ABSTRAK Kondisi goegrafis Indonesia yang ABSTRACT Indonesia is passed equator line
dilewati garis khatulistiwa mengakibatkan causing two seasons, rainy and dry. The high
adanya 2 musim, yaitu musim penghujan dan intensity of rainfall in Indonesia is one of limiting
musim kemarau. Tingginya curah hujan yang ada factors in mining operation, both Open Pit and
di Indonesia merupakan salah faktor kendala Underground Mine. Groundwater flow in porous
dalam kegiatan penambangan, baik itu Tambang media tend to have a relatively flat head
Terbuka maupun Tambang Bawah Tanah. Aliran distribution, while in fractured media head
airtanah pada media porous cenderung memiliki distribution has a relatively varied. In the
persebaran head yang relatif datar, sedangkan fractured media, distribution of aquifer
pada media terkekarkan memiliki distribusi parameters in rocks tend to be heterogeneous.
persebaran head yang relative bervariasi. Drain holes installation on the open pit has a
Distribusi persebaran paramater akuifer pada goal to groundwater depressurization, so the
media terkekarkan di dalam batuan cenderung slope stability is well maintained. The right
heterogen. Instalasi drain hole pada tambang location of drain hole placement is better on high
terbuka memiliki tujuan untuk menurunkan muka permeability rock than low permeability, because
airtanah (drawdown) agar kestabilan lereng it will accelerate groundwater depressurization.
terjaga. Penempatan titik drain hole pada lokasi The simulation of drain hole placement with right
yang tepat yaitu permeabilitas batuan yang besar number and length on the right point will
mempercepat penurunan muka airtanah decrease groundwater table significantly, rather
dibandingkan dengan penempatan pada than installed uniformly. This implementation
permeabilitas yang kecil. Simulasi penempatan can be used to plan the determination of drain
drain hole dengan jumlah dan panjang terbatas hole in the open pit mining activities.
pada titik yang tepat dapat meningkatkan
penurunan muka airtanah secara signifikan
dibandingkan dengan instalasi drain hole secara Keywords: simulation, drain hole, drawdown,
seragam. Implimentasi ini dapat dimanfaatkan permeability
untuk rencana penentuan drain hole pada
kegiatan penambangan terbuka.
1
PENDAHULUAN (INTRODUCTION) jumlah yang seragam di Tambang Batu Hijau.
Kegiatan penirisan tambang merupakan salah Instalasi drain hole yang seragam pada media
satu aspek pendukung dalam kegiatan terkekarkan mengakibatkan banyak lubang drain
penambangan. Kegiatan tersebut menjadi hole yang tidak mengeluarkan airtanah sehingga
prioritas apabila kondisi kegiatan penambangan tidak berfungsi dalam menurunkan muka
memiliki permasalahan dalam pengelolaan air airtanah. Kondisi ini menyebabkan pemborosan
baik itu air permukaan (run off) maupun airtanah. biaya operasional dalam kegiatan penirisan air
Munculnya air di lokasi front penambangan dapat tambang. Rahardjo dkk., 2003 menyatakan
mengakibatkan permasalahan seperti produksi bahwa sedikit jumlah drain hole yang dipasang
penambangan terganggu akibat manuver pada lokasi yang tepat sesuai dengan model
peralatan yang tidak optimal, longsornya lereng konseptual akan lebih efektif daripada jumlah
penambangan akibat meningkatnya tinggi muka drain hole yang banyak dipasang pada jarak
airtanah sehingga yang berpengaruh terhadap seragam di lereng. Dengan melakukan suatu
beban gaya penggerak pada lereng. Untuk simulasi dengan simulator Visual Modflow pada
mengatasi permasalahan airtanah pada lereng studi kasus model konseptual dapat memberikan
dilakukan sistem penirisan tambang. Penurunan pemahaman bahwa penempatan lubang drain
muka airtanah di sepanjang lereng biasanya hole dengan jumlah dan panjang terbatas pada
menggunakan sistem pumping well dan atau lokasi yang tepat dapat meningkatkan jumlah
drain hole. Masing - masing metode tersebut penurunan muka airtanah yang lebih baik
memiliki fungsi tersendiri. Metode pumping well daripada drain hole dipasang pada kondisi
dipasang di sepanjang lereng dengan tujuan seragam.
