Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri (SINTA) 4 (2021) 126

Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri


(SINTA)

Ho m e p a g e: s in t a .e n g . un i l a. ac . id

Rancangan sistem fluidisasi dua arah (hybrid fluidization) untuk rekayasa


pemeliharaan alur
R Azisa,*, F Maricarb, M A Thahab dan B Bakrib
a
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Malino No.8 F, Romang Lompoa, Bontomarannu, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan 92171
b
Dosen Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Malino No.8 F, Romang Lompoa, Bontomarannu, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan 92171Institusi

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat artikel: Metode fluidisasi merupakan salah satu alternatif dari pemeliharaan alur pada
Diterima: 1 Oktober 2021 muara sungai selain dredging. Hal ini berguna untuk kepentingan alur pelayaran
Direvisi: 26 November 2021 maupun menjaga keseimbangan aliran sungai terhadap sedimentasi pada
Diterbitkan: 14 Desember 2021 wilayah hilir. Adanya hambatan pada metode penggelontoran sedimen
menggunakan sistem fluidisasi terutama pada muara yang memiliki kecepatan
aliran permukaan yang minim, sehingga diperlukan alternatif. Sistem
penggelontoran dua arah (hybrid system) merupakan system fluidisasi yang
memanfaatkan fluktuasi tekanan pada arah aliran searah. Penelitian ini
Kata kunci: menitikberatkan pada rancangan sistem pemindahan lumpur sedimen (slurry)
Fluidisasi melalui pipa perforasi yang dikembangkan pada sistem fluidisasi hybrid. Kinerja
Penggelontoran Sedimen fluidisasi dan hisap pada pipa dioperasikan melalui system kerja katup yang
Lubang Perforasi dirancang dengan mekanisme otomatis. Sedangkan pada pipa perforasi, kinerja
Hybrid Fluidization hisap (suction) ditentukan oleh parameter pipa yang dapat menghasilkan kinerja
Lubang Hisap (Suction) lubang perforasi berupa nilai koefisien sharing (Cs) yang dapat menentukan
besarnya distribusi tekanan pada aliran balik arah hisap sedimen melalui pipa
fluidisasi. Hasil penggelontoran sedimen dapat dipindahkan pada zona tererosi
atau ke area paling dalam disekitar pantai.

1. Pendahuluan melindungi Pelabuhan juga untuk memelihara alur kapal


dari erosi pantai (Triadmodjo, 2009).
Diberbagai negara muara telah digunakan sebagai Selain bersumber dari sungai penumpukan sedimen
wilayah yang mampu mendatangkan keuntungan bagi di sekitar muara juga dipengaruhi oleh pasang surut dan
penduduk sekitar. Pelabuhan-pelabuhan besar pada gelombang laut. Tingginya suspensi pada dasar
umumnya terletak di muara sungai selain karena fungsi permukaan saat pasang menyebabkan konsentrasi
jalur tersebut baik, faktor keterlindungan Pelabuhan dari sedimen tersuspensi meningkat dan juga menyebabkan
gelombang laut. Pelabuhan yang terletak pada Muara pelambatan pergerakan air menuju hulu sehingga
ada yang bersifat alami dan adapula yang menggunakan memungkinkan terjadinya pengendapan yang lebih
bangunan pelindung dari gelombang selain untuk
*
Penulis korespondensi.
E-mail: rudiazis.civil@yahoo.co.id.

