Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SKRIPSI ILMU KOMUNIKASI

Employee relations dalam membina kinerja pendidik


( studi kasus pada PAUD ISLAM TERPADU LABABA PUCANGGADING
MRANGGEN DEMAK TAHUN 2016 )

Oleh :
Nama : Ahmad Thohir
Nim : A.4.4.12.0005
Prodi : Ilmu Komunikasi
Semester : VII
Fakultas : Ekonomi Dan Ilmu Sosial

Unisfat
Universitas sultan fatah demak
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Konteks Penelitian
Kencangnya laju globalisasi membuat persaingan dunia pendidikan semakin
pesat. Kondisi ini menuntut setiap lembaga harus memiliki keunggulan-keunggulan
kompetitif, respons yang cepat dan fleksibel, agar dapat bersaing dengan lembaga lain
khususnya dengan lembaga yang bergerak dalam bidang yang sejenis. Dimana setiap sekolah
terus berusaha mendapatkan dukungan publiknya yang menjadi target sekolah.
Saat ini lembaga semakin berorientasi pada masyarakat luas, untuk itu diperlukan
strategi yang tepat, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk sumber
daya manusia yang mampu bekerja secara bersama-sama, selain itu lembaga sangat penting
untuk memberikan kondisi lingkungan yang membuat pendidik nyaman saat bekerja sehingga
dapat menciptakan kelompok kerja yang solid dan memiliki semangat kerja yang tinggi,
dimana pada akhirnya akan membentuk sikap perilaku pendidik atau anggota sesuai dengan
visi dan misi yang ingin dicapai.
Paud islam terpadu lababa yang berdiri sejak tahun 2013 merupakan sebuah lembaga
di pucanggading yang bergerak di bidang pendidikan.
Di pucanggading saat ini, tidak sedikit pesaing – pesaing yang muncul di bidang yang
sama dan memiliki dengan kekhasan jenis layanan, bahkan ditunjang pula dengan
kelengkapan fasilitas pemberian layanan jasa lainnya. Hal ini terjadi karena setiap lembaga
terus berusaha untuk mendapatkan dukungan publiknya yang menjadi target lembaga,
sehingga penerapan strategi tertentu harus dilakukan untuk mempertahankan kondisi
lembaga.
Dalam mempertahankan konsumennya, Paud islam terpadu lababa berusaha menjalin
interaksi serta komunikasi yang baik dengan public. Dengan adanya hubungan ini, maka
peran Public Relation menjadi vital bagi lembaga. Keberadaan Public Relations dinilai
penting bagi lembaga karena berperan sebagai jembatan komunikasi antara lembaga dengan
publik, baik publik internal  maupun publik eksternal sehingga bisa menciptakan hubungan
yang harmonis.
Dalam menangkap dan mempertahankan konsumen serta mutu pelayanan, sangat
diperlukan adanya manajemen dan organisasi yang solid didalamnya. Manajemen dan
organisasi dapat merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana yang satu tidak dapat
dipisahkan dari lainnya[1] 1
Maka dari itu Public Relations memiliki arti yang penting dalam sebuah lembaga
yaitu sebagai sumber informasi yang mampu menjembatani antara kepentingan lembaga
dengan kepentingan publik, baik publik internal  maupun eksternal.
Seperti halnya lembaga lain, Paud islam terpadu lababa juga berusaha untuk menjalin
hubungan yang baik dengan atasan dan bawahan serta seluruh pendidik yang ada, maka

