PT 03 2010 PDF
PT 03 2010 PDF
IRIGASI
PERSYARATAN TEKNIS
BAGIAN
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
PT – 03
Contoh Pengajuan Tender 2
1. PENDAHULUAN
3 PENYELIDIKAN LABORATORIUM
3.1 Penelitian Material Pondasi .............................................. 46
3.1.1 Sifat-sifat indeks .................................................. 46
3.1.2 Sifat-sifat teknik ................................................... 47
3.2 Penelitian Bahan Timbunan (lempung, pasir dan kerikil)..... 47
3.2.1 Sifat-sifat indeks .................................................. 47
3.2.2 Sifat-sifat teknik ................................................... 48
3.3 Penelitian Bahan Beton (batu, pasir) ................................ 48
3.3.1 Pengujian Bahan batu........................................... 49
3.3.2 Metode Pengujian / Tes ........................................ 49
3.4 Pengujian Bahan Tanah .................................................. 50
3.4.1 Contoh tanah terganggu dari lubang bor ................ 50
3.4.2 Contoh tanah tak terganggu dari sumuran uji ......... 50
3.4.3 Contoh tanah terganggu ....................................... 51
3.4.4 Contoh tanah meruah terganggu ........................... 51
3.4.5 Metode dan persyaratan uji tanah ......................... 52
3.5 Penelitian bahan pasir dan kerikil ..................................... 52
3.5.1 Metode................................................................ 52
3.5.2 Jumlah sumuran uji .............................................. 53
3.5.3 Pengujian bahan pasir dan kerikil .......................... 53
3.5.3.1 Pengujian bahan pasir............................. 53
4. PELAPORAN
4.1 Isi Laporan .......................................................... 54
4.2 Kesimpulan dan saran .......................................... 54
4.3 Lampiran ............................................................. 55
1. PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Persyaratan teknis merupakan bagian dari dokumen tender (lelang)
pengadaan jasa konsultan, yang menetapkan teknik-teknik dan
penyelidikan-penyelidikan yang harus dilakukan, diperlukan hasil-hasil
penyelidikan pendahuluan dan pemeriksaan lapangan.
Sebaiknya persyaratan teknis merupakan hasil kerja sama yang
melibatkan ahli irigasi dan geoteknik yang hadir selama diadakannya
kunjungan lapangan.
Persyaratan Teknis yang disajikan di sini meliputi serangkaian teknik-
teknik penyelidikan lapangan, metode-metode penyelidikan di tempat,
prosedur pengambilan contoh/sample dan syarat-syarat penyelidikan di
laboratorium.
Persyaratan teknis untuk pengukuran gempa tidak termasuk di sini.
Pengukuran ini sangat bergantung kepada kondisi setempat dan tujuan
pengukuran.
Persyaratan teknis hanya merupakan salah satu bagian dari seluruh
dokumen lelang/kontrak penyelidikan lapangan.
Bagian lainnya, yang juga amat penting, adalah Persyaratan Umum
Kontrak. Semuanya saling melengkapi. Oleh karena itu, ada beberapa
ketentuan umum penting yang ikut dicantumkan dalam bagian 1. Agar
lebih lengkap, pada lampiran diberikan “Persyaratan Umum Kontrak
untuk Penyelidikan Geoteknik”.
1.2. Tujuan
Tujuan pekerjaan yang dimaksud adalah untuk mengetahui keadaan
geologi dan aspek geoteknik lokasi rencana bangunan-bangunan yang
direncanakan, daerah genangan, borrow area dan quarry secara lebih
detail. Tujuan yang hendak dicapai dalam penyelidikan geologi teknik ini
adalah untuk mengetahui parameter tanah dan batuan sebagai dasar
untuk menentukan lokasi poros bangunan yang secara geologi
memenuhi syarat paling baik, menentukan kedalaman pondasi dan
menentukan kuantitas serta kualitas bahan timbunan secara rinci serta
pengaruh lain seperti patahan dan kegempaan yang dapat
mempengaruhi kestabilan dari bangunan yang akan direncanakan.
Bangunan-bangunan pokok dalam jaringan irigasi terdiri dari:
1. bangunan utama (bendung/dam)
2. tanggul penutup
3. bangunan pengambilan
4. saluran dan bangunan-bangunannya
5. terowongan
6. waduk
7. lain-lain
1.3.4 Laporan
Laporan yang harus dibuat adalah :
1. 3 (tiga) kopi laporan kemajuan pekerjaan I dan II
2. 3 (tiga) kopi laporan bulanan
3. 5 (lima) kopi konsep (draft final)
4. 10 (sepuluh) kopi laporan akhir dan soft file
5. Foto-foto/slide dokumentasi penyelidikan
Gambar-gambar menunjukkan seluruh pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Lokasi yang tepat, jumlah dan kedalaman rencana untuk
lubang yang akan dibor serta sumuran uji yang akan digali, bergantung
kepada hasil-hasil yang diperoleh selama berlangsungya eksploitasi dan
akan ditentukan oleh geoteknik selama berlangsungnya pekerjaan
tersebut.
a. Gambar No…………..
b. Gambar No…………..