p-ISSN 2655-2914, e-ISSN 2808-8360


2 Azis dkk./Prosiding SINTA 4 (2021) 126

intensif kearah dasar. Pada saat fase titik balik (fase fluidisasi masih memiliki kelemahan dalam
slack) setelah air pasang menuju air surut menyebabkan operasionalnya seperti belum dapat direkomendasikan
konsentrasi sedimen tersuspensi meningkat (Satriadi. untuk mengagitasi jenis material yang mengandung sifat
A., Widada. S, 2012). kohesif serta fraksi kasar, tidak efektif digunakan pada
Ukuran partikel sedimen berupa boulder dengan alur yang tidak didominasi oleh aliran permukaan atau
campuran kayu atau biasa disebut aliran debris debit sungai yang kecil (Thaha, 2006).
umumnya berada di wilayah upstream (hulu) yang Bruun P (1988) mengusulkan mekanisme
mengalir dan tertahan pada wilayah alluvial (flood pemeliharaan alur pada muara pasang surut dengan
plain) atau bahkan aliran debris dapat sampai ke wilayah menggunakan tekanan hidraulik pada pipa perforasi.
hilir. Jenis karakteristik sedimen seperti itu tidak dapat Sistem bypassing dengan pipa parallel yakni pipa
di selesaikan dengan metode fluidisasi melainkan fluidisasi dan pipa hisap cenderung lebih efektif dan
dengan jenis bangunan pengendali sedimen lainnya menguntungkan. Hal yang sama dilaporkan oleh
seperti check dam (Maricar dan Lopa, 2013). Oleh Weismann dan Lennon (1994) pada proyek sand
karena itu karakteristik dan distribusi sedimen sedimen bypassing Anna Maria di California tahun 1994. Metode
penting diketahui untuk penanganan sedimentasi muara yang digunakan adalah system fluidisasi dengan pipa
sungai maupun desain struktur bangunan air (Bakri dkk, perforasi terendam dibawah lapisan sedimen.
2019). Noguchi, H dan Fujita, Y tahun 2006
Peningkatan konsentrasi sedimen di sekitar muara menyampaikan hasil eksperimen sand bypassing pada
menyebabkan pendangkalan serta tertutupnya aliran muara di Jepang yang diaplikasikan pada suatu sistem
sungai (Gambar 1). Pendangkalan muara dapat yang disebut self-sinking suction pipe with holes. Pada
menyebabkan terhambatnya jalur transportasi kapal sistem ini pipa fluidisasi dengan orientasi jet tunggal
dengan draft tertentu pada wilayah yang umumnya kebawah dipararelkan dengan pipa hisap yang
menjadikan muara sebagai jalur menuju Pelabuhan dioperasikan secara bersamaan (Noguchi dan Fujita,
(Triadmodjo, 2014). Sedangkan pada tertutupnya aliran 2006). Sistem yang diaplikasikan dengan metode
sungai menjadi hambatan bagi distribusi air saat terjadi tersebut telah membantu system pengoperasian dan
curah hujan tinggi di daerah hulu sehingga dapat pengelolaan yang lebih ekonomis dibandingkan dengan
menyebabkan banjir pada daerah sekitar sungai. Pada metode dredging.
alur pelayaran, sedimentasi mengurangi kedalaman alur Penelitian ini menitikberatkan perhatian pada sistem
sehingga kapal tidak dapat tertambat sedangkan pada fluidisasi dua arah (hybrid fluidization) yang merupakan
Pelabuhan yang berada disisi alur muara peran fluidisasi dengan dua arah aliran fluida yang bekerja
sedimentasi dapat menyebabkan pendangkalan pada pada satu pipa fluidisasi.
kolam Pelabuhan. Jika laju transportasi sedimen
menyusuri pantai tidak berubah maka dapat 2. Metodologi
menyebabkan lidah pasir yang akan berkembang
memotong alur pelayaran masuk Kawasan Pelabuhan Studi dilakukan berdasarkan literatur hasil
(Thaha, 2006). eksperimental yang selanjutnya dilakukan pendugaan
berupa hipotesis terhadap rancangan system fluidisasi
2.1. Strategi Penenaganan Sedimentasi Muara Sungai dua arah. Akan tetapi dalam studi ini telah dilakukan
persiapan laboratorium untuk pengujian fisik baik 2
Penanganan masalah sedimentasi di sekitar alur Dimensi maupun 3 Dimensi di Laboratorium Hidrailuka
umumnya dilakukan dengan teknologi pengerukan Departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin.
(dredging). Berbagai literatur menyebutkan bahwa
metode ini termasuk kedalam metode yang mahal 2.1. Persiapan Simulasi Fisik
karena membutuhkan biaya dan peralatan yang mahal.
Oleh karena itu sekitar tahun 70-an metode fluidisasi di Bahan yang digunakan dalam rancangan pengujian
rancang untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan alur fisik pada penelitian ini terdiri dari pasir sedang (d50),
sebagai alternatif dari metode pengerukan. Metode pipa dia 2 inchi dengan lubang perforasi, bak uji,
fluidisasi untuk pengerukan merupakan metode yang manometer, flow meter, pompa sentrifugal. Seluruh
belum banyak diterapkan di Indonesia karena masih rangkaian pengujian fisik baik 2 Dimensi maupun 3
kurangnya penerapan metode tersebut (Thaha, 2006). Dimensi dilakukan di Laboratorium Hidraulika
Metode fluidisasi relatif lebih ekonomis Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
dibandingkan dengan pengerukan atau membuat Hasanuddin.
struktur ambang bawah air (underwatersill) dimana
pada penerapannya untuk mengatasi pendangkalan a. Desain Pengujian Fisik 2 Dimensi
muara Sambong hanya memerlukan pompa dengan daya
26,58 kW (Dharma dkk, 2005). Akan tetapi teknologi
Azis dkk./Prosiding SINTA 4 (2021) 126 3

