Makalah Pemesinan
Makalah Pemesinan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktik membubut dan mengefrais merupakan usaha sadar membekali individu
dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan skil yang sesuai standar
untuk bekerja di industri maupun untuk menjadi seorang guru. Oleh karena itu,
sudah semestinya dalam proses praktek Permesinan, harus tercemin adanya
pengarah pada pemenuhan kebutuhan untuk menjawab dan meyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam praktek.
Melalui mata Kuliah Teknik Permesinan berusaha untuk meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) terutama dalam menghadapi industrialisasi sehingga
tidak kalah bersaing dengan bangsa-bangsa dan Negara-negara lainnya.
Kunci keberhasilan mahasiswa dalam Kuliah Teknik Permesinan yaitu
pada kemampuan memahami metode-metode membubut, mengefrais, menyecrap,
grinding, senai secara baik, yaitu petunjuk, proses, pemakaian, dan hasil.
Kegagalan mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain terlalu
banyak mata pelajaran yang harus diikuti, pengetahuan mahasiswa yang kurang,
dosen yang kurang menguasai materi, atau juga karena kemampuan nalar
mahasiswa yang kurang, meyebabkan mahasiswa kurang tertarik pada mata
Kuliah Teknik Permesinan.
6
B. TUJUAN PENULISAN
1) Mahasiswa dapat memahami gambar kerja
2) Mahasiswa dapat membuat langlah-langkah kerja
3) Mahasiswa dapat menentukan peralatan yang diperlukan
dalam membuat suatu benda kerja dengan mesin bubut, mesin frais,
mesin scrap, mesin grinding, grinda.
4) Mahasiswa dapat menyiapkan bahan dan alat ukur sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
C. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui Teknik Permesinan I dan mampu
mempraktekannya.
2. Mahasiswa mampu menciptakan suatu barang dengan menggunakan
Teknik Permesinan.
BAB II
PEMBAHASAN
6
1. Landasan Teori
a. Mesin Bubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
Mesin Bubut
Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan
proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning, Gambar 6.1 no. 3)
sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga
proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman
potong, sehingga mengha-silkan bentuk yang diinginkan. Walaupun proses
bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi
proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga,
karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses
pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Gambar
skematis Mesin Bubut dan bagianbagiannya dijelaskan pada Gambar 6.2.
b) Bahan
1. Besi AS 105 mm
2. Diameter 1”
B. Langkah Permesinan
1. Isi daftar pemakaian alat
2. Persiapkan dan cek alat dan bahan.
3. Cek mesin bubut, atur kecepatan putaran 315 rpm, arah putaran ke kiri,
4. Pasang benda kerja yang ingin di bubut pada cak bubut dengan jarak 42 yang
di cekam , lalu bahan di ikat dengan kunci cak.
5. Pasang center, Pasang pahat kanan sejajar dengan center, lalu kencangkan
pahat.
6. Tetapkan titik nol pahat ke titik nol benda kerja, hidupkan mesin, putaran
mesin berlawanan arah jatum jam.
7. Disini saya mengatur pemakanan yaitu 1.5 mm 1 kali pemakanan sehingga 3
kali pemakanan. Pemakanan dengan panjang 40 mm. sewaktu membubut,
coolant / pendingin harus dihidupkan, dan terlebih dahulu ratakan permukaan
benda kerja yang kurang rata.
8. Setelah dapat diameter 22 mm, kemudian diameter 18 mm dengan panjang 28
mm, dengan pemakanan 1,5 mm.
9. Kemudian lepaskan benda kerja dari cak, lalu putar benda kerja dan cekam
bahan pada diameter 22 mm panjang 40 mm. lalu pemakanan dilakukan pada
diameter 13 mm panjang 21, dan 9 mm panjang 16. Sisa dari benda kerja
adalah 5 mm, habiskan atau makan sisa dari 5 mm pada benda kerja.
10. Setiap pada pemakanan, usahakan pemakanan terakhir halus dan dengan
kecepatan yang tinggi agar hasil pembubutan halus.