1.7 Pematokan
1.8 Program
Pelaksana Pekerjaan akan menyerahkan suatu program yang
menunjukkan urut-urutan pelaksanaan penyelidikan dan metode
pelaksanaan yang akan di tempuh. Program ini menunjukkan kegiatan-
kegiatan untuk setiap pekerjaan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya. Waktu maksimum yang diusulkan tidak boleh
melebihi waktu maksimum yang ditentukan dalam kontrak.
1.9 Staf
Pelaksana Pekerjaan akan selalu mempekerjakan di lapangan tenaga-
tenaga ahli pemboran dan asistennya, ahli sondir dan asistennya serta
staf pengawas yang berpengalaman, tertib, ahli dan dalam jumlah yang
cukup termasuk ahli geologi yang mengawasi jalannya pemboran dan
pengujian-pengujian di saat pemboran (SPT dan test air serta
pengambilan contoh tanah tidak terganggu), sondir, pemboran tangan,
b. Demobilisasi
Demobilisasi akan meliputi pemindahan semua instalasi, peralatan,
personel, dan bahan dari lokasi setelah pekerjaan selesai dan
pelaksanaan pekerjaan telah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan. Lokasi
ditinggalkan dalam keadaan bersih serta memuaskan pihak Pemberi
Pekerjaan.
1.13 Peralatan
Pelaksana Pekerjaan akan menyerahkan daftar peralatan yang akan ia
gunakan untuk melaksanakan pekerjaan, misalnya :
1. Alat-alat pemetaan geologi permukaan;
Palu, Kompas Geologi, dll ……..unit
2. Pemboran, inti; Tipe ……..unit
3. Tes Penetrasi Standar (S.P.T); Tipe; …… unit
4. Permeabilitas, packer; ……..unit
5. Peralatan pengambil contoh ……..unit
6. Sondir; Tipe ……..unit
7. Pemboran Tangan ...... unit
8. Alat-alat pengukuran; Tipe ….; ……..unit
9. Alat geolistrik/seismic; Tipe …..; ……..unit
10. Lain-lain
1.15 Subkontrak
Pelaksana Pekerjaan tidak akan mensubkontrakkan seluruh pekerjaan
penyelidikan. Kecuali bila disebutkan di dalam Kontrak dan ada izin
tertulis dari Pemberi Pekerjaan. Izin demikian, jika tenyata diberikan,
tidak akan membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari semua tanggung
jawab atau kewajiban yang sudah tertera di dalam Kontrak, dan ia akan
bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh sub
Pelaksana Pekerjaan.
2.1.3 Prosedur
a. Keadaan geomorfologi
b. Penyebaran satuan-satuan batuan (litologi), yang termasuk batu
maupun tanah harus dengan jelas dibedakan, misalnya batuan dasar,
tanah penutup, tingkat pelapukan dan lain-lain, sifat fisik, tekstur,
c. Sementasi dan jenis batuannya.
d. Kekerasan batuan harus dideskripsikan berdasarkan derajat
kekerasan batuan secara kualiatif untuk kepentingan teknik sipil.
e. Untuk tanah kohesif digunakan lambang OH (overburden hardness),
sedangkan untuk kekerasan batuan digunakan lambang RH (rock
hardness).
f. Klasifikasi kekerasan menurut Gikuchi dan Saito
g. Untuk derajat pelapukan batuan dipergunakan klasifikasi Gikuchi dan
Saito
h. Klasifikasi tanah sebaiknya dipakai berdarkan Unified Soil
Classification.
i. Struktur geologi: jurus, kemiringan perlapisan, kekar, patahan.
j. Stratigrafi: urutan-urutan dari satuan batuan secara vertikal
berdasarkan pembentukkannya, sesuai dengan sejarah geologinya.
k. Gejala-gejala lainnya: longsoran kegempaan air tanah dan lain- lain.
g. Larutan HCL
h. Kantong contoh
i. Alat tulis dan lain-lain.
2.2 Pemboran
Pemboran yang disyaratkan untuk penyelidikan geologi teknik adalah
pemboran dengan cara pemboran inti bermesin (Rotary core drilling).
Pemboran ini dilaksanakan dengan jalan memutar stang bor beserta
tabung pengambil contoh dengan mesin sebgai penggerak.
2.2.8 Deskripsi
Ahli geologi dari pihak Pelaksana Pekerjaan harus memeriksa semua inti
yang telah diperoleh, membuat deskripsi mengenai sifat-sifat litologi
contoh tersebut serta semua informasi selama pemboran dilaksanakan,
serta membuatnya ke dalam log bor.
2.2.9 Log bor
Diskripsi contoh-contoh batuan hasil pemboran harus dimasukkan ke
dalam kolom tertentu (log bor) dan membuat nama proyek, lokasi
proyek, nomor lubang bor, tanggal, elevasi, koordinat titik bor, muka air
tanah,tanggap pemboran, kedalaman pemboran setiap harinya, formasi
batuan/tanah, nama batuan/tanah, pelapukan batuan, kekerasan
batuan, core shape, core recovery, deskripsi, satuan batuan, RQD,
kofisien permeabilitas/lugeon, SPT, air pembilas, type core barrel dan
pipa pelindung.
