Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TEKNIK BROADCASTING I

IDENTIFIKASI PEMANCAR

Disusun Oleh
Nama : Rina Maulia Wardhani
Kelas : TE-2C
NIM : 4.39.18.01.17

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2020
DAFTAR ISI
I. TUJUAN ...................................................................................................................... 1

II. LANDASAN TEORI ................................................................................................... 1

2.1 Sejarah Radio .................................................................................................... 2

2.1.1 Perkembangan Radio ........................................................................................ 2

2.1.2 Keunggulan dan Kelemahan Radio .................................................................. 3

2.1.3 Siaran Broadcast ............................................................................................... 4

2.2 Televisi.............................................................................................................. 8

2.2.1 Karakteristik Televisi ........................................................................................ 9

2.2.2 Perkembangan Televisi di Indonesia .............................................................. 10

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi ............................................................... 12

2.3 AM dan FM .................................................................................................... 14

III. ALAT DAN BAHAN ................................................................................................ 17

IV. LANGKAH KERJA ................................................................................................... 17

A. Langkah- langkah dalam Identifikasi Pemancar adalah sebagai berikut :.......... 17

V. DATA HASIL PERCOBAAN ................................................................................... 17

VII. KESIMPULAN .......................................................................................................... 27

Teknik Broadcasting I i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Radio ............................................................................................................ 2

Gambar 2.2 Proses Siaran Broadcast ............................................................................... 4

Gambar 2.3 Televisi ........................................................................................................ 8

Gambar 2.4 AM dan FM .............................................................................................. 15

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Frequency .................................................................................. 6

Tabel 5.1 Identifikasi Nama Radio, Jarak Pemancar, frekuensi dan Jarak antar
parameternya dan jarak antar frekuensinya (FM) ...................................................... 17

Tabel 5.2 Identifikasi Nama Radio, Jarak Pemancar, frekuensi dan Jarak antar
parameternya dan jarak antar frekuensinya (AM) ..................................................... 19

Tabel 5.3 Identifikasi Channel Televisi yang ada di Semarang ................................ 19

Tabel 6.1 Contoh Penghitungan Jarak Antar Parameter ............................................ 26

Tabel 6.2 Contoh Anak Induk Televisi yang terdapat pada Semarang...................... 26

Teknik Broadcasting I ii
LAPORAN TEKNIK BROADCASTING I

IDENTIFIKASI PEMANCAR

I. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penyusunan laporan Teknik Broadcasting I tentang Identifikasi
Pemancar, sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui nama Pemancar Radio dan Televisi


2. Mahasiswa dapat mengetahui Perbedaan AM dan FM pada Radio
3. Mahasiswa dapat Mengidentifikasi Frekuensi, Jarak parameter, Jarak antar
Parameter.

II. LANDASAN TEORI

Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana Internasional


(1983:121a), radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang
elektromagnetik yang disebarkan oleh ruang pada kecepatan cahaya. Gelombang
elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan cahaya dan
gelombang panas, tetapi frekuensinya lebih rendah. Menurut Anton M. Moeliono,
pengertian radio adalah siaran (pengiriman) siaran/bunyi melalui udara (1982:791).
Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha Jiwapraja (1980:80) menyatakan radio adalah
keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan kemudian
dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di mobil dan
sebagainya. Siaran Radio (Broadcast) Pada siaran radio, yang ditransmisikan/
dipancarkan adalah hanya sinyal suara (audio). Oleh karena itu proses komunikasinya
dapat di gambarkan seperti diagram blok sebagai berikut.

Teknik Broadcasting I 1
2.1 Sejarah Radio

Gambar 2.1 Radio

Radio adalah salah satu jenis media massa satu arah yang berperan untuk
menyampaikan pesan (berita, informasi dan hiburan) kepada masyarakat dengan
jangkauan luas. Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama
sebelum menjadi media komunikasi massa seperti saat ini.
Berkat ketekunan tiga orang cendikiawan, diantaranya seorang ahli teori
ilmu alam yang bernama James Maxwell berhasil menemukan rumus yang
diduga dapat mewujudkan gelombang elektromagnetis, yaitu gelombang yang
digunakan untuk gelombang radio dan televisi (1865).
Berdasarkan teorinya bahwa gerakan magnetis dapat mengarungi ruang
angkasa dengan kecepatan hampir sama dengan kecepatan cahaya (186.000
mil/detik). Teori Maxwell ini dibuktikan oleh Heinrich Hertz pada tahun 1884.
Tetapi baru digunakan untuk tujuan praktis oleh Guglemo Marconi, dimana
Marconi telah dapat mengirimkan tanda-tanda tanpa kawat melintasi samudra
Atlantik.

2.1.1 Perkembangan Radio

Perkembangan radio sebagai media massa lalu berkembang


dibeberapa negara. Diawali di Amerika Serikat (AS) dengan
pengembangan penemuan Marconi oleh Dr. Lee De Forest pada tahun
1906, karena itu pula ia dijuluku “The Father of radio”.

Teknik Broadcasting I 2
Sejak saat itu radio di AS mulai mengalami perkembangan yang
pesat. Pada bulan Maret 1923 telah berdiri 556 stasiun radio. Baru pada
tahun 1926 berdirilah NBC (National Broadcasting Radio) sebagai badan
siaran radio yang luas dan besar, lalu muncul pesaingnya yaitu CBS
(Columbia Broadcast System).
Sejak saat itu juga radio terus berkembang dibeberapa negara
seperti Inggris, Perancis, Uni Sovyet, Jepang dan RRC. Selain
mengalami perkembangan, radio juga telah memasuki tahap
penyempurnaan. Prof. E H Amstrong dari Universitas Columbia pada
tahun 1933 memperkenalkan sistem Frequency Modulation (FM)
sebagai penyempurnaan dari Amplitudo Modulation (AM). Keutungan
FM dari AM, antara lain:
1. Dapat dihilangkan interference (gangguan/percampuran) karena
cuaca.
2. Dapat menghilangkan interference yang disebabkan dua stasiun
radio yang bekerja pada gelombang yang sama.
3. Menyiarkan suara sebaik-baiknya.