11. Matikan coolant, matikan mesin, buka/ lepas bahan dari cak, dan buka pahat.
12. Bersihkan mesin, agar mempermudah membersihkan, gunakan kompresor.
b) Bahan
1. Besi petak P 120. 15 X 15
B. Langkah Permesinan
1. Isi daftar pemakai alat. Persiapkan alat dan bahan.
2. Hidupkan switch on pada mesin, Atur langkah dan kecepatan mesin scrap,
kemudian pasang benda kerja pada ragum yang ada pada mesin scrap dengan
bantuan paralel dan di tokok dengan mallet agar bahan rata.
3. Pasang pahat, tetapkan titik nol pemakanan pahat pada titik nol benda kerja.
4. Atur pemakanan benda kerja pada pahat dengan 1,5 mm sekali makan. Setiap
pemakanan gunakan atau beri coolant secara manual.
5. Setelah ukuran tercapai 13 mm, putar balik benda kerja, kemudian makan
benda kerja dengan pemakanan 1,5 mm.
6. Sehingga dapat ukuran 12 mm, ukur dengan jangka sorong dan ukur sudut
dengan busur baja.
7. Kemudian putar benda kerja dan makan disisi sebelah kanan dan kiri,
sehingga dapat ukuran 12mm.
8. Setelah selesai, lepas bahan, dan pahat.
9. Matikan switch on pada mesin.
10. Bersihkan mesin.
11. Discrap saya saya menerjakannya 1 pertemuan.
3. JOB 3 GRINDING
B. Langkah Permesinan 6
1. Isi daftar pemakai alat, Persiapkan alat dan bahan.
2. Hidupkan switch on pada mesin geinding. Hidupkan magnet pada mesin
grinding.
3. Pasang benda kerja di atas meja grinding, dengan rata memakai mistar baja.
4. Tetapkan titik nol pemakanan pada benda kerja, Hidupkan mesin grinding,
coolant dan langkah mesin.
5. Atur pemakanan yaitu 2 micro micro meter.
6. Putar jarak melintang ke depan sampai terdapat percikan api dari benda kerja
dan batu grinding, tunggu sampai percikan api tidak ada baru putar jarak
melintang ke depan sampai ada percikan api dari batu grinding.
7. Begitu seterusnya, di job ke 3 ini saya melakukan grinding di satu sisi
permukaan sampai 5 kali melakukan grinding, karena ada coakan akibat
scrap yang lumayan dalam.
8. Setelah 1 sisi selesai, matikan mesin, balik benda kerja, dan lakukan grinding
seperti langkah 7. Disisi permukaan kedua saya melakukan grinding hanya 2
kali.
9. Lakukan grinding pada permukaan kiri dan kanan, yang masing-masing 2-3
kali grinding.
10. Setelah selesai menggrinding, ambil benda kerja dari meja grinding dan
matikan switch off mesin, kemudian bersihkan mesin.
11. Digrinding saya mengerjakannya 1 pertemuan.
4. JOB 5 ENGSEL
B. Langkah Permesinan
1. Isi daftar nama pemakai alat,
2. Persiapkan alat dan bahan
3. Cek mesin bubut, atur kecepatan putaran 315 rpm, arah putaran ke kiri,
4. Pasang benda kerja yang ingin di bubut pada cak bubut dengan jarak 20 mm
yang di cekam , lalu bahan di ikat dengan kunci cak.
5. Pasang center, Pasang pahat kanan sejajar dengan center, lalu kencangkan
pahat.
6. Tetapkan titik nol pahat ke titik nol benda kerja, hidupkan mesin, putaran
mesin berlawanan arah jatum jam.
7. Disini saya mengatur pemakanan yaitu 1 mm satu kali pemakanan sehingga 6
kali pemakanan. Yang pertama bubut bahan yang panjangnya 55 mm.
8. Hidupkan mesin dan coolant otomatiskan pemakanan sampai panjang 25 mm
dengan diameter 15 mm. ukur dengan jangka sorong.
9. Jika ada sisa dari panjang 50, makan sisanya.
6
5. Job 4 PAHAT
b. Bahan
I. Pelat petak P 120 11,7 X 11,7
B. Langkah Permesinan
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Terlebih dulu ukur jarak yang mau di asah, yaitu lebar pahat di X 2 lalu di
kurang setengah lebar pahat.