Deskripsi dilakukan oleh ahli geologi dan penamaan satuan batuan dan
simbol-simbol harus mengikuti standar/klasifikasi yang sudah ditentukan
sebagai berikut:
TANAH : UNIFIED SOIL CLASSIFICATION
BATUAN : TEKSTUR, KOMPOSISI MINERAL, NAMA BATUAN
PELAPUKAN : DERAJAT PELAPUKAN Gikuchi dan Saito
SKALA KEKERASAN BATUAN Gikuchi dan Saito
b. AASHO T.225 – 68
c. BS - 4019
d. SNI 03-2436-1991(sedang direvisi)
2.3.1 Umum
Tes penetrasi standar dilakukan untuk memperoleh “harga – N” dan
contoh lapisan tanah yang representatif. Harga – N dipakai untuk
membuat perkiraan kondisi lapisan tanah bawah sehubungan dengan
daya dukung untuk perhitungan perencanaan pondasi. Pelaksanaan
pengujian berdasarkan ASTM D-420 dan 1586-84.
Harga – N didefinisikan sebagai jumlah pukulan dengan palu seberat
63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 75 cm, untuk memasukkan alat
pengambil contoh sedalam 50 cm ke dalam tanah.
Tes ini umumnya dilakukan dengan interval kedalaman 2 meter dan atau
di tiap-tiap pengantian bahan pada lapisan tanah.
2.3.2 Peralatan
a. DRIVE HAMMER ASSEMBLY
Palu: seberat 63,5 kg.
Pipa pemandu: panjang secukupnya untuk memungkinkan palu jatuh
bebas dari ketinggian 75 cm.
Topi lindung (knocking head) seperti pada Gambar 1 Tali kawat dan
seterusnya.
b. BATANG BOR
Diameter: 40,5 mm atau 42 mm.
c. ALAT PENGAMBIL CONTOH SPLIT SPOON
Diameter luar: 2” dan diameter dalam 1 3/8”. Panjang 50 cm,
d. LAIN – LAIN
Alat penutup contoh transparan yang kedap udara (kantong plastik),
lembar data dan lain-lain.
2.3.3 Metode
2.4.2.2 Peralatan
Dibawah ini disebutkan alat-alat yang akan dipakai untuk menguji.
Sebelum mulai dipakai peralatan itu harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan:
a. Packer mekanik (machanic packer) atau packer udara (air packer)
b. Pompa air dengan kemampuan kapasitas minimum 75 liter/menit
c. Pressure meter dengan kemampuan maksimum 15 kg/cm2
d. Tanki air
e. Selang / pipa air
f. Valve
g. Water meter
h. Pressure meter
2.4.2.3 Metode
a. Terlebih dahulu lubang di bor sampai kedalaman 5 m. Muka air tanah
diukur Lubang dibersihkan dengan air dengan tekanan rendah.
b. Packer harus dipasang di bagian ujung atas lubang bor. Packer
dihubungkan dengan selang air ke tangki air dan dibagian atas
lubang dipasang alat pengukur debit air (water meter) dan water
pressure dan pengatur untuk menurunkan dan menaikkan tekanan
(valve). Tinggi posisi water meter dan pressure meter harus dicatat.
Kedalam yang diuji adalah dari bagian bawah packer yang masuk
kedalam lubang sampai ujung lubang bor. Diperlukan pengamatan
terlebih dahulu (kalibrasi alat) sebelum pengujian test air bertekanan
ini dimulai. Apakah dengan tekanan air yang berbeda debit air yang
keluar tetap stabil atau tidak. Atau karet packer terjadi
kebocoran/tidak.
c. Setiap tahap pengujian dilakukan dengan 5 kali pengamatan dengan
variasi tekanan yang berbeda, yaitu 33% P maks, 66% P maks,
100% P maks, 66% P maks, 33% P maks. Di setiap tekanan dicatat
debit air yang masuk disetiap menitnya selama 10 menit. Disetiap
pembacaan perlu diperhatikan perubahan debit air yang masuk,
terjadi perubahan yang sedikit atau besar.
d. Hal-hal yang perlu dicatat dan diukur adalah sebagai berikut:
Tanggal dan waktu pengujian
10 x Q
Lu =
L x P
h2
Permukaan tanah
GW L h3
atas
h1
h3
tengah
L
bawah
GW L
b. Prosedur
1. Memasang water meter di bagian ujung dari pipa air yang
berhubungan dengan pompa air
2. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
3. Mencatat muka air tanah
4. Mencatat panjang pipa pelindung yang muncul dipermukaan
tanah dan yang masuk ke dalam tanah.
5. Mencatat tinggi ujung pipa air dari atas lubang bor.
6. Turunkan pipa lindung (casing) pada lubang bor sampai batas
bagian atas yang akan dites.