Pengujian fisik 2 Dimensi terdiri dari pengujian 3. Hasil dan pembahasan


lubang perforasi horizontal tunggan dan pengujian
lubang horizontal seri. Tujuan pengujian ini adalah : 3.1. Sistem Fluidisasi
Kajian lubang horizontal tunggal
1) Mengkaji mekanisme flushing pada lubang bukaan Fluidisasi adalah interaksi antara aliran zat cair atau
gas dengan fraksi solid dasar (bed deposite) yang
langsung horizontal
umumnya berbentuk butiran granular menyebabkan
2) Identifikasi bentuk dan bagian zona keruntuhan butiran tersebut terangkat, teragitasi dan berpindah dari
sedimen termasuk lebar keruntuhan. posisinya semula. Penggunaan fluidisasi sebagai
3) Pengaruh ketebalan sedimen (db) terhadap tekanan metode pembersihan saringan pasir dimulai sejak tahun
dan debit flushing 1960an. Amirtharajah (1970), Amirtharajah dan
4) Identifikasi kondisi awal flushing melalui Cleasby (1972), Cleasby dan Fan (1981) dalam
pengukuran distribusi tekanan hisap dalam media Weisman, Lennon dan Robert (1988) melakukan
pasir (sedimen) optimalisasi fluidisasi 1 dimensi untuk pembersihan
5) Menentukan koefisien hisap pada lubang bukaan filter secara efektif tanpa menghilangkan partikel pasir
langsung saringan itu sendiri. Kajian lanjutan metode fluidisasi
6) Menentukan hubungan spasi lubang (a) dalam untuk pembersihan filter (filter backwashing) telah
rasio diameter-spasi lubang (Df/a) terhadap tinggi dilakukan oleh Amburgey dan Amirtharajah (2005).
Metode fluidisasi untuk aplikasi pengolahan limbah
tekanan dan debit flushing.
juga telah dikaji oleh Chen, Li dan Shieh (1997) dalam
(Thaha 2006). Teknik pembuangan limbah ke laut
Kajian lubang horizontal seri dengan metode jet horisontal dari Rosette type riser
1) Mengkaji pengaruh rasio spasi lubang-ketebalan telah dikaji secara eksperimen oleh Kwon dan Seo
sedimen (a/db) terhadap tinggi tekanan dan debit (2005) dalam (Thaha 2006).
flushing. Dalam beberapa hasil penelitian dan hasil percobaan
2) Merumuskan hubungan tak berdimensi (he/db dilapangan, metode fluidisasi telah berkembang pesat
teoritis) dengan Df/a eksperimen, (he/db teoritis) terutama pada bidang rekayasa pantai dan Teknik
dengan (fh/db) eksperimen, (fh/db) dengan (Df/a) keairan. Diindonesia metode fluidisasi telah
eksperimen. dikembangkan pada proses pengendalian waduk yang
b. Desain Pengujian Fisik 3 Dimensi mengkombinasikan sistem penggelontoran (flushing)
sedimen (Suroso, Widiyanto, 2009). Beberapa
Pengujian fisik 3 Dimensi dilakukan dengan penelitian terkait pengembangan fluidisasi alur terutama
mengamati kinerja sistem fluidisasi dan flushing secara pada muara sungai seperti pada penanganan
hybrid pada pipa fluidizer secara aktual. Parameter yang pendangkalan sungai (Ni’am. M.F, 2003), fluidisasi
diamati berupa pola geometrik alur, volume sedimen untuk pemeliharaan akur pelayaran (Widiyanto,
yang digelontorkan melalui lubang perforasi. Soedirman, 2018). Beberapa pengembangan penelitian
Seluruh kinerja sistem dalam pengujian 3 Dimensi fluidisasi terutama pada pemecahan masalah clogging
dirancang untuk kebutuhan lapangan yakni (penyumbatan) dilakukan pada tahun 2006 (Thaha,
menggunakan skala 1:1. Pengujian 3 Dimensi dilakukan 2006), dan perkembangan nya hingga pada sistem
pada laboratorium Teknik pantai yang merupakan pengurasan dan pengisapan slurry pada proses fluidisasi
bagian dari fasilitas yang dimiliki oleh laboratorium yang dilakukan oleh (Pristianto. H dkk, 2019) dan (Anas
hidraulika Universitas Hasanuddin. dkk, 2018).

