Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KEGIATAN

PEMBERIAN TERAPI MASSAGE EFFLEURAGE DAN AKUPRESUR


DALAM PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI GEREJA
BETHLEHEM PALANGKA RAYA

Di Susun Oleh :
Mahasiswa Kelompok 5
Tingkat II A
1. Purnadi Nakalelu (2018.C.10a.0946)
2. Teguh Saputra (2018.C.10a.0947)
3. Viona Rizky Febriasesa (2018.C.10a.0949)
4. Wahyu (2018.C.10a.0950)
5. Wila Hakiki (2018.C.10a.0951)
6. Wuci Lisan Zena (2018.C.10a.0954)
7. Wulandari (2018.C.10a.0955)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2019/2020
LAPORAN KEGIATAN
PEMBERIAN TERAPI MASSAGE EFFLEURAGE DAN AKUPRESUR
DALAM PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI GEREJA
BETHLEHEM PALANGKA RAYA

Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi


Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan II
Program Studi S-1 Keperawatan

Di Susun Oleh :
Mahasiswa Kelompok 5
Tingkat II A
8. Purnadi Nakalelu (2018.C.10a.0946)
9. Teguh Saputra (2018.C.10a.0947)
10. Viona Rizky Febriasesa (2018.C.10a.0949)
11. Wahyu (2018.C.10a.0950)
12. Wila Hakiki (2018.C.10a.0951)
13. Wuci Lisan Zena (2018.C.10a.0954)
14. Wulandari (2018.C.10a.0955)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendidikan kesehatan ini disusun oleh penyusun, kami yang


bertanda tangan di bawah ini :
Nama : 1. Purnadi Nakalelu (2018.C.10a.0946)
2. Teguh Saputra (2018.C.10a.0947)
3. Viona Rizky Febriasesa (2018.C.10a.0949)
4. Wahyu (2018.C.10a.0950)
5. Wila Hakiki (2018.C.10a.0951)
6. Wuci Lisan Zena (2018.C.10a.0954)
7. Wulandari (2018.C.10a.0955)
Program Studi : S-1 Keperawatan
Tingkat : II A
Judul : Pemberian Terapi Massage Effleurage Dan Akupresur Dalam

Pencegahan Hipertensi Pada Lansia Di Gereja Bethlehem

Palangka Raya

Telah melaksanakan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
II Pada Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka
Harap Palangka Raya.
Laporan kegiatan ini telah disetujui pada tanggal 21 0krober 2019

PEMBIMBING PAKTIK PENYULUHAN

Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing 1 Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Takesi Arisandy, Ners.,M.Kep Meilitha Carolina, Ners., M.Kep.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal tentang
Penanganan Hipertensi pada Lansia. Proposal ini disusun guna melengkapi tugas
mata kuliah Promosi Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan II.
Proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu , kami
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya atas dukungannya kepada penulis dalam menuntut ilmu
keperawatan dan perkembanganya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Yelstria Ulina Tarigan, S.Kep., Ners selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah Promosi Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan II.
4. Bapak Takesi Arisandy, Ners., M.Kep dan Bapak Efri Dulie, S.Kep., Ners
selaku Dosen Pembimbing Kelompok 5 Mata Kuliah Promosi Kesehatan Dan
Pendidikan Kesehataan II.
5. Secara khusus kepada Kepala BPH Gereja Bethlehem Palangka Raya yang
telah memberikan ijin tempat.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangkaraya, 18 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................3

1.3 Tujuan .............................................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan ..........................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAK


2.1 Massage ..........................................................................................................5

2.1.1 Definisi Massage ............................................................................................5

2.1.2 Manfaat Massage ............................................................................................5

2.1.3 Teknik Massage Effluerage ............................................................................6

2.1.4 Faktor-faktor Pertimbangan dalam Masase ....................................................8

2.2 Akupresur .......................................................................................................9

2.2.1 Definisi Akupresur..........................................................................................9

2.2.2 Teori Dasar Akupresur ..................................................................................9

BAB 3 METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

3.1 Definisi Metode ...........................................................................................16

3.1.1 Small Group Discussion ..............................................................................16

3.2 Definisi Media ..............................................................................................16

3.2.1 Leaflet ...........................................................................................................16

3.2.2 Poster ...........................................................................................................17

iii
BAB 4 LAPORAN HASIL KEGIATAN
4.1 Tahap Persiapan ...........................................................................................18

4.2 Tahap Pelaksanaan .......................................................................................19

4.3 Tahap Evaluasi.............................................................................................19

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................21

5.2 Saran............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 30


SAP
LEAFLET
MEDIA PENYULUHAN
DOKUMENTASI
SURAT TUGAS DOSEN
SURAT TUGAS MAHASISWA PENYULUHAN
DAFTA HADIR MAHASISWA PADA SAAT PELAKSANAAN PENYULUHAN
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
LEMBAR KONSULTASI

iv
BAB 1 Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Level 1, Space Before: 12 pt, Keep with next,
Keep lines together
PENDAHULUAN
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

1.1 Latar Belakang Formatted: Normal, Level 2, Indent: Left: 0", Hanging:
0.49", Don't add space between paragraphs of the same style,
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … +
Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" + Indent at:
dunia setiap tahunnya. World Health Organization (2011) mencatat ada satu miliar 0.25"

orang yang terkena hipertensi, dan akan terus meningkat seiring jumlah penduduk
yang membesar. Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di
negara berkembang,

Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia


>18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang di peroleh
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 9,4% yang di diagnosis tenaga
kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1% yang
minum obat sendiri. Klien yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang
minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi hipertensi di Indonesia sebesar
26,5%. (Kemenkes RI, 2013).

Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor
risiko yang dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah terdiri dari genetika,
umur, jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas, kurang olahraga,
konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan stres (Kemenkes
RI, 2013). Asupan garam yang terus meningkat, maka volume darah akan meningkat
dan dapat meningkatkan beban kerja pada jantung. Arteriosclerosis, kerusakan pada
ginjal, masalah pembuluh darah, serangan jantung, dan stroke adalah beberapa
kondisi dari resiko hipertensi. Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor,
diantaranya yaitu gaya hidup dan pola makan. Hipertensi juga dapat terjadi akibat
obstruksi pada arteri dan kelemahan otot jantung untuk memompa darah. Hal itu
disebabkan karena pada usia lanjut terjadi penurunan massa otot, kekuatan dari
laju denyut jantung maksimal, dan terjadinya peningkatan kapasitas lemak tubuh.

Pada saat ini anti-hipertensi diperlukan, pengobatan non-farmakologis


dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang
lebih baik (Dalimartha, 2013).

1
2

Salah satu terapi non farmakologis yang ditawarkan untuk menurunkan


hipertensi yaitu dengan terapi massage effleurage dan akupresur. Teknik
pemijatan dapat menghilangkan sumbatan dalam aliran darah sehingga aliran
darah dan energi di dalan tubuh kembali lancar (Dalimartha, 2013).

Sejalan dengan waktu dan bertambahnya pengalaman, terapi pijat


kemudian berkembang dalam pengobatan alternatif atau komplomenter.
Dalam massage terdapat banyak teknik yang bisa dilakukan, salah satu teknik
yang paling umum dan mudah dilakukan yaitu teknik effleurage.

Menurut penelitian yang dilakukan Sari, dkk (2014) saat ini pengobatan
untuk menangani hipertensi dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara untuk
mengobati hipertensi adalah dengan cara Massage. Teknik pemijatan berdampak
terhadap lancarnya sirkulasi darah, menyeimbangkan aliran energi di dalam tubuh
serta mengendurkan ketegangan otot. Meskipun peneliti menganggap teknik
pemijatan tidak akan berdampak banyak pada hipertensi berat, namun beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa Massage dapat menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi ringan dan sedang.

Teknik effleurage merupakan teknik pokok dalam sport massage. Tujuan


teknik effleurage adalah memperlancar peredaran darah, cairan getah bening dan
apabila dilakukan dengan tekanan yang lembut akan memberikan efek
penenangan, (Arovah, 2012).

AAdapun terapi akupresur yang merupakan perkembangan terapi pijat


yang berlangsung seiring dengan perkembangan ilmu akupuntur karena teknik
pijat akupresur adalah turunan ilmu dari akupuntur. Akupresur merupakan
perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan perkembangan
ilmu akupuntur karena teknik pijat akupresur adalah turunan dari ilmu
akupuntur . Teknik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai
pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik- titik yang sama seperti yang
digunakan pada terapi akupunktur.

Perkembangan akupresur di Indonesia mulai terjadi sejak kedatangan


imigran Cina ke Indonesia. Para pengobat dari cina ini berbaur dengan penduduk
3

lokal dan menerapkan ilmu pengobatannya bersama cara-cara lokal seperti


mengurut, mengerok, dan minum ramuan jamu lokal.

Dengan demikian, sekalipun akupresur berasal dari Cina, ternyata


metode pengobatan komplementer yang murah dan memberikan rasa nyaman
ini dapat dipadu dengan cara-cara pengobatan lokal terutama di pulau Jawa
(Hartono 2012)

1.11.2 Rumusan Masalah Formatted: Normal, Level 2, Indent: Left: 0", Hanging:
0.49", Outline numbered + Level: 2 + Numbering Style: 1, 2,
3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" +
Menjelaskan teori dan manfaat dari Terapi Massage dan Akupresur Indent at: 0.55", No widow/orphan control, Don't adjust
space between Latin and Asian text, Don't adjust space
Menjelaskan dan memperagakan Terapi Massage dan Akupresur Manfaat between Asian text and numbers
Formatted: Normal, Right: 0.1", Space Before: 0 pt, No
Senam Hipertensi Memperagakan Senam Hipertensi Menjelaskan Gerakan widow/orphan control, Don't adjust space between Latin and
Asian text, Don't adjust space between Asian text and
Hipertensi dan lansia dapat melakukan nya secara mandiri. numbers

1.3 Tujuan Formatted: Normal, Level 2, No widow/orphan control, Don't


adjust space between Latin and Asian text, Don't adjust space
between Asian text and numbers
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh terapi Massage dan Akupresur dalam


mengatasi Hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mampu memahami konsep teori terapi Massage dan Akupresuruntur

