Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH ILMIAH:

REVIEW SUB ZERO TREATMENT

Oleh:
Nicholas Ego Guarsa
061001800543

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
i

ABSTRAK
Universitas Trisakti
Fakultas Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin
2019
MAKALAH ILMIAH : REVIEW SUB ZERO TREATMENT

NICHOLAS EGO GUARSA


NIM : 061001800543
Abstrak

Sub Zero Treatment adalah salah satu proses perlakuan panas yang
dilakukan untuk material logam. Perbedaan proses ini dengan yang lainnya adalah
proses ini dilakukan di suhu kurang dari 0o C. Tujuan dari proses ini adalah untuk
merubah struktur mikro dari suatu material logam sehingga sifat-sifat dari
material logam tersebut dapat berubah sesuai dengan yang diinginkan. Proses ini
dimulai di Amerika kemudian berkembang sampai ke Eropa. Sub Zero Treatment
dikategorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu,

1. Pengecilan bagian dari suatu komponen agar bisa


dipasang/dimasukkan ke komponen lain.
2. Metode pengubahan struktur mikro dari phasa austenite ke martensite
yang lebih efektif. Semakin cepat perubahan dari austenite ke
martensite akan semakin bagus.
3. Cryotreatment dengan nitrogen cair menciptakan kondisi untuk
nukleasi selanjutnya dari karbida sangat halus pada baja paduan yang
lebih tinggi

Kata Kunci: Perlakuan panas, struktur mikro, sifat materal


ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Perlakuan Panas dan Metalografi demi syarat kelulusan mata kuliah tersebut pada
program kuliah Ekstensi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri,
Universitas Trisakti tahun 2019.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, terutama kepada:

1. Semua keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat,


arahan, dukungan dan do’a kepada penulis.
2. Rekan-rekan Ekstensi Teknik Mesin 2018 yang telah memberikan
dukungan, koreksi, bantuan dan kerjasamanya dalam proses pembuatan
makalah ini.
3. Pihak – pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini secara langsung atau tak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan, oleh karena kritik dan saran dari berbagai pihak terutama
dosen mata kuliah terkait sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Jakarta, Oktober 2019
Penulis,

Nicholas Ego Guarsa


iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3 TUJUAN...................................................................................................2

1.4 METODOLOGI PRNRLITIAN................................................................2

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................2

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN..................................................................................................4

2.1 PENGERTIAN SUB ZERO TREATMENT....................................................4

2.2 SEJARAH SUB ZERO TREATMENT.......................................................5

2.3 JENIS-JENIS SUB ZERO TREATMENT..................................................5

2.3.1 PENYUSUTAN YANG TEPAT (SHRINK FITTING).....................6

2.3.2 PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO MATERIAL.........................6

2.3.3 CRYOTREATMENT........................................................................7

2.4 MEKANISME PROSES SUB ZERO TREATMENT.............................7

BAB III…………………………………………………………………………….9
PENUTUP................................................................................................................9

3.1 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dunia manufaktur pada saat ini semakin berkembang dengan pesatnya. Para
pelaku industri saling berlomba-lomba untuk menghasilkan suatu produk yang
berkualitas namun dengan harga yang bersaing. Hal ini sangat relevan terhadap
tuntutan yang ada di jaman sekarang. Dengan adanya revolusi industri 4.0 maka
produsen diharapkan mampu membuat produk dengan variasi yang beragam
namun dengan memanfaatkan sumber daya yang seminimal mungkin. Demikian
juga dengan penggunaan material teknik.
Goetch dan Davis (1995) kualitas adalah suatu keadaan kondisi dinamis yang
berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.
Dewasa ini penggunaan material sangat variatif sekali. Banyak spesifikasi yang
di inginkan untuk material yang dibutuhkan, sedangkan material yang ada masih
belum memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Sehingga butuh perlakukan khusus
yang diberikan pada suatu material untuk memenuhi spesifikasi yang diinginkan.
Karena dalam dunia metalurgi, tidak ada material yang dapat dikatakan yang
terbaik diantara yang lain. Setiap material memiliki kelebihan dan juga
kekurangan masing-masing terhadap suatu kebutuhan yang diinginkan. Demikian
juga dengan proses perlakukan yang dapat diberikan terhadap suatu material tidak
bisa dikatakan yang terbaik diantara yang lainnya. Semua tergantung dengan
spesifikasi dan kebutuhan yang diinginkan.
Banyak perlakuan yang dapat diterapkan pada suatu material untuk merubah
sifat suatu material menjadi yang dibutuhkan dan diinginkan. Contohnya adalah
proses Sub Zero Treatment.
2