2.1.2 Keunggulan dan Kelemahan Radio


Diantara media yang ada seperti televisi dan media cetak, radio memiliki
beberapa keunggulan dimana dapat diakses secara mudah, tidak
diperlukan ketrampilan khusus dari khalayak yang ingin dituju seperti
ketrampilan membaca karena radio merupakan media imajinatif. Selain
itu masyarakat dapat mendapatkan informasi dengan cepat dari radio
dengan biaya murah.

Keunggulan lain dari radio adalah sifatnya yang santai, karena sifatnya
auditori (untuk didengarkan), lebih mudah orang menyampaikan pesan
dalam bentuk acara yang menarik. Dalam hal ini musik memegang
peranan yang sangat penting karena pesan disampaikan diantara musik.

Adapun kekurangan dari media massa ini adalah tidak bisa dilihat
sehingga merupakan media sekilas/selintas (hanya sekali didengar dan
tidak bisa diulang).

Teknik Broadcasting I 3
Selain itu tidak semua hal bisa diinformasikan melalui radio dan karena
sifatnya yang satu arah maka tidak teridentifikasi siapa yang
mendapatkan atau menerima info atau pesan yang disampaikan.

Dengan kekurangan dan kelebihannya, radio telah menjadi media massa


yang dapat diandalkan, cukup efektif dalam penyampaian pesan, dan
tetap diminati walau banyak media lain. Seiring perkembangan waktu,
jumlah pendengar radio terus bertambah dan radio terus bertahan
menghadapi perkembangan zaman.

2.1.3 Siaran Broadcast


Pada siaran radio, yang ditransmisikan/dipancarkan adalah hanya sinyal
suara (audio). Oleh karena itu proses komunikasinya dapat digambarkan
seperti diagram blok sebagai berikut :

Gambar 2.2 Proses Siaran Broadcast

Pada stasiun pemancar sinyal suara diproduksi oleh mikropon yang


berfungsi sebagai tranduser, yaitu mengubah energi suara (audio)
menjadi energi listrik (sinyal suara) dengan frekuensi maksimum 20 KHz
(AF = audio Frequency). Selanjutnya sinyal suara diperkuat oleh
rangkaian penguat (amplifier) yang berfungsi sebagai penguat sinyal
suara sehingga memiliki energi yang cukup untuk rangkaian elektronika,
selanjutnya sinyal suara yang telah diperkuat selanjutnya dicampur
dengan gelombang pembawa (carier wave) frekuensi radio (RF) yang
diproduksi oleh rangkaian Osilator RF.

Teknik Broadcasting I 4
Proses Pencampuran (mixing) sering disebut modulasi dilakukan oleh
rangkaian modulator yang berfungsi sebagai mixer dan penguat daya
sehingga sinyal modulasi memiliki energi yang cukup besar dan mampu
merambat /meradiasi / memancar di udara melalui antena pemancar
dengan jarak pancar sesuai energi yang dimilikinya. Dengan kata lain
jarak pancar gelombang tergantung dari besarnya energi gelombang
tersebut.

Gelombang RF yang telah dipancarkan antena pemancar ke udara,


diterima oleh antena radio penerima yang berfungsi menerima semua
gelombang radio. Oleh rangkaian Tuner (penala) gelombang-gelombang
radio tersebut dipilih satu gelombang saja yaitu yang berresonansi
dengan frekuensi gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian penala
(frekuensi gelombang radio = frekuensi gelombang penala).

Gelombang tersebut merupakan gelombang yang modulasi antara


gelombang/sinyal suara dan gelombang pembawa. Setelah mengalami
penguatan melalui rangkaian penguat, gelombang tersebut diteruskan ke
rangkaian demodulasi untuk mendeteksi/ memisahkan gelombang suara
dan gelombang pembawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Proses
demodulasi dengan menggunakan sistem pencampuran dengan
gelombang frekuensi bandingan dari rangkaian osilator lokal.

Hasil pencampuran/bandingan tersebut menghasilkan gelombang


frekuensi menengah sekitar 455 KHz. Selanjutnya gelombang ini
dimasukkan ke rangkaian detector untuk memisahkan frekuensi tinggi
dengan frekuensi suaranya. Karena gelombang yang masuk ada dua sisi,
yaitu sisi atas dan sisi bawah maka pada rangkaian ini yang diambil
hanya satu sisi dengan menggunakan rangkaian penyearah (diode).
Proses pemisahan frekuensi menggunakan prinsip bahwa arus listrik
lebih mudah mengalir melalui hambatan ohm yang lebih kecil.

Nilai ohm yang diperoleh dari komponen kumparan (XL) berbeda


dengan komponen kondensator (Xc). Xl = 2 π f L sedangkan Xc = 1/ (2
π f c). Dari rumus tersebut jelaslah bahwa listrik dengan frekuensi tinggi
akan lebih mudah mengalir melalui kondensator C dari pada melalui

Teknik Broadcasting I 5
kumparan L. Oleh karena itu rangkaian detektor menggunakan dasar
tersebut, sehingga frekuensi tinggi yang sudah tidak diperlukan dibuang
ke ground melalui kondensator dan frekuensi suara diteruskan melalui
kumparan L ke rangkaian penguat.