1.3.2.2 Mampu memahami manfaat Terapi Massage dan Akupresursenam


hipertesi

1.3.2.3 Mampu Mengetahui pengaruh Terapi Massage dan Akupresur senam


hipertensi Terhadap Perubahan Tekanan Darah

1.3.2.4 Mampu Memperagakan Terapi Massage dan AkupresurSenam Hipertensi


4

1.4 Manfaat Penulisan Formatted: Left, Level 2, Indent: Left: 0", First line: 0",
Space Before: 2 pt, Keep with next, Keep lines together

1.4.1 Bagi Penulis


Untuk menambah wawasan dan pengalaman kami dalam mengenal
masalah tentang hipertensi yang terjadi pada saat ini sehingga kami tidak
binggung lagi tentang masalah hipertensi dan kami pun sedikit tahu tentang
penanganan hipertensi.
1.4.2 Bagi Lansia

lansia dapat mengenal tentang teori dari Terapi Massage dan Akupresur
manfaat senam hipertensi Terapi Massage dan Akupresur dan menambah
pengetahuan yang di maksud Terapi Massage dan Akupresur dengan hipertensi.
Karena disamping untuk mereka sendiri, mereka dapat memberitahu kepada orang
lain maupun kepada teman-teman mereka yang tidak mengetahui tentang manfaat
dari Terapi Massage dan Akupresur. senam hipertensi.

1.4.3 Bagi Pembaca

Agar pembaca dapat menambah pengetahuani tentang senam hipertensi Terapi Formatted: Normal, Justified, Right: 0", Space Before: 0 pt,
No widow/orphan control, Don't adjust space between Latin
Massage dan Akupresur dan manfaat dari Terapi Massage dan Akupresur. and Asian text, Don't adjust space between Asian text and
numbers, Tab stops: 0.49", Left
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA Formatted: Heading 1, Right: 0", Space Before: 0 pt, Line
spacing: single

2.1 Massage Formatted: Heading 2, Left, Indent: Left: 0", First line: 0",
Right: 0", Space Before: 0 pt, Line spacing: single

2.1.1 Definisi Massage


Massage merupakan teknik manipulasi jaringan lunak melalui tekanan dan
gerakan. Teknik ini dapat dilakukan pada seluruh tubuh maupun pada bagian
tertentu (contoh punggung, kaki dan tangan). Massage adalah suatu seni gerak
tangan yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan memelihara kesehatan
jasmani, (Priyonoadi, 2013). Massage merupakan salah satu modalitas fisioterapi
yang banyak digunakan atlet untuk meningkatkan performa fisik maupun untuk
mengatasi cedera serta gangguan fisik lainnya akibat kerja fisik dengan intensitas
tinggi.

2.1.2 Manfaat Massage Formatted: Heading 2, Left, Indent: Left: 0", First line: 0",
Right: 0", Line spacing: single
Massage merupakan teknik integrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas
sistem saraf otonom. Apabila seseorang mempersepsikan sentuhan sebagai
stimulus rileks maka akan muncul respon relaksasi (Perry & Potter, 2015).

Massage secara luas diakui sebagai tindakan yang memberikan manfaat


sebagai berikut:

2.1.2.1 Relaksasi
Menimbulkan relaksasi yang dalam sehingga meringankan kelelahan
jasmani dan rohani dikarenakan sistem saraf simpatis mengalami
penurunan aktivitas yang akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah.
2.1.2.2 Mengurangi nyeri
Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan
inflamasi dikarenakan massage meningkatkan sirkulasi baik darah maupun
getah bening.
2.1.2.3 Memperbaiki organ tubuh
Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ
internal berdasarkan filosofi aliran energi meridian Massage mampu

5
6

memperbaiki aliran peredaran energi (meridian) didalam tubuh menjadi


positif sehingga memperbaiki energi tubuh yang sudah lemah.
2.1.2.4 Memperbaiki postur tubuh
Mendorong kepada postur tubuh yang benar dan membantu memperbaiki
mobilitas. Otot yang tegang menyebabkan nyeri dan bergesernya tulang
belakang keluar dari posisi normal sehingga postur tubuh mengalami
perubahan, Massage berfungsi untuk menstimulasi saraf otonom yang
dapat mengendurkan ketegangan otot (Perry & Potter, 2015).

2.1.2.5 Latihan pasif


Sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang sebagian akan mengimbangi
kurangnya latihan yang aktif karena massage meningkatkan sirkulasi darah
yang mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada titik vital yang
telah melemah.

i. 2.1.3 Teknik Massage Effluerage Formatted: Heading 2, Left, Space Before: 0 pt, Line
spacing: single, No bullets or numbering, Widow/Orphan
Manipulasi merupakan cara pegangan atau grip dalam melakukan massage control, Adjust space between Latin and Asian text, Adjust
space between Asian text and numbers
pada daerah tertentu dan untuk memberikan pengaruh tertentu pada tubuh.
Priyonoadi (2013), menjelaskan macam-macam manipulasi yang digunakan
dalam sport massage.

