Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................... 3
BAB III METODE KERJA.......................................................................................... 7
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN....................................................................... 8
BAB V KESIMPULAN................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 12
LAMPIRAN.................................................................................................................. 13

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar pekerjaan analisis kimia dapat digolongkan dalam dua kategori
besar yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Melalui analisis kualitatif dan
kuantutatif kita dapat mendeteksi dan mengidentifikasi jenis dan jumlah dari komponen
penyususn bahan yang dianalisis atau lebih dikenal sebagai analit. Perkembangan
instrument sebagai hasil perkembangan teknologi, memungkinkan kita melakukan
analisi dalam berbagai bentuk komposisi analit.
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat
kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan,
warna gas, maupun data non numeric lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya
dapat diperoleh indikasi dasar dari komponen penyusun analitta kualitatif, seperti
terbentuknya endapan, warna gas, maupun data non numeric lainnya. Umumnya dari
analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi dasar dari komponen penyusun analit.
Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif.
Pada berbagai cara analisis modern, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya
analisis dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat.
Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk mengetahui kuantitas setiap
komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam
satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metode
analisis tertentu. Metode analisis kuantitatif umumnya melibatkan proses kimia seperti
gravimetric dan volumetric. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika umumnya
menggunakan prinsip interaksi materi dengan energy pada proses pengukurannya.
Metode ini umumnya menggunakan peralatan modern, seperti polarimeter,
spectrometer, sehingga sering dikenal sebagai analisis instrument.
Refraktometer yaitu alat yang bekerja berdasarkan pembiasan sinar, dipakai untuk
menentukan indeks bias cairan (Godman,1991:452).

1
Indeks bias adalah ukuran kemampuan suatu medium untuk membiaskan cahaya.
Indeks bias suatu medium sama dengan kecepatan rambat cahaya di ruang hampa dibagi
dengan kecepatan rambat cahaya di dalam medium tersebut. Juga diukur dengan indeks
bias = (sinus sudut dating) : (sinus sudut bias).
Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias dari suaru senyawa atau larutan
dinamakan refraktometer

B. Tujuan:
a. Mahasiswa dapat menggunakan Alat Refraktometer dan membaca indeks bias
b. Mahasiswa dapat menentukan kadar gula atau garam dari sampel beberapa
minuman

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Refraktometer adalah perangkat laboratorium atau lapangan untuk mengukur


kadar atau konsentrasi bahan terlarut seperti gula, garam, protein, dan lain-lain
berdasarkan pada pengukuran indeks bias cairan tersebut. Indeks bias (refraction)
dihitung dari Hukum Snell dan dapat dihitung dari komposisi bahan menggunakan
hubungan Gladstone-Dale.
Ada empat jenis refraktometer utama yaitu:
1. Refraktometer genggam tradisional (tradisional handheld refractometers).
2. Refraktometer genggam digital (digital handheld refractometers).
3. Laboratorium atau refraktometer Abbe (Abbe refraktometers).
4. Proses refraktometer inline (inline process refrakctometers).

Bagian –bagian refraktometer:


a. Day light plate
Terbuat dari kaca. Fungsinya mencegah prisma tergores debu dan benda asing
dan agar sampel yang diteteskan pada prisma tidak jatuh atau tumpah
b. Prisma
Merupakan komponen sensitive terhadap goresan. Berfuingsi untuk membaca
skala atau indeks bias dari zat terlarut dan mengubah cahaya polikromatis
menjadi monokromatis.
c. Knop pengatur skala
Berfungsi untuk mengkalibrasi alat menggunakan aquades. Cara kalibrasi
yaitu obeng minus diletakkan pada knop pengatur skala, lalu diputar-putar
hingga rapatan jenis menunjukkan hasil 1000.
d. Lensa
Berfungsi memfokuskan cahaya yang berada pada bagian handle.
e. Handle/pegangan
Berfungsi untuk memegang refraktometer dan menjaga suhu tetap stabil
f. Biomaterial skip

3
Berfungsi untuk menstabilkan suhu (20 0C) dengan range suhu 15-20 0C dan
berada pada bagian dalam handle.
g. Skala
Berfungsi sebagai pembacaan specific gravity atau rapatan jenis, indeks bias,
dan konsentrasi suatu zat yang dianalisis.
h. Lensa pembesar
Berfungsi untuk melihat dan memperjelas ketajaman skala.
i. Eye places
Berfungsi untuk melihat pembacaan skala dengan menggunakan detector mata.

Prinsip pengukuran indeks bias:


Bila seberkas cahaya monokromatik datang dari ruang hampa udara (medium A)
dan mengenai permungkaan batas suat cairan atau zat padat (media B), maka cahaya ini
pada titik singgung akan dibelokkan, sudut datang a adalah lebih besar dari sudut b.

Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Untuk mencapai
kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart.
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya  melewati
bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks  bias mutlat suatu bahan
adalah perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa dengan kecepatan cahaya
dibahan tersebut. Indeks bias relative  medium kedua terhadap medium pertama adalah
perbandingan indeks  bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. 
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalam semu dan pemantulan sempurna.
Indeks bias mutlak medium tersebut adalah jika cahaya bergerak dari vakum atau
udara ke medium lain. Pada eksperimen Snellius, nilai indeks bias yang didapat (n =
1,5) merupakaan nilai indeks bias mutlak kaca karena cahaya bergerak dari udara ke
kaca.
Indeks bias relatif suatu medium adalah perbandingan nilai indeks bias mutlak
dari dua medium yang berbeda. Misalnya, seberkas cahaya bergerak dari medium air
(nair) ke medium kaca (nkaca)

4
Hukum pembiasan cahaya adalah sinar datang, sinar bias, dan garis normal
terletak pada satu bidang. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias cahaya
yang memasuki bidang batas dua medium yang berbeda selalu bernilai tetap (konstant).
Jika cahaya masuk dari suatu medium ke medium lain frekuensi cahaya tidak berubah
tetapi cepat rambatnya akan berubah.
Perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat
cahaya dalam medium (v) disebut indeks bias mutlak dari medium (n). Dirumuskan
sebagai berikut :

c
n= ..……..(1)
v

Cepat rambat dalam medium (v) lebih kecil dibandingkan cepat rambat dalam
ruang hampa (c). Hali ini disebabkan oeh redaman osilasi dari atom-atom daam
medium. Dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v) dittukan atom-atom dalam
medium dan ini berakibat pada harga indeks bias (n). Secara atomik harga indeks bias
dirumuskan :

N . e2 ∑ f i
n=1+ x ………….(2)
me . ∈0 wi

N = jumlah atom per satuan volume


e = elektron
me = massa elektron
wi = frekuensi krakteristik
ϵo = permitivitas ruang hampa

Dalam persamaan (2) dapat dipahami bahwa indeks bias berbanding lurus dengan
jumlah atom per satuan volume. Dengan kata lain besar konsentrasi larutan, semakin
besar pula indeks biasnya. Pada percobaan penentuan kadar gula pada percobaan ini
didassarkan indeks bias larutan gua dengan menggunakan alat refraktometri.
Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi
ialah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan untuk

5
mengukur n. Pengaruh temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi
cukup besar terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu
diketahui indeksnya. Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang,
indeks biasnya akan berkurang.
Pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma
cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut
yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan
dan gelas. Yang akan diamati adalah bidang terang dan bidang gelap yang terpisah
menurut garis yang jelas. Tempat perbatasan ini tergantung pada indeks bias cairan dan
gelas. Terjadinya bidang batas antara gelap dan terang bila cahaya dijatuhkan pada
prisma kerja dengan berbagai sudut datang mulai dari 0 o – 90o, maka cahaya dibiaskan
keluar dengan berbagai sudut yang besarnya berlainan untuk setiap warna cahaya.

Menurut Christian Huggeas (1629-1695) “perbandingan laju cahaya ruag hampa


dengan cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias” Dalam pembiasan, berlaku
hukum snellius. Hukum snellius adalah rumusan matematika yang memberikan
hubungan antara sudut dating dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang
melalui batas antara dua medium isotopic berbeda, seperti udara dan gelas. Hukum ini
diambil dari matematika Belanda Willebrord Snellius yang merupakan salah satu
penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Dascartes atau Hukum Pembiasan
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591-1626)
melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias.
Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama Snell yang berbunyi :
1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Hasil bagi sinus sudut dating dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap
dan disebut indeks bias. 

6
BAB III
METODE KERJA

Alat dan bahan

Alat:

1. Refraktometer 1 buah (Gula dan NaCl)


2. Pipet tetes 2 buah
3. Gelas piala 100 ml 2 buah
4. Batang pengaduk 2 buah
5. Gelas ukur 1 buah
6. Spatula 1 buah
7. Tissue 1 gulung
8. Tabung reaksi 10 buah dan raknya

Bahan:

1. Sampel garam murni


2. Sampel gula murni
3. Air suling
4. Minuman (ale-ale, teh gelas, teh rio, garam isoplus, garam pocari)

Cara kerja

1. Buat seri standar gula dan garam sebanyak 10 ml aquades dan simpan pada tabung
reaksi
2. Hitung dan buatlah larutan dalam konsentrasi %
3. Siapkan alat Refraktometer dan kalibrasi alat Refraktometer
4. Teteskan prisma dengan standar yang dibuat dan lanjutkan sampel minuman
5. Catat indeks bias hasil pengukuran untuk beberapa sampel lain dan dengan cara
yang sama

