Anda di halaman 1dari 10

Referat Anatomi

Hari, Tanggal : Senin, 9 Maret 2020


Penyaji : Yudhistira Prakosa
Pembimbing 1 : dr. Beny Atmadja Wirjomartani, SpBS(K)
Pembimbing 2 : dr. Roland Sidabutar, SpBS(K), M.Kes
Pembimbing 3 : dr. Hasan Baraqbah, SpBS(K)
Sumber : A Textbook of Neuroanatomy
Wilson-Pauwels Cranial Nerves Function and Dysfunction
Rhoton’s Atlas of Head, Neck, and Brain

NERVUS GLOSOFARINGEUS (IX)

Anatomi Nervus Glosofaringeus


Asal nama “glosofaringeus” berasal dari distribusi persarafan nervus ini, yakni glossus (lidah)
dan faring. Fungsi utamanya adalah sensasi umum dan rasa dari 1/3 bagian posterior lidah, palatum
mole, faring, serta sensasi visceral dari badan karotis dan sinus. Nervus ini memiliki 4 nukleus di dalam
medulla oblongata yang terbagi menjadi 2 nukleus motor (nukleus ambiguus dan nukleus salivarius
inferior) dan 2 nukleus sensoris (nukleus spinal trigeminal dan nukleus traktus solitarius). Nervus ini
memiliki komponen motor branchial ke otot stylopharyngeus dan komponen motor parasimpatis ke
glandula parotis, badan karotis, dan sinus. Perjalanan nervus IX dimulai dari medula oblongata (di
antara olive dan pedunculus cerebellar inferior), lalu meninggalkan fossa cranialis melalui foramen
jugular bersama dengan nervus X dan XI. Dua ganglion terletak pada saraf ketika melintasi foramen
jugular, ganglion glosofaringeus superior dan inferior (petrosal). Ganglion superior terdiri dari saraf
sensorik umum yang sering diketahui sebagai bagian yang melekat dari ganglion glosofaringeal
inferior. Ganglion inferior (petrosal) terdiri dari badan sel saraf viseral dan komponen sensorik
khusus/spesial dari saraf.
Ketika saraf berjalan mellintasi foramen jugular, saraf bercabang 6 (enam) menjadi cabang
timpani, karotis, faring, tonsil, lidah, dan otot. (Gambar IX-1)

1
Gambar IX-1 Penampang nervus gloossofaringeal

Gambar IX-1 Nervus glosofaringeus, vagus dan aksesorius saat keluar melewati foramen
jugularis.

2
Komponen Sensorik Umum (Aferen)
Nervus glosofaringeus membawa sinyal sensorik umum yang berasal dari 1/3 posterior lidah,
tonsil, palatum mole, fauces, uvula, mukosa dari permukaan dalam membran timpani, rongga timpani
(gambar IX-2), sel mastoid (air cells), tuba auditorius, sebagian area kecil telinga luar dan faring bagian
atas. Gambar IX-3 dan tabel IX-1)
Serat sensorik dibawa oleh cabang faring dan meninggalkan faring bagian atas dengan
menembus otot konstriktor superior atau dengan melewati rongga antara otot konstriktor superior dan
otot konstriktor media. Serat-serat saraf ini bergabung dengan cabang saraf tonsil dan lidah dari tonsil,
palatum mole, fauces, uvula, dan 1/3 bagian posterior lidah dan berlanjut ke ganglion glosofaringeus
superior dimana badan sel sarafnya terletak.
Badan sel dari neuron sensoris terletak di ganglion glosofaringeus inferior, dan aksonnya
memiliki cabang timpani, faringeal, lingual dan cabang tonsilar. Cabang timpani terbentuk dari
gabungan akson pleksus timpani dan terdiri dari sensoris umum serta serat parasimpatis bagian motorik
viseral saraf. Serat-serat sensorik turun melalui kanalikulus timpani dan bergabung dengan cabang
utama nervus glosofaringeus di ganglionnya. (gambar IX-2). Sensasi dari faring, termasuk palatum
mole, tonsil dan 1/3 posterior lidah, dibawa oleh cabang faring, tonsilar dan lingual.

Gambar IX-2 Cabang Tympanic dari Nervus Cranial IX


(potongan melalui tulang temporal petrous)

Akson dari saraf timpani membawa sinyal sensasi nyeri, masuk ke medula, lalu turun pada
traktus trigeminal spinal yang berakhir pada bagian kaudal dari nukleus trigeminal spinal (gambar IX-
4, dan gambar IX-3). Dari nukleus, akson dari sel saraf sekunder menyeberangi garis tengah di medula
dan berproyeksi pada dua populasi saraf di talamus: saraf di VMpo (nukleus ventral medial popsterior)
dari talamus, yang berproyeksi ke korteks sensorik post-central (head region) untuk identifikasi lokasi
dan intensitas sensasi nyeri, dan saraf di nukleus medial dorsal dari talamus, yang berproyeksi ke
korteks cinguli dimana komponen emosional rasa nyeri diperantarai (gambar IX-3).
Akson glosofaringeus membawa sinyal sensasi sentuhan masuk ke medula dan bersinaps pada
nukleus trigeminal pons. Akson dari sel saraf sekunder menyeberangi midline di medula dan bersinaps
di VMpo (ventral medial posterior nucleus) pada talamus kontralateral. Akson dari saraf talamus
berproyeksi ke korteks sensorik. Akson-akson ini adalah bagian sensorik dari refleks “gag”, berkerja
dalam keadaan sadar.

