Anda di halaman 1dari 4

Nama:Panji Aryoseto/8E/23

Tugas:Membuat cerita fabel

Judul: Cara Cepat Berujung Penyesalan

No. Struktur Topik


1. Orientasi 1.Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang yang tinggal di
sebuah kampung.
2.Binatang kampung hidup aman sejahtera
3.Binatang-binatang itu selalu bekerja keras mencari makanan
4.Tidak semua binatang rajin bekerja
5.Ada beberapa yang hanya mengandalkan rumput-rumputan
yang ada di sekitar mereka.
2. Komplikasi 1.Ada seekor binatang yang sangat malas untuk bekerja
2.Dia seekor musang bernama Mus
3.Si Mus kerjaannya hanya tidur dan bernyanyi-nyanyi
4.Suatu ketika ia lapar, dia diajak bekerja tidak mau
5.dan ia berpikir untuk mencuri di rumah penduduk desa
6.Si Mus ketahuan oleh Kus saat sedang mengambi makanan
7.Mus mengajak Kus mencuri bersama
8.Si Kus terbujuk oleh rayuan itu
9.Mereka mencuri makanan bersama-sama
10.Pak Nuk dan para warga pemilik rumah kaget melihat
makannannya hilang tidak tersisa.
3. Resolusi 1.Penduduk desa semakin resah atas pencuri yang
2.Kepala desa meminta warga rapat di balai desa
3.Mereka berdiskusi bagaimana caranya menangkap pencuri itu
4.Bauba memiliki saran untuk menjebak pencuri itu
5.Mereka kemudian memasang perangkap-perangkap untuk
menjebak maling itu
6.Mus dan Kus memasuki rumah untuk mencuri, yang di
dalamnya sebenarnya sudah diberi perangkap
7.Mus dan Kus terperangkap di dalam jebakan itu
8.Mereka tertangkap basah oleh warga kampung
9. Bauba menasihati mereka
4. Koda 1.Kus dan Mus menyadari kesalahannya.
2.Mereka meminta maaf kepada seluruh warga
3.Mereka tidak mengulangi kesalahannya lagi
4.Mereka jadi hewan yang rajin
5.Mereka saling tolog-menolong dalam hal kebaikan
6.Mereka jadi disenangi penduduk lain
7.Kampung kembali menjadi aman dan sejahtera
Cara Cepat Berujung Penyesalan
Karya: Panji Aryoseto

Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang yang tinggal di sebuah kampung


yang terdapat di dalam hutan. Di kampung tersebut penduduknya selalu saling
tolong-menolong sehingga hidup mereka menjadi aman dan sejahtera. Binatang-
binatang di kampung itu sangat rajin dan mereka selalu bekerja keras. Tidak semua
penduduk di kampung itu rajin bekerja ada juga beberapa yang malas untuk bekerja,
mereka hanya makan mengandalkan dari rerumputan yang tumbuh subur di
sekeliling mereka.

Salah satu binatang yang paling malas di kampung itu adalah Mus.
”Ah!!! lapar sekali hari ini.” kata si Mus.
“Ayo Mus kita bekerja nanti kan bisa untuk membeli makanan!” ajak Kelin si kelinci.
“Aku capek siang-siang bekerja, nanti aku minta makanan ke temanku saja.” jawab
Mus.
“Yasudah kalau tidak mau, aku pergi dulu.” jawab Kelin pelan.

Sang kelinci pun pergi meninggalkan Mus. Mus hanya terdiam sambil bernyanyi-
nyanyi. 10 menit berlalu dan ia melihat Bauba sedang membawa makanan.

“Bauba boleh aku minta sedikit makanan?” tanya Mus.


“Jangan ini untuk persediaanku, maaf Mus.” Jawab Bauba.

Bauba pun pergi meninggalkan Sang musang. Mus jadi kesal padahal ia hanya
meminta sedikit makanan. Timbullah niat jahat di dalam pikirannya.

“Bagaimana jika aku mengambil makanan penduduk kampung saja?” ucap Mus
rintih. Siangnya saat penduduk kampung pergi bekerja Sang musang pun
menjalankan aksinya pertama ia memasuki rumah Bauba kemudian ia ambil semua
makanan yang ada di dalam rumah Bauba. Tak disangka ternyata Si Kus melihat
kejadian tersebut.