menurunkan muka airtanah dengan
mengoperasikan pompa dengan periode waktu METODE (METHODS)
tertentu. Drain hole adalah metode penirisan Dalam melakukan simulasi percobaan
dengan membuat pemboran secara horisontal penempatan drain hole ini akan digunakan suatu
maupun vertikal dengan memanfaatkan gaya model konseptual yang menggambarkan kondisi
gravitasi dalam mengalirkan airnya. parameter akuifer secara heterogen.
Penyelesaian numerik aliran airtanah
Penanganan airtanah memiliki permasalahan menggunakan persamaan finite difference
yang cukup rumit dalam kasus batuan yang method (FDM) dengan menggunakan perangkat
terkekarkan dengan kondisi geologi yang cukup simulator Visual Modflow 2.8.1 (McDonald
komplek. Pemasangan drain hole yang terjadi di dkk., 1988). Semua data yang dipakai di dalam
lapangan sering dijumpai pada kondisi yang model ini adalah asumsi. Tujuan model
seragam, misalnya di sepanjang lereng dengan konseptual ini adalah uji coba dalam rangka
membuat percontohan (prototype) model untuk
spasi 10 m. Silaen dkk., 2011 melakukan
melihat pengaruh distribusi penurunan muka
pemasangan drain hole untuk menurunkan muka
airtanah pada penampatan drain hole dengan
airtanah di sepanjang lereng Tambang Terbuka skema tertentu. Diagram alir penyelesaian
Grasberg. Selain itu, Leech dkk., 2007 juga masalah dalam penempatan drain hole dapat
mengaplikasikan drain hole untuk menurunkan dilihat pada Gambar 1.
muka airtanah pada media terkekarkan dengan
Gambar 2. Penerapan Media Terkekarkan pada Media Berpori (dikutip dari Yang dkk., 2009)
3
Gambar 3. Penempatan Horisontal Drain hole di Lereng Tambang Terbuka
(dikutip dari Read dan Stacy., 2009 serta Leech dkk., 2007)
4
dengan 2 skema. Simulasi dilakukan dengan memberikan pengertian pentingnya pemasangan
memasang drain hole pada bagian dasar jenjang drain hole pada sasaran yang tepat yaitu pada
(toe) di sepanjang lereng secara seragam dan lokasi yang memiliki nilai permeabilitas yang
atau terbatas pada nilai permeabilitas yang besar. Sedikit jumlah drain hole yang dipasang
besar. Spesifikasi drain hole tersebut terdiri dari pada lokasi yang tepat sesuai dengan model
panjang 100 m, diameter 0,1 m. Pemasangan konseptual akan lebih efektif dibandingkan yang
drain hole dengan 2 skema yang berbeda akan seragam (Rahardjo dkk., 2003).
Tabel 1. Parameter dalam Pemodelan Konseptual Aliran Airtanah pada Jenjang Penambangan
Parameter Keterangan
-9
Konduktivitas Hidraulik RQD > 75% 10 m/s
Konduktivitas Hidraulik RQD 50-75% 10-8 m/s
Konduktivitas Hidraulik RQD 25-50% 10-7 m/s
Konduktivitas Hidraulik RQD < 25% 10-6 m/s
Konduktivitas Hidraulik Fault 10-5 m/s
Ss 0,01
Sy 0,2
Curah Hujan 4000 mm/th
Recharge 15% dari Curah Hujan 600 mm/th
Evapotranspirasi 5% dari Curah Hujan 200 mm/th
Initial head Model bagian barat memiliki initial head 148 m
Model bagian timur memiliki initial head 143 m
Waktu Simulasi (t) 360 hari
Drain Conductance 0,8 m/hari
Sumur Pantau 7 buah, untuk memantau fluktuasi airtanah
5
Lanjutan Gambar 4. Konseptual Model Distribusi Head Sebelum dan Sesudah Ditambang
6
C D
7
A B
C D
8
ANALISIS HASIL DRAWDOWN Dari percobaan skema 1 didapatkan hasil bahwa
Percobaan simulasi ini menempatkan 7 populasi batuan yang memiliki nilai
piezometer yang dipasang pada lokasi permeabilitas 10-9 m/s tidak dapat mengalirkan
permeabilitas batuan yang berbeda, tujuannya airtanah sehingga fluktuasi airtanah yang ada di
untuk mengetahui pengaruh fluktuasi airtanah piezometer tetap atau tidak terjadi penurunan
dari waktu ke waktu akibat instalasi drain hole muka airtanah.
