Anda di halaman 1dari 5

Makalah: Komunikasi Organisasi di Sekolah

Oleh: Ratna Laela Fitriyati

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan individu dan masyarakat. Dalam konteks ini,
komunikasi organisasi di sekolah menjadi pilar esensial yang membentuk dinamika lingkungan
pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Watzlawick, Bavelas, dan Jackson (1967),
"Pentingnya komunikasi di dalam organisasi tidak hanya berkaitan dengan penyebaran
informasi, tetapi juga membentuk struktur sosial dan dinamika hubungan antaranggota."

Komunikasi bukan sekadar alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga fondasi untuk
membangun kepercayaan, keterlibatan, dan kolaborasi di antara semua stakeholder pendidikan.
Sebuah sekolah yang efektif dalam berkomunikasi mampu menciptakan lingkungan inklusif
yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran.

Menurut McFarland dan Senn (1999), "Tujuan komunikasi organisasi adalah mencapai
pemahaman bersama dan memobilisasi dukungan kolektif untuk mencapai tujuan bersama."
Dalam konteks sekolah, tujuan komunikasi organisasi melibatkan penciptaan kerangka kerja
yang memungkinkan berbagai pihak terlibat secara efektif, sehingga menciptakan iklim
pendidikan yang positif dan produktif.

Di dalam lingkungan pendidikan, terdapat sejumlah permasalahan yang memengaruhi


efektivitas komunikasi organisasi di sekolah. Salah satu permasalahan utama adalah
ketidakjelasan dalam pembagian peran dan tanggung jawab di antara anggota sekolah.
Kesulitan dalam memahami tugas masing-masing individu dapat menyebabkan tumpang tindih
atau bahkan kekosongan dalam pelaksanaan tugas, menghambat alur informasi yang
seharusnya lancar.

Selain itu, transparansi dalam pengambilan keputusan juga menjadi titik rawan. Keputusan-
keputusan yang diambil tanpa melibatkan partisipasi semua pihak, seperti guru, siswa, dan
orang tua, dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan ketidakpuasan di kalangan komunitas
sekolah. Proses pengambilan keputusan yang tertutup perlu digantikan dengan pendekatan
yang lebih terbuka dan inklusif.

Hambatan dalam saluran komunikasi, baik itu secara horizontal maupun vertikal, juga
merupakan permasalahan serius. Keterbatasan akses informasi bagi orang tua atau kurangnya
forum komunikasi antara guru dan siswa dapat menghambat pertukaran informasi yang
penting. Pemanfaatan teknologi yang kurang optimal juga turut berkontribusi dalam
menghambat efisiensi komunikasi, terutama di era digital ini.

Sekolah yang kurang mengadopsi teknologi mungkin kesulitan menyediakan platform interaktif
dan aksesibilitas informasi secara real-time. Selain itu, kurangnya keterlibatan orang tua dalam
proses pendidikan juga menjadi perhatian serius. Komunikasi yang kurang efektif antara sekolah
dan orang tua dapat menghambat partisipasi mereka dalam mendukung perkembangan anak-
anak mereka di sekolah.

Meskipun komunikasi organisasi di sekolah diakui sebagai elemen penting, masih ada
permasalahan yang perlu diidentifikasi dan diatasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini
bertujuan untuk merinci hambatan dan kebutuhan dalam komunikasi organisasi di konteks
pendidikan.

Dengan memahami pentingnya komunikasi organisasi dan tujuannya, tulisan ini bertujuan untuk
mendalami aspek-aspek kunci yang mempengaruhi dinamika komunikasi di lingkungan sekolah,
dengan harapan memberikan pandangan yang lebih holistik dan mendalam untuk
pengembangan sistem komunikasi yang lebih efektif di dunia pendidikan.

Tulisan ini bertujuan untuk meraih pemahaman yang mendalam mengenai komunikasi
organisasi di lingkungan sekolah, dengan fokus pada dua aspek utama. Pertama, penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis sejauh mana efektivitas komunikasi organisasi di sekolah dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran. Hal ini mencakup
evaluasi terhadap berbagai saluran komunikasi yang digunakan di sekolah, termasuk apakah
pesan-pesan tersebut diterima dengan jelas dan tepat oleh semua pihak yang terlibat.