3. Kemudian gerinda sudut atas mencapai 14º,
4. Lalu sudut sisi sebelah kiri mencapai 8º.
5. Lalu sudut 45º didepan sebelah kanan, sudut 10º di sisi depan dan
6. Sudut 6º dari sisi depan ke bawah.
7. Usahakan sisi atas pahat dipertahankan jangan sampai kena gerinda.
8. Di menggerinda pahat ini saya menyelesaikannya hanya 1 jam, kemudian saya
langsung masuk ke Job 6 yaitu baut dan mur.
6
6. Job 6 BAUT DAN MUR
b. Bahan
I. Besi AS P 60 D 1”
II. Besi AS P 26 D 1”
B. Langkah Pembentukan
1. Isi daftar nama pemakai alat
2. Cek mesin bubut, pasang pahat, center dan bahan pada tempatnya.
3. Ratakan terlebih dulu bidang yang tidak rata pada bahan.
4. Langkah pertama yaitu membuat mur, membor / member lubang dengan
diameter 5 mm pada bahan untuk membuat mur.
5. Kemudian diameter 10,5 mm sampai tembus, guna untuk membuat ulir
dalam pada mur.
6. Setelah di itu, chamfer permukaan lubang 0,5 mm dengan mata bor
12 mm untuk mempermudah mengetap.
7. Setelah itu, cekam bahan pada ragum untuk di tap, pada pengetapan
usahakan putaran/pemakanan pertama jangan miring.
8. Putar tap untuk pemakanan 90º searah jarum jam dan 45º berlawanan
jarum jam.
6
9. Kemudian pasang baut pembantu pada mur dan ikat di ragum mesin frais,
kencangkan mur dengan kunci.
10. Tetapkan titik nol mata bor dengan titik nol mesin, kemudian atur
pemakanan 1,5 mm untuk 1 kali pemakanan.
11. Karna ingin membuat mur segi 6, jadi putaran ragum harus di bagi 6 yaitu
360º:6 = 60º.
12. Diameter benda kerja adalah 25,4 mm, karna ingin membuat sei 6,
pemakanan yang terjadi nanti menjadi 3 mm. sepanjang 10 mm.
13. Dan pemakanan yang ke 2 tetap 1,5 mm.
14. Pemakanan yang ke 3 yaitu 0,3 mm.
15. Setelah selesai membuat segi 6, benda kerja kembali di bubut untuk
pemakanan ukuran yang berlebihan.
16. Setelah ukuran pas, chamfer mur segi 6 benda kerja 30º, dan panjang 3
mm di chamfer 2 mm 45º.
17. Langkah ke 2 yaitu membubut benda kerja baut,
18. Bubut dengan pemakanan 1,5 sehingga 9 kali pemakanan dengan panjang
35 mm, gunakan jangka sorong untuk mengukur.
19. Dan bubut kembali benda kerja dengan panjang 7 mm dengan diameter
11 mm dengan 10 kali pemakanan, menggunakan pahat bubut dalam.
20. dan chamfer ujung dari benda kerja yang berdiameter 11,9 mm.
21. Lalu frais sisa dari benda kerja yang tidak dibubut hanay 2 sisi yang
berjarak 19 mm, Dimesin frais saya melakukan 4 kali pemakanan.
22. Kemudian paskan ukuran benda kerja, dengan membubut benda kerja
yang ukurannya berlebih, yaitu 8 mm di bagian kedua segi.
23. Lalu cekam benda kerja pada ragum untuk di senai.
24. Sama halnya dengan mengetap, putar 90º ke kanan, kekiri 45º, beri
pelumas pada senai agar menyenai lebih ringan.
25. Senai sampai jarak 35 mm, gunakan jangka sorong.
26. Setelah selesai pasang mur pada baut.
27. Di benda kerja mur dan baut saya mengerjakannya dalam 3 pertemuan.
BAB III
6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dari hasil praktek yang saya kerjakan, adanya mesin yang pengukurannya tidak
presisi lagi, itu dapat menyebabkan kesalahan pada proses pemakanan. Agar
mahasiswa lebih serius lagi dalam praktek proses permesinan. Karna permesinan
banyak di jumpai di mesin industri.