Kedalaman pengujian adalah dari ujung bawah pipa pelindung
sampai ke bagian dasar lubang bor.
7. Masukkan air pada pipa lindung dengan jalan dikocorkan,
usahakan muka air dalam pipa lindung selalu tetap.
8. Mencatat debit air yang masuk di setiap menitnya. Pembacaan
dilakukan selama 10 menit.
9. Untuk menghitung nilai rembesannya digunakan rumus :
Q
Q' L
K= Ln cm/sec
2π L H r
D Gro un d Su rfa ce
GWL = m
H= cm
H D= cm
Cas ing L= cm
H
GWL 2r= cm
r= cm
L/2
L GWL : Ground Water Level
L/2 H : Water head
D : Height of Casing from ground level
2r
GWL
L : Length of test section
2r : Diameter of hole (casing)
Q : Injected water volume
Ground Surface
H1 A H
H1 k= Ln 1 =
F ( t2 - t1 ) H2
H2
2π L
F= =
(1 + (L/D ) )
GWL
Ln (L/D) +
2
H2
L/2
L
L/2
D GWL
H1 = cm t1 = sec
H2 = cm t2 = sec
L = cm D= cm
2
A = Cross section area of casing cm
Q
'
Q
K= cm/sec
5.5 r H
D Ground Surface
H GWL = m
Casing H= cm
H D= cm
GWL 2r= cm
r= cm
Pekerjaan sumuran uji atau test pit adalah untuk mengetahui jenis dan
tebal lapisan di bawah permukaan tanah dengan lebih jelas, baik untuk
pondasi bangunan maupun untuk bahan timbunan pada daerah sumber
galian bahan (borrow area). Dengan demikian akan dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai jenis lapisan dan tebalnya, juga
volume bahan galian yang tersedia dapat dihitung.
2.6.2 Prosedur
a. Pelaksana Pekerjaan harus menggali sumuran uji untuk dapat
menentukan pembagian lapisan tanah dan mengambil contoh untuk
diuji.
b. Ukuran sumuran uji.
Potongan melintang sebuah sumuran uji harus cukup besar untuk
memungkinkan dilakukannya pekerjaan penggalian, yakni sekitar 1,5
x 1,5 m dengan kedalaman 3 sampai 5 meter.
c. Pelaksana pekerjaan harus dapat menginterpretasikan lokasi borrow
area dengan baik misalnya jenis bahan timbunan untuk inti
bendungan, pasir dan batuan. Sehinga pembuatan sumuran uji lebih
efesien.
d. Bahan yang dikeluarkan dari galian harus dikumpulkan di sekitar
sumuran uji untuk mengetahui bahan lain setiap kedalaman tertentu.
e. Agar pengambilan contoh dan klasifikasi tanah dapat dilakukan
dengan baik, dasar sumuran uji harus dibuat horizontal.
f. Untuk pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu, dapat
dilakukan di lapisan tanah yang berbeda ataupun pada kedalaman
tertentu yang telah mendapatkan persetujuan dari direksi.
g. Metode pengambilan contoh tanah tidak terganggu dapat dilakukan
dengan bahan yang terbuat dari kayu dan berbentuk kubus, dimana
satu bidang dari kubus tersebut masih terbuka. Bagian dalam kubus
dilumuri parafin. Ukuran kubus 30 x 30 x 30 cm. Pada kedalaman
yang sudah ditentukan untuk pengambilan contoh tanah yang tidak
terganggu, tanah dibentuk seperti kubus dengan ukuran yang lebih
kecil dari ukuran kubusnya. Setelah itu kubus dimasukkan ke dalam
tanah yang sudah terbentuk tadi. Bila tanah telah masuk selutuhnya
kedalam kubus, maka bagian bawah dari kubus dipotong. Satu
bagian kubus yang terbuka kemudian ditutup dengan kayu yang
bagian dalamnya telah dilumuri parafin dan selanjutnya bagian itu
dipaku.
h. Bagian luar dari kubus diberi tanda: Nama proyek, nomor tes pit,
kedalaman pengambilan contoh tanah serta waktu pengambilannya
dan disimpan ditempat yang aman.
i. Sedangkan untuk pengambilan contoh tanah yang terganggu, dapat
diambil dari dinding lubang sumuran uji. Contoh tanah dapat diambil
dari setiap lapisan tanah yang berbeda sekurang-kurangnya 30 kg.