Gambar 2. Teknik Effleurage


7

2.1.3.1 Definisi Effleurage

Teknik effleurage merupakan teknik pokok dalam sport Massage. teknik


effleurage dilakukan dengan menggunakan seluruh permukaan telapak
tangan dan jari-jari untuk menggosok bagian tubuh yang lebar dan tebal
seperti paha dan daerah pinggang. Untuk daerah yang sempit seperti sela-
sela tulang rusuk dan daerah jari-jari kadang hanya menggunakan tapak
tangan bahkan jari-jari dan ujung-ujungnya, (Priyonoadi, 2013). Effleurage
adalah gerakan pijat yang paling dasar dan sering digunakan sebagai
gerakan yang menghubungkan terapis dalam mempertahankan kontak
dengan pasien dengan transfer gerakan atau kearea tubuh selanjutnya.
Effleurage cocok digunakan pada setiap area tubuh yang biasanya akan
dipijat (sambil menghindari setiap daerah yang tidak boleh
dipijat/kontraindikasi).

Kata "effleurage" berasal dari kata kerja Bahasa Perancis "effleurer" yang
berarti "stroke", atau "untuk skim atas". Terjemahan ini pada dasarnya
benar, tetapi tidak lengkap, deskripsi dari teknik effleurage digunakan
dalam pijat. Gerakan effleurage adalah gerakan relatif lambat dan lancar
terus menerus menggunakan telapak tangan. Jari-jari umumnya digunakan
bersama-sama dan dibentuk dengan kontur tubuh klien dalam cara yang
santai. Jari dan telapak tangan bergerak di sepanjang tubuh, dan
menerapkan beberapa tekanan, sebagian besar tekanan selama gerakan ini
diterapkan oleh telapak tangan.

2.1.3.2 Tujuan teknik effleurage

Tujuan teknik Effleurage adalah memperlancar peredaran darah, cairan


getah bening dan apabila dilakukan dengan tekanan yang lembut akan
memberikan efek penenangan. Priyonoadi (2013) juga menjelaskan tujuan
dari teknik effleurage yaitu untuk membantu melancarkan peredaran darah
dan cairan getah bening (cairan limpha), yaitu membantu mengalirkan
darah di pembuluh balik (darah veneus) agar cepat kembali ke jantung.
8

Oleh karena itu gerakan effleurage dilakukan selalu menuju arah jantung
yang merupakan pusat peredaran darah.

Gerakan effleurage biasanya diulang beberapa kali di atas wilayah yang


sama pada tubuh. Hal ini untuk mendorong relaksasi.

2.1.3.3 Manfaat teknik Effleurage

manfaat dari effleurage, yang dapat mencakup:

1. merangsang saraf-saraf di jaringan yang bekerja


2. merangsang suplai darah ke jaringan yang bekerja
3. memfasilitasi pembersihan kulit
4. merelaksasi serat otot
5. mengurangi ketegangan otot

i. 2.1.4 Faktor-faktor Pertimbangan dalam Masase Formatted: Left, Space Before: 10 pt, Line spacing:
Multiple 1.15 li, No bullets or numbering, Widow/Orphan
Menurut Price (2013), berbagai jenis gerakan bukan hanya bagian dari control, Keep with next, Keep lines together, Adjust space
between Latin and Asian text, Adjust space between Asian
Massage, yang sama pentingnya adalah cara bagaimana gerakan tersebut text and numbers, Tab stops: Not at 1.24"
Formatted: Font: Bold, Indonesian
dilakukan Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah tekanan,
kecepatan, irama, durasi, frekuensi yaitu:

2.1.4.1 Tekanan
Ketika menggunakan keseluruhan tangan untuk mengurut suatu daerah
yang luas tekanan harus selalu dipusatkan di bagian telapak tangan. Jari-
jari tangan harus dilemaskan sepenuhnya karena tekanan jari tangan pada
saat ini tidak menghasilkan relaksasi yang diperlukan. Tekanan telapak
tangan hanya boleh diberikan ketika melakukan gerakan mengurut ke arah.

2.1.4.2 Kecepatan
Sampai taraf tertentu kecepatan gerakan massage bergantung pada efek
yang ingin dicapai. Umumnya, Massage dilakukan untuk menghasilkan
relaksasi pada orang yang dipijat dan frekuensi gerakan massage kurang
lebih 15 kali dalam semenit.

2.1.4.3 Irama
9

Gerakan yang tersentak-sentak tidak akan menghasilkan relaksasi


sehingga kita harus berhati-hati untuk mempertahankan irama yang tidak
terputus-putus.

2.1.4.4 Durasi
Durasi atau lamanya suatu terapi massage bergantung pada luasnya tubuh
yang akan dipijat. Rangkaian massage yang dianjurkan berlangsung antara
5 sampai 15 menit dengan mempertimbangkan luas daerah yang dipijat.

2.1.4.5 Frekuensi
Umumnya diyakini bahwa massage paling efektif jika dilakukan tiap hari,
beberapa peneliti mengemukakan bahwa terapi Massage akan lebih
bermanfaat bila dilakukan lebih sering dengan durasi yang lebih singkat.
Menurut Breakey (2010) massage selama 10 menit harus sudah
menghasilkan relaksasi.

