. Metode yang menggunakan kanula atau
jarum yang di masukan ke dalam pembulu darah yang di hubungkadn dengan
manometer. Metode ini merupakan cara yang paling cepat untuk menentukan
tekanan darah, tetapi memerluhkan persyaratan dan keahlian khusus.Metode tak
langsung, metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung
ini menggunakan dua cara,yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistonik
dan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistonik dan diastonik dan cara ini
memerluhkan stetoskop.

2.      Tujuan
Menilai sistem kardiovaskuler atau menghitung tekanan darah pasien

3.      Tekanan Darah Normal


UMUR SISTOLIK (mmHg) DISTOLIK (mmHg)
Neonate 75 – 105 45 – 75
2 – 6 tahun 80 – 110 50 – 80
7 tahun 85 – 120 50 – 80
8 – 9 tahun 90 – 120 55 – 85
10 tahun 95 – 130 60 – 85
11 – 12 tahun 95 – 135 60 – 85
13 tahun 100 – 140 60 – 90
14 tahun 105 – 140 65 – 90
4.      Indikasi
Menilai pola hidup serta identifikasi factor-faktor resiko kardiovaskuler
lainnya.Jika hasil pengukuran darah berada di atas normal, maka klien tersebut
mempunyai tekanan darah yang tinggi atau hipertensi. Hipertensi dapat
mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta,
pembuluh darah perifir dan retina
5.      Kontraindikasi
a.      Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang
shun arterivena, lenan yg mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau
balutan
b.      Pergelangan kaki bagian atas
c.       Hipotensi akan terjadi bila kondisi tekanan darah klien berada di bawah
normal. Hipotensi dapat mengakibatkan stroke dan bahkan mengakibatkan
kematian.
d.        Tidak boleh melakukan pengukuran tekanan darah lebih dari 3 kali sehari
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA IBU DAN BAYI

1. Tekanan Darah

 Pada Bayi

– Bayi usia di bawah 1 bulan     : 85/15 mmHg


– Usia 1 – 6 bulan     : 90/60 mmHg

 Pada Ibu

– Usia 16 tahun ke atas    : 130/75 mmHg


– Usia lanjut        : 130-139/85-89 mmHg

Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:


Hypertensi rendah : 140 – 159/ 90-99 mmHg
Hypertensi sedang : 160 – 169/100-109 mmHg
Hypertensi berat    : 180 – 209/110-119 mmHg

Seseorang dikatakan hypotensi jika tekanan darahnya lebih kecil dari 110/70 mmHg

2. NADI
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang
berdasarkan systol dan gystole dari jantung.

 Pada Bayi

– Bayi baru lahir        : 140 kali per menit


– Umur di bawah umur 1 bulan        : 110 kali per menit
– Umur 1 – 6 bulan        : 130 kali per menit
 Pada Ibu

– Umur di atas 18 tahun        : 60 – 100 kali per menit


– Usia Lanjut            : 60 -70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi.
Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.

Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang adalah:


- Untuk mengetahui kerja jantung
- Untuk menentukan diagnosa
- Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan pada seseorang

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:


– Ateri radalis         : Pada pergelangan tangan
– Arteri temporalis    : Pada tulang pelipis
– Arteri caratis    : Pada leher
– Arteri femoralis    : Pada lipatan paha
– Arteri dorsalis pedis    : Pada punggung kaki
– Arteri politela    : pada lipatan lutut
– Arteri bracialis    : Pada lipatan siku
– Ictus cordis        : pada dinding iga, 5 – 7

3. SUHU

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36C
– 37,5oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu
tubuhnya < 36oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
– Hipertermia : Jika bersuhu 37,5 oC – 38oC
– Febris : Jika bersuhu 38oC – 39oC
– Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC
4. PERNAPASAN
Pola pernapasan adalah:
– Pernapasan cepat (tachypnea)
– Pernapasan lambat (bradypnea)

 Pada Bayi
– Bayi : 30 – 40 kali per menit
 Pada Ibu

– Dewasa : 16 – 24 kali per menit


DAFTAR PUSTAKA

Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan dasar praktik klinik kebidanan. Yogyakarta.


Fitramaya
Depkes RI.1994. Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai