Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS

Ahmadun Y. Herfanda

Warga pemukiman baru di selatan kota Jakarta, Blue Garden, sepakat untuk mulai tradisi
aneh: arisan tuyul. Ini gara-gara semua warga pemukiman itu memelihara tuyul sehingga
mahluk-mahluk kecil gundul tersebut tak punya ruang gerak lagi untuk melakukan aksinya.
Padahal mereka sudah terlanjur menyerahkan upeti istimewa kepada juragan tuyul yang
bermukim di sebuah goa tua di bawah pohon munggur di selatan kampung mereka.
Ada satu keanehan yang selalu membuat pusing para warga Blue Garden, yakni keinginan
dan kelakuan para tuyul itu yang selalu sama persis. Ketika maksud menggasak uang Badrun.
Karena si Badrun punya tuyul, maka pada saat yang sama semua tuyul pun datang ke rumah
Badrun untuk menyikat uang itu
Kalau sudah begitu, perkelahian missal antartuyul tak bias dihindari lagi. Mereka saling tinju,
saling tendang, saling cekik dan saling tindih. Dan sesuai dengan kehendak sang Mitos, para
pemilik tuyul itu pun menyusul datang untuk ikut berkelahi ramai-ramai sampai babak belur.
Mereka baru berhenti berkelahi setelah kehabisan tenaga. Tak jarang mereka lantas masuk rumah
sakit bersama.
Perkelahian massal yang aneh itu terjadi hampir tiap hari, tiap tuyul ada yang berinisiatif
untuk mencuri. Bahkan pada suatu hari, saking serunya perkelahian massal, pakaian mereka
sampai robek-robek total, sehingga mereka menjadi telanjang bulat dan menjadi tontonan anak-
anak kecil.
“Kalau begitu kita bisa mampus gara-gara tuyul.” Kata Buang, yang kebetulan menjabat
sebagai ketua RW,sambil mengusap-usap dahinya yang benjol dan berdarah.
“kita harus cari jalan keluarnya, Pak,”sahut Badrun. “Bapak selaku ketua RW harus ikut
bertanggung jawab.”
“Bertanggung jawab bagaimana? ‘kan kemauan kalian sendiri untuk ikut-ikutan memelihara
tuyul.sekarang begini akibatnya.”
“Tapi kan Pak RW yang menjadi pelopor pemelihara tuyul.”
“Ya jelas kami harus ikut , Pak. Kalau Bapak sendiri yang pelihara tuyul, apa Bapak mau
menggilir uang kami semua untuk digasak? Tidak adil dong.”
“Sudahlah. Kita jangan berdebat lagi. Yang penting kita cari jalan keluarnya.”
“Bagaimana kalau tuyul-tuyul itu kita larang mencuri di kampong kita? Mereka kita tugasa
tambah kan untuk mencuri di luar kampong saja. Di bank, misalnya.”
“Itu gagasan yang baik. Tapi apa mereka mau?”
“saya kira mau saja. Asal gaji mereka kita tambah dengan uang transport dan uang saku. Ini
lebih baik daripada kita semua kehilangan sumber penghasilan sama sekali.”
“Hai para tuyul!”teriak pak RW. Para tuyul itupun segera berkumpul.”Mulai hari ini kalian
kami larang untuk beroperasi dikampung ini. Kalian harus mencari sasaran di luar kampung.
Soal uang transport jangan khawatir. Kami sediakan uang saku. Apa kalian siap?”
***
Syahdan dimulai operasi para tuyul di luar Blue Garden. Tuyul Pak RW mengincar uang di
Bank Plecit, didekat pasar kota. Ia sudah membayangkan tuyulnya bakal membawa puang uang
puluhan juta sekaligus tapi dasar otak para tuyul itu sudah terlanjur seragam, tuyul-tuyul yang
lain pun mengincar uang di bank yang sama. Pada jam, menit dan detik. Mereka berebutan
masuk lantas berkelahi habis-habisan di halaman bank.
Sesuai dengan kehendak sang Mitos, para pemilik tuyul itu pun lantas menyusul bersama-
sama dan pada derik yang sama mereka sampai di halaman bank. Kemudian tanpa ba bi bu,
mereka langsung saling tempeleng, saling jambak, saling pithing, dan saling tindih. Halaman