Tabel 1. Bahan untuk Rancangan Pengujian Fisik 3.2. Sistem Flushing


Pengujian Fisik
Dimensi Pipa Penelitian untuk menambah kinerja fluidisasi
2 Dimensi 3 Dimensi dilakukan dengan menambah pipa hisap (suction pipe)
Pipa hybrid* 2 inchi 3 inchi juga telah dilakukan di Indonesia namun belum
Pipa Suplay 2 inchi 3 inchi
diaplikasikan pada skala lapangan. Hasil penelitian
Kapasitas Pompa 4 ltr/detik 14 ltr/detik
Katup Manual Otomatis
menunjukkan bahwa kinerja fluidisasi akan semakin
Ket: baik dengan menambahkan pipa hisap dengan lubang
*pipa fluidisasi dan flushing (hybrid fluidization) perforasi diameter 6 mm dan jarak antar lubang 5 cm
seperti pada Gambar 2 (Anas dkk , 2018).
2.2. Peralatan Pendukung Penggunaan pipa hisap (suction pipe) juga telah
diterapkan pada pembersihan sedimen di waduk dengan
Peralatan pendukung dalam studi ini berupa jurnal menggunakan teknologi suction method dengan
dan laporan (report) hasil eksperimen studi terdahulu. menggunakan 4 (empat) variasi tipe model pipa hisap
4 Azis dkk./Prosiding SINTA 4 (2021) 126

(Mawardi dkk, 2010). Metode suction pipe ini Kecenderungan kecepatan aliran permukaan diatas
memanfaatkan perbedaan tinggi energi potensial air lapisan sedimen sejajar untuk setiap lapisan
yang berada di sekitar lubang pipa hisap dengan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lubang hisap
dibagian hilirnya. yang mereduksi energi kecepatan aliran hingga ke
permukaan (Gambar 1). Pada zona lapisan dasar gerak
3.3. Sistem Hybrid (Fluidisasi dan Flushing) sedimen secara individu lebih dominan mengikuti gaya
berat (W) (Gambar 2).
Penelitian untuk menambah kinerja fluidisasi
dilakukan dengan menambah pipa hisap (suction pipe)
juga telah dilakukan di Indonesia namun belum
diaplikasikan pada skala lapangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja fluidisasi akan semakin
baik dengan menambahkan pipa hisap dengan lubang
perforasi diameter 6 mm dan jarak antar lubang 5 cm
seperti pada Gambar 2 (Anas dkk , 2018).
Mekanisme fluidisasi dua arah (hybrid fluidization)
terjadi saat pencapaian full fludization yakni ketika
tercapai porositas kritis pada lapisan sedimen yang
selanjutnya fluktuasi aliran berubah dari aliran
Gambar 2. Gerakan partikel sedimen disekitar lubang hisap
bertekanan tinggi menjadi aliran bertekanan rendah.
(sumber : Noguci dan Fujita, 2006).
Saat fluktuasi tekanan dalam pipa fluidisasi menjadi
tekanan hisap dimana mekanisme pengaliran lumpur Berdasarkan uji hisap sedimen pada eksperiman
sedimen masuk kedalam pipa melalui pipa perforasi Noguchi dan Fujita 2006 menunjukkan bahwa rapat
yang selanjutnya di alirkan menuju outlet yang berada massa (ρ) dan kecepatan endap (ω0) berperan penting
pada lokasi pembuangan slurry. dalam mempengaruhi gerak individu partikel sedimen
Pipa fluidisasi dapat berfungsi hybrid (fluidisasi dan pada lubang hisap. Kecenderungan mengikuti gaya
flushing) melalui perubahan fluktuasi tekanan dalam berat (W) merupakan salah satu arah gaya yang
pipa dimana bubur sedimen (slurry) masuk ke dalam menghasilkan resultan FD.
pipa fluidisasi melalui lubang perforasi. Oleh karena itu
arah garis energi dan kehilangan tenaga aliran dalam pipa 3.4. Energi Pada Lubang Perforasi
memiliki karakteristik yang berbeda namun tetap
menunjukkan fungsi dari fluktuasi tenaga yang sama. Pada dasarnya baik pipa fluidisasi maupun flushing
Parameter pipa dan lubang yang menjadi faktor penentu selalu bekerja hukum kontinuitas sehingga aliran
dalam desain pipa fluidisasi adalah diameter pipa (D), bergerak dengan debit dan kecepatan tertentu.
diemeter lubang perforasi (Df), dan spasi lubang Pada (Gambar 3) menjelaskan bahwa apabila
perforasi (α) (Thaha, 2006). persamaan kontuinitas diaplikasikan pada sistem pipa
Hitoshi dan Fujita, (2006) dalam eksperimen melalui flushing melalui lubang perforasi pada titik 1 dan 2,
analisis Ansys Fluent menggambarkan Gerakan partikel maka tenaga dan kehilangan energi pada lubang dapat
sedimen yang melalui lubang hisap dimana dalam ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
analisisnya terdapat perubahan arah aliran sedimen (1)
ℎ = ℎ + ℎ = (1 + ) +ℎ
dengan variasi kecepatan. 2
Dimana h1 = tinggi tenaga di dalam pipa; h2 = tinggi
tenaga di luar pipa; v2 = kecepatan hisap, g = percepatan
gravitasi dan k = koefisien kehilangan energi pada
lubang. Koefisien kehilangan energi pada lubang sangat
ditentukan oleh tipe lubang perforasi (Thaha, 2006).
Kehilangan energi yang terjadi sepanjang pipa
fluidisasi/flushing dimulai pada terjadinya kontraksi
pada lubang perforasi saat peralihan metode fluidisasi
ke metode flushing dimana tekanan dalam pipa berubah
dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Sehingga
besarnya kehilangan energi pada lubang proporsional
dengan total tinggi tenaga, kecepatan aliran dan
Gambar 1. Profil kecepatan aliran dengan dan tanpa lubang koefisien kehilangan energi pada lubang.
hisap (sumber : Noguchi dan Fujita, 2006).
Azis dkk./Prosiding SINTA 4 (2021) 126 5

