Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)

RSUD SAWERIGADING PALOPO

SEKSIO SESAREA (ICD XXXXX)

DEFENISI Bedah seksio sesarea adalah suatu tindakan bedah untuk melahirkan janin
pada uterus yang sudah terbentuk SBR dengan sempurna (kehamilan ≥ 28
minggu) dengan berat diatas 500 gram melalui syatan pada uterus.
INDIKASI 1. Anak
a. Gawat janin
b. sungsang premature
c. sungsang TBBA > 3500 gr
d. kelainan letak
e. solusio plasenta anak hidup
f. Tali pusat menumbung
g. Letak Kaki
h. Hidrosefalus dengan BPD > 10 cm
i. Gemelli, anak pertama bukan letak kepala
j. PJT dengan oligohidramnion
2. Ibu
a. Drip oksitosin gagal
b. Plasenta Previa
c. Solusio Plasenta 6 jam belum lahir
d. Ancaman Ruptur
e. Plasenta Previa Akreta
f. Tumor yang menghalangi jalan lahir
g. Riwayat SC 2 kali
h. Riwayat pembedahan uterus
KONTRA INDIKASI ASA IV (Kolaborasi Anastesi)
PERSIAPAN 1. Persiapan Alat
a. Transfusion set
b. IV Cateter
c. Cairan Infus RL atau NaCL 0,9%
d. Folley Cateter
e. Urine Bag
f. Spoit 10 cc
g. Set SC
2. Persiapan Pasien
a. Beritahu pasien tentang hal yang akan dilakukan.
b. Isian formulir informed consent.
c. Untuk pasien diruang perawatan puasa ± 6 jam sebelum operasi
3. Persiapan Obat-Obatan
a. Obat antibiotik
b. Perawat/Bidan mempersiapkan pasien yang akan dilakukan
bedah seksio sesarea.
c. Dokter memberikan dukungan mental pada pasien yang akan
menghadapi bedah seksio sesarea.
d. Keluarga pasien mengisi Informed Consent.
e. Dokter mengkonsultasikan pasien yang akan dilakukan tindakan
bedah seksio sesarea ke Departemen Anastesi.
f. Bidan/Dokter memeriksa apakah pasien memakai gigi palsu
atau perhiasan. bila pasien memakai, bantu untuk
melepaskannya.
g. Bidan/Dokter melakukan pemasangan infus dan kateter.
h. Bidan/Dokter mengambil sampel darah untuk cross-matching.
i. Bidan/Dokter memberikan antibiotik profilaktik pre-operatif.
j. Bidan/Dokter mengantar pasien ke kamar operasi dan serah
terima dengan petugas kamar operasi.
PROSEDUR 1. Setelah dilakukan tindakan septik dan antiseptik di daerah abdomen
TINDAKAN dan sekitarnya, dilakukan insisi mediana inferior sepanjang kurang
lebih 10 cm(atau kalau diperlukan diperluas secara indiferen) atau
insisi Pfannenstiel ± 10 cm.
2. setelah peritonium dibuka, dilakukan identifikasi Plika Vesic
Outerina.
3. Plika Vesicouterina diidentifikasi kemudian disayat konkaf kearah
ligamentum proprium kiri dan kanan.
4. Segmen bawah rahim dinsisi melintang, bagian tengahnya ditembus
secara tumpul dan diperlebar ke kanan dan kiri.
(Sebaga perbandingan dilakukan insisi langsung vertikal corpus
uteri pada jenis teknik korporal tanpa membuka plika vesicouterina)
5. Bayi dilahirkan dengan cara meluksir kepala atau menarik kaki.
6. Kemudian plasenta dilahirkan.
7. Luka segmen bawah rahim atau korpus uteri dijahit dengan cara
dua lapis (double layer) secara kontinyu.
8. Setelah yakin tak ada lagi perdarahan, dilakukan reperitonealisasi.
9. Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
10. Luka operasi dijahit lapis demi lapis.
11. Fascia di jahit dengan polyglatin (PGA)No 1.
12. Kulit dijahit secara subkutikuler.
13. Perdarahan dan diuresis selama operasi dihitung.
PASCA PROSEDUR Pemantauan tinggi fundus, kontraksi, perdarahan, tanda vital.
TINDAKAN
TINGKAT EVIDENS
TINGKAT
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS 1. dr. RahmiDjamil, SpOG
2. dr. NasaruddinNawir, SpOG(K)
3. dr.Wirijanto, Sp.OG
4. dr. Basyar, SpOG, MKes
INDIKATOR
PROSEDUR
TINDAKAN
KEPUSTAKAAN

Anda mungkin juga menyukai