Setelah diperkuat beberapa kali sehingga sinyal tersebut memiliki power


yang cukup untuk menggerakkan membran speaker yang berfungsi
sebagai tranduser yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara.
Suara yang dihasilkan sama dengan suara yang diucapkan didepan
mikropon pada pemancar radio.

Berkaitan dengan penggunaan besarnya frekuensi pembawa sinyal suara


yang digunakan dalam system pemancar dan penerima radio, maka dapat
dibuat klasifikasi frekuensi seperti pada Tabel 2. 1 berikut ini:

Tabel 2.1 Klasifikasi Frequency


Jenis / Nama Band Panjang Transmisi Kegunaan
Frequency Frequency Gelombang yang
(f) (Lamda) digunakan
VLF (Very 3 Hz – 30 108-104 m Serat Optik, Transmisi
Low Khz Laser Data
Frequency)
LF (Low 30–300 104-103 m Pengarah Rastronomi,
Frequency) KHz Gelombang- radar,
gelombang komunikasi
mikro antariksa,
transmisi
gelombang
mikro
MF 300KHz – 1000–100 Pengarah Radar,
(Midium 3 MHz m gelombang- Satelit dan
Frequency) gelombang komunikasi
mikro antariksa,
transmisi

Teknik Broadcasting I 6
gelombang
mikro
HF (High 3– 100 – 10 m Pengarah TV UHF,
Frequency) 30MHz gelombang- Radio CB,
gelombang Radar, Radio
pendek jarak
pendek,
komunikasi
militer
VHF (Very 30MHz – 10 – 1 m Kabel TV VHF,
High 300 MHz koaksial, radio FM,
Frequency) gelombang Sarana
pendek navigasi
UHF (Ultra 300MHz – 100 – 10 Kabel Radio
High 3 GHz cm koaksial, amatir,
Frequency) gelombang Telepon
pendek mobil,
komunikasi
militer, radio
CB
SHF (Super 3GHz – 10 – 1 cm Kabel Pemancar
High Freq) 30GHz koaksial, AM, Radio
gelombang amatir
panjang
EHF 30GHz – 10 – 1 mm Kabel kawat Radio suar
(Extremely 300 GHz ganda, dg navigasi,
High gelombang pemancar dg
Frequency ) panjang nada dan
frekuensi
standar
Ultra Ungu 1014 – 3.10-4 – Kabel kawat Audio,
Cahaya 1016 Hz 3.10-6 cm ganda, telepon,
transmisi

Teknik Broadcasting I 7
Tampak gelombang data,
Infra Merah panjang navigasi
jarak jauh

Gelombang radio memiliki sifat mendekati cahaya. Dengan demikian


akan merambat lurus dan dapat dipantulkan. Cepat rambat gelombang
(V) adalah 300.000 meter/detik. Hubungan antara Cepat rambat V,
Frekuensi f dan panjang gelombang λ adalah : λ = V / f .

2.2 Televisi

Televisi merupakan sarana telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai


penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu layar hitam putih
ataupun layar berwarna. Kata televisi adalah penggabungan dari kata tele
("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan. Televisi secara tidak formal dapat
disebut dengan TV, tivi, teve, atau tipi. Dikutip dari Berkarier di Dunia
Broadcast (Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi, 2011: 3).

Gambar 2.3 Televisi

Televisi juga merupakan sebuah media komunikasi yang menyediakan berbagai


informasi, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006:
16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil dari produk teknologi

Teknik Broadcasting I 8
tinggi (hi-tech) yang mampu menyampaikan berbagai informasi dalam bentuk
audiovisual gerak”. Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004:28)
lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar,
penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar
tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan
dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa televisi merupakan system


penyampaian informasi dalam bentuk audio dan visual. Jika media televisi
dibandingkan dengan media radio, yang dimana radio hanya bisa menyampaikan
informasi dalam bentuk audio, maka media televisi jauh lebih unggul karena
khalayak umum dapat menyaksikan visual serta mendengarkan audio. Tetapi
bukan berarti bahwa visual lebih penting daripada audio. Karena bila dalam
suatu acara televisi khalayak umum hanya dapat menyaksikan visualnya saja
tanpa mendengarkan audio atau sebaliknya, maka akan terjadi suatu kebosanan.
Dalam Undang-Undang No. 32 Tentang Penyiaran tahun 2002, disebutkan
bahwa:

“Media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan

gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum,

baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan


berkesinambungan.”

Dari pengertian mengenai televisi di atas jelas disebutkan bahwa televisi


merupakan sebuah media informasi yang menyajikan sebuah tayangan yang
bersifat audio visual. Untuk itulah audio dan visual dalam media telivisi harus
saling melengkapi. Sehingga dalam proses siaran atau proses produksi sebuah
acara televisi membutuhkan tempat atau lembaga penyiaran yang memiliki
banyak sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dalam bidang
penyiaran.

2.2.1 Karakteristik Televisi


Karakteristik televisi terbagi dalam beberapa hal dalam buku jurnalistik
televisi karya Adi Badjuri (2010: 39-40) yaitu:

1. Mengutamakan gambar.

Teknik Broadcasting I 9
2. Mengutamakan kecepatan.
3. Bersifat sekilas.
4. Bersifat satu arah.
5. Daya jangkauan luas.

