Anda di halaman 1dari 62

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN

(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Sosial
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Topik Bimbingan : Mewujudkan hubungan sosial sesuai dengan kaidah-kaidah
ajaran agama yang dianut.
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. Memahami pentingnya hubungan sosial
2. Memahami kaidah-kaidah agama dalam hubungan sosial
3. Mewujudkan toleransi dalam membina hubungan sosial
antarumat beragama
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang permasalahan
dalam menjalankan hubungan sosial
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian
4. Pedoman Penilaian
Lampiran 1: Uraian Materi
Hubungan Sosial Sesuai Kaidah Ajaran Agama
A. Definisi Hubungan Sosial
Hubungan sosial adalah suatu kegiatan yang menghubungkan kepentingan
antarindividu, individu dengan kelompok, atau antarkelmpok, baik secara langsung maupun
tidak langsung yang dapat menciptakan rasa saling pengertian dan kerjasama yang cukup
tinggi, keakraban, keramahan, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan antara
individu, kelompok suku maupun bangsa. Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah proses saling memengaruhi di antara dua orang atau lebih. Hubungan
sosial merupakan faktor utama terciptanya suatu kehidupan sosial, maka agar interaksi
berjalan dengan baik serta menghasilkan bentuk-bentuk interaksi positif, sudah selayaknya
apabila kita dapat menempatkan diri secara patut dalam suatu interaksi. Jadi, prinsipnya
dalam suatu interaksi harus selalu bersandar kepada norma-norma atau kaidah yang
berlaku sebagai suatu petunjuk hidup bagi kita anggota masyarakat.

B. Bentuk-bentuk Hubungan Sosial dalam Masyarakat


Hubungan sosial merupakan hubungan yang terwujud antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, sebagai akibat dari hasil interaksi di antara sesama
mereka.
Berikut bentuk-bentuk hubungan sosial dalam masyarakat.
1. Menurut Status
Menurut statusnya, bentuk hubungan sosial dalam masyarakat dibagi menjadi 2
(dua), sebagai berikut.
a. Hubungan tertutup, yaitu bentuk hubungan sosial yang terjadi dalam satu
golongan sosial tertentu, misalnya golongan bangsawan bergaul hanya dengan
bangsawan.
b. Hubungan terbuka, yaitu bentuk hubungan sosial yang disebabkan oleh
perbedaan status di masyarakat bukan oleh kelompok sosial, misalnya hubungan
antara pimpinan dengan bawahan, hubungan antara guru dengan siswa,
hubungan antara majikan dengan karyawan, dan sebagainya.
2. Menurut Tingkat
Menurut tingkatnya, bentuk hubungan sosial dalam masyarakat dibagi menjadi 2
(dua) sebagai berikut:
a. Hubungan sosial horizontal, yaitu bentuk hubungan sosial antara individu atau
kelompok yang sederajat dan berkepentingan sama, misalnya hubungan antara
siswa dengan siswa, guru dengan guru, hubungan antarkaryawan, dan
sebagainya.
b. Hubungan sosial vertikal, yaitu bentuk hubungan sosial yang didasarkan pada
perbedaan kedudukan, misalnya antara atasan dengan bawahan, dalam
hubungan ini seorang bawahan tidak dapat memerintah atasan tetapi sebaliknya
atasan yang memberi perintah ke bawahan, dan hubungan ini terjadi dalam
lingkungan pekerjaan.
3. Menurut Waktu
Menurut waktunya, bentuk hubungan sosial dalam masyarakat dibagi menjadi 2
(dua), sebagai berikut:
a. Hubungan sosial temporer, yaitu bentuk hubungan sosial yang sifatnya
sementara atau dalam waktu tertentu, bahkan hubungan itu dapat berupa
hitungan jam saja.
b. Hubungan sosial permanen, yaitu bentuk hubungan sosial yang sifatnya lama,
bahkan dapat seumur hidup.
4. Menurut Kepentingan
Menurut kepentingannya, bentuk hubungan sosial dalam masyarakat dibagi menjadi
2 (dua), sebagai berikut:
a. Hubungan sosial primer, yaitu bentuk hubungan sosial yang bersifat pribadi,
hubungan pribadi tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tidak dapat
diganti oleh orang lain.
b. Hubungan sosial sekunder, yaitu bentuk hubungan sosial yang bersifat formal
(resmi), impersonal (terpisah-pisah, tidak bersifat pribadi), dan segi mental
(terpisah-pisah) yang didasarkan asas manfaat.
5. Menurut Kelompok
Menurut kelompoknya, bentuk hubungan sosial dalam masyarakat dibagi menjadi 2
(dua), sebagai berikut:
a. Paguyuban (gemeinschaft), yaitu bentuk kehidupan bersama yang anggotanya
diikat oleh suatu hubungan batin yang murni dan alamiah serta bersifat kekal.
Ciri-ciri pokok paguyuban sebagai berikut.
1) Hubungan menyeluruh yang harmoni.
2) Hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
3) Hubungan hanya untuk kalangan sendiri dan bukan untuk orang lain dari
luar.
b. Patembayan (gesellschaft), yaitu ikatan lahiriah yang bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek dan terbentuk oleh kemampuan pikiran (imajinasi) serta
strukturnya bersifat mekanis yang memiliki beberapa komponen. Ciri-ciri
kelompok patembayan sebagai berikut.
1) Hubungan antaranggota bersifat formal.
2) Memiliki arientasi ekonomi dan tidak kekal.
3) Memperhitungkan nilai guna (utilitarian).
4) Lebih didasarkan pada kenyataan sosial.
Contohnya, ikatan antara pedagang dan organisasi dalam suatu pabrik/industri.
Patembayan didominasi oleh bermacam-macam organisasi.
Bentuk hubungan sosial masyarakat perkotaan cenderung memiliki bentuk
campuran antara paguyuban dan patembayan, karena warga memiliki kesibukan
dan waktunya sedikit untuk bertemu warga lain. Sedangkn bentuk hubungan
sosial masyarakat pedesan senantiasa meluangkan waktunya untuk berkumpul
dengan tetanngga.
C. Hubungan Sosial Sesuai dengan Kaidah Agama
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Manusia yang memiliki kebebasan disebut makhluk pribadi dan manusia yang memerlukan
orang lain disebut dengan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk
sosial harus dapat bergaul dengan sesama manusia dan masyarakat di mana pun berada.
Tuhan sebagai Maha Pencipta telah memberikan rambu-rambu dalam kaitannya
dengan hubungan antarmanusia, hal itu bisa dilihat dari berbagai macam kitab suci dari
masing-masing agama.
Contohnya, semua agama mengajarkan bagaimana kalian harus selalu
berhubungan baik dengan orang lain, selalu membantu orang lain. Tidak ada agama mana
pun yang mengajarkan umatnya untukk tidak toleran, egois, dan menarik diri dari orang
atau kelompok lainnya. Kita juga harus bisa hidup berdampingan secara baik dengan orang
yang berlainan agama dalam masyarakat. Sebagai siswa yang baik dan taat tentunya juga
harus mampu membina hubungan yang harmonis dan seimbang dalam kehidupan kepada
teman satu kelas atau beda kelas, dengan kakak kelas atau adik kelas, dengan guru,
karyawan, tata usaha, dengan keluarga, dengan orang yang lebih tua atau muda, dan
dengan masyarakat pada umumnya.
Berhubungan sosial dengan orang lain dalam kaidah agama dituntut untuk
melakukan hal-hal berikut.
1. Menghargai paham orang lain.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada kelompok lain atau toleransi.
3. Selalu mencari solusi terbaik yang saling menguntungkan antara satu dengan yang lain.
4. Mengasihi orang lain walaupun beda keyakinan.
5. Tolong-menolong dalam kebaikan.
6. Mengedepankan musyawarah

D. Mewujudkan Hubungan Sosial Antarumat Beragama dengan Toleransi dan Mengasihi


Dalam kehidupan sosial di masyarakat, setiap agama dan kepercayaan selalu
mengajarkan supaya kita saling menghargai satu sama lain, tidak boleh saling menghina,
saling tenggang rasa, toleransi, tolong-menolong, serta saling mengasihi supaya kerukunan
antarumat beragama bisa terjaga. Ada pepatah mengatakan Lawan cinta bukanlah benci,
melainkan tidak peduli. Jika dipahami secara mendalam, luas sekali makna yang terkandung
dalam pepatah tersebut. Dijelaskan secara tegas bahwa, jika kalian tidak peduli dengan
orang lain baik itu keluarga, saudara, tetangga, maupun sesama manusia ciptaan Tuhan,
berarti kalian sudah bisa dikatakan mengingkari perintah Tuhan untuk saling menyayangi.
Mari kalian lihat di sekeliling kalian, apa yang sudah kalian lakukan untuk orang
lain? Pernahkan kalian membantu kesusahan orang lain, atau justru kalian yang
menyusahkan orang lain?
Dalam bermasyarakat tentunya tidak semua paham kalian sama, baik itu dalam
pemikiran tentang kehidupan kaliann sendiri ataupun tentang paham keagaman. Akan
tetapi, itu semua merupakan karunia Tuhan yang patut kalian terima, sebab dengan
diciptakannya berbagai macam suku, budaya, maupun agama, kalian belajar untuk menjadi
orang yang bisa menghormati dan mengasihi orang lain.
Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari agama kalian beragama Islam, kebetulan
tetangga kalian Kristen atau Katolik. Saat hari Minggu, umat Kristiani tentunya akan pergi ke
gereja, sebagai umat yang toleran dan sayang kepada teman, kalian yang beragama Islam
menghormatinya dengan cara tidak mengajak bermain atau tidak mengganggu kegiatan
ibadah di gereja. Demikian pula sebaliknya, saat bermain bersama-sama kebetulan tiba
waktunya Shalat Ashar, bagi yang beragama Katolik atau Kristen mengingatkan kepada
teman yang beragama Islam untuk shalat dahulu, kemudian baru bermain lagi.
Apabila dalam lingkungan sekitar kalian sudah berjalan seperti itu, di mana dalam
setiap diri masyarakat tertanam rasa mengasihi dan juga menghormati, maka akan terjadi
hal-hal berikut.
1. Rasa persatuan dan kesatuan yang kuat antarumat beragama.
2. Rasa saling menyayangi antarumat beragama.
3. Tidak timbul kecurigaan-kecurigaan yang seringkali menimbulkan salah paham
4. Akan timbul suasana yang harmonis dalam hubungan kehidupan sehari-hari.
Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa
1. Nilai-nilai mengenai hubungan sosial apa yang bisa kalian ambil dari semua kegiatan
sebelumnya?
2. Hubungan sosial seperti apa yang ingin kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari
setelah melewati beberapa kegiatan sebelumnya?
3. Sebagai orang muda zaman sekarang, apa yang bisa kalian lakukan dalam hal hubungan
sosial yang dilandasi kaidah agama dan sikap toleransi?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi
Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Belajar
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mempersiapkan diri, menerima, dan bersikap positif serta
dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada
diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
Topik Bimbingan : Perubahan fisik dan psikis pada remaja.
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. Memahami kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik
dan psikis
2. Memahami cara mengatasi kesulitan yang terjadi akibat
perubahan fisik dan psikis, serta
3. Mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik
dan psikis.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang perubahan pisik
dan psikis pada remaja
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi


Perubahan Fisik dan Psikis pada Remaja
A. Pengertian Remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin
adolescare yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Kematangan
yang dimaksud bukan hanya kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Pada saat itu, masa remaja
merupakan masa badai dan tekanan yang hebat (storm and stress), karena masa terjadinya
krisis identitas atau pencarian identitas diri. Tahapan dalam diri remaja dibedakan menjadi 2
(dua), sebagai berikut.
1. Periode masa puber adalah masa remaja yang berusia 12 – 18 tahun. Masa ini dibagi
menjadi 3 (tiga), sebagai berikut.
a. Periode masa prapubertas, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal
pubertas, usia antara 12 – 13 tahun. Ciri masa prapubertas, sebagai berikut.
1) Anak mulai bersikap kritis
2) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
3) Menjadi akil balig.
4) Mulai timbul rasa malu terhadap lawan jenis.
5) Keinginan untuk berkumpul dengan teman semakin kuat.
b. Masa pubertas, yaitu masa remaja awal, antara 14 – 16 tahun.
Ciri-ciri masa pubertas, sebagai berikut.
1) Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
2) Memerhatikan penampilan.
3) Sikapnya tidak menentu.
4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
c. Masa akhir pubertas, yaitu peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen, usia
antara 17 – 18 tahun. Ciri-ciri masa akhir pubertas sebagai berikut.
1) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang, tetapi kedewasaan psikologinya belum
tercapai sepenuhnya.
2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal daripada remaja
putra.
2. Periode remaja adolesen adalah masa akhir remaja, usia remaja 19 – 21 tahun.
Ciri-ciri masa adolesen sebagai berikut.
a. Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis.
b. Mulai menyadari akan realitas.
c. Sikapnya mulai jelas tentang hidup.
d. Mulai nampak bakat dan minatnya.

B. Ciri-ciri Perkembangan Remaja


Perkembangan remaja terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut.
1. Perkembangan Biologis
Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah
pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan
peningkatan fisik dan pada penampakan serta pertumbuhan fisik dan perkembangan
karakteristik tubuh. Beberapa perubahan fisik, seperti berikut.
a. Remaja Laki-laki
1) Perubahan suara.
2) Tumbuhnya jakun.
3) Dada lebih besar.
4) Badan berotot
5) Tumbuhnya kumis, rambut di ketiak dan di sekitar kemaluan.
b. Remaja Perempuan
1) Pinggul membesar
2) Pertumbuhan rahim
3) Payudara membesar
4) Tumbuhnya rambut di ketiak dan di sekitar kemaluan.

2. Perkembangan Psikologis
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa kritis perkembangan pada masa
remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat
dirinya sebagai individu yang lain. Perkembangan emosi remaja awal (usia ±12 – 18 tahun)
menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosional bersifat negatif dan tempramental
(mudah tersinggung, marah, sedih, murung). Sedangkan remaja akhir (usia ±18 – 22 tahun)
sudah mampu mengendalikan sifat-sifat psikis yang terjadi pada remaja awal tersebut.
3. Perkembangan Kognitif
Kemampuan berpikir mencapai puncaknya pada kemampuan berpikir abstrak.
Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode
konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Secara
fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berpikir) remaja dapat digambarkan
sebagai berikut.
a. Remaja mulai dapat berpikir logis tentang gagasan abstrak
b. Remaja mulai dapat membuat rencana dan membuat keputusan-keputusan
serta memecahkan masalah.
c. Remaja sudah mampu membedakan yang konkret dengan yang abstrak.
d. Munculnya kemampuan nalar secara alamiah.
e. Mulai memikirkan masa depan.
f. Mulai menyadari proses berpikir efisien dan belajar berintropeksi.
g. Cara berpikirnya semakin luas meliputi agama, keadilan, moralitas, dan jati diri.
4. Perkembangan Moral
Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang
dewasa, sedangkan remaja untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa, mereka harus
menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri. Remaja sudah dapat berperilaku
tidak hanya mengejar kepuasaan fisik saja, tetapi meningkat pada kepuasan psikologi
seperti rasa diterima, dihargai dan penilaian positif dari orang lain. Namun perkembangan
moral remaja baru berkisar pada perilaku yang sesuai dengan tuntutan dan harapan
kelompoknya saja.
5. Perkembangan Spiritual
Remaja mampu memahami konsep abstrak dan menginterprestasikan analogi serta
simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi, dan berpikir secara logis.
6. Perkembangan Sosial
Remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan
sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan
kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman dekat dan teman sebaya.

C. Permasalahan yang dihadapi Remaja berkaitan dengan Perubahan Fisik dan Psikis dan
Cara Mengatasinya
Secara lebih rinci, masalah-masalah yang dihadapi remaja berkaitan dengan perubahan
fisik dan psikisnya sebagai berikut.
1. Kekurangsiapan remaja dalam menerima perubahan fisiknya.
2. Keinginan yang cepat berubah dan tidak sabar, emosinya kurang stabil.
3. Timbul penolakan terhadap perubahan kondisi fisiknya.
4. Timbulnya kecemasan dengan datangnya haid pertama pada remaja putri dan
mimpi basah pada remaja putra.
5. Remaja terlalu kritis, sehingga dianggap sok tahu.
6. karena emosi yang kurang stabil, sering timbul perselisihan.
7. Kebersamaan dengan teman sebaya sering menimbulkan rasa tertarik dengan
lawan jenis.
8. Kurang patuh pada norma yang berlaku.
9. Mudah terpengaruh hal-hal yang negatif dalam pergaulan, karena rasa ingin tahu
yang tinggi dan mencoba-coba.
10. Timbul rasa canggung dalam pergaulan.
Banyak remaja usia SMP merasa kesulitan dalam mengahadapi perubahan fisik dan
psikis yang terjadi dalam diri remaja. Kesulitan ini terjadi karena remaja tidak
mempersiapkan diri dengan pemahaman yang benar mengenai perubahan itu.
Berikut beberapa cara menghadapi pertumbuhan dan perkembangan remaja.
1. Memahami Dirinya
Memahami diri, yaitu dengan mengetahui dan mengenal perkembangan yang
berlangsung pada dirinya, baik aspek fisik maupun psikis. Dengan memahami dirinya,
remaja akan terbiasa dengan ukuran badan atau perkembangan fisiknya dan menyesuaikan
diri dengan keadaan fisiknya.
2. Menerima Dirinya
Keadaan fisik. Struktur tubuh dan wajah harus dapat diterima sebagai karunia yang
harus disyukuri. Ketidakpuasan pada kondisi fisik, struktur tubuh, dan wajah akan
menimbulkan tekanan dan rasa kurang percaya diri sehingga mengganggu usaha untuk
memperluas pergaulan.
3. Mengembangkan Dirinya
Perkembangan fisik dan psikis perlu dikembangkan secara optimal dengan
memperbanyak proses belajar dan memanfaatkan semua kesempatan yang ada.
Selain itu, hal-hal yang berorientasi negatif dapat diarahkan menjadi positif, sebagai berikut.
1. Kecanggungan dalam pargaulan dan kekakuan dalam gerakan biasanya dikarenakan
remaja sebelumnya tidak atau jarang ikut dalam kegiatan kelompok, misalnya kelompok
belajar atau organisasi dalam lingkup kecil, seperti kelas, RT, dan lain-lain.
2. Ketidakstabilan emosi biasanya disebabkan adanya berbagai pandangan dan juga
tuntutan yang masuk dalam diri remaja. Hal ini bisa diminimalisir dengan kegiatan yang
tidak membuat pikiran stres.
3. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua, ini bisa diarahkan atau diubah
menjadi sikap yang positif, yaitu sikap kritis dan berani berargumen dengan orang tua,
sehingga orang tua akan mengetahui kebutuhan anaknya.
4. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-
pertentangan dengan orang tua. Hal ini terjadi karena komunikasi yang tidak efektif
antara anak dengan orang tua.
5. Senang bereksperimentasi, ini bisa diarahkan pada kegiatan-kegiatan keilmiahan seperti
meneliti dengan bantuan guru biologi, fisika, kimia, dan lain-lain.
6. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. Apabila diarahkan secara positif akan
mendorong remaja untuk giat belajar.
7. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan melakukan kegiatan
berkelompok. Ini bisa diarahkan pada keikutsertaan pada kegiatan kelompok atau
organisasi OSIS, PMR, pramuka, tim sepak bola, karang taruna, dan lain-lain.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa


1. Kesimpulan apa yang bisa kalian ambil dari pembelajaran ini?
2. Setelah pembelajaran ini apa yang kalian rasakan? Lebih nyaman atau lebih merasa
bingung dengan perubahan yang kalian alami?
3. Rencana apa yang akan kalian lakukan untuk menghadapi perubahan masa remaja ini
agar kalian lebih mantap dalam menjalani masa remaja ini?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Sosial
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mencapai pola hubungan baik dengan teman sebaya dalam
perannya sebagai pria dan wanita
Topik Bimbingan : Hubungan sosial dengan teman sebaya dalam kelompok
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. Memahami pola hubungan sosial dengan teman sebaya,
dan
2. memahami pengaruh-pengaruh dalam kelompok
pergaulan.

Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas


Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang hubungan sosial
dengan teman sebaya dalam kelompok
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan
Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Hubungan Sosial dengan Teman Sebaya dalam Kelompok

A. Pola Pergaulan pada Kelompok Sebaya (Peer Group)


Secara pribadi, remaja laki-laki maupun perempuan sering merasa tidak nyaman
dalam melakukan apa yang dituntutkan pada dirinya, baik itu yang datang dari keluarga
maupun kelompoknya. Namun, karena besarnya tekanan atau besarnya keinginan untuk
diakui, ketidakberdayaan untuk meninggalkan kelompok, dan ketidakmampuan untuk
mengatakan “tidak”, membuat segala tuntutan yang diberikan kelompok terpaksa
dilakukan. Lama kelamaan perilaku ini menjadi kebiasaan dan melekat sebagai suatu
karakter yang diwujudkan dalam berbagai perilaku negatif.
Kelompok atau teman sebaya memiliki kekuatan yang luar biasa untuk
menentukan arah hidup remaja, bahkan mengalahkan kekuatan yang ditanamkan oleh
orang tua, keluarga, dan juga sekolah mereka. Jika remaja berada dalam lingkungan
pergaulan yang penuh kebiasaan-kebiasaan negatif maka segala bentuk sikap, perilaku, dan
tujuan hidup remaja menjadi negatif. Sebaliknya, jika remaja berada dalam lingkungan
pergaulan yang selalu menyebarkan energi positif, yaitu sebuah kelompok yang selalu
memberikan motivasi, dukungan, dan peluang untuk mengaktualisasikan diri secara positif
kepada semua anggotanya, maka remaja akan memiliki sikap yang positif. Prinsipnya,
perilaku kelompok itu bersifat menular.
Motivasi dalam kelompok (peer motivation) adalah salah satu energi yang
memiliki kekuatan luar biasa dan cenderung melatarbelakangi apa pun yang remaja lakukan,
baik laki-laki maupun perempuan. Dalam konteks motivasi yang positif, seandainya ini
menjadi sebuah budaya dalam geng, barangkali tidak akan ada lagi kata-kata “kenakalan
remaja” yang dialamatkan kepada remaja.
Lembaga permasyarakatan juga tidak akan lagi dipenuhi oleh penghuni berusia
produktif, dan di negeri tercinta ini akan semakin banyak orang sukses berusia muda.
Remaja juga tidak perlu lagi merasakan peer pressure yang bisa membuat mereka stres.
Banyak pola-pola pergaulan remaja khususnya dalam pergaulan sebaya yang
kadang saling bertolak belakang. Kelompok yang pertama adalah kelompok yang taat
kepada guru, rajin, dan aktif dalam kegiatan sekolah maupun kegiatan masyarakat,
sedangkan kelompok yang kedua adalah kelompok yang malas, suka melawan guru,
melanggar tata tertib sekolah, dan sama sekali tidak mau repot dalam kegiatan-kegiatan
sekolah, di mana ini terjadi baik pada remaja laki-laki maupun remaja perempuan. Remaja
perempuan yang seharusnya bisa menetralisir kenakalan remaja laki-laki kadang justru
menjadi pemicu terjadinya pelanggaran-pelanggaran norma, karena remaja perempuan
tersebut tidak bisa melaksanakan perannya dalam kelompok.
Seperti yang telah diuraikan di atas, kelompok remaja merupakan sekelompok
remaja dengan nilai, keinginan, dan nasib yang sama. Contohnya, banyak sorotan yang
dilakukan publik terhadap kelompok remaja yang merupakan kumpulan anak dari keluarga
broken home. Kekerasan yang telah mereka alami sejak masa kecil, trauma mendalam dari
perpecahan keluarga, akan kembali menjadi pencetus kenakalan dan kebrutalan remaja.
Tetapi, masa remaja memang merupakan masa di mana seseorang belajar bersosialisasi
dengan sebayanya secara lebih mendalam, dan dengan itu pula mereka mendapatkan jati
diri apa yang mereka inginkan. Terlepas dari itu semua, masa remaja merupakan masa yang
indah dalam hidup manusia.
B. Akibat dari Pola Pergaulan pada Kelompok Sebaya (Peer Group)
Akibat dari pola pergaulan pada kelompok sebaya atau peer group dapat bersifat
positif maupun menyimpang.
1. Berikut akibat dari pola pergaulan pada kelompok sebaya atau peer group yang bersifat
positif.
a. Apabila individu di dalam kehidupannya memiliki peer group, maka mereka akan
lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
b. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antarkawan.
c. Apabila individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota akan dapat
membentuk masyarakat yang akan direncanakan sesuai dengan kebudayaan yang
mereka anggap baik (menyeleksi kebudayaan dari beberapa temannya).
d. Setiap anggota dapat berlatih memperolah pengetahuan, kecakapan, dan melatih
e. Mendorong individu untuk bersikap mandiri.
f. Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.
2. Berikut akibat yang ditimbulkan dari pola pergaulan pada kelompok sebaya atau peer
group yang menyimpang.
a. Remaja menjadi lebih agresif.
b. Tidak peduli dengan norma sosial bahkan cenderung untuk dilanggar.
c. Tidak peduli dengan aturan-aturan sekolah.
d. Berani melawan orang tua.
e. Berani melawan guru.
f. Berani menentang masyarakat.
g. Tidak kerasan di rumah dan lebih senang berkumpul dengan kelompoknya.
h. Lebih mementingkan kelompoknya daripada keluarganya.
i. Kenakalan remaja.
j. Seringkali tindak kriminal yang dilakukan oleh remaja karena tuntutan kelompok.
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa pola pergaulan remaja banyak
ditentukan oleh kebiasaan atau aturan-aturan yang diterapkan pada kelompok sebaya, baik
remaja laki-laki maupun remaja perempuan. Apabila pola yang dianut oleh kelompok itu
baik, maka cenderung sikap yang dilakukan remaja tersebut juga akan baik, demikian pula
sebaliknya. Remaja yang mengaktualisasikan diri mereka dalam kelompok haruslah memilih
kelompok sebaya yang mempunyai aturan serta peran yang baik di antara laki-laki dan
perempuan.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa

1. Menurut kalian, faktor apa yang melatarbelakangi kenakalan remaja?


2. Menurut kalian, pola hubungan sosial pada kelompok anak muda sekarang ini seperti
apa? Baik atau tidak? Jelaskan alasannya!
3. Menurut kalian, sebaiknya pola hubungan sosial yang seperti apa yang baik untuk
kelompok anak muda?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Belajar
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta
kecenderungan karier dan apresiasi seni.
Topik Bimbingan : Mengenal Bakat, Minat, dan Kemampuan Diri
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. Memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, serta
2. memahami bakat, minat, dan kemampuan karena
dukungan belajar.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU


Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang mengenal bakat,
minat, dan kemampuan diri
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Mengenal Bakat, Minat, dan Kemampuan Diri


A. Defini Bakat dan Minat
Bakat didefinisikan sebagai kemampuan alamiah atau bawaan untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual
umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat
memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi
diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi agar bakat itu
dapat terwujud.
Minat adalah suatu keadaan di mana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu
dan disertai keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari, dan membuktikan. Minat
terbentuk setelah diperoleh informasi tentang objek atau kemauan dan keterlibatan
perasaan, diiringi perasaan senang, terarah pada objek atau kegiatan tertentu dan
terbentuk oleh lingkungan.
Bakat merupakan potensi bawaan yang memiliki manusia, sedangkan minat
tercipta karena adanya keterkaitan kuat atas sesuatu. Kedua hal ini seringkali dikaitkan
dengan faktor kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Orang cerdas adalah orang yang
mampu memahami, mengembangkan, serta mendayagunakan bakatnya untuk kepentingan
dan kebahagiaan hidupnya. Sukses bisa saja karena bakat, tetapi sering juga karena minat.
Jika demikian, bagaimana bakat itu muncul dan terbentuk dalam diri kalian? Bagaimana
kalian bisa mengembangkan keduanya?
Secara ilmiah, para ahli menyatakan bahwa saat lahir kalian memiliki 100 miliar
neuron. Tiga bulan atau 60 hari menjelang kelahiran, neuron yang kalian miliki itu sudah
berkomunikasi satu sama lain. Mereka bahkan membentuk jalinan yang dinamakan dengan
akson. Saat jalinan terbentuk, sebuah sinapsis pun otomatis terbentuk. Di usia tiga tahun,
setiap 100 miliar neuron kalian telah menciptakan jaringan sinapsis dengan neuron lainnya.
Koneksi antarneuron inilah yang menjadi awal mula menculnya bakat. Tanda-tandanya,
kalian akan terlihat aktif luar biasa. Jalinan sinapsis akan terus mendorong diri kalian untuk
tidak berhenti melakukan apa pun yang kalian inginkan sesuai dengan minat kalian. Proses
ini berlangsung hingga usia kalian mencapai 16 tahun. Di usia inilah bakat mulai terasa,
karena kalian memiliki ruang lebih luas untuk fokus dan benar-benar mengeksloitasi
beberapa sinapsis tertentu setelah mengalami proses kebingungan memilih, mencoba
melakukan segala sesuatu, dan kalian tidak terfokus untuk mematangkan sebuah nilai
kompetensi tertentu. Dari proses ini, kalian dapat memahami bahwa minat merupakan
faktor yang dapat mengarahkan bakat. Dengan demikian, minat dan bakat merupakan
faktor yang saling memengaruhi, terlepas dari faktor mana lebih dominan. Keduanya
penting untuk dikembangkan secara optimal bahkan maksimal.
B. Memiliki Motivasi Belajar Tinggi karena Mengenal Bakat, Minat, dan Kemampuan
Salah satu motivator dalam belajar adalah karena kalian mengetahui bakat, minat,
dan kemampuan. Apabila kalian sudah tahu bakat, minat, dan juga kemampuan, maka akan
timbul semangat tambahan dalam diri kalian.
Kalian atau nature sering diartikan sebagai talenta, yaitu kemampuan tertentu
yang unik, kecakapan, dan gift (anugerah) yang dimiliki seseorang. Bakat yang dimiliki
seseorang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada orang yang berbakat pada ilmu alam,
tetapi tidak berbakat pada ilmu sosial, ada yang berbakat di keterampilan. Bakat yang
dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
Minat merupakan suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan
penuh kemauan, rasa keterkaitan, keinginan, dan kesenangan. Ciri umum, antara lain
adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan,
mempunyai kebanggaan, kesediaan untuk berusaha, dan mempunyai pertimbangan yang
positif. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan
segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi
keinginannya.
Keberadaan minat merupakan faktor utama bagi pengembangan bakat, karena
tanpa minat dan bakat, maka tidak akan berdayaguna. Artinya, minat yang tinggi akan
membuat kalian mampu melakukan sesuatu sekalipun kalian tidak berbakat, sebaliknya
berbakat tanpa minat akan sulit mengembangkan bakat tersebut. Oleh karena itu, ketika
kalian mengenali dan memahami bakat kalian, tumbuhkanlah dan peliharalah minat kalian
agar bakat yang kalian punya tetap terjaga.
Minat bisa diciptakan, tetapi bakat merupakan bawaan yang tidak bisa ciptakan
dengan tiba-tiba. Semua orang bisa melakukan hal yang sama dengan kalian, tetapi yang
berbakat bisa melakukan hal yang sama dengan kalian, tetapi yang berbakat bisa
menghasilkan kualitas lebih baik. Untuk memahami bakat dan minat memang bukan
masalah gampang, karena tidak hanya menyangkut masalah banyaknya teori dan tes untuk
mengenali bakat dan mengukur minat kalian. Lebih dari itu, ada yang sangat penting untuk
kalian pahami, yaitu bagaimana mengembangkan bakat dan minat itu untuk sebuah prestasi
kehidupan, karena tidak semua orang mampu memaksimalkan bakatnya, sekalipun kalian
telah mengenali dan mengetahuinya.
C. Belajar Optimal untuk Menghadapi Ujian
Belajar optimal salah satunya juga bisa disebabkan karena dorongan bakat, minat,
dan kemampuan dari seseorang. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mengembangkan
bakat, minat, dan kemampuan agar lebih siap dalam menghadapi ulangan. Untuk bisa
dikatakan mampu, berikut beberapa tahap yang harus dilaksanakan.
1. Stimulasi. Faktor stimulan bakat dan minat dapat berasal dari dalam maupun luar.
Stimulan yang utama adalah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar,
konsentrasi dan fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri kalian. Jangan selalu
melihat kepada kelemahan, karena waktu kalian akan terbuang, sehingga bakat pun
ikut terpendam. Jika sudah seperti ini akan sulit untuk mengembangkan bakat, karena
minatnya sudah tidak maksimal.
2. Berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari siapa saja.
Kreatifitas akan menuntun jalan kalian menuju pengenalan dan pemahaman bakat,
menumbuhkembangkan minat, sehingga kalian bisa mengembangkannya agar
bermanfaat untuk hidup kalian.
3. Peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kalian harus jujur mengakui bakat kalian miliki
sekalipun tidak begitu kalian minati. Ketulusan mensyukuri bakat dapat
menumubuhkan minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap
ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat.
Misalnya, kalian semua bisa menulis, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan tulisan
lebih baik daripada yang lainnya. Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka
bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang
kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti energi yang mempunyai kebutuhan.
4. Apabila langkah pertama, kedua, dan ketiga sudah bisa dilaksanakan dengan baik, maka
nilai ulangan dipastikan juga akan lebih baik, karena didukung oleh motivasi yang lahir
dari bakat dan minat tersebut.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa

1. Bakat apa yang kalian miliki?


2. Kendala apa yang kalian alami dalam mengembangkan bakat tersebut?
3. Cara apa yang kalian lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
4. Cara apa yang kalian lakukan untuk semakin mengembangkan bakat?
5. Apa rencana atau harapan masa depan kalian untuk bakat yang dimiliki?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Belajar
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Memantapkan nilai dari cara bertingkah laku yang dapat
diterima pada kehidupan lebih luas.
Topik Bimbingan : Pengaruh lingkungan terhadap kegiatan belajar siswa.
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. Memahami pengaruh lingkungan terhadap kegiatan
belajar,
2. menghindari pengaruh yang tidak baik dari lingkungan,
serta
3. mempraktikkan dan mengembangkan pengaruh
lingkungan untuk kegiatan belajar.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU


Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang pengaruh
lingkungan terhadap kegiatan belajar
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Pengaruh Lingkungan terhadap Kegiatan Belajar Siswa

A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan
proses pendidikan. Menurut Nasution, belajar adalah menambah dan mengumpulkan
sejumlah pengetahuan. Sedangkan menurut Notoatmodjo, belajar adalah proses atau usaha
yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Orang yang belajar dengan
baik nampak dalam hal-hal berikut.
1. Kebiasaan
Contohnya, peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan
penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan
penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan
Contohnya, menulis dan berolahraga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-
keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
3. Pengamatan
Pengamatan, yaitu proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indra-indra secara objectif, sehingga peserta didik mampu mencapai
pengertian yang benar.
4. Berpikir Asosiatif
Berpikir asosiatif, yaitu berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya
menggunakan daya ingat.
5. Berpikir Rasional dan Kritis
Berpikir rasional dan kritis, yaitu menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis.
6. Sikap
Sikap, yaitu kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Apresiasi
Apresiasi, yaitu suatu proses melihat, mendengar, mengahayati, menilai, menjiwai dan
membandingkan atau menghargai suatu karya.
8. Perilaku Afektif
Perilaku afektif, yaitu perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih,
gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya.

B. Pengaruh Lingkungan Belajar


Dalam belajar, diperlukan lingkungan yang baik supaya kegiatan belajar dapat
terlaksana dengan sebagaimana mestinya. Lingkungan belajar adalah tempat
berlangsungnya kegiatan tersebut. Menurut Ki Hajar Dewantara, Lingkungan pendidikan
dibagi menjadi 3 (tiga) sebagai berikut.
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan
dan perkembangan anggota keluarga. Berikut beberapa faktor lingkungan keluarga yang
memengaruhi kegiatan belajar.
a. Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anak memberikan pengaruh yang besar terhadap belajar
anak. Orang tua yang kurang/tidak memerhatikan pendidikan anaknya dapat
menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik dengan cara
memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik karena anak akan berbuat
seenaknya saja. Begitu pula mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu
keras adalah cara mendidik yang juga salah.
b. Relasi Antaranggota Keluarga
Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya. Selain itu, relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga lain pun
turut memengaruhi belajar anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan
anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.
c. Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering
terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang
gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang
belajar. Selanjutnya, agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana
rumah yg tenang dan tenteram.
d. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis, buku, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat
terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
e. Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga memengaruhi sikap anak
dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anak, agar
mendorong semangat anak untuk belajar.
2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung
dan para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah serta nilai-nilai
kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi. Berikut beberapa faktor lingkungan
sekolah yang memengaruhi kegiatan belajar.
a. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.
Guru perlu mencoba metode-metode mengajar yang baru, yang dapat membantu
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
b. Kurikulum
kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
Kurikulum yang tidak baik itu, misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas
kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatian siswa.
c. Relasi Guru dengan siswa
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, maka siswa akan berusaha
mempelajari mata pelajaran yang diberikannya dengan baik.
d. Relasi siswa dengan siswa
Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan, akan
diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya, anak akan menjadi malas untuk masuk
sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari
teman-temannya.
e. Disiplin Sekolah
Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula, karena dapat
memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.
f. Alat Pelajaran
Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
g. Waktu Sekolah
Waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari di mana pikiran masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada
pelajaran.
h. Standar Pelajarn di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran
dii atas ukuran standar. Padahal guru dalam menuntut penguasaan materi harus
sesuai dengan kemampuan siswa.
i. Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi karakteristik mereka masing-
masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap
kelas.
j. Metode Belajar
Siswa perlu belajar teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik,
memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil
belajarnya.
k. Tugas Rumah
Kegiatan anak di rumah bukan hanya untuk belajar, melainkan juga digunakan
untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi
tugas yang harus dikerjakan di rumah.

3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang berpengaruh
besar terhadap perkembangan pribadi anak-anak (siswa). Berikut beberapa faktor
lingkungan masyarakat yang memengaruhi kegiatan belajar.
a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan
pribadinya. Tetapi siswa perluu membatasi kegiatan masyarakat yang diikutinya,
jika perlu memilih kegiatan yang mendukung belajarnya.
b. Media Massa
Contoh media massa adalah radio, TV, surat kabar, buku-buku, dan lain-lain. Media
massa dapat memberi pengaruh baik dan buruk terhadap siswa dan juga terhadap
belajarnya.
c. Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya
daripada yang kita duga.
d. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, dan
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa)
yang berada disitu. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang
terpelajar, baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya akan
membawa pengaruh yang baik bagi siswa. Pengaruh itu akan mendorong siswa
untuk belajar lebih giat lagi.

C. Mempraktikkan dan Mengembangkan Pengaruh Positif Lingkungan yang Lebih Luas


terhadap Kegiatan Belajar
Berikut 2 (dua) faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar.
1. Motivasi belajar berasal dari internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran atas
pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal
untuk menjalani kehidupan.
2. Motivasi belajar dari faktor ekstrnal, dapat berupa rangsangan dari orang lain atau
lingkungan seumurannya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang
bersangkutan.
Dalam mempraktikkan dan mengembangkan pengaruh positif lingkungan yang luas
dalam belajar, diperlukan usaha-usaha yang maksimal dari setiap individu. Usaha yang
harus dilakukan, sebagai berikut.
1. Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar.
2. Belajar apa pun.
3. Belajar dari internet.
4. Bergaul dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif.
5. Cari motivator.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa


1. Ceritakanlah keadaan rumah kalian, apakah mendukung untuk belajar atau tidak?
2. Apa saja gangguan yang muncul ketika kalian belajar di rumah? Jelaskan!
3. Bagaimana selama ini kalian menghadapi gangguan belajar tersebut? Jelaskan!
4. Apa dukungan orang tua kalian ketika kalian sedang belajar di rumah?
5. Hal-hal apa saja yang membuat kalian semangat belajar di rumah?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Belajar
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau karier serta
berperan dalam kehidupan masyarakat.
Topik Bimbingan : Kesadaran dan dorongan kuat untuk menguasai pengetahuan
dan keterampilan yang menjadi program sekolah.
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. Memilih keterampilan di sekolah sesuai dengan minat,
bakat, dan kemampuan, serta
2. memiliki kesadaran dan dorongan kuat untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang menjadi program
sekolah.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang kesadaran dan
dorongan kuat untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang
menjadi program sekolah.
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan
Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Kesadaran dan Dorongan Kuat untuk Menguasai Pengetahuan dan Keterampilan yang
Menjadi Program Sekolah
A. Pengertian Kesadaran Diri dan Dorongan Diri
Kesadaran diri adalah keadaan dimana seseorang bisa memahami dirinya sendiri
dengan setepat-tepatnya. Seseorang disebut memilki kesadaran diri jika ia memahami
emosi dan mood yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi mengenai dirinya sendiri,
dan sadar tentang dirinya yang nyata. Pendek kata, kesadaran diri adalah jika seseorang
sadar mengenai pikiran, perasaan, dan evaluasi diri yang ada dalam dirinya. Manfaat
kesadaran diri sebagai berikut.
1. Memahami diri kita dalam berhubungan dengan orang lain.
2. Mengembangkan dan mengimplementasikan kemampuan diri.
3. Menetapkan pilihan hidup dan karier yang akan dicapai.
4. Mengembangkan hubungan kerja dengan orang lain.
5. Memahami nilai diversity.
6. Meningkatkan produktivitas.
7. Meningkatkan Kemampuan peran dalam organisasi, lingkungan, dan keluarga.
Kesadaran diri sangat penting, oleh karena itu penting sekali bagi siswa untuk bisa
meningkatkan kesadaran diri. Berikut beberapa hal bagi siswa untuk bisa meningkatkan
kesadaran diri.
1. Kenali kekuatan dan kelemahan pribadi.
2. Latih kepekaan untuk memahami situasi.
3. Belajar berkonsentrasi dan bersikap fokus.
4. Selalu mengevaluasi diri dan kondisi di sekitar kalian.
5. Miliki nilai-nilai pribadi sebagai tolok ukur kehidupan.
Apabila sudah melalui fase-fase ini, maka tinggal melihat bakat dan minat yang ada
dalam diri masing-masing dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan yang sudah ada
dalam diri individu.
B. Kesadaran untuk Menguasai Keterampilan dan Pengetahuan yang menjadi Program
Sekolah
Hakikat dari kesadaran diri membangun rasa tanggung jawab. Kesadaran diri berarti
mengetahui dengan tepat apa yang sedang kalian alami. Kesadaran diri menimbulkan
respons dan sikap antisipasi, sehingga kalian mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi
yang sedang dan akan terjadi. Kesadaran diri secara positif membangun sikap tanggung
jawab dalam diri kalian. Kehidupan memiliki 3 (tiga) jenis pintu gerbang yang harus
diwaspadai sebagai berikut.
1. Telinga
Telinga berfungsi untuk mendengar dengan seimbang dan menyimak dengan benar.
Penting sekali untuk menyaring setiap kebenaran informasi yang diterima, karena itu
membentuk penafsiran dan pemahaman terhadap situasi yang terjadi.
2. Mata
Mata berfungsi untuk merekam apa yang dilihat dan menyimpannya ke dalam memori
otak. Pengalaman dan persepsi yang dimiliki segera menyimpulkan informasi tersebut
dan menstimulasi respons kalian.
3. Hati (Sumber Kehidupan)
Hati nurani yang murni memiliki kepekaan intuisi yang kuat untuk merasakan hal-hal
yang tidak ditangkap oleh penglihatan dan pendengaran lahiriah kalian. Hati yang
terjaga dari hal-hal negatif akan memiliki tingkat kesadaran nurani yang tinggi.
Didalam sekolah selain pendidikan formal pada pagi hari, ada juga kegiatan yang
dilaksanakan sore hari sebagai tambahan berupa kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler
yang biasa dilaksanakan di sekolah sebagai berikut.
1. Pramuka. 6. Drum band
2. PKS. 7. Karawitan
3. PMR. 8. Karya ilmiah remaja.
4. Olahraga. 9. Menari
5. TIK. 10.Musik, dan lain-lain.
Sebagai siswa yang memiliki kesadaran tinggi, tentunya kegiatan ini merupakan ajang
untuk meningkatkan kemampuan bakat yang dimiliki. Perlu diketahui bahwa keberhasilan
seseorang bukan hanya didukung dari kemampuan akademik semata, tetapi psikomotorik
atau keterampilan juga menentukan keberhasilan seseorang dalam kehidupannya kelak.
Ciri-ciri siswa yang mempunyai kesadaran untuk mengikuti program sekolah sebagai berikut.
1. Aktif dalam kegiatan OSIS.
2. Rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
3. Senang mendapatkan tugas dari sekolah.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa

1. Bagaimana cara kalian mengelola kelemahan diri tersebut agar tidak menjadi
penghalang dalam hidup kalian?
2. Kegiatan apa saja yang kalian ikuti dalam rangka menambah pengetahuan dan
keterampilan diri?
3. Apa yang menjadi alasan kalian dalam menikuti kegiatan-kegiatan tersebut?
4. Bagaimana sikap kedua orang tua ketika kalian mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?
5. Manfaat apa yang kalian dapatkan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Belajar
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau karier serta
berperan dalam kehidupan masyarakat.
Topik Bimbingan : Memanfaatkan peranan dalam kehidupan masyarakat untuk
pengembangan persiapan karier.
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. Memahami arti peranan, dan
2. memanfaatkan peranan dalam kehidupan bermasyrakat
untuk pengembangan persiapan karier.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU


Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang memanfaatkan
peranan dalam kehidupan masyarakat
untuk pengembangan persiapan karier
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan
Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Memanfaatkan Peranan dalam Kehidupan Masyarakat


untuk Pengembangan Persiapan Karier
A. Definisi Peranan
Peran berbeda dengan peranan. Peran diartikan sebagai status yang melekat pada
diri seseorang, sedangkn peranan bisa diartikan sebagai tingkah laku yang diharapkan dari
seseorang atas kedudukan yang dimiliki atau status yang dimiliki, atau bisa juga diartikan
sebagai kegunaan dari sebuah kedudukan peran.
Contoh, wanita yang sudah menikah memiliki peran sebagai seorang ibu (status
melekat secara otomatis dari seorang wanita yang sudah menikah), sedangkan peranan
sebagai seorang ibu adalah melahirkan anak, mengasuh anak, memasak bagi anak dan
suami, mengatur keuangan belanja, dan lain-lain.
Berdasarkan contoh tersebut, maka jelaslah perbedaan antara peran dengan
peranan. Seseorang dapat berperan lebih dari satu, misalnya peran ibu sekaligus kepala
rumah tangga ktika suaminya meninggal dunia, demikian pula peranan dapat bermacam-
macam, hanya saja tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.
B. Memanfaatkan Peranan dalam Kehidupan Bermasyarakat untuk Pengembangan
Persiapan Karier
Sebagaiman dijelaskan di atas bahwa peranan merupakan tingkah laku yang
diharapkan dari kedudukan seseorang. Karena kedudukan sebagai seorang remaja sekaligus
sebagai seorang pelajar, maka banyak sekali peranan yang haruus dilaksanakan. Namun,
peranan dalam tuntutan masyarakat adalah peranan yang positif dan bisa dibanggakan oleh
keluarga maupun masyarakat. Peranan yang melekat pada diri remaja, misalnya kalian
diberi peran sebagai seksi sosial dalam perkumpulan masyarakat di mana akan dibangun
tempat ibadah di wilayah kalian. Untuk itu, akan banyak manfaat yang bisa diambil dari
peran tersebut. Peranan yang harus kalian laksanakan adalah mencari dana yg maksimal
dengan cara membuat proposal, meminta warga sekita untuk menjadi donatur. Apabila
peran itu sudah dilaksanakan secara baik, maka secara langsung kalian sudah belajar
membuat relasi, belajar berargumentasi, dan juga belajar presntasi, yang semua itu akan
mendukung jika kalian masuk dalam sebuah lingkungan pekerjaan.
Selain itu, banyak lagi peranan-peranan dalam masyarakat yang bisa kalian ambil
manfaatnya secara positif untuk mempersiapkan diri terjun ke dalam kehidupan karier pada
masa yang akan datang. Peranan yang dapat diambil adalah dalam kegiatan-kegiatan gotong
royong, acara organisasi kepemudaan, dan acara-acara lain yang diadakan oleh lingkungan
masyarakat sekitar. Dengan peran yang diambil tersebut, maka kalian akan terbiasa saat
bekerja dengan orang lain sebagai tim, bekerja sendiri sebagai tanggung jawab pribadi, dan
lain-lain.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa

1. Kegiatan apa saja yang pernah atau sedang kalian ikuti?


2. Apa manfaat dari kegiatan yang kalian ikuti untuk diri kalian sendiri?
3. Bagaimana respon orang tua terhadap pilihan kegiatan yang kalian ikuti?
Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Pribadi
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
Topik Bimbingan : Gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan
ekonomi
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. memahami gambaran tentang kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi, serta
2. menyiapkan diri untuk belajar hidup mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU


Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang gambaran
kehidupan mandiri secara emosional,
sosial, dan ekonomi
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Gambaran Kehidupan Mandiri secara


Emosional, Sosial, dan Ekonomi
A. Mandiri secara Emosional, Sosial, dan Ekonomi
Pada dasarnya manusia dituntut untuk bisa mandiri secara emosional dan sosial.
Mandiri secara emosional dan sosial erat kaitannya dengan kecerdasan emosional. Jika
seseorang telah memiliki kecerdasan emosional, maka otomatis yang bersangkutan juga
memiliki sikap mandiri secara sosial. Pengertian kecerdasan emosional sebagai berikut.
1. Kemampuan untuk mengenali perasaan kalian sendiri dan orang lain.
2. Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
3. Kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam hubungannya
dengan orang lain.
Kecerdasan emosional ditandai oleh beberapa aspek berikut.
1. Kesadaran diri.
2. Mampu mengelola emosi.
3. Mampu memanfaatkan emosi secara produktif.
4. Mempunyai empati yang tinggi dan mampu membina hubungan dengan orang lain.
5. Kemampuan individu untuk mengelola perasaan atau emosi dalam hubungannya
dengan orang lain, sehingga dapat membimbing pikiran dan tindakan individu yang
bersangkutan.
Dalam hal ini, mandiri secara sosial terletak pada kemampuan untuk membina
hubungan dengan orang lain secara efektif dan mempunyai rasa empati yang tinggi
terhadap lingkungan sekitar.
Mandiri secara ekonomi lebih diutamakan pada tingkat remaja akhir, dimana remaja
akhir khususnya pada perempuan, banyak yang sudah menikah. Misalnya di daerah-daerah
pesisir, maupun komunitas-komunitas tertentu pada suatu wilayah. Bagi remaja pada
umumnya, pemahaman untuk mandiri secara ekonomi lebi dititik beratkan pada bagaimana
kehidupan keluarga yang sudah mandiri secara ekonomi atau mencukupi kebutuhannya
sendiri. Untuk remaja sekolah, mandiri ekonomi lebih ditujukan pada pertanggungjawaban
atas uang yang diberikan oleh orang tua untuk hal-hal tertentu yang ada hubungannya
dengan biaya sekolah dan lainnya.
B. Ciri-ciri Mandiri secara Emosional, Sosial, dan Ekonomi
Banyak ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosi dan sosial yang tinggi. Ciri-
ciri tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut.
1. Kesadaran Diri
Berikut beberapa ciri orang yang memiliki kesadaran diri.
a. Perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri.
b. Lebih mampu mengenali perasaan.
c. Memahami perasaan dan tindakan
2. Mengelola Emosi
Berikut beberapa ciri orang yang dapat mengelola emosi.
a. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah.
b. Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat.
c. Perasaan yang positif tentang dirinya sendiri, orang lain, dan keluarga.
d. Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa.
e. Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan.
3. Memanfaatkan Emosi secara Produktif
Berikut beberapa ciri orang yang dapat memanfaatkan emosi secara produktif.
a. Lebih bertanggug jawab.
b. Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh
perhatian.
4. Empati
Berikut beberapa ciri orang memiliki sikap empati.
a. Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain.
b. Bisa memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.
c. Lebih baik dalam mendengarkan orang lain.
5. Membina Hubungan
Berikut beberapa ciri orang yang dapat membina hubungan dengan baik.
a. Meningkatkan kemampuan menganalisis dan memahami hubungan.
b. Lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan.
c. Lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan.
d. Lebih tegas dan terampilan dalam berkomunikasi.
e. lebih mudah bergaul dan terlibat dengan orang lain.
f. Lebih suka berbagi rasa, bekerja sama, dan menolong.
g. Lebih domokratis dalam bergaul dengan orang lain.
Berikut ciri sikap hidup mandiri secara ekonomi.
1. Mampu mencukupi kebutuhan hidup sendiri tanpa menggantungkan kepada orang lain.
2. Mempunyai penghasilan yang tetap, di mana hasil tersebut cukup untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya.
C. Tuntutan Mandiri secara Emosional, Sosial, dan Ekonomi pada Siswa Sekolah
Sikap hidup mandiri yang berkaitan dengan tugas perkembangan sebagai remaja
adalah pada usia remaja perlu dituntut untuk belajar memulai hidup secara mandiri, baik
mandiri emosional, sosial, maupun ekonomi. Hal ini diperlukan ketika tuntutan kemandirian
tersebut datang, siswa sudah siap dan tidak ketinggalan tugas perkembangannya.
Sikap hidup mandiri juga penting diterapkan siswa dalam kehidupan di sekolah,
sehingga pergaulan yang dilakukan menjadi lebih positif, ditandai dengan hubungan yang
toleran, bertanggung jawab, adanya perasaan saling menghargai, dan mempunyai
hubungan emosi yang dekat di antara sesama teman.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa


1. Menurut kalian, apakah kalian sudah mandiri secara emosi, sosial, dan ekonomi?
Berikanlah penjelasan dan alasannya!
2. Jika belum sepenuhnya, usaha apa yang akan kalian lakukan untuk semakin mandiri
dalam hal emosi, sosial, dan ekonomi?
3. Manfaat atau hikmah apa yang bisa kalian ambil dari kegiatan ini?
4. Rencana ke depan apa yang akan kalian lakukan untuk semakin tumbuh menjadi pribadi
yang lebih baik?
5. Berilah penilaian kalian secara pribadi tentang kemandirian emosi, sosial, dan ekonomi
diri kalian sendiri!