1 Effendy, Onong.Uchyana, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992),


hlm 1
dibutuhkan pembinaan hubungan yang harmonis dan dinamis pula agar visi dan misi lembaga
dapat tercapai. Komponen sumber daya manusia yang handal dan berkualitas serta memiliki
dedikasi yang tinggi terhadap sebuah lembaga merupakan hal yang diharapkan dan dicari
lembaga dalam mewujudkan tujuan dan harapan lembaga sesuai dengan visi misi
lembaga.  Namun dalam penelitian kali ini, peneliti memofkuskan batasan masalah pada
kegiatan internal public relations, yakni Employee Relations
Hubungan kepegawaian (Employee Relations) di pengaruhi oleh hubungan
komunikasi internal antar pendidik dengan pendidik lainnya, atau hubungan anatara pendidik
dan manajemen lembaga yang efektif.[2]2
pihak manajemen wajib menciptakan komunikasi internal yang baik karena langsung
menyangkut kepentingan-kepentingan yang mendasar dari pihak manajemen sendiri.
Manajemen harus menyadari bahwa pendidik merupakan ujung tombak dan sekaligus
representasi dari kebijakan manajemen/organisasi. Baik buruknya kebijakan dan atau
manajemen dapat dilihat dari kinerja pendidik. Komunikasi internal yang baik akan
meningkatkan produktivitas. Hal itu tercipta bukan hanya karena seluruh pendidik bekerja
lebih keras, akan tetapi yang lebih penting dari itu, karena mereka bekerja lebih sungguh-
sungguh, lebih ikhlas, lebih bersemangat, lebih terampil dan lebih efisien.
Melalui kegiatan employee relations yang merupakan program internal relations  dan
kekuatan mengelola sumber daya manusia yang baik dan handal, kegiatan employee
relations otomatis akan sangat berpengaruh dan menimbulkan hasil yang positif, yaitu
pendidik akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan lembaga, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja pendidik seperti bekerja dengan penuh semangat,
memiliki loyalitas, berdisiplin tinggi, serta mampu mencapai standar kerja yang efisien dan
efektif dan akhirnya berpengaruh terhadap bentuk-bentuk produk atau pemberian jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan (customer), sehingga tercapai prestasi kerja yang semaksimal
mungkin.

B.     Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik sebuah fokus penelitian sebagai
berikut:
“Bagaimana proses kegiatan employee relations yang diterapkan di paud islam
terpadu lababa dalam membina kinerja pendidik di lembaga tersebut”?

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain :
Untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan kegiatan employee relations di paud
islam terpadu lababa dalam membina kinerja pendidik.

D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah :

2 2 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan


Aplikasi (Jakarta : PT. Rajawali Pers, Cet 9, 2008), hlm 271
1.     Secara Teoritis
a. Penelitian ini dapat menambah dan memperkuat teori sebelumnya yang
berkaitan dengan ilmu komunikasi terutama pada bidang public
relations tentang pelaksanaan kegiatan employee relations.
b. Menjadi gambaran bagi mahasiswa dan praktisi public relations bahwa
dalam dunia public relations banyak hal yang harus dipelajari agar bisa
menjadi PR yang handal.

2.      Secara Praktis
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak paud islam terpadu
lababa khususnya internal lembaga, bahwa kegiatan employee
relations sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas serta produktivitas
kerja pendidik dan dapat menjadi tambahan informasi dalam menjalankan
program.

E.     Kajian Terdahulu
1. a. Nama Peneliti

salasatun nur rohaniyah

b. Jenis Karya

Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pendidik pada paud islam


terpadu lababa

c. Tahun Penelitian 2014

d. Metode Penelitian

Kualitatif Deskriptif

e. Hasil Penelitian

Tanpa adanya iklim organisasi yang baik dalam suatu


organisasi maka akan mengakibatkan suatu organisasi mengalami
kehancuran.
Iklim komunikasi organisasi dalam persepsi pendidik sebuah lembaga
mencakup tiga aspek, yaitu : aspek mengenai sumber – sumber
komunikasi yang berupa informasi, aspek mengenai organisasi yang
menciptakan kepuasan komunikasi, dan aspek mengenai berupa
informasi, aspek mengenai organisasi yang menciptakan kepuasan
komunikasi, dan aspek mengenai organisasi dalam membentuk iklim
komunikasi di lakukan dengan melibatkan pendidik. Sedangkan kinerja
pendidik merupakan unit kerja yang berorientasi pelayanan pada
lembaga jasa mendasarkan kinerjanya pada garis kebijaksanaan
sebagai awal dalam menjalankan faktor – faktor kinerja pendidik.
f. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam


iklim komunikasi organisasi dan kinerja pendidik pada paud islam
terpadu lababa

g. Perbedaan
Terletak pada pembahasan, subyek, objek, dan lokasi penelitian

h. Persamaan

Terletak pada metode penelitian yang digunakan

2. a. Nama Peneliti

Atik widyawati

b. Jenis Karya

Hubungan kegiatan Regular Meeting dan kepuasan komunikasi


pendidik
c. Tahun Penelitian 2015

d. Metode Penelitian

Kuantitatif Korelasional

e. Hasil Penelitian

Dengan menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif, dan


teknik pengumpulan data menggunakan angket. Penelitian ini membuktikan
bahwa ada korelasi kegiatan regular meeting dengan kepuasan komunikasi
pendidik.
Berdasarkan harga koefisien korelasi sebesar 0, 604 dimana harga
korelasinya bersifat positif, artinya semakin sering mengadakan regular
meeting maka semakin tinggi tingkat kepuasaan komunikasi pendidik

f. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui hubungan kegiatan regular


meeting dan kepuasaan komunikasi pendidik paud islam terpadu lababa
februari sampai april 2015 dan ingin mengetahui sejauh manakah hubungan
kegiatan regular meeting dan kepuasaan komunikasi pendidik paud islam
terpadu lababa februari sampai april 2015

g. Perbedaan

Terletak pada metode penelitian, subyek, objek, dan lokasi penelitian


h. Persamaan

Terletak pada metode pembahasan yang digunakan

F.     Definisi Konsep
Untuk memperoleh pemahaman mengenai penelitian yang dilakukan ini, maka
penulis perlu menjelaskan definisi konsep sesuai dengan judul, untuk menghindari
kesalah pahaman dalam penelitian ini.

1. Employee Relations
Employee relations (hubungan dengan kepegawaian) atau disebut Publik
Internal atau juga hubungan masyarakat internal adalah sekelompok orang-orang
yang sedang bekerja di suatu lembaga yang jelas baik secara fungsional, organisasi
maupun teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.[3]3
Efektifitas hubungan internal tersebut akan memerlukan suatu kombinasi antara lain:
a.       Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (Open Management).

b.      Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara


komunikasi timbal balik dengan para pendidiknya.

c.        Kemampuan manajer humas yang memiliki keterampilan manajerial serta


berpengalaman atau mendapatkan dukungan kualitas sumber manusianya,
pengetahuan, media dan teknis komunikasi yang dipergunakan.[4]4

Manajemen humas dalam mengelola employee relations merupakan salah satu


sarana manajemen yang bersifat teknis dan praktis, yaitu berupaya melakukan
hubungan komunikasi yang efektif melalui suri tauladan yang dimulai dari atasan dan
termasuk adanya komitmen bersama untuk melaksanakan budaya lembaga baik di
tingkat manajemen korporat maupun tingkat pelaksanaan.

Selanjutnya, kegiatan employee relations dalam suatu lembaga atau organisasi


dapat dilaksanakan dalam bentuk:

-          Program Pendidikan dan Pelatihan : Program pendidikan dan pelatihan yang


dilaksanakan oleh lembaga yakni dalam upaya meningkatkan kinerja dan
keterampilan (skill) pendidik dan kualitas maupun kualitas maupun kuantitas
pemberian jasa pelayanan dan sebagainya.

-          Program Motivasi Kerja Berprestasi : Program ini diharapkan dapat


mempertemukan antara motivasi dan prestasi serta disiplin pendidik dengan harapan-
harapan itu keinginan dari pihak lembaga dalam mencapai produktivitas yang tinggi.