Koefisien kehilangan energi pada lubang yang terdiri


dari dua tipe yakni tipe bukaan langsung dan tipe
menggunakan curat. Kedua nikai k tersebut adalah :
1 (2)
= −1
Nilai k untuk tipe curat
1 (3)
= −1+ƒ

Dimana ƒ = koefisien kekasaran curat lubang; x =


Panjang curat dan Df = diameter lubang.
Lubang tipe curat adalah lubang dengan hantaran
pipa hisap dengan diameter lubang yang lebih besar Gambar 4. Skema Garis energi pada pipa lubang Perforasi
dibandingkan dengan tipe curat yang digunakan pada (sumber : Thaha 2006).
fluidisasi dengan sistem semburan jet (Thaha, 2006).
Sehingga secara teoritis terdapat hubungan antara
3.5. Koefisien Sharing (Cs) Pada Lubang Perforasi rasio Df/a terhadap nilai Qi optimal disepanjangan pipa
Desain pipa fluidisasi merupakan faktor yang dimana nilai tersebut merupakan hasil sharing untuk
penting dalam mencapai kinerja metode penggelontoran semua kinerja lubang secara bersamaan yang disebut
sedimen melalui lubang perforasi. Jenis pipa fluidisasi Koefisien sharing (Cs). Nilai Cs adalah kebalikan dari Rv
(fluidizer pipe) adalah pipa dari bahan PVC dengan dimana Rv adalah rasio kecepatan (Vo/2g) dan parameter
deretan lubang lebih dari satu baik bersifat deretan lubang (ζ) (Thaha, 2006). Sehingga persamaan koefisien
tunggal maupun deretan seri (lubang perforasi) atau sharing pada lubang dapat ditulis
biasa juga disebut manifold yang berfungsi =1−
memancarkan air ke dalam endapan sedimen sehingga
menyebabkan terbentuknya bubur sedimen (slurry) = 1 − 0,65 (7)
(Thaha, 2006).
Banyaknya kehilangan energi pada pipa fluidisasi Dimana
atau pipa hisap melalui lubang perforasi akan ( ) (6)
dipengaruhi oleh jumlah, bentuk dan ukuran lubang. = = 0,65
( )
Gambar 4 menguraikan skema garis energi Dalam arah
Vo = kecepatan aliran pada lubang, (ζ) = parameter
memanjang (horizontal) pipa fluidisasi dimana besarnya
lubang
kehilangan tinggi tenaga total (ht) yang diklasifikasi
menjadi tenaga mayor dan minor (hL dan hm) (Thaha,
Nilai koefisien sharing yang semakin besar (rentang
2006).
nilai 0.5 – 0.9) akan menentukan keseragaman debit
Parameter lubang perforasi yang terdiri dari variasi
pada lubang perforasi (Thaha, 2006).
diameter lubang, jarak antar lubang (ɑ) dan bentuk
lubang memberi kontribusi terhadap rasio kecepatan 3.6. Penggelontoran Sedimen
yang cenderung linear pada setiap penambahan nilai
parameter. Akan tetapi komponen bentuk lubang Sistem penggelontoran sedimen dengan
memberikan pengaruh terhadap komponen hidraulik menggunakan metode fluidisasi pada prinsipnya
pada lubang (ho) melalui kehilangan energi (hk). Debit mengandalkan aliran permukaan untuk
optimal (Qi) sepanjang pipa diberikan oleh rasio menggelontorkan sedimen. Fluidisasi yang diterapkan
ketebalan sedimen terhadap diameter lubang (Df/a), pada pengendalian sedimentasi waduk, seperti yang
dimana nilai tersebut menunjukkan terdapatnya dilakukan pada Waduk Mrica yang berada di Kabupaten
hubungan Kerjasama antar lubang dalam menghasilkan Banjarnegara dengan menghasilkan penelitian meliputi
debit yang sama yang dirumuskan dalam bentuk kombinasi system penggelontoran (flushing)
koefisien sharing (Cs). menggunakan debit aliran permukaan, dengan fluidisasi
menggunakan pipa fluidizer pada berbagai variasi
ketebalan sedimen (60, 80 dan 100 cm), variasi debit
aliran fluidisasi untuk melihat volume sedimen terbuang
(mm3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi
flushing dan fluidisasi mampu meningkatkan volume
sedimen terbuang (Suroso and Widiyanto, 2009).
6 Azis dkk./Prosiding SINTA 4 (2021) 126

Pada metode flushing tanpa dilakukan fluidisasi tercapai full fluidisasi maka fluktuasi tekanan dalam
terlebih dahulu telah di uji coba sistem penggelontoran pipa fluidisasi menjadi tekanan hisap di lakukan dengan
nya yang dilakukan melalui pengujian fisik 3 dimensi mekanisme pengaliran lumpur sedimen masuk kedalam
menghasilkan volume sedimen tergelontor lebih besar pipa melalui pipa perforasi yang selanjutnya di alirkan
dengan memperpendek pipa hisap (pipa hisap berbentuk menuju outlet yang berada pada lokasi pembuangan
curat). Debit aliran yang besar dalam pipa fluidisasi slurry (Gambar 6).
menambah jumlah volume gelontor dari sedimen yang Mekanisme fluidisasi secara bergantian (Gambar 6)
masuk melalui lubang perforasi (Mansida. A, dkk 2018). diterapkan untuk dapat memidahkan lumpur sedimen
Hal tersebut sesuai dengan banyaknya lubang hisap, pada area yang tererosi disekitar muara pantai (Gambar
ukuran diameter lubang hisap yang dapat menurunkan 5). Sistem penggelontoran ini membutuhkan pipa atau
tekanan (P) dalam pipa flushing dimana jumlah lubang selang discharge yang lebih Panjang hingga ke lokasi
hisap dan ukuran diameter lubang proporsional dengan pembuangan slurry. Mekanisme ini dilakukan pada
besarnya volume gelontor (Ulfa & Mastra, 2018). aliran muara yang tidak memiliki kecepatan aliran
Pada metode fluidisasi pencapaian full fludization permukaan atau muara yang dipengaruhi oleh
saat tercapai porositas kritis pada lapisan sedimen dan gelombang dan arus laut.
debit fluidisasi konstan selama pembentukan alur
(Thaha, 2006). Pada saat tersebut adalah saat dimana
lapisan sedimen teragitasi menjadi lumpur (slurry). Saat

Gambar 5. Layout sistem fluidisasi dua arah (hybrid fluidization) pada Muara dan titik pembuangan sedimen (sumber : Azis
2021)