bank menjadi arena perkelahian massal yang benar-benar seru. Tuyul lawan tuyul, orang lawan
orang, laki-laki perempuan, tak jelas mana kawan mana lawan. Orang-orang sepasar
berbondong-bondong menyaksikan Baratayudha itu. Jalan besar di depan bank menjadi macet
total. Perkelahia baru berhenti ketika mereka menyadari pakaian mereka sudah tidak karuan
lagi…. “Ini lebih memalukan!” Teriak Pak RW sesampai di kompleks Blue Garden. “Siapa
salah?Tuyul pada edan disuruh operasi di luar kampung!”Sahut yang lain. “Kita laporkan saja
pada Mbah Dukun.” “Kita minta agar mereka diadili.” ;Kita minta agar mereka disetrap saja.”
“Kita usulkan saja agar predikat ketuyulan mereka di copot!”
Mereka langsung mengadu pada Mbah sarmio,dukun penyalur tuyul, yang bermukim di
dalam goa,dibawah pohon munggur, di bagian selatan pemukiman itu. “Salah kalian juga,” Kata
Mbah Sarmio begitu mendapat pengaduan warga Blue Garden. “Masak, sekampung minta diberi
tuyul semua. Mana bisa tuyul-tuyul tersebut bekerja dengan baik.” Orang-orang itu hanya diam
smbil bersila didepan goa.”Kalian ini aneh, Ingin tambah kaya tapi malas bekerja.” “Lantas
sekarang sebaiknya bagaimana Mbah?”
“Ya, arisan tuyul. Seminggu sekali tuyul-tuyul itu biar mencuri di rumah masing-masing saja.
Agar adil,tiap orang harus menyediakan uang 50.000 tiap minggunya untuk dicuri tuyul. Uang
itu biar dikumpulkan di goa saja. Tiap Jumat sore kalian harus berkumpul di rumah Pak RW.
Sayalah yang akan mengundang siapa yang mendapat giliran menerima uang arisan itu. Nah,
sekarang kalian pulang saja. Jumat sore besuk kita mulai.”
“Wah, sama saja tak peihara tuyul,” Gumam orang-orang.
“Daripada berkelahi setiap hari.”
Tibalah hari yang di tunggu-tunggu. Jumat sore hari putaran pertama arisan tuyul. Sejak pukul
4 sore semua warga telah berkumpul di rumah Pak RW. Dengan gelisah mereka menunggu
kedatangan mbah dukun beserta tuyulnya, tentu dengan bungkusan uang dalam jumlah besar.
Masing-masing berdoa untuk mengharapkan rejeki pada putaran pertama jatuh ketangannya.
Setelah ditunggu 2 jam lebih, orang tua penghuni goa itu baru muncul bersama tuyul dan
bungkusannya.
“Kenapa terlambat Mbah?” Tanya orang-orang. “Ini gara-gara kalian juga. Kalian tidak
menyediakan uang 50.000 untuk di curi tuyul bukan?” “Kalau kami harus menyediakan uang,
lantas apa bedanya dengan arisan ibu-ibu pkk Mbah.” “Itu masalahnya. Padahal uang itu wajib
demi kelancaran arisan. Tuyul saya terpaksa mencari uang pengganti,makanya terlambat.” “Tapi
uang itu ada toh, Mbah.” “Lihat saja nanti.”
Arisnpun dimulai. Nama tiap-tiap kepala keluarga peserta arisan ditulis pada sobekkan kertas
hvs, lantas dilintng kecil dan dimasukkan ke kaleng. Setelah dikocok, Mbah Sarmio mengambil
1 lintingan dan membukanya” Kali ini yang beruntung mendapat rejeki Sodara Buang. Selamat
atas rejeki nomplok ini. Harap jangan dibuka di sini. Bukalah di kamar saja,” Kata Mbah Dukun.
“Sekarang saya mau pulang dulu”
Mbah Sarmio, dukun tuyul itupun meninggalkan arisan bersama tuyulnya. Buang tidak sabar
menunggu. Begitu mbah dukun sudah jauh, ia langsung membuka bungkusan besar dari orang
tua itu, ia sangat kaget ternyata isinya hanya tumpukan daun nangka.
Sumber : Lukisan Matahari, 19 Cerpen Piliham Bernas, F.X. Mantoro Suryo Putro.
                            ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN ARISAN
Unsur Intrinsik adalah unsure yang membangun karya sastra dari dalam. Meliputi :
1. Tema
2. Alur
3. Setting
4. Perwatakan
5. Sudut Pandang
6. Amanat

Ad.
1.      Tema ialah sesuatu yang menjadi dasar cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam
cerita.
Tema cerpen Tuyul diatas adalah : Mencari kekayaan dengan jalan pintas
Penjelasan : Warga Blue Garden Jakarta ingin kaya tetapi tidak  mau bekerja, jalan satu-satunya
mereka semua memelihara tuyul.

2.      Alur ialah jalan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian atau peristiwa
secara runtut sehingga terjalinlah satu cerita yang bulat.
Alur cerpen tersebut adalah alur maju.
Penjelasan : Karena menceritakan peristiwa dari awal, pertengahan sampai akhir.

3.      Setting ialah Tempat, suasana, dan waktu kejadian cerita.

Setting tempat cerpen tersebut adalah :


a.       Blue Garden, Jakarta.
Penjelasan : Warga pemukiman baru di selatan Kota Jakarta, Blue Garden, sepakat untuk
memulai tradisi aneh. Arisan tuyul
b. Bank Plecit
Penjelasan : Tuyul Pak RW mengincar uang di Bank Plecit.
Pada jam, menit, dan detik yang sama mereka pun tepat sampai di pintu bank(Bank Plecit).
Mereka berebutan masuk lantas berkelahi habis-habisan di halaman bank
c. Rumah Pak RW
Penjelasan : Tiap Jumat sore kalian harus berkumpul di rumah Pak RW.
Sejak pukul 4 sore semua warga telah berkumpul di rumah Pak RW.
d. Gua
Penjelasan : Mereka langsung mengadu pada Mbah Sarmio,dukun penyalur tuyul, yang
bermukim di dalam Gua,di bawah pohon munggur, di bagian selatan pemukiman itu.

Setting suasana cerpen tersebut adalah :


a.       Rusuh (Saat tuyul dan pemiliknya berkelahi).
Penjelasan : Perkelahian massal antartuyul tak bisa ddihindari lagi. Mereka akan langsung
saling tonjok, saling tinju, saling tendang, saling cekik dan saling tindih.
Kemudian tanpa ba bi bu, mereka langsung saling tempeleng, saling jambak, saling pithing, dan
saling tindih.
b.      Gelisah
Penjelasan : Dengan gelisah mereka menunggu kedatangan mbah dukun beserta tuyulnya, tentu
dengan bungkusan uang dalam jumlah besar.
c.       Senang (Saat Buang mendapat rezeki)
Penjelasan : “Kali ini yang beruntung mendapat rezeki saudara Buang. Selamat atas rezeki
nomplok ini. Harap jangan dibuka di sini. Bukalah di kamar saja.”