3 Ruslan, Rosady, Manajemen Humas& Media Komunikasi Konsepsi dan


Aplikasi(Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2002), hlm 279
4 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi (Jakarta :   Rajawali Pers, Cet 9, 2008), hlm 271-272
-           Program Penghargaan : Dimaksudkan adalah upaya lembaga untuk
memberikan suatu penghargaan kepada para pendidik, baik yang berprestasi kerja
maupun cukup lama masa pengabdiannya. Dalam hal ini, penghargaan akan
menimbulkan loyalitas terhadap lembaga.
-           Program Acara Khusus : Merupakan program khusus yang sengaja dirancang
di luar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya dengan berpiknik bersama yang
dihadiri oleh pimpinan dan semua pendidiknya dengan maksud untuk menumbuhkan
rasa keakraban diantara sesama  pendidik dan pimpinan.
-           Program Media Komunikasi Internal : Membentuk program media
komunikasi internal melalui bulletin,news release, dan majalah lembaga yang
berisikan pesan,informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar pendidik
atau lembaga dengan pimpinan.
Melalui kegiatan employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang
positif, yaitu pendidik akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan
lembaga, sehingga dapat menciptakan rasa memiliki, motivasi, kreativitas yang tinggi
dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. Disamping itu akan
mengurangi timbulnya dampak negatife terhadap manajemen suatu lembaga seperti
akan timbulnya rasa kejenuhan, kebosanan, bagi para pekerjanya yang nantinya akan
berakibat pada rendahnya loyalitas dan produktivitas pendidik kepada lembaga.

2. Kinerja Pendidik
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.Terlalu
sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga
lembaga / instansi menghadapi permasalahan yang serius. Kesan – kesan buruk
organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan
adanya kinerja yang merosot.[5]5

Kinerja seorang pendidik merupakan hal yang bersifat individual, karena


setiap pendidik mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda - beda dalam
mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur pendidik atas unjuk
kerjanya berdasarkan kinerja dari masing - masing pendidik.

Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari
banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga.
Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap
pendidik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya.
Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang
diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja pendidik dalam bekerja
untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan
pendidik dalam periode waktu tertentu.

5 http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerjadi akses pada 21 Maret 2013


Berdasarkan keterangan di atas dapat pula diartikan bahwa kinerja adalah
sebagai seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus
selama periode khusus. Kinerja keseluruhan pada pekerjaan adalah sama dengan
jumlah atau rata - rata kinerja pada fungsi pekerjaan yang penting. Fungsi yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut akan dilakukan dan tidak dilakukan dengan
karakteristik kinerja individu.

Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan (trust) timbal balik
yang tinggi di antara anggota - anggotanya artinya para anggota mempercayai
integritas, karakteristik, dan kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai kinerja
yang tinggi memerlukan waktu lama untuk membangunnya, memerlukan
kepercayaan, dan menuntut perhatian yang seksama dari pihak manajemen.[6]6

G.    Kerangka Pikir Penelitian


Kinerja Pendidik
|
Komunikasi Organisasi
|
Hubungan Pendidik
|
Teori Hubungan Manusia
|
Proses Komunikasi pendidik

H.    Metode Penelitian
Untuk  memperkaya data dan lebih memahami informasi dalam menyusun skripsi ini
maka penulis menggunakan beberapa metode, antara lain :

1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian tentang employee relations dalam membina kinerja pendidik,
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Metode penelitian
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak, oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih kepada penekanan makna[7]7
Sedangkan jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif. Pendekatan deskriptif digunakan dalam penelitian ini karena di
dalam penelitian manajemen komunikasi bisnis berbentuk argumentasi data-data dan
6 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/kinerja-pendidik-definisi-faktor-yang.html di akses
pada 21 Maret 2013

7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatuf( Bandung : Alfabeta, 2005),  hlm. 3.


dokumentasi sehingga harus menggunakan penelitian kualitatif deskriptif . Pengamatan
yang dilakukan peneliti kebanyakan datanya berupa kata-kata bukan angka-angka jadi
harus terlibat langsung di dalamnya.