1. 2.2 Akupresur Formatted: Heading 2, Left, Right: 0", Line spacing: single,
No bullets or numbering

2.2.1 Definisi Akupresur Formatted: Heading 2, Left, Right: 0", Line spacing: single

Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/ tusuk jari adalah
salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada
titik-titik tertentu pada tubuh. Terapi akupresur merupakan pengembangan dari
ilmu akupuntur, sehingga pada prinsipnya metode terapi akupresur sama
dengan akupuntur, yang membedakannya terapi akupresur tidak menggunakan
jarum dalam proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk mengurangi
atau pun mengobati berbagai jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi
ketegangan dan kelelahan. Proses pengobatan dengan teknik akupresur
menitik beratkan pada titik-titik saraf tubuh. Di kedua telapak tangan dan kaki
kita terdapat titik akupresur untuk jantung, paru-paru, ginjal, mata, hati,
kelenjar tiroid, pankreas, sinus, dan otak ( Fengge 2012).

2.2.2 Teori Dasar Akupresur Formatted: Normal, Level 2, No widow/orphan control, Don't
adjust space between Latin and Asian text, Don't adjust space
between Asian text and numbers
10

2.2.2.1 Teori Yin dan Yang

Akupresur sebagai seni dan ilmu terapi pengobatan dan penyembuhan


yang berlandaskan pada teori keseimbangan yang berasal dari ajaran
Taonisme. Taonisme menyimpulkan, bahwa semua isi alam ini dan sifat-
sifatnya dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok, yang disebut
kelompok Yin dan Yang. Semua benda-benda yang sifatnya mendekati
api dikelompokan kedalam kelompok Yang, dan semua benda yang
sifatnya mendekati air dikelompokan kedalam kelompok Yin.Semua
benda-benda Yang bersifatnya mendekati api dikelompokan ke dalam
kelompok Yang, dan semua benda yang sifatnya mendekati air
dikelompokakan ke dalam kelompok Yin. Api dan air digunakan
sebagai patokan dalam keadaan wajar, dan dari sifat api dan air tersebut
kemudian dirumuskan sifat-sifat penyakit dan bagaimana cara
penyembuhannya.Seseorang dikatakan tidak sehat atau sakit apabila
diantara Yin dan Yang didalam tubuhnya tidak seimbang. Misalnya
pada saat sedang demam (suhu badan di dalam tubuh naik), maka untuk
mengembalikan keseimbangan antara Yin dan Yang kemudian
dikompres dengan air dingin (Fengge 2012).

Pada dasarnya tidak ada keseimbangan yang bersifat mulak dan statis,
sehingga hubungan antara Yin dan Yang selalu bersifat relatif dan
dinamis. Sifat hubungan dari Yin dan Yang adalah berlawanan, saling
mengendalikan dan mempengaruhi, tapi membentuk satu kesatuan
yang dinamis.

Hukum keseimbangan ini menjadi dasar dalam menganalisa penyebab


suatu penyakit dan cara penyembuhan/pemberian terapi pada metode
pengobatan tradisional, khususnya pada terapi Akupuntur dan
Akupresur. Hukum keseimbangan ini menjadi dasar dalam
menganalisa penyebab suatu penyakit dan cara penyembuhan/
pemberian terapi pada metode pengobatan tradisional, khususnya pada
terapi akupuntur dan akupresur . Jika seseorang sakitnya dikelompokan
ke dalam kelompok Yin, maka pengobatannya bersifat Yang, dan begitu
11

pula sebaliknya (Fengge 2012).

2.2.2.2 Teori Pergerakan Lima Unsur

Selain teori Yin dan Yang, masih ada teori falsafah alamiah yang
berhubungan dengan konsep kategorisasi alam dan unsurnya yaitu teori
pergerakan lima unsur (Fengge 2012).

Gambar 1 Teori Pergerakan Lima Unsur

2.2.2.3 Teknik Memijat Pada Terapi Akupresur

Pertama kali yang harus diperhatikan sebelum melakukan pijat


akupresur adalah kondisi umum si penderita. Pijat akupresur adalah
kondisi umum si penderita. Pijat akupresur tidak boleh dilakukan
terhadap orang yang sedang dalam keadaan terlalu lapar ataupun terlalu
kenyang, dan pada perempuan yang sedang dalam keadaan hamil
muda. Selain kondisi pasien ruangan untuk terapi akupresur pun harus
diperhatikan. Suhu ruangan yang digunakan untuk terapi tidak boleh
terlalu panas atau terlalu dingin,sirkulasi udara ruangan baik dan tidak
diperbolehkan melakukan pemijatan di ruangan berasap. Pijatan bisa
dilakukan setelah menemukan titik meridian yang tepat, yaitu timbulnya
reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau pegal. Dalam terapi
12

akupresur pijatan bisa dilakukan dengan menggunakan jari tangan (


jempol dan jari telunjuk). Lama dan banyaknya tekanan ( pemijatan)
tergantung pada jenis pijatan. Pijatan untuk menguatkan (Yang), untuk
kasus penyakit dingin,lemah,pucat/lesu, dapat dilakukan dengan
maksimal 30 kali tekanan,untuk kasus penyakit dingin, lemah, pucat/
lesu, dapat dilakukan dengan maksimal 30 kali tekanan, untuk masing-
masing titik dan pemutaran pemijatannya searah jarum jam,
sedangkan pemijatannya yang berfungsi melemahkan (Yin) untuk
kasus penyakit panas, kuat, muka merah,berlebihan/hiper dapat dilakukan
dengan minimal 50 kali tekanan dan cara pemijatannya berlawanan jarum
berlebihan/ hiper dapat dilakukan dengan minimal 50 kali tekanan dan
cara pemijatannya berlawanan jarum jam ( Fengge 2012).