4.      Perwatakan ialah segala watak yang ada dalam diri tokoh-tokoh cerita. Yang ada di dalam
cerpen antara lain :
a.       Pak Buang(Pak RW) =
                                      - Pelopor pemelihara tuyu & contoh yang tidak baik.
Penjelasan : “Tapi kan Pak RW yang menjadi pelopor pemelihara tuyul.”
                                      - Malas bekerja, tapi ingin kaya.
Penjelasan : Tuyul Pak Rw mengincar uang   di Bank Plecit,di dekat pasar kota. Ia sudah
membayangkan tuyulnya bakal membawa pulang uang puluhan juta sekaligus.
                                      - Mudah dibohongi & tidak sabaran. Penjelasan : Buang tidak sabar
menunggu. Begitu mbah duku sudah jauh, ia langsung membuka bungkusan besar dari orang tua
itu, ia sangat kaget. Isinya ternyata   hanya daun nangka.
       b.  Pak Badrun                =
                                            - Memiliki inisiatif.
 Penjelasan : “Kita harus cari jalan keluarnya, pak.
       c.  Mbah Sarmio              =
                                  -  Cerdik & Banyak Akal.
Penjelasan : “ Ya, arisan tuyul. Seminggu sekali tuyul-tuyul itu biar mencuri di rumah masing-
masing saja. Agar adil, tiap orang harus menyediakan uang Rp.50.000 tiap minggunya untuk
dicuri tuyul. Uang itu biar dikumpulkan di Gua saja. Tiap Jumat sore kalian harus berkumpul di
rumah Pak RW. Sayalah yang akan mengundang siapa yang mendapat giliran menerima uang
arisan itu. Nah, sekarang kalian pulang saja. Jumat sore besuk kita mulai.”
     d.  Para Tuyul                   =
                                              -  Memiliki pemikiran yang sama.
Penjelasan : Ada satu keanehan yang selalu membuat pusing para warga Blue Garden, yakni
keinginan dan kelakuan para tuyul itu yang selalu sama persis.                                           Tapi
dasar otak para tuyul itu sudah terlanjur seragam, tuyul-tuyul yang lain pun mengincar uang di
bank.
5.   Sudut Pandang ialah Cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita, dari sudut mana
pengarang      memandang ceritanya.
 Sudut pandang cerpen tersebut adalah Orang ke-III.
 Penjelasan : karena dengan menyebut nama-nama pelaku.

6.   Amanat ialah maksud yang terkandung dalam suatu cerita yang sangat erat hubungannya
dengan tema cerita. Amanat cerpen tersebut adalah : -    Kalau ingin kaya, harus kerja keras
dengan cara yang halal.
-          Mencari kekayaan dengan bantuan setan tidak akan mendatangkan kebahagiaan.
-          Sebagai orang yang ditunjuk untuk memimpin harus memberi teldan yang baik.
-          Tidak mudah percaya dengan orang lain.
-          Berfikir sebelum bertindak.
Contoh Sinopsis Novel Asli Indonesia
Terpopuler
Sinopsis Novel 
Lima Sekawan
RAHASIA HARTA KARUN
Karya Enid Blyton
Pada suatu hari Anne (adik Julian) dan George (saudara Julian) mendapat surat dari Julian.
Mereka berdua sangat senang sekali dan dengan cepat mereka membaca surat itu. Ternyata isi
surat itu berisi liburan yang akan didapat Julian dan Dick selama beberapa hari bertepatan
dengan akhir pekan yang panjang pada pertengahan semester. Anne dan George pun segera
menyiapkan seluruh bekal untuk perjalanan mereka selama 5 hari.Hari keberangkatan tiba. Julian
dan Dick serta Anne, George, dan Timmy (anjing) berangkat namun dengan arah yang berbeda.
Mereka berjanji untuk bertemu di sebuah kedai minuman. Setelah semuanya berkumpul, mereka
memesan sandwich sebanyak 64 sandwich untuk bekal mereka. Pemilik took juga mengingatkan
untuk berkati-hati karena di sini banyak penjara.

Mereka berlima berangkat. Mereka akhirnya sampai di Bukit Kelinci. Disana banyak sekali
kelinci. Begitu pula di Hutan Arnab. Timmy segera mengejar kelinci-kelinci itu. Namun sayang
ia terjebak di liang kelinci. Anne berusaha mengeluarkan Timmy. Setelah 30 menit, Timmy bias
dikeluarkan. Merekapun beristirahat dan menyantap makanan yang mereka bawa.

Setelah selesai mereka berangkat untuk melanjutkan ke Telaga Biru. Namun di tengah jalan kaki
Timmy terkilir akibat kejadian tadi. Julian dan George memutuskan ke Wisma Spiggi untuk
mengobati kaki Timmy. Sedangkan Anne dan Dick melanjutkan ke penginapan.

Anne dan Dick berangkat. Hari mulai gelap dan hujan. Mereka hampir saja tersesat namun
akhirnya mereka menemukan sebuah rumah. Anne pun tinggal di rumah itu, namun Dick harus
tinggal di lumbung karena pemiliknya tidak mengijinkandua orang tinggal. Saat ia tidur di
lumbung, ada orang aneh dan misterius yang memanggil nama Dick. Dick menghampirinya di
balik jendela dengan menyembunyikan diri. Orang itu memberi pesan aneh. Dick bingung dan
tertidur kembali. Sesaat kemudian ada oarng yang misterius dating ke dalam lumbung.
Sepertinya orang itu sedang menunggu sesuatu.Dick pun semakin menyembunyikan dirinya.
Saat pagi tiba, orang itu sudah tidak ada.