Selanjutnya contoh tanah dapat dimasukkan kedalam karung plastik
dan diikat dibagian ujungnya. Pada bagian luar dari plastik diberi
simbol nama proyek, lokasi pengambilan contoh tanah, kedalaman
pengambilan contoh tanah dan waktu pengambilannya.
j. Untuk contoh bahan timbunan berupa pasir dan batu, dimasukkan ke
dalam karung plastik sekurangnya 30 kg dan memberi tanda seperti
di atas.
k. Setelah masing – masing sumuran selesai, ahli geoteknik dari pihak
Pelaksana Pekerjaan harus membuat catatan mengenai hasil-hasil
penemuannya, mendiskripsi sumuran uji, mengambil foto – foto
berwarna, serta menyerahkannya kepada Pemberi Pekerjaan. Semua
diskripsi tentang nama proyek, lokasi pengambilan contoh tanah,
l. Pada waktu membuat sumuran uji, harus dilakukan uji berat volume
di lapangan pada setiap kedalaman 2,0 m dengan metode berat
volume pasir atau metode volume air menurut JIS A 121 H/1971 atau
ASTM D 2937 – 71, SNI 03-6872-2002
2.7.2 Dimensi
Panjang : disesuaikan dengan keadaan lereng dan tujuan
penyelidikan, dapat berkisar dari sepuluh sampai dua puluh
meter panjang
Lebar : secukupnya supaya orang atau alat mudah bekerja, minimal
(1,50 – 2,00) meter jika pekerjaan dilaksanakan dengan
tenaga manusia.
Kedalaman : jika lapukan/tanah penutup tidak tebal, sampai ke lapisan
keras. Jika tebal, kedalaman sampai 3 meter.
2.7.3. Prosedur:
a. Harus dilakukan dengan menggunakan tabung baja berdiameter
sekitar 6,8 cm dengan panjang minimum 50 cm
Dimasukkan ke dalam peti penyimpanan contoh berukuran sekitar 20
x 30 x 20 cm yang telah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan.
b. Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan, dinding tabung
sebelah dalam diberi pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh
tanah dapat diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh
tanahnya.
c. Segera setelah pengambilan contoh selesai, kedua ujung alat
pengambil contoh harus ditutup dengan menyegel ruang kosong
antara contoh dan alat pengambil contoh dengan parafin atau bahan
lain guna melindunginya dari getaran.
d. Pada tabung atau peti penyimpanan contoh harus dipasang label
yang mencantumkan nama proyek, nomor luang bor atau paritan uji,
nomor contoh, kedalaman contoh dan deskripsi tanah.
e. Contoh yang telah disegel harus bebas dari getaran, terik matahari
serta perubahan temperatur secara radikal.
f. Pada waktu pengambil contoh, harus diberikan tekanan sentris agar
struktur tanah tetap serupa dengan kondisinya di lapangan.
g. Contoh tanah diambil pada setiap lapisan atau kedalaman tertentu.
h. Selama pengangkutan, contoh tanah harus bebas dari getaran dan
contoh tanah tidak boleh disimpan pada suhu tinggi.
2.8 Adit
2.8.1 Deskripsi
Adit adalah galian yang dibuat menembus bukit, berupa galian berbentuk
terowongan.
2.8.2 Dimensi
Hal-hal khusus
a. Bahan peledak hanya digunakan untuk menghancurkan lapisan-
lapisan batu keras, dengan mengusahakan supaya over break sekecil
mungkin, sesuai dengan desain.
b. Untuk galian pada tanah/batuan lunak harus selalu dipasang
penahan/dukungan untuk menjaga runtuhan dari atas maupun
dinding terowongan (dukungan sementara/permanen).
c. Sistem peledakan, bahan peledak dan cara-cara pemberian dukungan
harus mendapat persetujuan dahulu dari Direksi Pekerjaan.
Peralatan
Alat yang dipakai untuk percobaan penetrasi harus mampu mengkur
tahanan konus dan gesekan samping. Tipe alat ini adalah tipe bikonus
atau yang sejenis yang telah disetujui oleh Pemberi Pekerajaan.
Diameter konus adalah 35,7 mm (menghasilkan luas lubang 10 cm2) dan
sudut puncak 60 derajat. Percobaan harus dilakukan sesuai dengan
ASTM D 3441-75 T, SNI 03-2827-2992
Prosedur pelaksanaan:
a. Lokasi penyondiran harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Pekerjaan
b. Lokasi penyondiran dibersihkan dari semak-semak dan sampah-
sampah lainnya hingga permukaan bersih
c. Untuk tiap-tiap lokasi harus dibuat denah yang menunjukkan lokasi
percobaan dan elevasi permukaan tanah pada titik uji sehubungan
dengan datum tetap lokasi.
d. Memasang angker sebanyak 4 buah sebagai pegangan/penguat
dudukan mesin sondir
e. Mendirikan mesin sondir sampai berdiri dengan kokoh
f. Memasang bi conus dan memberi tanda di stang dengan interval 20
cm.
g. Melakukan pembacaan konus dan perlawanan konus
h. Laju penetrasi selama pengkuran gaya harus dijaga konstan 2 cm/dt
dan pembacaan harus dilakukan secara terus menerus.
i. Pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan lekat telah
mencapai angka 150 kg/cm2 untuk sondir dengan kapasitas 2.5 ton
2.10.2 Prosedur:
1. Memasang mata bor ke ujung stang bor dan alat pemutar di ujung
lainnya
2. Membersihkan permukaan sekitar lokasi pemboran
3. Memasukkan ujung bor ke dalam tanah dan memutar stang bor
hingga mata bor masuk ke dalam tanah.
4. Meletakkan hasil pemboran di atas tanah secara berurutan
5. Demikian seterusnya hingga tercapai kedalaman yang ditentukan
6. Dari contoh tanah yang diletakkan di atas tanah, bila diperlukan
contoh tanah, dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan
memberi tanda nomor lubang bor, kedalaman dan nama proyek serta
lokasi pengambilan
7. Mencatat muka air tanah
8. Mendiskripsi contoh tanah secara berurutan dari atas ke bawah
a. Pada lapisan tanah liat yang lembek dan mudah longsor, dan dinding
lubang bor tersebut selalu runtuh, disarankan agar digunakan pipa
lindung sehingga jenis tanah tersebut dapat diambil.
b. Pada lapisan keras yang sulit ditembus alat bor, misalnya dijumpai
bongkah, usahakan
mengadakan pemboran ulang pada jarak 1 – 3 m di sisi lokasi
pemboran pertama.
Perlu dingat bahwa bor tangan tidak dipakai untuk penelitian
perlapisan kerikil, berangkal maupun bongkah.
a) Prosedur Pelaksanaan
Untuk melakukan survai ini, dipakai cara reciprocal method, dengan jarak
antara geophone sebesar 5 m. Geophone dipakai sebagai penduga
lapisan pembias. Bila dipakai alat dengan 24 geophone, maka panjang
rentangan seismik (seismik spread) adalah 115 m.
Titik tembak (shoot point) diletakkan antara geophone 1 dan 2,6 dan
7,11 dan 12. Pembacaan pada geophone terdekat dengan jarak 2,5 m
akan digunakan sebagai wheatering spread, yaitu rentangan yang
dipakai untuk mengukur kecepatan rambat lapisan paling atas.
Agar pekerjaan dapat efisien, dipakai cara 5 shot spread. Geophone
sebanyak 24 buah akan ditanamkan ke tanah sedalam 5-10 cm.
disepanjang lintasan seismik yang akan diselidiki. Penanaman ke tanah
ini dimaksudkan agar pembacaan tidak terganggu oleh pengarung angin
di permukaan. Sumber gelombang seismik adalah getaran hasil pukulan
beban seberat 25 kg ke plat baja yang diletakkan di atas posisi
tembakan.
Perambatan getaran direkam dikertas film pada alat Seismograph OYO
TR.-7. Waktu tempuh gelombang seismik pada tiap geophone diplotkan
terhadap jaraknya. untuk mendapatkan waktu tempuh. Siklus
bentangan, peledakan dan perekaman untuk setiap bentangan ini
3. PENYELIDIKAN LABORATORIUM
e. Hidrometer
f. Batas-batas Atterberg (WI,Wp,Ip)
h. Konsolidasi.
i. Unconfined Compressive Strength
j. Triaxial Shear.
4. PELAPORAN
4.3 Lampiran
Lampiran-lampiran secara ringkas dan jelas mengenai:
a. Peta lokasi daerah proyek dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000
b. Peta geologi regional, skala 1 : 100.000 ; jika tersedia dengan skala
yang lebih besar.
c. Peta geologi permukaan daerah proyek dan peta lokasi titik-titik
penyelidikan
d. Gambar penampang-penampang geologi, dengan skala
vertikal maksimal 2 x skala horisontal.
e. Peta lokasi bahan timbunan atau bahan batu
f. Peta kegempaan
g. Hasil lapangan (yang berhubungan dengan pekerjaan), misalnya :
Penampang geologi memanjang dan melintang
Penampang permeabilitas memanjang dan melintang
Log bor
Geofisik (seismik/geolistrik)
Perhitungan stabilitas
Diagram sondir
Sumuran uji
Paritan/adit
Permeabilitas
Test Pit log
Hand Auger log
h. Hasil laboratorium (yang berhubungan dengan pekerjaan), misalnya :
Hasil penelitian mikroskopis petrografi
Mekanika batuan
Hasil-hasil tes sifat-sifat tanah
Uji trixial
Jumlah Rp………
dibulatkan Rp………
Jumlah dengan huruf
(………………………………………………………………………)
……,…………..19..
nama dan cap
perusahaan
dengan
meterai Rp…..
pada lembar
asli.
Catatan :
- Harga total telah termasuk engineering fee, pajak dan sebagainya.
- Pembulatan harga dalam ribuan rupiah dan dilakukan ke bawah.
PERINCIAN BIAYA
PEKERJAAN PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK DAN MEKANIKA TANAH
RENCANA :
PROPINSI :
WAKTU : bulan
1. BIAYA PERSIAPANL.S
2. GAJI UPAH
1. HONORARIUM
Proyek Manajer mm
Sarjana Sipil mm
Sarjana Geologi mm
Sarjana Muda Sipil mm
Sarjana Muda Geologi mm
2. UANG LAPANGAN
Proyek Manajer mm
Sarjana Sipil mm
Sarjana Geologi mm
Sarjana Muda Sipil mm
Sarjana Muda Geologi mm
3. PEKERJAAN LAPANGAN
a. Pemboran inti meter
b. Standard PenetrationTest test
c. Permeabillity
Tak bertekanan test
Packer test
Sumuran Uji buah
Pemboran Tangan titik
a. Team (Personil) LS
b. Peralatan LS
c. Lokal LS
d. Contoh tanah dari
Site ke laboratorium LS
6. LAPORAN
a. Laporan bulanan . . x 3 jilid
b. Kemajuan x 3 jilid
c. Draft x 3 jilid
d. Akhir (Final) x 10 jilid
Harga Rp
Lampiran : 1
Kepada Yth. :
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa ………..
Jalan …….
Demikian lamaran Usulan Tender ini kami ajukan dan atas perhatian
Bapak kami ucapkan terima kasih.
………………, ………………… 19
…..
cantumkan tanggal, bulan
dan tahun
penandatanganan di atas
meterai tempel.
( Meterai Rp ………. )
Lampiran : 2
SURAT PERNYATAAN
( ……………………………………… ).
Bulan ke :
No Jenis Pekerjaan I II III IV V dst Ketangan
1 PERSIAPAN * PERSIAPAN
2 TRANSPORTASI -1 Koleksi data
3 LAPORAN Perlengkapan
4 DISKUSI Personil
5 PEKERJAAN LAPANGAN I - Pengepakan per-alatan
6 LAPORAN * TRANSPORTASI
7 DISKUSI 1 Personil
8 PENGIRIMAN CONTOH 2 Peralatan
( TAHAP I ) 3 Contoh tanah / batu
Contoh Pengajuan Tender 2
9 PEKERJAAN LAPANGAN
TAHAP II *PEKERJAAN LAPANGAN
10 PENGIRIMAN CONTOH 1 Tahap I (50% lapangan)
( TAHAP II ) 2 Tahap II (100% lapangan)
11 LAPORAN 3 Bor inti
12 DISKUSI 4 S.P.T
13 PEKERJAAN 5 Permeability test
LABORATORIUM 6 Sumuran uji
14 DRAFT LAPORAN AKHIR 7 Paritan Uji
15 DISKUSI 8 Contoh tanah asli &
16 LAPORAN AKHIR terganggu
9 Pemetaan Geologi
*PEKERJAAN LABORATORIUM
Petrografi
Index Properties
3 Engineering Properties
Rock Mechanic
Rencana : …………………………………………………..
Propinsi : …………………………………………………..
Waktu : ………….. bulan.
Volume ( mm ) BULAN KE :
No. PERSONALIA
KETERANGAN
TENAGA INTI Kantor /Lapangan I II III IV dst
Lab.
1. Proyek Manajer/
Koordinator
2. Sarjana Geo-
logi (Geolo-
gi Teknik)
3. Sarjana Geo-
fisik
4. Sarjana Sipil
(Soil Mecha-
nik)
Contoh Pengajuan Tender 2
5. Sarjana Muda
Geologi
6. Sarjana Muda
Sipil
Lampiran : 5
DAFTAR PERALATAN
II PERALATAN LABORATORIUM
1. ……………………………. ………………………….. …………..
2. ……………………………. ………………………….. …………..
3. ……………………………. ………………………….. …………..
4. dst.
Lampiran : 6
U s ed L u an d K valu e :
C onstant num ber of rod friction loss for BW boring rod
(A ll the tests are m ade by BW boring rod in this hole)
12
11
10
9
Head (kgf/cm2)
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38
Injection quantity (lit/m in/m )
W A TE R PR ES S U R E TE ST R EC O R D H ole N o.
P R O JE C T : Test N o.