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berikut adalah rumusan masalah yang ada pada penulisan makalah ini :
1. Apa pengertian Sub Zero Treatment?
2. Bagaimana asal mula Sub Zero Treatment?
3. Sebutkan jenis-jenis Sub Zero Treatment?
4. Bagaimana penjelasan detail dan rinci terkait Sub Zero Treatment ?
5. Bagaimana mekanisme Sub Zero Treatment?

1.3 TUJUAN
Berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini:
1. Pembaca mampu mengetahui pengertian dari Sub Zero Treatment
2. Pembaca mampu mengetahui asal mula Sub Zero Treatment
3. Pembaca mampu mengetahui jenis-jenis Sub Zero Treatment
4. Pembaca mampu mengetahui penjelasan detail dan rinci terkait Sub
Zero Treatment
5. Pembaca mampu mengetahui mekanisme Sub Zero Treatment

1.4 METODE PENELITIAN


Metode penelitian dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu metode penelitian untuk memperoleh data dari
penelusuran literatur yang bersumber terpercaya dari manual
book mesin, buku, media lainnya maupun hasil penelitian orang
lain yang berhubungan dengan alat yang ingin penulis buat.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan laporan pada proyek ini adalah sebagau berikut:
BAB 1 (PENDAHULUAN)
Merupakan bab yang berisi mengenai latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
3

BAB 2 (PEMBAHASAN)
Merupakan bab yang berisi tentang dasar – dasar isi materi
dan pembahasan apa yang menjadi rumusan masalah yang
bersumber dari referensi yang berkaitan sebagai acuan penulisan
makalah.
BAB 3 (PENUTUPAN)
Merupakan bab yang berisi tentang data kesimpulan dan
saran dari penulis dari apa yang telah dijadikan rumusan masalah.
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERLAKUAN PANAS


Baja dapat dikeraskan dengan menerapkan proses perlakuan panas (heat
treatment). Proses heat treatment merupakan proses pengubahan
struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju
pendinginan. Perlakuan panas merupakan mekanisme penguatan logam
dimana logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada dalam kondisi
solid. Dalam perlakuan panas kita memanaskan spesimen sampai
dengan temperature austenitenya. Temperature austenisasi yang
diberikan tergantung pada kadar karbon baja yang diproses. Setelah
temperature austenitenya tercapai, benda kerja dibiarkan pada
temperature tersebut dalam jangka waktu tertentu agar temperature
homogen diseluruh benda kerja. Proses ini disebut dengan
homogenisasi. Setelah itu, dengan mengatur laju pendinginan akan
didapat kekerasan yang diinginkan. Kekerasan yang diperoleh
bergantung pada kadar karbon baja yang diproses.

Perlakuan panas merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama


baja. Melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan
pengaturan laju pendinginan. Perlakuan panas merupakan mekanisme
penguatan logam dimana logam yang akan kita ubah sifatnya sudah
dalam kondisi solid. Dalam proses perlakuan panas kita memanaskan
specimen sampai dengan temperature austenisasinya. Pada saat
temperature austenisasinya tercapai, maka fasa yang terjadi pada baja
karbon tersebut adalah austenite. Setelah dalam fasa kemudian baja
tersebut di celupkan ke dalam fluida sehingga akan terbentuk fasa
martensit. Fasa martensite bersifat keras. Oleh karena itu pengontrolan
transformasi dari austenite menjadi martensite diperlukan untuk
meningkatkan kekuatan dan kekerasan dari baja. Proses pencelupan
5

untuk meningkatkan kekerasan dari baja dikontrol dengan pemilihan


media pendinginan yang tepat.