Gambar 6. Layout sistem fluidisasi dua arah (hybrid fluidization) pada Muara dan titik pembuangan sedimen (sumber : Azis
2021)
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri (SINTA) 4 (2021) 126

Untuk dapat mengoptimalkan kerja system fluidisasi Disertasi, Program Doktor Teknik Sipil Departemen
dua arah (Gambar 6), maka diperlukan desain pipa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuudin,
fluidisasi yang kinerja lubang perforasinya dapat Makassar.
difungsikan secara hybrid. Oleh karena itu, diperlukan Bakri, B., Pallu, S., Lopa, R.T., Maricar, F., Maricar, M.F,
Ridwan. (2019). Analysis of Sedimen Distribution at the
beberapa hal (a) Kebutuhan debit fluidisasi dan hisap,
Intake Structure. The 3rd EPI International Conference on
(b) Kebutuhan tekanan sepanjang pipa dan (c) Science and Engineering 2019 (EICSE2019), 1-9.
Kebutuhan nilai sharing antar lubang yang sama doi:10.1088/1757-899X/875/1/012031
digunakan pada kedua metode (fluidisasi dan hisap). Deping CAO., Yee-Meng CHIEW., (2013). Suction Effects
On Sediment Transport In Closed-Conduit Flows. Journal
4. Kesimpulan of Hydraulic Engineering.
doi:doi:10.1061/(ASCE)HY.1943-7900.0000833
Sistem fluidisasi dua arah (hybrid fluidization) Dharma, B., Yuwono, N., Nizam., (2005). Pengaruh Diemeter
merupakan system fluidisasi dengan dua arah aliran Lubang, Jarak Lubang, Dan Posisi Lubang Fluidisasi
fluida yang bekerja pada satu pipa fluidisasi. Dengan Aliran Permukaan Pada Metode Fluidisasi.
Mekanisme fluidisasi secara bergantian diterapkan Teknosains, 165-181.
untuk dapat memidahkan lumpur sedimen pada area Mansida. A., Mut. L., Irmawati (2018) Pengaruh variasi
yang tererosi disekitar muara pantai. Panjang Pipa Isap Flushing Conduit terhadap Volume
Penggelontoran Sedimen di Waduk (Uji Eksperimental).
Parameter lubang perforasi yang terdiri dari variasi Jurnal Teknik Hidro. Vol 11 No. 2.
diameter lubang, jarak antar lubang (ɑ) dan bentuk Maricar, F., Lopa, R.T. (2013). Studi Perilaku Bangunan
lubang memberi kontribusi terhadap rasio kecepatan Pengendali Sedimen Yang Berwawasan Lingkungan.
aliran pada lubang perforasi. Debit optimal (Qi) Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7), 79-86.
sepanjang pipa diberikan oleh rasio ketebalan sedimen Mawardi, E., Isdiyana., Wibawa, Y. (2010). Pengaruh Desain
terhadap diameter lubang (Df/a), dimana nilai tersebut Pipa Hisap Terhadap Kinerja Penghisapan Sedimen Ke
menunjukkan terdapatnya hubungan Kerjasama antar Hilir Waduk. Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1(No. 1), 83-
lubang dalam menghasilkan debit yang sama yang 94.
dirumuskan dalam bentuk koefisien sharing (Cs). Noguchi, H., Fujita, Y. (2006). Development of Sand Bypass
System Using Self-Sinking Suction Pipe With Holes For
Mekanisme hybrid fluidization dapat diterapkan