2.2.2 Perkembangan Televisi di Indonesia

Indonesia patut bersyukur pernah dipimpin oleh seorang pemimpin yang


visioner, dialah Soekarno. Di bawah kepemimpinannya, upaya
pengenalan dan memasyarakatkan Televisi sebagai jendela informasi
mulai berkembang. Dimulai ketika Indonesia menjadi tuan rumah dalam
penyelenggaraan pesta olah raga terbesar di kawasan Asia yang dikenal
dengan Asian Games, pada waktu itu adalah Asian Games yang ke-IV.
Pembangunan stasiun Televisi berikut pemancarnya dilakukan untuk
meliput kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli 1961 9 merupakan momen
bersejarah. Menteri Penerangan atas nama pemerintah mengeluarkan SK
Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang Pembentukan Panitia Persiapan
Televisi (P2T). Inilah cikal bakal berdirinya TVRI di Indonesia. Tanggal
17 Agustus 1962, Televisi negara yang kemudian berganti nama menjadi
TVRI mulai melakukan siarannya untuk kali yang pertama. Siaran
pertamanya tersebut merupakan siaran percobaan dari halaman Istana
Merdeka Jakarta yang meliput acara HUT Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang ke-17. Baru pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI
melakukan siaran secara resmi dengan menyiarkan secara langsung
upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Gelora Bung
Karno. TVRI kemudian disempurnakan badan hukumnya oleh negara
dengan menerbitkan Keppres No. 215/1963 tentang Pembentukan
Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI, tanggal 20 Oktober
1963. Selanjutnya, Orde Baru bertekad menciptakan pembangunan
ekonomi yang kuat dan kehidupan politik yang terkontrol. TVRI di
bawah kekuasaan orde ini ditempatkan menjadi mikrofon penyampai
aspirasi pemerintah. Acara yang ditayangkan TVRI harus disesuaikan
dengan norma, kehendak, dan sistem nilai yang diproduksi rezim.
Walaupun di permukaan kehidupan tampak tenang, di balik itu
sesungguhnya rakyat merasa tertekan. Ketenangan yang tampak

Teknik Broadcasting I 10
merupakan ketenangan yang dihasilkan dari teror. Seniman yang bisa
muncul di layar TVRI hanya seniman yang berafiliasi secara politik
dengan rezim. Bagi yang berseberangan jangan harap bisa muncul di
TVRI. Kita mungkin masih ingat dengan kasus pelarangan Rhoma Irama
bernyanyi di TVRI. 10 Di akhir ’80-an, ketika projek modernisasi yang
diterapkan rezim mulai menampakkan hasil, di Indonesia mulai banyak
anggota masyarakat yang terdidik, hal ini telah memunculkan lapisan
baru di masyarakat Indonesia, yakni kelas menengah. Kelas ini mulai
merasa jenuh dengan tayangan yang diproduksi TVRI yang menjadi
partisan rezim. Kelas ini mulai menuntut keberagaman isi. Pemerintah
mengakomodasi keinginan publik yang disuarakan kelas menengah ini.
Pada 28 Oktober 1987, pemerintah melalui Departemen Penerangan c.q.
Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI memberikan izin prinsip
kepada RCTI untuk memulai siaran dengan No. 557/DIR/TV/1987. Itu
pun harus menggunakan dekoder. Baru pada 1 Agustus 1990 dengan izin
prinsip Dirjen RTF No. 1217D/RTF/K/VIII/1990, RCTI bersiaran tanpa
dekoder. Di Surabaya, pemerintah juga memberi izin kepada SCTV. Izin
prinsip kepada SCTV diberikan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF
dengan No. 415/RTF/IX/1989. Pemerintah juga memberikan izin kepada
TPI pada 1 Agustus 1990 dengan izin siaran nasional. Izin prinsipnya
dikeluarkan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No.
1271B/RTF/K/VIII/1990. TPI dalam memancarluaskan siarannya
memanfaatkan antena transmisi dan fasilitas yang dimiliki TVRI di
daerah. Itu karena TPI merupakan TV yang dikelola Siti Hardiyanti
Rukmana atau biasa disapa Mbak Tutut. Anteve ikut meramaikan siaran
TV Indonesia sejak diberikan izin prinsip No. 2071/RTF/K/1991 pada 17
September 1991. Siarannya dimulai di Lampung. Baru pada 30 Januari
1993, dengan izin prinsip Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF No.
207RTF/K/I/1993 Anteve bersiaran secara nasional. 11 Sementara itu,
Indosiar mengudara dengan izin prinsip dari Departemen Penerangan
c.q. Dirjen RTF dengan No. 208/RTF/K/I/1993, sebagai penyesuaian
atas izin prinsip pendirian No. 1340/RTF/K/VI/1992, tanggal 19 Juni
1992. Sehingga pada 1992, ada lima TV yang bersiaran nasional. Barulah
pada 1998 pemerintah melalui Keputusan Menteri Penerangan No.

Teknik Broadcasting I 11
384/SK/Menpen/1998 mengizinkan berdirinya lima TV baru, yakni
Metro TV, Lativi, TV7, Trans TV, dan Global TV. Walaupun pemerintah
mengizinkan pendirian TV swasta, bukan berarti siapa pun dibebaskan
untuk memilikinya. Yang bisa menjadi pemilik TV tetaplah mereka yang
menjadi bagian dari klik kekuasaan. Barulah ketika reformasi terjadi di
Indonesia pada 1998, benteng pertahanan rezim jebol. TV beramai-ramai
menyuarakan aspirasi masyarakat dan menguliti kebusukan rezim.
Lengsernya kepemimpinan Soeharto berikut orde yang dibangunnya
telah membawa perubahan besar di dunia pertelevisian Indonesia. Yang
berkuasa atas siaran televisi bukan lagi pemerintah dan aparatusnya
tetapi bergeser ke pemilik modal dan saham. Merekalah yang
menentukan format dan isi siaran yang akan ditayangkan televisi, dan
mereka hanya berorientasi pada akumulasi modal dan cenderung
memkirkan keuntungan yang akan mereka dapat. Sehingga mereka tak
pernah peduli apakah siaran yang diproduksi televisi bermanfaat atau
tidak. Tidak hanya itu, perubahan besar di dunia pertelevisian Indonesia
juga mengalami perkembangan. Perkembangan itu antara lain berdirinya
stasiun-stasiun televisi lokal di berbagai daerah di luar Jakarta.