dengan menggunakan 2 skema. Pada skema Skema kedua drain hole dipasang pada populasi
pertama, drain hole 1 dipasang pada populasi batuan dengan permeabiltas besar. Drain hole 1
permeablitas batuan 10-9 m/s, drawdown yang dipasang pada populasi batuan 10-6 m/s, dengan
dihasilkan piezometer OB-6 pada saat t=360 hari drawdown yang terpantau di OB-1 sebesar 8,9
adalah 0 m. Drain hole 2 dipasang pada m. Drain hole 2 dipasang pada populasi
permeabilitas batuan 10-6 m/s, drawdown yang permeabilitas batuan 10-7 m/s, dengan
dihasilkan piezometer OB-1 pada saat t=360 hari drawdown yang terpantau di OB-2 sebesar 1,7
adalah 8,61 m. Drain hole 3 dipasang pada m. Drain hole 3 dipasang di sepanjang fault
populasi permeabilitas batuan 10-7 m/s, dengan permebilitas batuan 10-5 m/s, drawdown
yang dihasilkan pada OB-5 adalah 7,26 m.
drawdown yang dihasilkan OB-2 pada saat
Drain hole 4 dipasang pada permeabilitas batuan
t=360 hari adalah 1,7 m. Drain hole 4 dipasang
10-7 m/s, dengan drawdown pada OB-3 sebesar
pada populasi permeabilitas batuan 10-9 m/s dan 0,66 m. Drain hole 5 dipasang pada
menembus fault dengan permeabilitas 10-5 m/s. permeabilitas 10-6 m/s, dengan drawdown yang
Pengamatan drawdown pada OB-5 menunjukkan dihasilkan pada OB-4 sebesar 6,61 m. Dari
penurunan airtanah sebesar 4,4 m setelah t=360 percobaan ini diperoleh hasil dengan intalasi
hari. Drain hole 5 dipasang pada populasi drain hole dengan jumlah dan panjang terbatas
permeabilitas batuan 10-7 m/s, drawdown yang didapatkan penurunan muka airtanah yang
dihasilkan piezometer OB-3 setelah t=360 hari hasilnya hampir sama dengan skema pertama.
adalah 0,33 m. Drain hole 6 dipasang pada Cara ini dapat menghemat biaya operasional
populasi permeabilitas batuan 10-6 m/s, penirisan tambang yang ada di lapangan, serta
drawdown yang dihasilkan dari pengamatan OB- menghindari tidak berfungsinya drain hole di
4 setelah t=360 hari adalah 6,99 m. Drain hole 7 lapangan. Dengan demikian pemasangan drain
hole dalam jumlah dan panjang terbatas dapat
dipasang pada populasi permeabilitas batuan 10-9
diimplementasikan di lapangan berdasarkan
m/s, dengan penurunan drawdown pada OB-7 contoh kasus model konseptual ini.
sebesar 0 m.