Dick segera kembali ke rumah itu, namun anak pemilik rumah (Dirty Dick) segera mengusirnya.
Dick lari dan bersembunyi. Ia mencari cara untuk menyelamatkan Anne yang berada di loteng
rumah itu. Mereka pun berhasil pergi dari rumah itu. Dick dan Anne bertanya kepada orang yang
berpapasan di tengah jalan. Ternyata rumahitu bukan penginapan Telaga Biru. Mereka segera
pergi ke Tiga Gembala.

Sesampai disana mereka bertemu dengan Julian, George, dan Timmy. Mereka berlima sarapan
dan menceritakan pengalaman mereka masing-masing. Mereka menebak orang yang memberi
pesan kepada Dick adalah narapidana yang kabur, karena semalam ada narapidana yang
melarikan diri. Mereka berencana untuk melapor ke kantor polisi di desa Reebles. Saat mereka
melapor ke sana, polisi disana tidak percaya mengenai laporan mereka dan mengatakan bahwa
napi itu sudah di tangkap. Mereka pun bertemu Meg (anak perempuan) dan bersama-sama pergi
ke rumah nenek Meg untuk makan. Setelah itu mereka bertanya tentang daerah Dua Puhon.
Nenek pun menjelaskan tentang daerah itu. Mereka mencoba ke sana dan bertanya ke kantor pos
sambil menyewa selimut.

Mereka pergi ke sana dan menginap di sebuah kamar bawah tanah dari rumah yang telah
terbakar. Saat pagi mereka kembali berdiskusi mengenai masalah pesan itu. Mereka hampir
memecahkan pesan itu dan memutuskan untuk mencari Saucy Jane (kapal) yang diperkirakan
didalamnya terdapat harta.

Tanpa disangka Maggi dan Dirty Dick dating dan mereka sempat adu mulut, namun Lima
Sekawan berpura-pura sedang melancong. Lima Sekawan memutuskan naik rakit untuk mencari
harta itu dan setelah berusaha keras mereka menemukannya. Namun Maggi dan Dirty Dick juga
pergi ke danau itu dan mereka adu mulut lagi. Akhirnya Maggi dan Dirty Dick pergi. Lima
Sekawan juga memutuskan untuk mengambil harta itu pada malam hari saja.

Pada waktu malam hari mereka berhasil mengambil harta itu dan mereka menunggu pagi untuk
menyerahkan harta itu ke kantor polisi namun bukan kantor polisi di desa Reebles.

Saat matahari muncul meeka segera pergi. Namun mereka diketahui Maggi dan Dirty Dick
bahwa mereka telah mengambil harta itu. Dirty Dick segera mengejarnya, tetapi kaki Dirty Dick
terjebak di Lumpur. Begitu pula dengan Maggi. Setelah Lima Sekawan sampai di kantor polisi,
mereka menceritakan semuanya dan para polisi segera menangkap Dirty Dick serta Maggi. Harta
itu pun segera di kembalikan kepada pemiliknya yaitu Ratu Fallensia.
Sinopsis Novel
LASKAR PELANGI
Karya Andrea Hirata
Sinopsis Novel Laskar Pelangi ini takan bernilai manfaat apa-apa, kecuali kawan-kawan mau
belajar untuk mandiri dan bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita.
Coba mulailah mencari peluang beasiswa kuliah di luar negeri dan belajar tentang hal-hal baru
seperti nanotechnology.Laskar Pelangi adalah sosok teladan, selama kita juga mau peduli dengan
keadaan sekitar. Seperti pelangi yang hadir selepas hujan. Mulailah dari sekarang!!

Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah
Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa
baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi
tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan
ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan
mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah
cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang
dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian
ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa
Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!

Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap
pelangi – pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan
dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme
yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa
Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah
dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari
menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan
kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat
mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang
di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan
mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota
sepuluh Laskar Pelangi ini!

Anda mungkin juga menyukai