2.2 SEJARAH SUB ZERO TREATMENT


Perlakuan panas terhadap suatu material logam telah mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Dari orang yang belum mengerti tentang
perlakuan panas terhadap material sampai sudah dijadikan ilmu pengetahuan yang
baku. Para ahli metalurgi memahami bagaimana dan mengapa suatu paduan
merespons siklus perlakuan panas, tetapi mereka juga memahami bahwa
mengubah variabel proses apa pun akan memengaruhi sifat akhir.
Kurang lakunya proses Sub Zero Treatment di industri baja dikarenakan
kurangnya pengetahuan dari pelaku industri dalam hal perlakuan panas. Mereka
juga belum mengetahui bahwa keterkaitan antara suhu dengan material yang akan
didinginkan sangatlah besar. Kemudian spesifikasi yang diinginkan dari tahun ke
tahun mengalami perubahan yang signifikan. Sehingga menuntut pelaku industri
harus berfikir bagaimana mendapatkan spesifikasi material yang diinginkan oleh
pelanggan.
Namun baru-baru ini, para peneliti telah melakukan penelitian yang
signifikan terhadap pemahaman mendasar tentang mekanisme yang mengatur
pemrosesan Sub Zero Treatment. Randall Barron di University of Louisiana
adalah salah satu pelopor dalam melakukan penelitian yang signifikan dalam
pemrosesan Sub Zero Treatment. Penelitiannya menunjukkan bahwa pemrosesan
Sub Zero Treatment dapat meningkatkan berbagai properti sebagai berikut :
- Kekerasan dan kekuatan
- Ketahanan pakai
- Kestabilan ukuran

2.3 JENIS-JENIS SUB ZERO TREATMENT


Banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana Sub Zero Treatment
mempengaruhi suatu paduan. Faktor pemrosesan seperti waktu, profil suhu,
jumlah reposisi dan praktik tempering, bersama dengan parameter bahan seperti
6

perlakuan panas sebelumnya dan komposisi paduan akan mengubah hasil akhir.
Berikut adalah beberapa kegunaan dari proses Sub Zero Treatment :

1. Pengecilan bagian dari suatu komponen agar bisa


dipasang/dimasukkan ke komponen lain.
2. Metode pengubahan struktur mikro dari phasa austenite ke martensite
yang lebih efektif. Semakin cepat perubahan dari austenite ke
martensite akan semakin bagus.
3. Cryotreatment dengan nitrogen cair menciptakan kondisi untuk
nukleasi selanjutnya dari karbida sangat halus pada baja paduan yang
lebih tinggi

2.3.1 PENYUSUTAN YANG TEPAT (SHRINK FITTING)


Shrink fitting adalah teknik yang mudah digunakan untuk merakit
bagian ketika toleransi antar bagian sangat dekat atau ada kesesuaian interferensi
(toleransi negatif). Secara umum, poros didinginkan untuk mengurangi
diameternya. Itu kemudian dirakit dengan bagian-bagian yang terkait dan
dibiarkan menghangat hingga suhu kamar. Koefisien ekspansi linier adalah
properti fisik suatu material dan daftar nilai untuk beberapa logam yang lebih
umum disediakan. Sama halnya kalua di industri pembuatan bearing, untuk
memasang steel ball kedalam inner ring, maka suhu inner ring-nya dinaikan. Hal
ini akan mengakibatkan inner ring akan mengembang, sehingga steel ball dapat
dimasukkan kedalam bearing. Inti dari proses ini adalah pengaruh besar suhu
dalam proses pemuaian suatu material.