2.2.2.4 Titik Akupresur

1. Titik Akupresur utama hipertensi


1) SP 6 Sanyinjiao (sedate)
Terletak 3 cun di atas malleolus internus.

2) LR 3 Taichong (sedate)
13

Terletak proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I dan


metatarsal II.

3) PC 6 Neiguan (sedate)
Terletak 2 cm diatas pergelangan tangan

4) Ll 11 Quchi (sedate)
14

Terletak pada lipat siku.

5) Lr 2 Xingjian (sedate)
Terletak 0,5 cun batas distal lekukan antara ibu jari dan jari kedua
kaki.

6) Li 4 Hegu (sedate)
Terletak pada pertengahan sisi radial os metacarpal II pada dorsum
manus.
15

7) Gb 20 Fengchi (sedate)
Terletak satu cun dari batas rambut belakang pada sebuah
lekukan.

8) St 9 Renying (sedate)
Terletak 1,5 cun dibelakang prominensia Ilaryngeus dan di depan
arteri carotis

9) Ki 3 Taixi (tonic)
Terletak di antara malleolus internus dan tendon achiles setinggi
bagian tertinggi malleolus internus.
16

10) St 40 Fenglong (sedate)


Terletak satu jari lateral dari titik St 38.
BAB 3

METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

3.1 Definisi Metode


Metode berasal dari bahasa Yuyanani yaitu Methodos yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode yang
menyangkut masalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tugas,
atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

3.1.1 Small Group Discussion


Small Group Discussion adalah proses pembelajaran dengan melakukan
diskusi kelompok kecil, tujuannya agar peserta memiliki keterampilan
memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang di hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

3.2 Definisi Media


Media adalah suatu alat perantara atau pengantar yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima pesan.
Secara etimologi kata Media berasal dari bahasa Latin, yaitu Medius yang artinya
perantara atau pengantar. Media juga dapat didefinisikan sesuatu yang dijadikan
sebagai wadah, alat, atau sarana untuk melakukan komunikasi.

3.2.1 Leaflet
Leaflet adalah salah satu bentuk publikasi singkat yang mana biasanya
berbentuk selebaran yang berisi keterangan atau informasi tentang sebuah,
produk, organisasi atau bentuk layanan lainnya yang perlu diketahui oleh
khalayak umum.

16
17

3.2.2 Poster
Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi
gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar atau kecil. Pengaplikasiannya
dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari
perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-
warna kontras dan kuat.
BAB 4
LAPORAN HASIL KEGIATAN

4.1 Tahap Persiapan


Adapun tugas yang dilakukan oleh Mahasiswa (i) dalam tahap persiapan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat STIKes Eka Harap Palangka Raya
meliputi :
4.1.1 Melakukan survei untuk mencari tempat yang akan di lakukan penyuluhan
lima hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
4.1.2 Melakukan konsultasi persiapan untuk mengajukan judul proposal empat
hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
4.1.3 Melakukan konsultasi untuk mengajukan proposal kepada dosen
pembimbing tiga hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
4.1.4 Melakukan revisi proposal yang sudah di koreksi oleh dosen pembimbing.
4.1.5 Melakukan konsultasi proposal yang sudah di perbaiki sampai dengan di
setujui oleh dosen pembimbing.
4.1.6 Melakukan persiapan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
penyuluhan tiga hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
4.1.7 Melakukan persiapan media banner, dan leaflet yang akan di gunakan
dalam penyuluhan tiga hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
4.1.8 Menyiapkan surat permohonan untuk dilakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan di Gereja Bethlehem Palangka Raya dalam rangka kegiatan
pengabdian masyarakat STIKes Eka Harap.
4.1.9 Menyiapkan surat tugas dosen untuk dilakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan di Gereja Bethlehem Palangka Raya dalam rangka kegiatan
pengabdian masyarakat STIKes Eka Harap.
4.1.10 Menyiapkan surat tugas mahasiswa untuk di lakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan di Gereja Bethlehem Palangka Raya dalam rangka kegiatan
pengabdian masyarakat STIKes Eka Harap.
4.1.11 Melakukan role play satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.

18
19

4.1.12 Melakukan konfirmasi dengan pihak Gereja Bethlehem melalui pertemuan


tatap muka tentang pelaksanaan penyuluhan satu hari sebelum
dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
4.1.13 Mengantarkan surat izin untuk melakukan penyuluhan kepada pihak
Gereja Bethlehem satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.