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan televisi :


A. Kelebihan Televisi
Berbicara tentang kelebihan dan kekurangan televisi, tentu banyak
yang akan berpendapat bahwa media yang satu ini memang cukup
menjadi favorit sebagaian masyarakat dengan beragam kelebihan
yang dimilikinya, yaitu :
1. Lebih Menarik Perhatian
Televisi yang menggabungkan antara audio dan gambar
membuat tampilan menjadi lebih menarik. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa masyarakat memang lebih berminat dengan
televisi ini dibandingkan dengan media jenis lainnya.
2. Media Informasi yang Praktis

Teknik Broadcasting I 12
Selain sebagai media hiburan, saat ini televisi juga mengalami
banyak sekali perkembangan dimana fungsinya udah sangat
beragam. Mulai dari media periklanan sampai dengan
penyampaian informasi yang selah semakin mudah. Dengan
informasi yang disampaikan melalui televisi ini, maka akan
membuat orang jauh lebih mudah menangkap apa yang ingin
disampaikan. Karena berdasarkan penelitiaan, pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia didapatkan dengan menggunakan indera.
San salah satu indera yang cukup mendominasi yaitu indera
penglihatan.
3. Bersifat Langsung (Live) dan Uptodate
Dengan media televisi ini anda bisa mendapatkan informasi
khususnya berita baik dari dalam maupun luar negeri secara
langsung (live) atau uptodate. Sehingga hal seperti inilah yang
akan membuat anda menjadi lebih cepat dalam mengetahui kabar
atau berita terbaru. Dengan begitu wawasan dan pengetahuan
anda tentu akan menjadi lebih luas. Jika tetap ketinggalan, stasiun
televisi yang bersangkutan akan menayangkan ulang atau re-run
acara tersebut pada jadwal tertentu;

4. Jenis Tayangan yang Beragam


Televisi dapat memberikan segala bentuk tayangan yang bisa
dipilih pemirsana. Mulai dari musik, film bahkan berita dan
lainnya bisa didapatlan dengan menonton televisi ini. cukup
dengan duduk manis, anda bisa mendapatkan segala informasi
yang diinginkan dan dapat disesuaikan dengan keinginan masing
– masing.

B. Kekurangan Televisi
Dimana ada plus, sudah pasti ada minusnya. Termasuk juga dengan
televisi ini dimana bisa saja mendatangkan kerugian tanpa anda
sadari. Apa sajakah itu ?
1. Segmen Luas

Teknik Broadcasting I 13
Tayangan televisi memang sangat banyak jenisnya. ada yang
bersifat untuk anak – anak, remaja dan juga orang tua. Disinilah
letak permasalahan dimana jenis tayangan tersebut ditayangkan
secara acak. Sehingga tak jarang terdapat anak – anak yang
menonton tayangan teevisi tidak sesuai dengan usianya. Sehingga
hal seperti inilah yang patut untuk diwaspadai.

2. Komunikasi satu arah


Sama seperti halnya radio, televisi juga hanya menyediakan
komunikasi satu arah. Artinya, penonton hanya dapat menyimak
apa yang disampaikan media di televisi, tetapi tidak dapat
memberikan respons langsung kepada mereka.

3. Jaringan Penyebaran
Tidak semua stasiun televisi mampu menjangkau seluruh daerah
di Indonesia, terutama area-area pelosok nan terpencil. Hal inilah
yang membuat informasi tidak menyebar secara merata serta
menjadi salah satu kelebihan dan kekurangan televisi yang masih
dikeluhkan masyarakat. Masalah jangkauan juga sebenarnya
dirasakan masyarakat di kota-kota besar. Beberapa stasiun
televisi—khususnya yang masih baru—tidak tertangkap antena.
Akibatnya, tayangan tidak stabil atau mudah hilang di tengah
tayangan, sehingga mengganggu penonton yang menyimaknya;

4. Bergantung dengan Listrik


Jika ada pemadaman listrik, televisi akan ikut mati dan penonton
akan kehilangan informasi dari acara yang mereka saksikan. Hal
ini mungkin dapat diatasi dengan generator, tetapi tidak semua
orang mempunyai alat tersebut dan pemakaiannya pun sama-
sama terbatas.

2.3 AM dan FM

Teknik Broadcasting I 14
Gambar 2.4 AM dan FM

A. Sinyal AM
Sinyal AM merupakan salah satu bentuk modulasi dimana sinyal informasi
digabungkan dengan sinyal pembawa (carrier) berdasarkan perubahan
amplitudonya.Bentuk modulasi dimana amplitudo sinyal pembawa di
variasikan secara proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal
informasi). Frekuensi sinyal pembawa tetap konstan.Besarnya amplitudo
sinyal informasi mempengaruhi besarnya amplitudo dari carrier, tanpa
mempengaruhi besarnya frekuensi sinyal pembawa. Parameter sinyal yang
mengalami perubahan adalah amplitudonya, Amplitudo sinyal pembawa
berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Rentang
frekuensi AM adalah 500 Hz – 1600 KHz dan panjang gelombang atau
amplitudo AM adalah 1600 KHz – 30000 KHz. Jika direntangkan dengan
satuan meter, jangkauan sinyal AM bisa mencapai puluhan ribu kilometer.
AM adalah metode pertama kali yang digunakan untuk menyiarkan radio
komersil. Kelemahan dari sistem AM adalah mudah terganggu oleh gangguan
atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh bandwidth yang sempit.
Gelombang AM mengalir dekat dengan tanah pada siang hari dan semakin
tinggi ke angkasa pada malam hai, yang artinya sulit untuk mendapatkan
radius penyiaran selama jam siang. AM juga mudah terhalang oleh bangunan
tinggi.