2.3.2 PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO MATERIAL


Sub Zero Treatment pada baja paduan tinggi dan baja karbon adalah
langkah tambahan dalam proses pengerasan dengan metode perlakuan panas.
Proses Sub Zero Treatment terjadi pada kisaran suhu -70 hingga –120 ° C (–90
hingga –190 ° F) dan melengkapi transformasi struktur mikro baja dari austenit ke
struktur martensit yang lebih kuat dan lebih keras. Kekerasan baja meningkat
dengan meningkatnya persentase martensit dalam struktur. Resistensi keausan
dengan demikian meningkat karena berkorelasi positif dengan kekerasan.
7

Persentase tertentu dari penahan mungkin diinginkan untuk aplikasi seperti


bantalan atau roda gigi di mana logam mungkin memerlukan beberapa
ketangguhan untuk menyerap dampak atau pemuatan torsi

2.3.3 CRYOTREATMENT UNTUK KETAHANAN PAKAI DAN


KESTABILAN UKURAN
Ketahanan aus, ketangguhan, kekerasan, dan stabilitas dimensi sangat
penting untuk kinerja baja pahat. Ketahanan aus dan usia pakai alat dari baja
paduan dan pahat yang tinggi dapat secara signifikan ditingkatkan dengan
perlakuan sub-nol yang diterapkan secara tepat. Pengobatan dingin dan
cryotreatment dapat mempengaruhi baja yang berbeda. Ketika perlakuan panas
yang tepat dikombinasikan dengan proses cryotreatment yang benar pada suhu
nitrogen cair, sifat-sifat dapat ditingkatkan di luar yang dihasilkan dari konversi
austenit yang tertahan menjadi martensit. Siswa eksperimental telah menunjukkan
efek cryotreatment dan fenomena yang mendasarinya, tetapi penelitian untuk
memahami mengapa ini terjadi membutuhkan peralatan analitik yang canggih dan
pengetahuan metalurgi yang luas.

Profesor D.N. Collins di Universitas Dublin telah melakukan penelitian yang


signifikan dalam memahami efek metalurgi dari pengobatan kriogenik pada baja
perkakas. Dia berkomentar:

“Selain efek transformasi austenit ke martensit yang terkenal, dengan peningkatan


kekerasan, pengobatan kriogenik yang dalam, atau cryotreatment, memiliki efek
pada martensit. Hal ini menyebabkan perubahan kristalografi dan mikrostruktur
yang, pada pemanasan ulang, menghasilkan pengendapan distribusi karbida yang
lebih halus dalam struktur mikro temper, dengan konsekuensi peningkatan pada
ketangguhan dan ketahanan aus. ”

2.4 MEKANISME PROSES SUB ZERO TREATMENT


Ada berbagai metode untuk membawa specimen atau produk ke suhu
pemrosesan yang diinginkan. Namun, semua metode bekerja dengan prinsip
8

termodinamika yang sama dari perpindahan panas. Semua peralatan Sub Zero
Treatment terbagi dalam dua kategori besar: pendinginan langsung atau tidak
langsung.

Pendinginan Langsung - Prosesor dapat menggunakan nitrogen cair secara efektif


untuk mencapai suhu yang diperlukan untuk cryotreatment dan untuk
mendapatkan laju pendinginan yang cepat untuk pengolahan dingin. Salah satu
teknik yang paling umum adalah menggunakan sistem tajuk semprot dengan nozel
atomisasi yang mengubah nitrogen cair (LIN) menjadi gas yang sangat dingin,
mendinginkan bagian-bagiannya ketika nitrogen cair berubah menjadi uap dan
menghangatkan. LIN secara langsung dikonversi menjadi gas dingin untuk
mendinginkan bagian-bagiannya. Hanya gas dingin dan bukan tetesan halus LIN
yang harus bersentuhan dengan permukaan untuk menghindari pembentukan "titik
martensit". Teknisi dapat mengontrol suhu dalam kotak seperti itu dengan
menerapkan aliran nitrogen yang tepat. Pendinginan langsung adalah cara yang
paling efisien untuk mencapai suhu kriogenik rendah untuk pemrosesan yang
terkontrol.