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang
RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN
(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Pribadi
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
Topik Bimbingan : Mewujudkan sikap dalam hubungan sosial untuk mencapai
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. mewujudkan sikap mandiri secara emosional, sosial, dan
ekonomi, serta
2. mempraktikkan diri untuk belajar hidup mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang hubungan sosial
untuk mencapai kehidupan mandiri
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Hubungan Sosial untuk Mencapai Kehidupan Mandiri


A. Hubungan Sosial
Hubungan sosial yang berarti suatu kegiatan yang menghubungkan kepentingan
antarindividu, individu dengan kelompok, atau antarkelompok baik secara langsung maupun
tidak langsung yang dapat menciptakan rasa saling pengertian dan kerja sama yang cukup
tinggi, keakraban, keramahan, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan antara
individu, kelompok suku maupun bangsa.
Dalam kaitannya dengan mewujudkan sikap mandiri secara emosional maupun sosial
dan juga ekonomi, hubungan sosial juga berpengaruh. Hal ini disebabkan perilaku manusia
didasari oleh pengaruh dari dalam dirinya sendiri dan juga pengaruh yang berasal dari orang
lain atau lingkungan.
B. Hubungan Sosial untuk Mencapai Kemandirian secara Emosional dan Ekonomi
Dalam berhubungan sosial akan ada kaidah-kaidah atau tata krama yang di dalamnya
akan mendorong untuk bertindak maupun tidak bertindak terhadap suatu masalah, karena
masalah tersebut sudah ada yang mengaturnya. Misalnya kalian melihat siswa kelas lain
yang marah-marah dan mengumpat pada seseorang bahkan mungkin akan terjadi
perkelahian, yang seharusnya kalian lakukan adalah menyampaikan masalah tersebut
kepada ketua STP2K-nya, agar permasalahan itu segera ditengahi oleh STP2K selaku petugas
yang mengurusi kedisiplinan siswa di sekolah.
Dalam hubungan sosial, banyak nilai yang dapat kalian ambil sebagai pembelajaran.
Berikut ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan, kaitannya dengan kemandirian
emosional.
1. Kesadaran diri 4. Empati
2. Mengelola emosi 5. Membina hubungan
3. Memanfaatkan emosi secara produktif
C. Praktik Mengelola Emosi dalam Kegiatan Sosial
Berikut beberapa praktik mengelola emosi dalam kegiatan sosial.
1. Membuka Hati
Membuka hati merupakan langkah pertama yang harus dilakukan karena hati
merupakan pusat emosi. Hati dapat merasakan kedamaian saat seseorang bahagia
maupun gembira dan hati juga dapat merasakan ketidaknyamanan ketika sedang
sakit, sedih, atau juga marah.
2. Menjelajah atau Menganalisis Emosi
Menjelajah atau menganalisis emosi, merupakan langkah kedua setelah membuka
hati. Langkah ini dilakukan dengan berlatih menemukan dan mengetahui apa yang
dirasakan, seberapa kuat, dan apa alasan yang mendasarinya.
3. Mengambil Tanggung Jawab
Mengambil tanggung jawab merupakan langkah untuk memperbaiki dan merubah
kerusakan hubungan. Seringkali ketika terjadi masalah dengan orang lain, maka akan
sulit penyelesaian masalahnya jika tidak ada tanggung jawab untuk menyadari
kesalahan, menerima pengakuan, dan menerima permintaan maaf.
Apabila sudah dilaksanakan hal tersebut, maka kemandirian dalam hal emosional, sosial,
maupun ekonomi akan bisa dicapai. Sebagai siswa, sikap ini dapat diaplikasikan dalam
kehidupan di rumah maupun sekolah.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa


1. Sudahkah kalian mewujudkan sikap sosial yang berhubungan dan bermanfaat dengan
kemandirian emosi, sosial, dan ekonomi?
2. Berdasarkan pengalaman pribadi kalian, sikap tersebut bisa dilakukan karena adanya
sikap apa saja?
3. Bagaimana dukungan orang tua kalian terhadap sikap kalian tersebut?
4. Berdasarkan pengalaman kalian, sudahkah kalian menemukan manfaat dari hubungan
sosial yang mewujudkan kemandirian emosi, sosial, dan ekonomi? Sebut dan jelaskan!
5. Rencana pribadi apa yang akan kalian lakukan untuk mewujudkan sikap tersebut dalam
kehidupan sehari-hari?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Pribadi
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
Topik Bimbingan : Belajar menabung sebagai wujud kemandirian ekonomi siswa
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. mempraktikkan diri untuk belajar hidup mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi, serta
2. memahami pengertian dan manfaat menabung untuk
persiapan masa depan.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang belajar
menabung sebagai wujud kemandirian
ekonomi siswa
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Belajar Menabung sebagai Wujud


Kemandirian Ekonomi Siswa
A. Pengertian Mandiri
Mandiri adalah mampu melakukan hal yang bisa dilakukan sendiri dengan baik tanpa
membebani atau tergantung dengan orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial akan
membutuhkan orang lain untuk melajutkan hidup. Terlepas dari itu, manusia perlu hidup
mandiri guna bertahan dalam menghadapi kerasnya hidup sehingga nantinya tidak perlu
tergantung dengan bantuan orang lain. Jika kemandirian bisa dipupuk sejak dini, maka akan
meningkatkan mutu hidup dan pada akhirnya memperkukuh fondasi bangsa.
1. Mandiri secara Emosional
Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita sering menyebut emosi yang muncul
dalam diri kita dengan berbagai nama seperti perasaan sedih, gembira, kecewa, semangat,
marah, benci, dan cinta. Sebutan tersebut berpengaruh terhadap pikiran kita dan tingkah
laku kita. Seorang siswa yang perasaannya senang, berpikiran tenang akan berperilaku lebih
baik dari seorang siswa yang perasaannya jengkel dan pikirannya kalut. Oleh sebab itu kita
perlu memahami perasaan (emosi) diri kita sendiri dan perasaan (emosi) orang lain. Dengan
begitu antara pribadi dan orang lain akan tercipta rasa saling memahmi dan saling
menghargai.
2. Mandiri secara Sosial
Sosial adalah hubungan atau pergaulan yang satu dengan yang lainnya (sesama
manusia). Dengan demikian antara orang yang satu dengan yang lain ada ketergantungan.
Sebagai siswa, kemandirian sosial harus ditumbuhkan di sekolah terutama dalam satu ruang
kelas yang dihuni.
3. Mandiri secara Ekonomi
Ekonomi adalah kebutuhan hidup, biaya yang harus dipenuhi setiap orang. Mandiri
secara ekonomi, artinya harus bisa mengatur, memenuhi, mengatasi masalah ekonomi
sendiri yang diharapkan tidak bergantung dengan orang lain.
B. Menabung
Untuk melatih siswa menjadi pribadi yang hemat, tidak konsumtif, dan memikirkan
hari depan maka diperlukan usaha-usaha di sekolah, di masyarakat, maupun di rumah.
Usaha tersebut adalah dengan cara menabung. Menabung merupakan salah satu contoh
kemandirian secara ekonomi. Menabung adalah menyisihkan sebagian dari rezeki atau uang
yang kita miliki untuk disimpan dan dipergunakan jika sewaktu-waktu ada kebutuhan yang
mendadak.
Berikut tujuan menabung bagi siswa atau remaja.
1. Belajar untuk bertanggung jawab mengelola uang saku yang diberikan orang tua.
2. Belajar untuk hidup hemat atau tidak boros.
3. Membiasakan diri untuk tidak berperilaku konsumtif, artinya apa yang kita miliki saat
ini dihabiskan saat ini pula.
4. Belajar untuk mengatur antara pendapatan dan pengeluaran.
5. Untuk melatih anak agar pada kehidupan yang sesungguhnya bisa menabung dengan
baik.
Selain manfaat diatas, berikut akibat negatif dari orang yang tidak terbiasa
menabung.
1. Tidak mempunyai cadangan keuangan.
2. Cenderung mempunyai pola hidup konsumtif.
3. Cenderung bersifat boros.
4. Cenderung lebih banyak mempunyai utang jika ada kebutuhan mendadak.
5. Tidak bisa mengelola keuangan dengan baik.
Menabung dapat dilakukan disekolah, di rumah, maupun tempat yang sah untuk
menabung (bank). Berikut cara yang dapat dilakukan oleh siswa dalam menabung.
1. Masing-masing siswa melihat uang saku yang diberikan oleh orang tua pada setiap
pagi.
2. Masing-masing siswa mencoba untuk membelanjakan sebagian uang sakunya.
3. Sebagian uang sisa belanja tersebut digunakan untuk persiapan hari depan
(ditabung).
4. Apabila uang saku dari orang tua pas-pasan, yang dapat dilakukan adalah tetap
menabung hanya pada saat siswa tidak membelanjakan uang sakunya.
5. Walaupun demikian, untuk melatih menabung harus dipaksakan dari diri pribadi
siswa masing-masing.
Beberapa hal yang disampaikan tersebut, jika dapat dilaksanakan oleh siswa secara
baik dan sungguh-sungguh, maka kemungkinan siswa tersebut akan lebih berhasil dalam
mengelola keuangan, baik keuangan pribadi maupun keuangan lainnya yang dipercayakan
kepadanya. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa menabung adalah sebuah
kebutuhan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang, mengingat manfaat yang begitu
besar dari menabung.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa


1. Rencana apa yang akan kalian lakukan mengenai sikap menabung setelah kegiatan hari
ini?
2. Bagaimana cara kalian kelak mengatasi kendala ketika menabung?
3. Rencana mengenai hasil tabungan kalian akan dipakai untuk apa?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian

LEMBAR REFLEKSI DIRI


Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

RENCANA PELAKSANAAN LANJUTAN


(RPL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kota Jambi


Sasaran Layanan/Semester : Kelas VII/Genap
Jenis Bimbingan : Bimbingan Sosial dan Belajar
Jenis Layanan : Layanan Informasi
Fungsi Layanan : Layanan Pemahaman
Subtugas Perkembangan : Mengenal sistem etika dan nilai pedoman hidup sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara.
Topik Bimbingan : Etika dan moral dalam masyarakat
Tujuan Pembelajaran : Diharapkan siswa dapat:
1. memahami pengaruh sistem etika dan nilai bagi
pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyrakat, dan
warga negara dalam kegiatan, serta
2. memahami aspek-aspek sistem etika dan nilai bagi
pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat,
dan warga negara dalam kegiatan belajar.
Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas
Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit
Metode : Diskusi dan Penugasan
Media dan Alat : Papan tulis, spidol, buku panduan BK
Uraian Kegiatan/Skenario :

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU


Pembukaan  Salam
 Menanyakan kabar
 Kontrak layanan (kesempatan layanan), 5’
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
 Ice breaker (berbagai macam variasi).
Kegiatan Inti  Peserta didik mendengarkan penjelasan
materi dari guru
 Guru membagi kelas menjadi beberapa 30’
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan materi yang
diberikan
 Setiap kelompok diberi tugas
mendiskripsikan tentang etika dan moral
dalam masyarakat
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas secara
bergantian, kelompok yang lain
memberikan tanggapan.
Penutup  Guru memberikan kesimpulan materi
 Evaluasi: Refleksi hasil, setiap peserta 5’
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan

Rencana Penilaian
 Laiseg : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
(understanding) pemahaman peserta didik terhadap cara
mewujudkan hubungan sosial dengan baik dan benar
(comfortable) perasaan yang dialami peserta setelah
menerima layanan informasi tentang mewujudkan hubungan
sosial (action) rencana tindakan yang akan diambil peserta
didik setelah menerima layanan ini.
 Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu
sampai 1 bulan). Peserta didik dapat mewujudkan hubungan
sosial dengan baik dan benar.
 Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester
sampai 1 tahun). Peserta didik dapat menjalankan agama
dengan baik dan benar.