4.2 Tahap Pelaksanaan


Adapun tugas yang dilakukan oleh tim dosen dalam tahap pelaksanan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat STIKes Eka Harap Palangka Raya
meliputi:
4.2.1 Penyuluhan dilakukan pada pukul 07:30 - 08:30 WIB di Ruangan BPH
Gereja Bethlehem Palangka Raya.
4.2.2 Peserta yang hadir sejumlah 3 orang lansia Gereja Bethlehem Palangka
Raya.
4.2.3 Setting tempat sesuai dengan rencana yang dilakukan di Ruangan BPH
Gereja Bethlehem Palangka Raya.
4.2.4 Peran mahasiswa sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan pada
kegiatan penyuluhan, yaitu tanya jawab.
Ibu Emerli bertanya apa manfaat dari terapi message dan akupresur ?
Wuci Lisan Zena yang bertugas sebagai penyaji menjawab pertanyaan Ibu
Emerli, manfaat dari massage dan akupresur adalah untuk merangsang
saraf-saraf di jaringan yang bekerja, merangsang suplai darah ke jaringan
yang bekerja, memfasilitasi pembersihan kulit,
merelaksasi serat otot dan dapat mengurangi ketegangan otot.
4.2.5 Penggunaan bahasa sudah komunikatif dan dapat dimengerti oleh lansia di
Gereja Palangka Raya.
4.3 Tahap Evaluasi
4.3.1 Evaluasi Struktur
4.3.1.1 Setting tempat dan alat sesuai dengan perencanaan.
1. Moderator dan Leader berada di samping kiri peserta penyuluhan.
2. Penyaji berada tepat di depan peserta penyuluhan.
20

3. Peserta penyuluhan berada di tegah ruangan dan menghadap depan


mengarah ke penyaji penyuluhan.
4. Fasilitator berada tepat di samping kanan peserta penyuluhan.
5. Dokumentasi berada tepat di belakanng peserta penyuluhan.
4.3.1.2 Surat menyurat kegiatan sesuai dengan perencanaan.
4.3.1.3 Peran dan fungsi sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan dalam
perencanaan.
4.3.2 Evaluasi Proses
4.3.2.1 Penyuluhan dilakukan pada pukul 07:30 – 08:30 WIB sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
4.3.2.2 Selama penyuluhan peserta bisa mengikuti kegiatan penyuluhan dengan
baik.
4.3.2.3 Banyak peserta yang tidak dapat hadir berjumlah 18 orang dari 21 lansia di
Gereja Bethlehem Palangka Raya hanya 3 lansia yang dapat hadir
mengikuti penyuluhan.
4.3.2.4 Peserta berperan aktif bertanya selama kegiatan penyuluhan berlangsung,
4.3.3 Evaluasi Hasil
Semua lansia yang mengikuti penyuluhan di Gereja Bethlehem Palangka
Raya dapat memahami dari apa yang telah disampaikan oleh penyuluh dan
dapat mengetahui tentang pencegahan hipertensi pada lansia.
BAB 5 Formatted: Different first page header

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Lansia mampu menerima dan memahami yang disampaikan pada saat
penyuluhan, dan mampu mengerti memahami tentang terapi massage effleurage
dan akupresur serta mampu memahami bagaimana cara mencegah penyakit
hipertensi, lansia juga aktif bertanya terkait materi yang telah disampaikan.

5.2 Saran
5.2.1 Tim Penyuluhan
Bagi tim penyuluh diharapkan lebih mempersiapkan diri dengan baik
sebelum melakukan penyuluhan kepada para lansia dan mempersiapkan media
penyuluan dengan baik dan kreatif. Penyuluh diharapkan lebih menguasai materi,
lebih percaya diri, dan membuat inovasi baru dalam media penyuluhan, serta
membiasakan diri untuk biasa berbicara didepan umum dan sesuai target
penyuluhan.

5.2.2 Bagi Lansia


Lansia dapat mengenal dan mampu mengetahui tentang hipertensi dan
menambah pengetahuan mereka, baik untuk mereka sendiri dan orang lain yang
tidak mengetahui tentang hipertensi.

5.2.3 Bagi Pembaca


Agar pembaca dapat menambah pengetahuan tentang upaya pencegahan
hipertensi.

21
22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Terapi Massage Effleurage dan Akupresur


Sub pokok pembahasan : memperagakan terapi Massage Effleurage akupresur
pada Lansia
Hari/tanggal : Jum’at, 17 September 2019
Waktu : 30 Menit
Sasaran : Lansia
Tempat : Gereja Bethlehem Palangka Raya

3.1.1. Tujuan Instruksional Umum Formatted: Normal, Level 2, Space Before: 2 pt, Line
spacing: single, Keep with next, Keep lines together

Setelah mengikuti penyuluhan tentang terapi Massage dan akupresur


diharapkan lansia mampu memperagakan sendiri terapi dirumah.

3.1.2. Tujuan instruksional khusus Formatted: Normal, Level 2, Space Before: 2 pt, Line
spacing: single, Keep with next, Keep lines together

Setelah mengikuti penyuluhan message dan akupresur lansia diharapkan


dapat mengetahui :

3.1.2.1 Pengertian Terapi Massage dan Akupresur

3.1.2.2 Manfaat Terapi Massage dan akupresur

3.1.2.3 Tujuan Terapi Massage dan Akupresur

3.1.2.4 Cara Melakukan Terapi Massage dan Akupresur


Formatted: Right: 1.18", Section start: New page, Different
first page header

3.1.3 Definisi Metode Formatted: Normal, Level 2, Space Before: 2 pt, Line
spacing: single, Keep with next, Keep lines together

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Methodos” yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode yang
menyangkut masalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tugas,
atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

3.1.4.1. Metode Penyuluhan

1. Peragaan Terapi Massage dan Akupresur : Adalah suatu cara pendidikan


Kesehatan dimana kita menerangkan atau
melakukan peragaan terapi mesase dan
akupresur.