Pendinginan Tidak Langsung - Freezer mekanik adalah contoh pendinginan tidak


langsung. Nitrogen dan alat mekanis keduanya dapat digunakan untuk
mendinginkan tangki alkohol di mana bagian-bagian dapat terendam untuk
perlakuan dingin. Karbon dioksida dalam bentuk es kering juga telah digunakan
untuk mencapai suhu rendah untuk perlakuan dingin. Karena suhu teknik ini tidak
bisa di bawah sekitar -120 ° C atau -185 ° F, mereka tidak dapat digunakan untuk
proses cryotreatment.
9

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN
Komunitas metalurgi harus termotivasi untuk mengumpulkan lebih
banyak informasi dan pengetahuan teknis tentang bidang penting ini. Beberapa
tahun belakangan ini telah dilakukan penelitian untuk mengumpulkan informasi
ini dan meningkatkan pemahaman kita. Gambar 17 dan 18 adalah contoh hasil
yang diperoleh oleh penelitian di University of Denmark [16], sebagian didanai
oleh Linde Gas. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan berikut.

- Austenit yang ditransformasikan berubah menjadi martensit di


bawah 0 ° C (32 ° F).
- Austenit yang tertahan diubah menjadi martensit: proses ini
diselesaikan selama pendinginan, sebelum –120 ° C (–190 ° F)
diolah
- Regangan antara martensit dan retensi austenit berkurang karena
transformasi suhu rendah
- Martensit yang diberi perlakuan sub-nol lebih stabil pada temper
daripada martensit yang diperlakukan secara konvensional.
Segregasi karbon dan presipitasi karbida lebih terhambat dalam
martensit yang diolah di bawah nol
- Transisi (ultra halus) karbida yang diendapkan dalam baja yang
diolah dengan perlakuan nol dan konvensional berbeda dalam
komposisi, struktur dan jumlah
- Kekerasan as-tempered dari baja temper di bawah nol sedikit lebih
tinggi daripada baja yang diolah secara konvensional karena
persentase yang lebih rendah dari austenit yang ditahan

Ketika kita belajar lebih banyak tentang proses ini, cryotreatment akan menjadi
lebih diterima secara luas. Tidak biasa menemukan situasi di mana dua sifat yang
secara umum berlawanan, seperti ketahanan aus dan ketangguhan, dapat
10

ditingkatkan, terutama menggunakan kimia baja yang sudah diakui di industri.


Riset dan pengembangan harus memfokuskan upaya mereka pada pemahaman
yang lengkap tentang mekanisme di balik pembentukan presipitasi karbida ultra-
halus. Untuk aplikasi, pemahaman tentang dampak menyeimbangkan sifat-sifat
baja tertentu akan sangat penting untuk penerapannya.

Informasi spesifik tentang efek Sub Zero Treatment pada baja perkakas dan
khususnya, pengaruh proses ini terhadap persentase austenit, kekerasan, keausan,
dan masa pakai yang tertahan harus dikumpulkan. Selain itu, engineer dan teknisi
harus bekerja untuk menstandarisasi siklus pemrosesan termasuk laju pendinginan
dan pemanasan, waktu tahan dan suhu, dan siklus suhu untuk mengoptimalkan
sifat material. Pakar internasional harus menyusun standar dan melakukan uji
coba untuk memvalidasi proses untuk paduan yang lebih menjanjikan.
11

DAFTAR PUSTAKA
ASM Handbook, Heat Treating, Vol. 4, Metals Handbook 8th Ed., ASM
International
Heat Treater’s Guide: Practices and Procedures for Irons and Steels, ASM
International, 1995, pp 12
Cryotreatment – State of the art 1997 – an Update”, T. Holm,
AGA Internal Report
https://www.academia.edu/22544379/PERLAKUAN_PANAS_HEAT_TREATM
ENT_Pengertian_Heat_Treatment

Anda mungkin juga menyukai