2.      Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian.


a.       Subjek  penelitian adalah aspek keilmuan komunikasi yang menjadi
kajian penelitian. Subjek  penelitian ini mengenaikegiatan Employee relations
dalam membina kinerja pendidik dan menggunakan subjek penelitian dalam
kajian komunikasi organisasi.
b.      Objek penelitian yang diambil dari beberapa informan,
yakni :pimpinan dan pendidik paud islam terpadu lababa
c.       Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian.
Penelitian dilakukan di lembaga paud islam terpadu, tepatnya di Jl.
Pucanggading Rt. 003 / Rw. 10 Batursari mranggen Demak
3.      Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan populasi dan sampel yang
dijadikan sumber data.Sumber data yang digunakan untuk melakukan penelitian
adalah :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langsung diperoleh dari
subjek penelitian (informan) dan masih harus diteliti serta memerlukan
pengolahan lebih lanjut lagi. Data primer merupakan bagian integral dari
proses penelitian  bisnis dan yang sering kali diperlukan untuk tujuan
pengambilan keputusan.[8]8 Data-data tersebut seperti hasil wawancara
dengan para pendidik paud islam terpadu lababa.

b.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga dan data
tersebut sudah diolah seperti gambaran umum lembaga, struktur
organisasi. Data ini juga bisa diperoleh dengan mempelajari berbagai pustaka
dan literature lainnya yang memiliki relevansi dengan sasaran penelitian
seperti buku-buku teks mengenai employee relations dan kinerja pendidik.

4.   Tahap – tahap penelitian


Tahap ini terdiri atas tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap
penulisan laporan.
a.       Tahap Pra Lapangan

8 Purhantara wahyu,  Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, cet pertama


(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),  hlm 79
Tahap pra lapangan adalah tahap yang mempersoalkan segala macam
persiapan yang dilakukan sebelum peneliti terjun langsung ke dalam kegiatan
itu sendiri. Dalam tahap pra lapangan terdiri atas :
1)      Menyusun rancangan penelitian
2)      Memilih lapangan penelitian
3)      Mengurus surat perizinan
4)      Menjajaki dan menilai lapangan
5)      Memilih dan memanfaatkan informan
6)      Menyiapkan perlengkapan penelitian
b.      Tahap pekerjaan lapangan
1)      Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini peran peneliti sangat penting karena pada
penelitian ini peran aktif dan juga kemampuan peneliti dalam
pengumpulan data sangat diperlukan, tahap ini dilkaukan dengan cara
interview, atau wawancara mendalam dan dokumentasi.
2)      Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini merupakan proses yang dilakukan dari analisis
data yang telah didapatkan kemudian mengorganisasikan ke dalam
suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar dan mencari perbandingan
dan hubungan antara data atau informasi yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian, kemudian dihubungkan dengan teori yang
sudah ada.
3)      Tahap Pengabsahan Data
Agar data yang disajikan benar-benar akurat dan dapat
dipercaya, maka dalam tahapan ini peneliti akan mengecek dan melihat
kembali data yang ada kemudian disajikan dengan lengkap sebagai
hasil peneliti.
4)      Tahap Penulisan Laporan
Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian,
sehingga dalam tahap ini peneliti mempunyai pengaruh terdapat hasil
penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur
penulisan yang baik akan menghasilkan kualitas yang baik pula
terhadap hasil penelitian.[9]9

5. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tiga cara sebagai upaya
memperoleh    data yang akurat, yaitu :
a. Wawancara
Peneliti  melakukan serangkaian tanya jawab dengan pihak lembaga
khususnya para pendidik.

9 Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,


Cet 2, 2000), hlm 42
b. Studi literature
Peneliti mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari
teori-teori dan literature-literatur yang berkaitan dengan objek penelitian.
Seperti buku teks, hasil-hasil penelitian terdahulu, dan materi lainnya dalam
bentuk tulisan yang mempunyai kaitan dengan fokus penelitian.

c.       Observasi
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap realita yang terjadi
di lembaga. Peneliti melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian
untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta dan kondisi di
lapangan, selanjutnya membuat catatan – catatan hasil pengamatan tersebut.