B. Sinyal FM
Sinyal FM merupakan suatu bentuk modulasi dimana frekuensi sinyal
pembawa divariasikan secara proposional berdasarkan amplitudo sinyal
informasi. Amplitudo sinyal pembawa tetap konstan. Contoh dari FM adalah
frekuensi radio yang sekarang lebih sering digunakan radio pada umumnya.

Teknik Broadcasting I 15
Rentang frekuensi FM adalah 88 MHz – 108 MHz sehingga dikategorikan
sebagai Very High Fequency (VHF). Sedangkan panjang gelombangnya
adalah dibawah 1000 KHz sehingga jangkauan sinyalnya tidak jauh.
Modulasi frekuensi memiliki bandwidth yang lebih lebar daripada modulasi
amplitudo sehingga bisa menghasilkan suara stereo dengan menyatukan
beberapa saluran audio pada satu gelombang cerrier. FM lebih tahan terhadap
gangguan sehingga dipilih untuk sebagai modulasi standar untuk frekuensi
tinggi. Keuntungan FM antara lain potensi gangguan jauh lebih kecil (kualitas
lebih baik) dan daya yang dibutuhkan lebih kecil.

Teknik Broadcasting I 16
III. ALAT DAN BAHAN
Berikut ini adalah alat dan Bahan yang digunakan :

1. Radio / HP yang berisi Radio dalam kondisi yang bias digunakan.


2. Kertas untuk mencatat hasil pengamatan.
3. HP yang berisi Internet (digunakan untuk mencari data-data yang mendukung
proses identifikasi.

IV. LANGKAH KERJA


A. Langkah- langkah dalam Identifikasi Pemancar adalah sebagai berikut :
1. Siapkan Alat dan Bahan.
2. Lakukan Identifikasi pada Frequency Radio dan Carilah nama radio
tersebut.
3. Kemudian lakukan pencarian pada jarak parameternya.
4. Setelah itu carilah jarak frekuensi antar parameter
5. Selanjutnya carilah jarak parameter antar kota
6. Yang terakhir adalah indentifikasi saluran TV

V. DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel 5.1 Identifikasi Nama Radio, Jarak Pemancar, frekuensi dan Jarak antar
parameternya dan jarak antar frekuensinya (FM)
No Nama Radio Jarak Frequency Jarak Antar
Pamancar Parameter
1 RRI Semarang Pro 4 6,7 Km 88,2 Mhz
0,4 Mhz
2 Rhema Semarang 10 Km 88,6 Mhz
3 RRI Semarang Pro 1 6,7 Km 89,0 Mhz
0,4 Mhz
4 TOP FM 2,7 Km 89,4 Mhz
5 MNC Trijaya FM 1,9 Km 89,8 Mhz
0,4 Mhz
6 Radio Trax 5,2 Km 90,2 Mhz
7 Radio Elshinta 1,2 Km 91,0 Mhz
0,8 Mhz
8 RDI Pandanaran 1,9 Km 91,8 Mhz
9 RRI Pro 3 6.7 Km 92,2 Mhz
0,4 Mhz
10 Radio Idola 6,9 Km 92,6 Mhz
11 C Radio 6,9 Km 93,4 Mhz
0,5 Mhz
12 Good News 8,3 Km 94,9 Mhz

Teknik Broadcasting I 17
13 RRI Pro 2 6,7 Km 95,3 Mhz
1,2 Mhz
14 Radio Kartini Jepara 53 Km 94,2 Mhz
15 At Radio Semarang 5,3 Km 95,7 Mhz
0,4 Mhz
16 Delta FM 2,4 Km 96,1 Mhz
17 Radio Suara 8,4 Km 96,9 Mhz
0,8 Mhz
18 Pro Alma FM 850 M 97,7 Mhz
19 Sonara 8, 3 Km 98,9 Mhz
0,4 Mhz
20 Radiks FM 8,3 Km 99,3 Mhz
21 Rasika FM 2,4 Km 101,1 Mhz
0,1 Mhz
22 RCT FM 1,3 Km 101,2 Mhz
23 USM Daya 8,0 Km 101,6 Mhz
0,6 Mhz
24 Prambors 7,4 Km 102,4 Mhz
25 Gajah Mada FM 8,5 Km 102,8 Mhz
0,4 Mhz
26 JFM 6,1 Km 103,2 Mhz
27 Kis FM 3,9 Km 103,6 Mhz
0,8 Mhz
28 Pos FM 7,4 Km 104,4 Mhz
29 Imelda 1,3 Km 105,2 Mhz
0 Mhz
30 SS FM 5,6 Km 105,2 Mhz
31 Rasika Ungaran 8,5 Km 105,6 Mhz
1,2 Mhz
32 Thompson 5,7 Km 106,8 Mhz
33 New PLBS 250 M 107,4 Mhz
0,3 Mhz
34 REM 4,4 Km 107,7 Mhz
35 Radio Dakwah Islam 2,6 Km 107,9 Mhz 0,3 Mhz