9
KESIMPULAN (CONCLUSION) spatial distribution of 3D isotropic
hydraulic conductivity based on hc-
Dari percobaan 2 skema simulasi penempatan
system for fractured groundwater flow
drain hole dalam penirisan tambang terbuka
media using neural network case study
didapatkan hasil sebagai berikut : grasberg open pit of PTFI and
1. Penempatan drain hole skema 1 dengan surrounding., International Symposium
jumlah 7 lubang drain hole, spasi 20 m, on Earth Science and Technology, Japan,
panjang lubang bor 100 m, dan skema 2 59-64.
menempatkan 5 lubang drain hole dengan Cahyadi, T.A., Notosiswoyo, S., Widodo, L.E.,
penempatan terbatas, panjang lubang bor Iskandar, I., and Suyono., 2014.
maksimal 100 m, menghasilkan fluktuasi Distribusi sebaran konduktivitas hidraulik
penurunan muka airtanah yang mirip pada dari hasil uji akuifer – constant head
t=360 m. permeabilitas pada batuan sedimen secara
2. Skema 2 lebih menguntungkan heterogen, Proceeding TPT Perhapi
dibandingkan skema 1 karena rendahnya XXIII, 352-360.
Leech S., McGann, 2007. Open pit slope
biaya operasional penirisan tambang yang
depressurization using horizontal drains
dikeluarkan. – a Case Study Newmont,
3. Penurunan muka airtanah sangat sensitive https://www.imwa.info/docs/imwa_2008/
terhadap distribusi nilai populasi IMWA2008_035_Leech.pdf. Diunduh
permeabilitas batuan dengan nilai > 10-6 m/s. pada tanggal 16 Juli 2014.
4. Pemilihan skema penempatan drain hole McDonald M.G., Harbaugh A.W., 1988. A
terbatas di lapangan sangat penting untuk Modular three-dimensional finite
mengoptimalkan peran drain hole dengan difference groundwater flow model,
cara memaksimalkan informasi distribusi Techniques of Water Resources
sebaran konduktivitas hidraulik. Investigations Book 6. U.S. Geological
Survey, Washington, D.C.
Rahardjo, H., Hritzuk, K. J., Leong, E. C. &
UCAPAN TERIMAKASIH Rezaur, R. B., 2003. Effectiveness of
(ACKNOWLEDGEMENT) horizontal drains for slope stability.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. S. Engineering Geology, 69, 295-308
Koesnaryo yang telah memberikan ijin atas Read J., Stacey P., 2009. Guidelines for Open Pit
penggunaan Software Visual MODFLOW 2.8.1 Slope Design, CRC Pres, Balkema,
lisensi Magister Teknik Pertambangan UPN Natherland.
“Veteran” Yogyakarta. Selain itu penulis Silaen H., Pramuji, Ginting A., Widyanto D.,
mengucapkan terimakasih kepada Irwan Waromi I., 2011. Hydrogeological and
Iskandar Ph.D sebagai mitra diskusi di pore water pressure characterization at
Laboratorium Hidrogeologi Tambang ITB. south west sector of Grasberg open pit,
Papua, Proceedings JCM Makassar The
36th HAGI and 40th IAGI Annual
DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES) Convention and Exhibition.
Antoro, B., Margotomo, W., Perdana, A., Singhal B.B.S., Gupta, R.P., 1999. Applied
Widijanto, E., Wiwoho. N., Ginting, hydrogeology of fractured rocks, Kluwer
A.P., Santosa, R.G.I., Pramuji, Silaen, Academic Publishers, The Netherlands.
H., Setyadi, H., Iribaram, F., Mundu, S., Yang F.R., Lee C. H., Kung W.J., Yeh H.F.,
Garjito, W., Sumarwan, F., Rohmadi, A., 2009. The impact of tunneling
Setiadi, T., Afwan, A., Asrizal., Pahala, construction on the hydrogeological
A.R., Prasetyo, N., 2011. Geologi dan environment of “Tseng-Wen Reservoir
geoteknik tambang terbuka grasberg Transbasin Diversion Project” in Taiwan,
PTFI , Aksara Buana. Engineering Geology 103, 39–58.
Cahyadi T.A., Widodo L.E., Iskandar I.,
Sukaerang, Suyono., 2015. Modeling
10