7
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

Data Pengamatan
No Bahan Massa Volume Konsentrasi % Indeks bias
1 Teh Gelas 12.6 gr 180 ml 7% -
2 Ale-Ale 14.25 gr 190 ml 7.5 % -
3 Teh Rio 15.2 gr 190 ml 8% -
4 Garam Isoplus 18.2 gr 350 ml 5.2 % -
5 Garam Pocari 17.85 gr 350 ml 5.1 % -

Perhitungan
 Perhitungan kadar atau massa zat
1. Teh Gelas → Massa = % kadar x V sediaan
= 7/100 x 180 ml
= 12.6 gram → Standar = 14 gram

2. Ale-ale → Massa = % kadar x V sediaan


= 7.5/100 x 190 ml
= 14.25 gram → Standar = 14 gram

3. Teh Rio → Massa = % kadar x V sediaan


= 8/100 x 190 ml
= 15.2 gram → Standar = 16 gram

4. Garam Isoplus → Massa = % kadar x V sediaan


= 5.2/100 x 350 ml
= 18.2 gram → Standar = 12 gram

5. Garam Pocari → Massa = % kadar x V sediaan


= 5.1/100 x 350 ml

8
= 17.85 gram → Standar = 16 gram

Pembahasan
Percobaan yang dilakukan yaitu menentukan konsentrasi suatu larutan gula atau
garam dalam sampel minuman yang sering dikonsumsi. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui apakah benar kadar gula atau garam yang diuji sesuai dengan yang
terkandung dalam kemasan minuman tersebut. Percobaan ini didasarkan pada prinsip
bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula atau garam didasarkan pada indeks
bias larutan gula atau garam dengan menggunakan alat refrakometer.
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar bahan
terlarut dengan memanfaatkan rekasi cahaya. Prinsip kerja alat tersebut adalah jika
cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara
cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu
yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
Pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma
cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut
yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan
dan gelas.
Yang akan diamati adalah bidang terang dan bidang gelap yang terpisah menurut
garis yang jelas. Tempat perbatasan ini tergantung pada indeks bias cairan dan
gelas. Terjadinya bidang batas antara gelap dan terang bila cahaya dijatuhkan pada
prisma kerja dengan berbagai sudut datang mulai dari 0 o – 90o, maka cahaya dibiaskan
keluar dengan berbagai sudut yang besarnya berlainan untuk setiap warna cahaya.
Dan diperoleh kadar sampel sebagai berikut
Massa zat yang Massa zat
No Bahan Keterangan
didapat dalam kemasan
1 Teh Gelas 12.6 gr 14 Massa zat kurang
2 Ale-Ale 14.25 gr 14 Massa zat sesuai
3 Teh Rio 15.2 gr 16 Massa zat sesuai
4 Garam Isoplus 18.2 gr 12 Massa zar berlebih
5 Garam Pocari 17.85 gr 16 Massa zat berlebih

9
Dari data diatas terdapat beberapa sampel larutan yang tidak sesuai, yang dapat
dipengaruhi oleh ketidak telitian praktikan dalam menguji, sampel yang terkontaminasi
atau perusahaan minuman tersebut yang tidak mengikuti prosedur pembuatan.

BAB V
KESIMPULAN

10
1. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar bahan
terlarut dengan memanfaatkan rekasi cahaya.
2. Prinsip kerja alat tersebut adalah jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya
hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu
sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas
antara cairan dan alas.

3. Pengujian kali ini menggunakan sampel minuman yang sering dikonsumsi. Untuk
mengetahui apakah kadar gula atau garam yang terkandung sudah sesuai dengan
yang tertera pada kemasan.
4. Dari data yang diperoleh terdapat beberapa sampel larutan yang tidak sesuai, yang
dapat dipengaruhi oleh ketidak telitian praktikan dalam menguji, sampel yang
terkontaminasi atau perusahaan minuman tersebut yang tidak mengikuti prosedur
pembuatan.

DAFTAR PUSTAKA

11
https://www.academia.edu/31445118/LAPORAN_PRAKTIKUM_FARMASI_FISIKA
_II_REFRAKTOMETRI

https://www.fisikabc.com/2017/10/indeks-bias.html?m=0

http://syamsumarlinjepoters.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-
refraktometer.html

https://meutiarahmah.blogspot.com/2016/12/refraktometer-abbe_19.html

LAMPIRAN

12
Refraktometer

13

Anda mungkin juga menyukai