“Mengapa kamu mencuri makanan dari Bauba?” tanya Si Kus .


“E...e... nganu aku sebenarnya malas bekerja seharian hanya untuk mendapatkan
makanan, tapi kamu jangan beritahu hewan lain atas prbuatanku ini ya.” jawab Mus
kaget.
“Bagaimana ya?” ucap Si Kus
“Atau kamu ikut saja aku mengambil makanan dari penduduk kampung, kan
lumayan tidak usah bekerja langsung mendapatkan hasil yang banyak.” rayu Sang
musang.
“Iya juga sih.baiklah aku ikut denganmu.” jawab Kus pelan.

Sejak saat itu mereka hampir setiapa hari selalu mencuri makanan penduduk desa
pada siang hari. Para warga yang pulang bekerja kaget melihat makanan simpanan
di rumah mereka hilang di curi. Termasuk juga Bauba.
“Siapa ya kiranya yang mengambil makananku?” pikir Bauba.

Sudah hampir satu minggu kejadian tersebut terjadi di desa.

Semakin lama para penduduk desa semakin resah atas musibah yang kerap
terjadi di desa mereka.

“Bagaimana jika kita musyawarahkan masalah ini?’’ ajak pak Kij kepala desa.
“Setuju!!” jawab para warga serempak.

Sorenya para warga berkumpul di balai desa untuk bermusyawarah.


“Apa ada yang punya usul untuk menyelesaikan masalah ini? tanya pak Kij. Semua
hanya terdiam memikirkan cara untuk menangkap pencuri itu. Tiba-tiba! Bauba
berbicara.

” Saya punya usul bagaimana jika kita menjebak pencuri itu?” usul Bauba.”
“Tapi bagaimana kita menjebak pencuri itu?” jawab pak Kurda.
Semua mata tertuju pada Bauba mereka setuju pada usul nya.
“Kita buat perangkap, pertama kita buat...” ucap Bauba mantap.
“Apakah kau yakin cara ini akan berhasil?” tanya salah satu peserta yang hadir.
“Aku sangat yakin cara ini dapat mengetahui siapa dibalik semua ini” jawab Bauba

Selesai rapat mereka semua langsung membuat perangkap yang telah Bauba
rancang. Selesai membuat mereka bersembunyi di dekat rumah bauba yang telah di
beri perangkap.

Sorenya Sang Mus dan Kus mengendap-ngendap mulai memasuki rumah


Bauba, di meja makan telah disediakan buah-buahan yang amat lezat.

”Wah!!! Buah-buahan itu kelihatannya lezat sekali” ucap Mus pelan.


“Sepertinya memang lezat ayo kita ambil!” ajak Kus.

Saat mereka mendekati meja dan ingin mengambilnya mereka terperosok kedalam
lubang yang ada di bawah karpet yang mereka pijak.

“A...A...A... tolong...tolong kami!” teriak mereka.

Warga kampung yang mendengar teriakan mereka dari dalam langsung merasa
yakin bahwa mereka sudah masuk di perangkap. Mereka langsung memasuki
rumah Bauba.

“Ternyata selama ini kalian yang telah mencuri di rumah-rumah warga, Mus Kus
jangan kalian mengambil hak milik orang lain itu dosa!!!” tegur Bauba.

Semua kecurigaan penduduk pun hilang.Akhirnya Mus dan Kus meminta


maaf kepada penduduk kampung terutama kepada Bauba yang telah beberapa kali
mereka mengambil makanan dari rumah nya.
“Maafkan saya yeman-teman terutama kamu Bauba saya sudah beberapa kali
mengambil persediaan makananmu saya menyesal.” Kata Si Mus menyesal.
’’Iya tidak apa-apa kamu saya maafkan penyesalan memang terjadi di akhir.” jawab
Bauba. Mus dan Kus menyadari keselahan mereka. Sejak saat itu Si Mus dan Kus
menjadi lebih rajin dan giat bekerja, mereka saling tolong-menolong. Semakin hari
mereka semakin disenangi oleh warga kampung lain. Ia kini sadar bahwa
mendapatkan sesuatu butuh kerja keras dan perjuangan. Kampung pun kembali
aman dan sejahtera.

AMANAT:

1. Janganlah kita mengambil Hak milik orang lain.


2. Kita harus terus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan tetapi
dengan cara yang baik.

Anda mungkin juga menyukai