Catatan khusus : ..................................................................................................

Mengetahui, Jambi, 02 Januari 2018


Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Dr. Hj. Asmiyati, M.Pd Tri Andar Nila, S.Pd


NIP. 19630312 198501 2 001

Lampiran-lampiran
1. Uraian Materi
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Penilaian

Lampiran 1: Uraian Materi

Etika dan Moral dalam Masyarakat


A. Definisi Etika dan Moral
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani Kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’, yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya, yaiyu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti, yaitu tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan,
sikap, dan cara berpikir, sedangkan arti ta etha, yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak
inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika dan oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata) etika mempunyai arti,
yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etiket
(Belanda), yaitu secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang)
yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu. Etiket (Prancis), yaitu adat
sopan santun atau tata krama yang harus selalu diperhatikan dalam pergaulan agar
hubungan selalu baik.
Istilah moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral, yaitu mos,
sedangkan bentuk jamaknya, yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti sama, yaitu
kebiasaan atau adat. Jika kalian membandingkan dengan kata etika, maka secara etimologis
kata etika sama dengan kata moral karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti
kebiasaan atau adat. Dengan kata lain, jika arti kata moral sama dengan kata etika, maka
rumusan arti kata moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, sedangkan yang
membedakan hanya bahasa asalnya saja, yaitu etika dari bahasa Yunani dan moral dari
bahasa Latin. Jadi, jika kalian mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak
bermoral, maka kalian menganggap perbuatan orangg itu melanggar nilai-nilai dan norma-
norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Moralitas (dari kata sifat latin moralis)
mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral, hanya ada nada lebih abstrak.
Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau
baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan
nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
B. Pengaruh Sistem Etika dan Nilai Bagi Pedoman Hidup sebagi Pribadi
Etika sebagai seorang pelajar yang paling utama adalah belajar. Namun juga ada
tambahan, misalnya hormat kepada guru, menaati tata tertib sekolah, menghargai teman,
dan lain-lain.
Dalam bab inni yang diutamakan adalah etika dalam belajar, menyangkut tata cara
belajar yang baik untuk menunjang keberhasilan siswa. Etika belajar yang baik sebagai
berikut.
1. Jadikan waktu belajar di kelas adalah waktu yang terbaik untuk belajar.
a. Siapkan materi sebelum pelajaran dimulai. Jika hanya punya waktu sedikit untuk
membaca seluruh bahan materi, banyaklah bertanya. Ulang sekilas materi terakhir
supaya tidak banyak termenung saat guru menerangkan materi baru.
b. Dengarkan dengan serius apa yang dijelaskan guru dan cobalah mengulang kembali
materi yang baru didapat dengan bahasa kalian sendiri. Metode ini baik untuk
mencegah sistem belajar kebut semalam, karena materinya akan lama tersimpan di
otak kalian.
2. Buat daftar harian.
a. Tulis secara singkat 5 tugas yang harus dikerjakan, baik urusan sekolah atau pribadi,
berurut dari yang terpenting.
b. Buat juga daftar agenda yang bisa dikerjakan hari ini, misalnya membaca 5 halaman
pelajaran Biologi.
3. Rencanakan jadwal mingguan.
a. Buat agenda mingguan yang berisi jadwal pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler atau les
tambahan, tugas rumah, tidur, dan makan. Tulis semuanya supaya terlihat urutan
waktunya. Jangan lupa sisakan baris kosong untuk kegiatan mendadak muncul
dikemudian hari.
b. Usahakan waktu belajar selama dua jam per satu hari untuk pelajaran sekolah.
4. Gunakan waktu siang kalian sebaik mungkin.
a. Di sekolah kalian bisa membaca terlebih dahulu materi pelajaran sebelum guru
masuk kelas. Begitu juga sesudah pelajaran selesai, buatlah ringkasan kecil tentang
materi baru. Supaya mudah diingat, tulis materi tersebut dalam kartu-kartu kecil,
atau tempat lain yang mudah dibaca kembali.
b. Atur waktu belajar sebanyak mungkin ketika hari masih terang. Usahakan cari
tempat belajar yang sunyi atau tidak berisik supaya kalian dapat berkonsentrasi.
5. Buat kalender semester pribadi.
a. Beri tanda-tanda khusus di kalender dinding atau meja setiap tanggal-tanggal
khusus, misalnya tanggal ujian atau kenaikan kelas.
b. Tulis semua tanggal khusus tersebut beserta kegiatannya dalam kalender kecil yang
bisa dibawa ke mana saja. Contohnya, buku agenda harian atau daily planner.
6. Kerjakan sebisa mungkin.
Jika ada perlengkapan belajar yang tidak dimiliki, cari alat lain yang hasilnya sama
supaya tidak jadi penghambat. Usahakan bekerja sebaik mungkin sesuai kemampuan,
tidak perlu sempurna 100%, yang penting dicoba dulu.
7. Konsentrasi dan fokus.
Pada setiap kegiatan, usahakan tetap fokus dan konsentrasi pada materi yang sedang
diikuti, misalnya dengan bersikap aktif. Supaya aliran darah tetap berjalan lancar,
istirahatlah selama 5 – 10 menit, setiap 30 – 40 menit sekali.
8. Jalan lurus sesuai jadwal rencana kalian.
Mulailah berkata ‘tidak’ pada hal-hal yang dapat merusak alur rencana.
9. Tetapkan batas waktu untuk segala rencana atau cita-cita kecil kalian.
Jika berhasil, berikan penghargaan atas jerih payah kalian.
10. Hargai diri sendiri dengan membuat rencana, jadwal, dan cita-cita yang sesuai dengan
kondisi pribadi.
C. Memahami Aspek-aspek Sosial dalam Sistem Etika dan Pedoman Hidup sebagai
Pribadi, Anggota Masyarakat, dan warga Negara dalam Kegiatan Belajar
1. Etiket menyangkut cara (tata cara) suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia.
Misalnya ketika menyerahkan sesuatu kepada orang lain, harus menyerahkannya
dengan menggunakan tangan kanan. Jika menyerahkannya dengan tangan kiri, maka
dianggap melanggar etiket.
2. Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri. Misalnya, dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa
izin, karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan
mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan
apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
3. Etika hanya berlaku dalam situasi di mana kalian tidak seorang diri (ada orang lain di
sekitar kalian). Jika tidak ada orang lain di sekitar kalian, atau tidak ada saksi mata,
maka etiket tidak berlaku. Misalnya, ketika sedang makan bersama teman sambil
meletakkan kaki di atas meja makan, maka dianggap melanggar etiket. Tetapi, jika
sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka dianggap melanggar etiket.
Tetapi, jika sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka tidak melanggar
etiket jika makan dengan cara demikian.
4. Etika selalu berlaku, baik sedang sendiri atau bersama orang lain.
Misalnya, larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri maupun ada orang
lain. Atau barang yang dipinjam harus selalu dikembalikan meskipun yang punya
barang sudah lupa. Etika bersifat relatif, yang dianggap tidak sopan dalam satu
kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misalnya, makan
dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
5. Etika bersifat absolut.
“Jangan mencuri” dan “jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang
tidak bisa ditawar.
6. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misalnya, bisa saja
orang tampil sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi
di dalam penuh kebusukan.
7. Etika memandang manusia dari segi dalam.
Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti
orang yang sungguh-sungguh baik.

Lampiran 2: Lembar Kerja Siswa

1. Selama ini, apakah kalian sudah menjaga etika dan moral? Jelaskan beserta contohnya!
2. Selain etika dalam masyarakat, sudahkah kalian menjaga etika dalam belajar? Jelaskan
beserta contohnya!
3. Apa kendala yang kalian temui saat menjalankan etika?
4. Apa usaha yang kalian lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
5. Apa manfaat yang kalian peroleh dengan menjaga etika dan moral?

Lampiran 3: Instrumen Penilaian


LEMBAR REFLEKSI DIRI

Pilihlah dengan cara mencentang (√) jawaban “YA” apabila anda setuju dan jawaban
“TIDAK” apabila anda tidak setuju

REFLEKSI YA TIDAK
Saya merasa sangat perlu dengan materi ini

Menurut saya materi ini sangat menarik

Saya sangat memahami materi yang telah diberikan

Saya merasa sangat perlu bantuan dari guru BK untuk


mewujudkan hubungan sosial sesuai kaidah ajaran
agama

Pedoman Penilaian

Kriteria Kategori
67% - 100% pilihan ya Baik
34% - 66% pilihan ya Cukup
0% - 33% pilihan ya Kurang

Anda mungkin juga menyukai