Automation and Labor Saving. 2006 Proceedings of the
untuk memidahkan lumpur sedimen pada area yang 23rd ISARC, Tokyo, Japan, 654-659.
tererosi disekitar muara pantai atau dialirkan ke laut doi:https://doi.org/10.22260/ISARC2006/0122
dalam. Mekanisme penggelontoran dilakukan secara Kelley, J.T. (1977). Fluidization Applied to Sediment
sestemik melalui dua fase yakni fase agitasi sedimen Transport (f.a.s.t), M.S. thesis. Lehigh University.
melalui pancaran fluida dan fase hisap sedimen melalui http://preserve.lehigh.edu/engr-civil-environmental-fritz-
tekanan hisap. Besarnya volume sedimen tergelontor labreports
proporisonal dengan debit optimum dan kecepatan Liu, H., Zong Q., Hongxing Lv, Jin, J. (2017). Analytical
aliran hisap pada lubang perforasi. Equation For Outflow Along The Flow In a Perforated
Fluid Distribution Pipe. 12(10).
Ucapan terima kasih doi:https://doi.org/10.1371/journal.pone.0185842
Ni'am, M.F. (2002). Simulasi Fluidisasi Dasar Pada Saluran
Ucapkan terima kasih kepada Departemen Teknik Dengan Aliran Permukaan Untuk Perawatan Muara dan
Sipil Fakultas Teknik Laboratorium Riset Sungai Alur Pelayaran. Universitas Gadjah Mada.
Departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin yang Pristianto. H., Thaha. M.A., Hatta. M.P., Selintung. M.,
(2019) Sistem pengurasan untuk pembersihan pipa
telah memberikan fasilitas dalam melakukan pengujian.
fluidisasi, (May). doi: 10.31227/osf.io/taq8h.
Satriadi. A., Widada. S., (2012) Distribusi Muatan Padatan
Daftar Pustaka
Tersuspensi di Muara Sungai Bodri, Kabupaten Kendal.
Allen, R. (1996). Relating The Hazen-Williams and Darcy- Journal of marine Science, 9(2), hal. 101-107,
Weisbach Friction Loss Equations For Pressurized doi:10.14710/ik.ijms.9.2.101-107
Irrigation. Applied Engineering in Agricultute, 12(6), 685- Suroso., Widiyanto (2009) ‘Model Pengendalian Sedimentasi
693. Waduk Mrica Dengan Fluidisasi (Sedimentation Control
Amburgey. J.E., Amirtharajah. A., (2005) Strategic Filter Model Of Mrica Reservoir)’, Dinamika Rekayasa, 5(2).
Backwashing Techniques and Resulting Particle Passage. Thaha, M.A., Triatmadja, R., Dwipuspita, A.I. (2013). The
Journal of Environmental Engineering 131(4), Hydraulic Behavior of Vertical Jet Sediment Bed
doi:10.1061/(ASCE)0733-9372(2005)131:4(535). Fluidization from the Vortex Growth Point of View.
Anas, A.B.T., Latif, F. (2018). Efektifitas Penambahan Pipa International Journal of Hydraulic Engineering, 85-92.
Pengisap Pada Proses Fluidisasi. Jurnal Teknik Hidro, Thaha, M.A. (2006). Sistem Fluidisasi Untuk Rekayasa
11(2), 59-70. Pemeliharaan Alur. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Azis, R. (2021). Sistem Penggelontoran Dengan Pipa Mada.
Fluidisasi Untuk Rekayasa Pemeliharaan Alur. Proposal
8 Azis dkk./Prosiding SINTA 4 (2021) 126