6. Teknik Analisis Data


Penelitian ini bersifat deskriptif, peneliti berusaha memberikan gambaran,
memaparkan serta menginterpretasikan objek yang diteliti dengan kata-kata secara
sistematis dan faktual. Pada tahap pertama, temuan data dari hasil wawancara,
observasi dan studi pustaka di kelompokkan. Setelah itu peneliti menyusun catatan
(memo) mengenai segala aspek yang berkaitan dengan proses penelitian termasuk
tema dan pola data.
Selanjutnya peneliti menyusun rancangan konsep-konsep dari data yang telah
dikumpulkan.Tahapan berikutnya adalah penyajian data. Pada tahap ini, peneliti
mengorganisasikan data dengan menghubungkan data yang satu dengan yang lain
sehingga seluruh data yang dianalisis merupakan satu kesatuan. Data yang telah
tersaji merupakan kelompok-kelompok data yang dikaitkan dengan kerangka teori
yang digunakan.
Fase terakhir adalah penarikan dan pengujian kesimpulan. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola data yang
ada. Peneliti melakukan interpretasi terhadap data yang telah direduksi dan disajikan
dengan mengeksplorasi teori yang relevan untuk selanjutnya menarik kesimpulan atas
temuan penelitian. Kesimpulan dapat dikonfirmasi dan dipertajam untuk sampai pada
kesimpulan final atas fenomena yang diteliti.

            7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Ada beberapa teknik pengabsahan data yang di maksimalkan data yang
dirumuskan oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya Metode penelitian Komunikasi
namun dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil secara keseluruhan teknik
keabsahan data yang dikemukakan tersebut, akan tetapi sengaja memilih teknik
keabsahan data yang sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan peneliti dalam
rangka menyempurnakan hasil penelitian.
Berikut ini adalah teknik keabsahan data yang digunakan, yaitu :
a.       Perpanjangan keikutsertaan
Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengumpulam data. Dengan kata
lain supaya data yang terkumpul benar – benar valid dan dapat di
pertanggungjawabkan, keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam
waktu singkat, melainkan memerlukan keikutsertaan peneliti pada latar
penelitian.
b.      Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan menemukan ciri – ciri dan
unsur – unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal tersebut secara rinci.
Hal ini berarti bahwa peneliti hendaklah mengadakan pengamatan dengan
teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor – faktor yang
menonjol.

I.       Sistematika Penelitian
Skripsi ini dibahas dalam lima bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang menjelaskan, Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Definisi Konsep, Kerangka Pikir Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan
Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORETIS
Dalam bab ini dibahas tentang Kajian Teoritis dan Kajian Pustaka yang
berkaitan dengan Pola komunikasi organisasi terkait pada pimpinan  dan
pendidik Paud Islam Terpadu Lababa.
BAB III : PENYAJIAN DATA
Pada bab ini berisikan tentang deskripsi subjek dan lokasi penelitin yaitu
tentang gambaran proses komunikasi yang terjadi antar pimpinan danpendidik paud
islam terpadu lababa sebagai lembaga jasa dan menyajikan deskripsi data penelitian
yang telah didapatkan di lapangan.
BAB IV : ANALISIS DATA
Pada bab ini berisikan tentang temuan penelitian yang dilakukan di paud islam
terpadu lababa serta konfirmasi temuan dengan teori sehingga data yang diperoleh
dapat dipertanggungjawabkan.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yakni penutup yang terdiri
dari kesimpulan dan saran – saran.

Daftar Pustaka

Effendy, Onong.Uchyana, 1992. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


Ruslan, Rosady, 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta : PT. Rajawali Pers.
--------, 2002. Manajemen Humas& Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : PT.
Grafindo Persada.
Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung : Alfabeta.
Purhantara, wahyu,  2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Koentjoroningrat, 2000.  Metode-metode Penelitian. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/kinerja-pendidik-definisi-faktor-yang.html

[1]Effendy, Onong.Uchyana, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya,1992), hlm 1
[2]Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi (Jakarta : PT. Rajawali Pers, Cet 9, 2008), hlm 271
[3]Ruslan, Rosady, Manajemen Humas& Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi(Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2002), hlm 279
[4]Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi (Jakarta :   Rajawali Pers, Cet 9, 2008), hlm 271-272
[5]http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerjadi akses pada 21 Maret 2013
[6]http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/kinerja-pendidik-definisi-faktor-yang.html di
akses pada 21 Maret 2013
[7] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatuf( Bandung : Alfabeta, 2005),  hlm. 3.
[8] Purhantara wahyu,  Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, cet pertama
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),  hlm 79
[9]Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
Cet 2, 2000), hlm 42

Anda mungkin juga menyukai