Selanjutnya, tulisan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
dinamika komunikasi di lingkungan pendidikan. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap
peran kepala sekolah, hubungan antara guru dan siswa, serta dampak teknologi terhadap alur
komunikasi di sekolah. Dengan demikian, penelitian ini diarahkan untuk memberikan gambaran
komprehensif tentang faktor-faktor yang membentuk komunikasi organisasi di konteks
pendidikan.

Manfaat dari tulisan ini sangat signifikan dalam konteks pengembangan komunikasi organisasi
di sekolah. Dengan memberikan wawasan baru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
landasan untuk perbaikan dan pengembangan sistem komunikasi yang lebih efektif. Selain itu,
dengan menyediakan dasar bagi pihak sekolah untuk meningkatkan interaksi dan keterlibatan
seluruh stakeholder, penelitian ini berpotensi menciptakan iklim pendidikan yang lebih positif
dan dinamis.

Melalui pemahaman mendalam terhadap komunikasi organisasi di sekolah, diharapkan tulisan


ini dapat memberikan sumbangan positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan
memperkuat hubungan antaranggota komunitas pendidikan. Dengan demikian, hasil penelitian
ini dapat menjadi pedoman berharga bagi pengambilan keputusan di tingkat sekolah untuk
mencapai tujuan bersama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berdaya
saing.
B. Pembahasan

1. Konsep Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan pilar utama dalam keberhasilan suatu lembaga atau institusi,
terutama di dunia pendidikan. Menurut Robbins dan Judge (2019), komunikasi organisasi dapat
diartikan sebagai "proses mengirim dan menerima pesan yang mengarah pada pemahaman
bersama." Dalam konteks sekolah, konsep ini melibatkan interaksi yang kompleks antara semua
stakeholder, seperti guru, siswa, orang tua, dan staf administrasi.

Pentingnya komunikasi organisasi dalam konteks pendidikan ditegaskan oleh Y. Handoko et al.
(2022), yang menyatakan bahwa "komunikasi organisasi yang efektif merupakan kunci utama
dalam mewujudkan madrasah yang efektif di Provinsi Jambi." Dalam jurnal berjudul
"Organizational Communication in Realizing Effective Madrasah in Jambi Province," Handoko et
al. mendiskusikan bahwa komunikasi organisasi yang baik dapat menciptakan harmoni di
lingkungan madrasah, memperkuat kolaborasi antara guru, siswa, dan pihak terkait.

Pendapat Handoko et al. ini sejalan dengan pandangan bahwa komunikasi organisasi tidak
hanya tentang penyampaian informasi, tetapi juga membentuk struktur sosial dan hubungan
interpersonal di dalam suatu organisasi (Watzlawick et al., 1967). Dengan kata lain, komunikasi
organisasi yang efektif di madrasah tidak hanya memastikan arus informasi yang lancar tetapi
juga menciptakan iklim yang mendukung pembelajaran dan pertumbuhan.

Dalam konsep komunikasi organisasi, penting untuk memahami bahwa komunikasi bukan hanya
satu arah. Menurut McFarland dan Senn (1999), "Tujuan komunikasi organisasi adalah mencapai
pemahaman bersama dan memobilisasi dukungan kolektif untuk mencapai tujuan bersama."
Oleh karena itu, terjalinnya komunikasi yang efektif di lingkungan madrasah bukan hanya
tanggung jawab satu pihak, melainkan upaya bersama untuk mencapai keselarasan dalam
mencapai visi dan misi pendidikan.

Konsep komunikasi organisasi tidak hanya menjadi alat untuk menyampaikan informasi tetapi
juga fondasi bagi terciptanya hubungan harmonis di dunia pendidikan. Dengan memahami
prinsip-prinsip ini, lembaga pendidikan dapat mengembangkan strategi komunikasi yang lebih
efektif untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan
inklusif.

2. Peran Kepala Sekolah

Peran kepala sekolah tidak hanya sebatas pada aspek administratif, tetapi juga memiliki implikasi
mendalam terhadap budaya dan dinamika komunikasi di seluruh sekolah. Kepemimpinan yang
efektif, sebagaimana diungkapkan oleh Fullan (2007), menciptakan lingkungan yang mendukung
komunikasi terbuka dan kolaboratif. Seorang kepala sekolah yang mempraktikkan
kepemimpinan demokratis dan berorientasi pada tim dapat membuka saluran komunikasi yang
lebih efektif, memfasilitasi pertukaran ide, dan menciptakan rasa kepemilikan bersama dalam
mencapai tujuan pendidikan.