Triadmodjo, B. (2009). Perencanaan Pelabuhan. (Edisi


Pertama).
Triadmodjo, B. (2014). Perencanaan Bangunan Pantai.
(Cetakan Kedua).
Ulfa. M., Mastra. N., (2018) Pengaruh Jumlah Lubang Pipa
Isap Flushing Conduit Sebagai Alat Penggelontoran
Terhadap Volume Sedimen di Waduk (Uji
Eksperimental). Jurnal Teknik Hidro
Vironita, F,, Rispiningtati., Marsudi, S. (2014). Analisis
Stabilisasi Penyumbatan Muara Sungai Akibat Fenomena
Gelombang, Pasang Surut, Aliran Sungai dan Pola
Pergerakan Sedimen Pada Muara Sungai Bang,
Kabupaten Malang. 1-13.
Weisman, R.N., Lennon, G.P. (1994). Design of Fluidizer
System For Coastal Environment. Journal of Waterway,
Port, Coastal, and Ocean Engineering, Vol. 120, No.5,
September/October 1994, ASCE, ISSN 0733-
950X/94/0005-0468. Paper No. 7008, 468-487.
Widiyanto. W., Soedirman, U. J. (2018) Kebutuhan Debit
untuk Fluidisasi di Muara Sungai dan Alur Pelayaran.
https://www.reseachgate.net/publication/323472007
Wilson, K.C., Addie, G.R., Sellgren, A., Clift, R. (2006).
Review of Fluid And Particle Mechanics pada Slurry
Transport Using Centrifugal Pumps. Third Edition.
Halaman 18-19, Springer, New York.

Anda mungkin juga menyukai