Teknik Broadcasting I 18
Tabel 5.2 Identifikasi Nama Radio, Jarak Pemancar, frekuensi dan Jarak antar
parameternya dan jarak antar frekuensinya (AM)
No Nama Radio Jarak Frequency Jarak Antar
Pamancar Parameter
Radio Silaturahim (Radio 6,4 Khz 720 kHz
1 Lusiana Namberwan) 81 Khz
2 RRI Semarang Pro-1 7,8 Km 801 kHz

3 Radio Mutiara Quran 13 Km 1476 kHz kHz


0 Khz
4 Radio Hiu Kencana 7,3 Km 1476 kHz

Tabel 5.3 Identifikasi Channel Televisi yang ada di Semarang


No Nama Channel Kanal Band Frekuensi
Keterangan
Televisi Frequency Audio
Freq Audio
: 487,25
Mhz
Freq Audio
TVRI Jawa 23
1 Band IV 1:
Tengah UHF
492.75
MHz,
Audio 2 :
493.1 MHz
Frek Video
: 503.25
ANTV MHz, Frek
25
(PT. Cakrawala Audio 1 :
2 UHF Band IV
Andalas 508. 75
Televisi) MHz, Frek
Audio 2 :
509.1 MHz

Teknik Broadcasting I 19
Indosiar 27 Band IV Frek Video
(PT. Indosiar UHF : 519.25
Visual Mandiri) MHz, Frek
Audio 1 :
3
524.75
MHz, Frek
Audio 2 :
525.1 MHz
Frek Video
: 535.25
MHz,
Trans TV
29 Frek Audio
(PT. Televisi
4 UHF Band IV 1 : 540.75
Transformasi
MHz,
Indonesia)
Frek Audio
2 : 541.1
MHz
Frek Video
: 551.25
MNC TV
MHz, Frek
(PT. Cipta 31
Audio 1 :
5 Televisi UHF Band IV
556.75
Pendidikan
MHz, Frek
Indonesia)
Audio 2 :
557.1 MHz
Keterangan :
Batas
Dipergunakan untuk
Frekuensi :
Kanal 32 UHF TV Digital (DVB-T2)
(534 MHz -
( LP3M - Isi Program : ANTV
6 - - 542 MHz,
ANTV Belum ada screen shoot
Frekuensi
SEMARANG) nya, Belum punya Set
Tengah
Top Box (STB) DVB-
:538 MHz,
T2 nya untuk

Teknik Broadcasting I 20
Bandwidth : menangkap siaran TV
8 MHz) Digital.
Frek Video
:
567.2 MHz,
RCTI
33 Frek Audio
(PT. Rajawali
7 UHF Band IV 1 :572.75
Citra Televisi
MHz
Indonesia)
Frek Audio
2 : 573.1
MHz
Batas Keterangan :
Frekuensi : Dipergunakan untuk
(574 MHz - TV Digital (DVB-T2)
Kanal 34 UHF
582 MHz, Isi Program : TV One
( LP3M - TV
Frekuensi Belum ada screen shoot
8 ONE - -
Tengah nya, Belum punya Set
SEMARANG)
:578 MHz, Top Box (STB) DVB-
Bandwidth : T2 nya untuk
8 MHz) menangkap siaran TV
Digital.
Frek Video
: 583.25
MHz, Frek
SCTV 35
Audio 1 :
9 (PT. Surya UHF Band IV,
588.75
Citra Televisi)
MHz, Frek
Audio 2 :
589.1 MHz

Global TV Frek Video


37
(PT. Global : 599.25
10 UHF Band V
Informasi MHz, Frek
Bermutu) Audio 1 :

Teknik Broadcasting I 21
604.75
MHz,
Frek Audio
2 : 605.1
MHz
Keterangan :
Batas
Dipergunakan untuk
Frekuensi :
TV Digital (DVB-T2)
(606 MHz -
Kanal 38 UHF Isi Program : Metro TV
614 MHz,
( LP3M - Belum ada screen shoot
11 - - Frekuensi
METRO TV nya, Belum punya Set
Tengah
JATENG ) Top Box (STB) DVB-
:610 MHz,
T2 nya untuk
Bandwidth :
menangkap siaran TV
8 MHz)
Digital.
Frek Video
: 615.25
MHz, Frek
TV ONE 39
Audio 1 :
12 (PT. Lativi UHF Band V
621.75
Media Karya)
MHz, Frek
Audio 2 :
622.1 MHz
Batas Keterangan :
Frekuensi : Dipergunakan untuk
(622 MHz - TV Digital (DVB-T2)
Kanal 40 UHF
630 MHz, Isi Program : RCTI,
(LP3M - RCTI
13 - - Frekuensi MNC TV & Global TV
NETWORK
Tengah Belum ada screen shoot
SEMARANG)
:626 MHz, nya, Belum punya Set
Bandwidth : Top Box (STB) DVB-
8 MHz) T2 nya untuk

Teknik Broadcasting I 22
menangkap siaran TV
Digital.
Frek Video
: 631.25
MHz, Frek
Trans7 Audio 1 :
(PT. Duta 41 636.75
14 Visual UHF Band V MHz, Frek -
Nusantara Tivi Audio 1 :
Tujuh) 636.75
MHz, Frek
Audio 2 :
637.1 MHz
Frek Video
: 647.25
Metro TV MHz, Frek
43
(PT. Media Audio 1 :
15 UHF Band V
Televisi 652.75
Indonesia) MHz, Frek
Audio 2 :
653.1 MHz
Keterangan :
Dipergunakan untuk
Batas
TV Digital (DVB-T2)
Frekuensi :
Isi Program : Trans TV
(654 MHz -
Kanal 44 UHF , Trans 7 dan Kompas
662 MHz,
(LP3M- TV.
16 Frekuensi
TRANS7 Belum ada screen shoot
Tengah
SEMARANG) nya, Belum punya Set
:658 MHz,
Top Box (STB) DVB-
Bandwidth :
T2 nya untuk
8 MHz)
menangkap siaran TV
Digital.