Dalam konteks ini, kepala sekolah bukan hanya menjadi pemimpin tetapi juga fasilitator yang
mendorong partisipasi dan kontribusi dari semua anggota sekolah. Pemahaman mendalam akan
kebutuhan dan harapan anggota sekolah menjadi kunci dalam membentuk kebijakan
komunikasi yang mendukung pengembangan sekolah sebagai komunitas belajar yang dinamis.

3. Hubungan antara Guru dan Siswa

Hubungan interpersonal yang terjalin antara guru dan siswa memainkan peran penting dalam
membentuk atmosfer komunikasi di kelas. Menurut studi Johnson et al. (2018), hubungan yang
positif antara guru dan siswa dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kualitas komunikasi.
Ketika terdapat rasa saling percaya dan penghargaan, siswa merasa lebih terbuka untuk
berkomunikasi, bertanya, dan berbagi ide-ide mereka.

Dalam konteks ini, peran guru bukan hanya terbatas pada penyampaian materi ajar, tetapi juga
sebagai fasilitator komunikasi yang membangun ikatan emosional positif dengan siswa.
Pendekatan ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana siswa merasa
dihargai dan didukung untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

4. Peran Media Komunikasi di Sekolah

Dengan kemajuan teknologi, media komunikasi memainkan peran yang semakin signifikan
dalam merancang pola komunikasi di sekolah. Menurut Luhmann (2000), media komunikasi
seperti papan pengumuman elektronik, situs web sekolah, atau platform pembelajaran daring
menjadi elemen penting dalam membentuk cara sekolah berkomunikasi dan menyampaikan
informasi. Penggunaan media komunikasi yang tepat dapat meningkatkan aksesibilitas dan
efisiensi komunikasi di antara semua pihak yang terlibat di sekolah.

Pengintegrasian media komunikasi yang cerdas memungkinkan sekolah untuk menyampaikan


informasi dengan cepat dan tepat sasaran. Selain itu, penggunaan media juga dapat
memberikan peluang untuk meningkatkan transparansi, memfasilitasi kolaborasi, dan
meningkatkan partisipasi dari seluruh stakeholder di lingkungan pendidikan.

C. Kesimpulan

Komunikasi organisasi di sekolah menjadi inti yang tak terpisahkan untuk membentuk
lingkungan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan, sebagai fondasi pembangunan individu
dan masyarakat, memerlukan komunikasi yang efektif untuk menciptakan iklim yang
mendukung pertumbuhan dan pembelajaran

Komunikasi sebagai pembentuk struktur sosial dan hubungan antaranggota dalam suatu
organisasi. Komunikasi bukan sekadar alat penyampaian informasi, melainkan fondasi yang
membangun kepercayaan, keterlibatan, dan kolaborasi di antara semua stakeholder pendidikan.
Dengan melibatkan semua pihak secara efektif, menciptakan kepemimpinan yang terbuka dan
kolaboratif, membangun hubungan positif antara guru dan siswa, serta memanfaatkan media
komunikasi dengan bijak, sekolah dapat membangun fondasi komunikasi yang kuat.

Tantangan dalam komunikasi organisasi di sekolah mencakup ketidakjelasan dalam pembagian


peran, keputusan yang tidak transparan, dan hambatan dalam saluran komunikasi. Peran kepala
sekolah, hubungan antara guru dan siswa, serta peran media komunikasi di sekolah menjadi
faktor-faktor kunci yang mempengaruhi dinamika komunikasi.

REFERENSI

Fullan, M. (2007). The New Meaning of Educational Change (4th ed.). Teachers College Press.

Johnson, S., et al. (2018). "Building Positive Teacher-Student Relationships: A Randomized


Controlled Trial." Journal of School Psychology, 69, 53-67.

Luhmann, N. (2000). The Reality of the Mass Media. Stanford University Press.

McFarland, D. A., & Senn, C. Y. (1999). Inside Organizations: Anthropologists at Work. Berg.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior (18th ed.). Pearson.

Watzlawick, P., Bavelas, J. B., & Jackson, D. D. (1967). Pragmatics of Human Communication: A
Study of Interactional Patterns, Pathologies and Paradoxes. W. W. Norton & Company.

Yudo Handoko, Martinis Yamin, & Minnah El-Widdah. (2022). Organizational Communication In
Realizing Effective Madrasah In Jambi Province. European Journal of Humanities and Educational
Advancements, 3(10), 83-90. Retrieved from
https://scholarzest.com/index.php/ejhea/article/view/2779

Anda mungkin juga menyukai