2. Tanya jawab : Adalah cara penyajian bahan pelajaran dalam


proses pembelajaran yang bebentuk
pertanyaan yang harus di jawab.

3.1.5. Media Penyuluhan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
Formatted: Normal, Level 2, Space Before: 2 pt, Line
spacing: single, Keep with next, Keep lines together

1. Poster

2. Leaflet

21
3.1.6. Kegiatan Penyuluhan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
Formatted: Normal, Level 2, Space Before: 2 pt, Line
spacing: single, Keep with next, Keep lines together

No Acara Waktu Langkah kerja Respon klien

1 Pembukaan 5 menit a) Mengucapkan salam b)a) Membalas


salam
b) Melakukan perkenalan
dengan lansia

c) Menjelaskan waktu dan c)b)


tujuan pelaksanaan Mendengarkan
yang hendak di capai

2 Peragaan 20 menit
d)c) Mendengar
terapi mesase
a) Memperagakan senam kan
dan
b) Memberikan saran
akupresur
c) Menyampaikan
a) Mengikuti
langkah-langkah
gerakan senam
gerakan terapi

d) Melakukan bersama-
sama klien b) Bertanya dan
menjawab

a) Mengakhiri pertemuan
Penutup
3 5 menit dan mengucapkan c) Menjawab
salam

b)a) Menjawab

c)b)
22
Formatted: Indent: Left: 2.25", First line: 3.25"

Mendengarkan

d)c) Menjawab
salam

3.1.7. Tugas Pengorganisasian

3.1.7.1. Moderator : Teguh Saputra


Tugas dan tanggung jawab Moderator yaitu :
1) Membuka acara kegiatan penyuluhan
2) Memperkenalkan anggota kelompok
3) Menjelaskan tujuan dan topik yang akan di laksanakan
4) Menjelaskan kontrak waktu dan waktu untuk melakukan kegiatan
penyuluhan
5) Mengatur jalannya kegiatan penyuluhan

3.1.7.2. Leader : Wahyu, Wuci dan Purnadi


Tugas dan tanggung jawab Leader adalah :
1) Menginstruksikan gerakan terapi
2) Mengevaluasi kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan
3) Mengucapkan salam penutup

3.1.7.3. Fasilitator : Wulandari dan Wila hakiki


Tugas dan tanggung jawab Fasilitator yaitu :
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi pelaksanaan kegitan dari awal sampai dengan akhir
3) Membuat dan mengedarkan absen peserta pelaksanaan penyuluhan
4) Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan

3.1.7.4. Sie dokumentasi : Viona Rizky Febriasesa


Tugas : Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan
23
Formatted: Indent: Left: 2.25", First line: 3.25"

3.1.7.5. Tempat

Seting Tempat :

Keterangan :

: Moderator dan Leader

: penyaji

: Peserta

: Fasilitator

dokumentasi

1.1.7.6. Evaluasi

1. Rencana Evaluasi
24
Formatted: Indent: Left: 2.25", First line: 3.25"

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kepada lansia, kiranya lansia dapat


mengetahui cara terapi hipertensi, dan dapat menerapkan sendiri terapi Hipertensi
dirumah.

Palangka Raya, 18 Oktober 2019

Penyuluh
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1 : Moderator membuka acara penyuluhan di Gereja Bethlehem Palangka


Raya Tahun 2019.

Gambar 2 : Penyaji pertama menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan


para peserta Lansia di Gereja Bethlehem Tahun 2019.
Formatted: Indent: Left: 2.25", First line: 3.25"

Gambar 3 : Penyaji dan leader memperaktekan cara melakukan terapi massage


effleurage.

Gambar 4 : Penyaji mempraktekan terapi akupresur pada pergelangan tangan.


Formatted: Indent: Left: 2.25", First line: 3.25"

Gambar 5 : Kepala BPH, dan peserta Lansia di Gereja Bethlehem Palangka


Raya. Tahun 2019.
DAFTAR PUSTAKA

Ade Dian Anggraini.(2009).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat Di Poli Klinik Dewasa Puskesmas
FK UNRI.

Depkes RI. (2012). Penyuluhan Kesehatan. Jakarta.

Elizabeth J.Corwin (2010). Buku Saku Patofisiologi.Ed 3.Jakarta:EGC.

Lanny Sustarini.(2010). Hipertensi.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Mansjoer, Arief. (2011).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aeculapus.

Pornomo,H.(2009).Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Yang Paling


Mematikan.Yogyakarta : Buana pustaka.

Robbins, S, S.L dan Burns, K.D., Kumar, V., Contran, R.S., (2010). Pembuluh
Darah. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC.

Setiawan Dalimartha.(2008).Care You Self, Hipertensi.Jakarta:Penebar plus.

Suddarth dan Bare B.(2011). Buku Ajar Keperawatan Medical


Bedah.Jakarta:EGC

Sunita Almatsier.(2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:Gramedia.

Syafrudin.(2011). Himpunan Penyuluhan Kesehatan: Pada Remaja,


Keluarga,Lansia, Dan Masyarakat.Jakarta:Trans info media.

Weber, J (2014).Hipertension In Eldery. The American jurnal of geriatric


cardiology.

30

Anda mungkin juga menyukai