T est section (m )
G auge H ole Injection quantity Friction T est section G auge H ole G round T otal Lugeon P erm eability
pressure radius Q head loss L height angle w .level head unit K (cm /sec)
2 r(cm ) (lit/m in) 3
(l/m in/m ) (cm /m in) 2 (m ) (m ) (deg.) (m ) 2
(kgf/cm ) (kgf/cm ) (kg/cm )
U s ed L u an d K valu e :
C onstant num ber of rod friction loss for BW boring rod
(A ll the tests are m ade by BW boring rod in this hole)
12
11
10
9
Head (kgf/cm2)
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
Injection quantity (lit/m in/m )
Contoh Pengajuan Tender 2
Location : D a t e :
Test No. : Tested By :
Hole No. : Prepared By :
Test Section : Checked By :
Soil Type : Approved By :
Q
Q' L
K= Ln cm/sec
2π L H r
D Ground Surface
H
Casing H GWL = m
GWL
H= cm
D= cm
L= cm
L/2
2r= cm
L r= cm
L/2
Field Data :
TIME Q Q' K TIME Q Q' K
NO. 3 NO. 3
( Second ) ( lt ) ( cm /sec ) ( cm/sec ) ( Second ) ( lt ) ( cm /sec ) ( cm/sec )
1 60
2 60
3 60
4 60
5 60
6 60
7 60
8 60
9 60
10 60
AVERAGE
Project : D a t e :
Test No. : Tested By :
Hole No. : Prepared By :
Depth : Checked By :
Soil Type : Approved By :
Ground Surface
H1 A H
Casing H1 k= Ln 1 = cm/sec
F ( t 2 - t1 ) H2
H2
2π L
F= =
(1 + (L/D ) )
GWL
Ln (L/D) +
2
H2
L/2
L
L/2 k= cm/sec
D GWL
Persyaratan Teknis – Penyelidikan Geoteknik (British Standard : BS-5930,1999)
Contoh Pengajuan Tender 5
Location : D a t e :
Test No. : Tested By :
Hole No. : Prepared By :
Test Section : Checked By :
Soil Type : Approved By :
Q
'
Q
K= cm/sec
5.5 r H
D Ground Surface
H GWL = m
Casing H= cm
H D= cm
GWL 2r= cm
r= cm
Field Data :
TIME Q Q' K TIME Q Q' K
NO. 3 NO. 3
( Second ) ( lt ) ( cm /sec ) ( cm/sec ) ( Second ) ( lt ) ( cm /sec ) ( cm/sec )
1 60
2 60
3 60
4 60
5 60
6 60
7 60
8 60
9 60
10 60
AVERAGE
PENYONDIRAN
3.40
3.60
3.80
4.00
4.20
4.40
4.60
4.80
5.00
5.20
5.40
5.60
5.80
6.00
L A P O R A N T E S T P E R M E A B IL IT A S D A N T E S T T E K A N A N A IR (W P T )
PROYEK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 .
TA N G G A L :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ D EPTH d1 = to d 2 = :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ m
LO KASI :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ TEST LEN G TH L d2 - d 1 :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ m
NO . LUBANG :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ G R O U N D W A TER L EVEL h3 :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ m
N O . S TA G E :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ G A U G E H E IG H T h2 :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ m
SEQUENCE :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @
W A KTU :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ S H IF T : S IA N G MALAM
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
T o ta l (L ite r)
A ve ra g e (Q = l/m in )
L u = va lu e
P re s s u re G a u g e = P o P re s s u re G a u g e = P o P = Po + P1
h2
G rou n d L in e a = K e m irin g a n lu b a n g d a ri ve rtik a l h2
G ro u nd Lin e
P = Po + P1 h 1 = d 1 + (L /2 )
h3 GW L h3
Top
Top
h1 h 1 = (k e d a la m a n p a c k e r (m ) + L /2 (m )) x c o s a h1 = m
GW L h1
h 3 = k e d a la m a n m u k a a ir ta n a h (m ) x c o s a J ik a h 1 > h 3
M id d le
h3 P 1 = (h 3 + h 2 ) / 1 0
h3 M idd le
L
J ik a h 1 > h 3 m a k a P 1 = (h 3 + h 2 )/1 0 L
J ik a h 1 < h 3
B o tto m
J ik a h 1 < h 3 m a k a P 1 = (h 1 + h 2 )/1 0 B o ttom P 1 = (h 1 + h 2 ) / 1 0
GW L
GW L 10 x Q
Lu =
10 x Q L x P
Lu =
L x P
P e n g a w a s P e k e rja a n P e la k s a n a P e k e rja a n
L A P O R A N H A R IA N P E N G E B O R A N
PROYEK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 .
TAN G G AL :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ N O . STAG E :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @
LO KASI :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ SEQUENCE :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @
N O . LU BAN G :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ K E M IR IN G A N D A R I V E R T IK A L :@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ S H IF T : S IA N G M A LAM
PENGEBORAN
D ia . L u b a n g d ia . 4 6 d ia . 5 6 d ia . 6 6 d ia . 7 3 SUM
(m m ) (m m ) (m m ) (m m ) (m )
D rillin g M e th o d C o n c re te R ock C o n c re te Rock C o n c re te R ock C o n c re te R ock C o n c re te R ock
T o ta l
P E N G E B O R A N K E M B A L I (R E -D R IL L IN G )
D ia . L u b a n g d ia . 4 6 d ia . 5 6 d ia . 6 6 d ia . 7 3 SUM
(m m ) (m m ) (m m ) (m m ) (m )
D rillin g M e th o d C o n c re te R ock C o n c re te Rock C o n c re te R ock C o n c re te R ock C o n c re te R ock
T o ta l
P e n g a w a s P e k e rja a n P e la k s a n a P e k e rja a n
SAMPLING
DLM GWL
S B U T DESKRIPSI DLM
NO
(m) (m) (m)
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
0.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
3.0
3.2
3.4
Contoh Pengajuan Tender 2
LOGOFHANDBOR
PROYEK : HAND BOR NO :
LOKASI :
TOTAL KEDLM : WAKTU :
GWL : DIMENSI :
ELEVASI : GEOLOGIST :
SAMPLING
DLM GWL
DESKRIPSI DLM
NO
(m) (m) (m)
0.4
0.8
1.2
1.6
2.0
2.4
2.8
3.2
3.6
4.0
4.4
4.8
5.2
5.6
6.0
6.4
3.2
6.8
3.4
7.0