3
Gambar IX-3 Komponen Sensoris Umum dari Nervus Glossopharyngeal

4
Gambar IX-4 potongan melintang dari medulla tepat di titik masuk Nervus IX

Komponen sensorik viseral (aferen)


Serabut sensorik viseral berkerja dalam keadaan tidak sadar. Kemoreseptor pada badan karotis
berperan dalam monitoring level oksigen, karbon dioksida, dan pH darah. Baroreseptor (nerve ending
terletak pada dinding sinus karotis) berperan dalam monitoring tekanan darah arteri (gambar IX-5).
Sensasi viseral dari dinding badan karotis viseral dan sinus naik ke saraf karotis (gambar IX-6
dan IX-5), berdekatan dengan arteri karotis, untuk mencapai ganglion glosofaringeus inferior, tempat
badan sel sarafnya terletak. Prosesus sentral dari saraf ganglion masuk ke medula, lalu turun di traktus
solitarius untuk bersinaps dengan nukleus saraf solitarius pada 1/3 bagian tengah nukleus (gambar IX-
4). Dari nuleus ini, hubungan terbentuk dengan formatio retikulatis dan hipotalamus untuk refleks yang
sesuai untuk mengontrol pernapasan, tekanan darah, dan cardiac output.

Badan Karotis
Badan karotis adalah organ kemoreseptor yang kecil (diameter 3mm x 6mm), terletak di
bifukarsio arteri karotis komunis (Gambar IX-5 dan IX-6). Tingkat oksigen yang sangat rendah,
karbondioksida yang tinggi, dan pH yang rendah (tingkat keasaman yang meningkat) dalam darah
mengakibatkan peningkatan frekuensi sinyal sensorik pada percabangan cabang karotis nervus
glosofaringeus.
Mekanisme transduksi belum diketahui secara jelas. Sel glomus tipe I yang terdapat pada
badan karotis menghasilkan neurotransmiter yang dapat mengeksitasi dan menginhibisi ujung saraf
sensorik dalam merespon perubahan kondisi dalam darah. Selanjutnya, ujung saraf dapat merubah
fungsi dari sel glomus, mungkin dengan cara merubah tingkat sensitivitasnya terhadap O2, CO2, dan
pH. Badan karotis disarafi oleh pleksus saraf eferen otonom; saraf simpatis yang berjalan bersama
dengan pembuluh darah dan saraf parasimpatis glossopharyngeus dan vagus.

5
Gambar IX-5. Badan karotis dan sinus karotis terletak di bifurkasio karotis.

Sinus Karotis
Sinus karotis adalah pelebaran arteri karotis internal yang merupakan cabang dari arteri
karotid komunis. Sinus karotis merespon perubahan tekanan darah arteri. Tunika adventitia
mengandung banyak ujung serabut saraf sensorik (stretch receptor) dari nervus glosofaringeus yang
peka terhadap peregangan dinding sinus oleh karena peningkatan tekanan darah di dalam sinus,
sehingga menginisiasi impuls yang merefleksikan tekanan yang rendah. (gambar IX-5 dan IX-6). Arteri
karotis interna adalah aliran arteri yang langsung menuju otak, sehingga pemantauan tekanan darah
perlu dilakukan secara ketat.

Gambar IX-6 komponen sensoris viseral dari nervus glossopharyngeal

6
Komponen Sensorik Khusus (Aferen)
Sel pengecap pada 1/3 bagian posterior dari lidah berasosiasi dengan papill vallate dan foliate
(pembahasan Nervus VII, untuk deskripsi rasa). Prosesus sensorik dari badan sel pengecap berjalan
pada nervus glosofaringeus menuju badan selnya di ganglion glosofaringeus inferior. Prosesus sentral
dari saraf-saraf ini berjalan melewati foramen jugular, masuk ke medula, dan nak ke traktus solitarius
untuk bersinaps di nukleus solitarius (bagian gustatori rostral) (gambar IX-7 dan IX-4). Akson dari sel
di nukleus solitarius lalu naik ke traktus tegmental sentralis pada batang otak untuk mencapai sisi
ipsilateral dari nukleus posterior ventral talamus. Dari talamus, serabut saraf naik melalui bagian
posterior dari kapsula interna untuk mencapai korteks sensorik primer pada 1/3 bagian inferior girus
post-central dan permukaan insula, lokasi persepsi rasa.

Gambar IX-7 Komponen sensoris khusus (untuk perasa) dari Nervus glossopharingeal

Komponen Motorik Brankial (Eferen)


Respon dari informasi yang diperoleh dari korteks asosiasi sensori premotor dan area kortikal
lain, upper motor neuron di korteks motorik primer mengirimkan impuls melalui traktus kortikobulbar
melalui kapsula interna dan basis pedunkulus untuk bersinaps secara bilateral pada lowor motor neuron
pada bagian rostral nukleus ambiguus (gambar IX-8 dan IX-9). Akson dari lower motor neuron ini
bergabung dengan modalitas nervus IX lainnya untuk meninggalkan kranium menjadi 3 atau 4 cabang
yang keluar melewati foramen jugularis, di sebelah rostral dari nervus vagus dan nervus asesorius.
Akson motor brankial bercabang menjadi cabang muskularis yang turun ke leher bagian dalam sampai
prosesus styloideus tulang sphenoid dan anterior arteri karotis interna. Cabang motorik berbelok ke
depan melewati batas posterior otot stylopharyngeus dan masuk untuk mempersarafi serabut otot. Otot
stylopharyngeus mengangkat faring ke atas saat menelan dan bicara (Gambar IX-9).

7
Gambar IX-8 Komponen Brachial motor dari nervus glossopharyngeal
(potongan melewati bagian rostral dari medulla)

Komponen Motorik Parasimpatis (Viseral Eferen)


Saraf preganglion serat motorik parasimpatis terletak pada kedua nukleus salivatorius inferior
(gambar IX-4) yang mengirimkan input secretomotor ke glandula parotis dan nukleus ambiguus di
medula, yang kemudian mengirimkan serat vasodilator ke badan karotis dan sinus karotis.
Nukleus salivatorius inferior terpengaruh oleh rangsang dari hipotalamus lewat fasikulus
longitudinalis dorsal (misalnya: mulut kering ketika ketakutan), dan sistem olfaktorius (salivasi ketika
mencium bau makanan). Akson dari nukleus salivatorius inferior berjalan menuju glandula parotis.
Akson tersebut bergabung komponen lain nervus IX di medula dan berjalan bersama ke foramen
jugularis (Gambar IX-10, dan IX-4). Pada ganglion glosofaringeus, serabut saraf motor parasimpatis ini
meninggalkan modalitas lain dari nervus IX sebagai komponen dari cabang timpani. Kemudian naik
untuk melintasi kanalikulus timpani dan masuk ke rongga timpani. Di sini, serabut saraf melewati
pleksus timpani yang terletak pada permukaan promontorius dari rongga telinga tengah. Dari pleksus
timpani, serabut motorik parasimpatis dari saraf petrous yang berjalan melewati kanal kecil kembali ke
kranium untuk mencapai permukaan interna dari tulang temporal pada fossa kranial media. Saraf
meninggalkan rongga kranial melewati foramen petrosal kecil untuk menjadi saraf petrosal kecil yang
berjalan ke depan untuk turun melalui foramen ovale, untuk bersinaps dengan ganglion otis (gambar
IX-10). Dari ganglion otis, serabut post ganglon bergabung dengan saraf aurikulotemporal (cabang dari
nervus V3) untuk mempersarafi secremotor dan input vasodilatasi ke glanula parotis (gambar IX-11).
Nukleus ambiguus terpengaruh oleh serabut motorik dari hipotalamus dan formasio
retikularis. Akson parasimpatis yang berasal dari nukleus ambiguus bergabung dengan komponen lain
dari nervus IX di medula dan berjalan melewati foramen jugularis. Akson-akson ini berjalan bersama
nervus IX ke badan karotis dan sinus karotis. Perannya adalah vasodilatasi pembuluh darah di badan
karotis, serta sinus karotis.
Badan karotis dan sinus karotis juga dipersarafi oleh pleksus saraf motorik simpatik yang
berjalan bersama pembuluh darah mengelilingi arteri karotis interna dan bercabang pada area tersebut
(gambar IX-5 dan IX-11). Peranannya di badan karotis adalah vasokonstriksi pembuluh darah.

8
Gambar IX-9 Komponen branchial motor dari nervus glossopharyngeal

9
Gambar IX-10 Nervus Petrosal Lesser (Motor parasimpatis IX) dan N. Petrosal greater (Motor
Parasimpatis VII) dan struktur sekitarnya

Gambar IX-11 komponen motor parasimpatis dari nervus glossopharyngeal (CN IX) ke glandula
parotis, arteru carotid internal dan sinus, serta badan carotid

10

Anda mungkin juga menyukai