Teknik Broadcasting I 23
Frek Video
: 663.25
Pro TV (Tv
MHz, Frek
Lokal) 45
Audio 1 :
17 (PT. Global UHF Band V
669.75
Telekomunikasi
MHz, Frek
Terpadu)
Audio 2 :
670.1 MHz
Frek Video
Kompas TV : 679.25
Jawa Tengah MHz, Frek
47
(Tv Lokal) Audio 1 :
18 UHF Band V
(PT. Televisi 684.75
Semarang MHz, Frek
Indonesia) Audio 2 :
685.1 MHz
TVKU Frek Video
Semarang (Tv : 695.25
Lokal) MHz, Frek
49
(PT. Televisi Audio 1 :
19 UHF Band V
Kampus 700.75
Universitas MHz, Frek
Dian Audio 2 :
Nuswantoro) 701.1 MHz
Frek Video
Semarang TV : 727.25
(Tv Lokal) MHz, Frek
53
(PT. Mataram Audio 1
20 UHF Band V
Cakrawala :732.75
Televisi MHz, Frek
Indonesia) Audio 2 :
733.1 MHz

Teknik Broadcasting I 24
Keterangan
Batas Dipergunakan untuk
Frekuensi : TV Digital (DVB-T2)
(734 MHz - Isi Program :Indosiar &
Kanal 54 UHF
742 MHz, SCTV
( LP3M -
21 - - Frekuensi Belum ada screen shoot
INDOSIAR
Tengah nya, Belum punya Set
SEMARANG )
:738 MHz, Top Box (STB) DVB-
Bandwidth : T2 nya untuk
8 MHz) menangkap siaran TV
Digital.
,Frek Video
: 743.25
NET. MHz, Frek
55
(PT. Net Audio 1 :
22 UHF Band V -
Mediatama 748.75
Indonesia) MHz, Frek
Audio 2 :
749.1 MHz

Teknik Broadcasting I 25
VI. ANALISA HASIL PERCOBAAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan radio dan televisi
didapatkan data seperti pada tabledata hasil Analisa.
Yakni terdapat 35 channel stasiun radio FM yang terdapat diarea semrang dan
sekitarnya serta 4 channel radio AM pada daerah semarang dan sekitarnya sementara
perbedaan AM dan FM adalah pada radio AM menggunakan konsep modulasi
amplitudo, di mana gelombang suara akan memodulasi amplitudo dari gelombang
pembawanya. Sedangkan pada radio FM modulasi frekuensi, dimana gelombang
suara akan memodulasi frekuensi gelombang pembawanya
Seiring dengan perkembangan zaman radio AM sudah berganti ke FM hal ini
dibuktikan dengan sangat sedikitnya channel radio AM ( hanya terdapat 4 buah) hal
ini disebabkan karena gelombang radio FM lebih tahan terhadap cuaca buruk, tidak
seperti gelombang radio AM yang cukup rentan. Meskipun begitujangkauan
gelombang FM tidak sejauh AM.
Untuk penghitungan jarak antar pemancar dapat dilakukan dengan cara jarak
frequency radio A – frequency radio B.Seperti contoh dibawah ini :

Tabel 6.1 Contoh Penghitungan Jarak Antar Parameter


No Nama Radio Jarak Frequency Jarak Antar
Pamancar Parameter
Radio Silaturahim (Radio 6,4 Khz 720 kHz
1 Lusiana Namberwan) 81 Khz
2 RRI Semarang Pro-1 7,8 Km 801 kHz

Sementara untuk channel televisi terdapat 22 dimana beberapa stasiun TV terdapat yang terkhusus
untuk daerah Jawa Tengah ( khususnya Semarang) Seperti TVRI dan Global TV. Juga terdapat saluran
anak dari induk yang terdapat pada pusat yakni seperti Trans TV, seperti pada table dibawah ini :

Tabel 6.2 Contoh Anak Induk Televisi yang terdapat pada Semarang
Nama Kanal Band Frequency Keterangan
Kanal 44 UHF Batas
Keterangan :
(LP3M- Frekuensi :
- - Dipergunakan untuk
TRANS7 (654 MHz -
TV Digital (DVB-T2)
SEMARANG) 662 MHz,

Teknik Broadcasting I 26
Frekuensi Isi Program : Trans TV
Tengah , Trans 7 dan Kompas
:658 MHz, TV.
Bandwidth : Belum ada screen shoot
8 MHz) nya, Belum punya Set
Top Box (STB) DVB-
T2 nya untuk
menangkap siaran TV
Digital.

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dan melakukan analisis data, dapat kami
menyimpulkan bahwa :
1. Radio AM menggunakan konsep modulasi amplitudo, di mana gelombang suara
akan memodulasi amplitudo dari gelombang pembawanya.
2. Radio FM modulasi frekuensi, dimana gelombang suara akan memodulasi
frekuensi gelombang pembawanya
3. Seiring perkembangan jaman Radio Am digantikan oleh Radio Fm dikarenakan
Radio FM lebih tahan terhadap cuaca buruk, tidak seperti gelombang radio AM
yang cukup rentan
4. Channel TV tidak hanya terdapat pada pusat tetapi terdapat pula saluran TV
nasional yang terdapat pada daerah-daerah dan melakukan produksi sendiri tentang
daerah tersebut.

Teknik Broadcasting I 27

Anda mungkin juga menyukai