Anda di halaman 1dari 5

PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN PROTOTYPE

A. MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN PROTOTIPE


1. Pengertian harga pokok produk
Adapun pengertian harga pokok produksi menurut para ahli, sebagi berikut:
a) Soemarso
Harga pokok produksi adalah biaya produksi yang telah diselesaikan selama satu periode,
ditambah, dengan persediaan awal barang dalam proses produksi selama tahun ini
dikurangi persediaan akhir barang dalam proses.
b) Blocher
Harga pokok produksi yang diproduksi/harga pokok produksi adalah harga pokok produk
yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan.
c) Hansen dan Mowen
Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan. Harga pokok produksi sering disebut biaya produksi.
d) Susilawati
Harga pokok produksi adalah akumulasi biaya yang dibebankan ke produk atau jasa.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga pokok produksi adalah
akumulasi dari biaya-biaya yang dihasilkan perusahaan untuk menghasilkan produk
kemudian dibebankan pada produk.

2. Unsur-unsur harga pokok produksi


Harga pokok produksi sering disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya
yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Unsur-unsur harga pokok
produksi mencakup tiga hal, yaitu:
a) Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral
dari produk jadi dan dimasukkan scara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
b) Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku
langsung menjadi produk jadi dan dapat dibedakan secara layak ke produk tertentu. Biaya
tenaga kerja langsung meliputi upah tenaga kerja yang dipekerjakan.
c) Biaya overhead pabrik (BOP)
BOP terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu. BOP meliputi biaya listrik dan biaya penyusutan mesin.
Berdasarkan pola perilaku biaya dan klasifikasi, biaya dapat digolongkan menjadi tiga, antara
lain:
a) Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan aktivitas atau
volume produksi dalam rentang relevan tetapi per unit bersifat tetap. Bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung dapat digolongkan sebagai biaya variabel.
b) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan tetapi per unit
berubah. Contoh biaya tetap adalah biaya gaji, biaya sewa, biaya asuransi, dll.
c) Biaya campuran
Biaya campuran adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

3. Tujuan dan manfaat harga pokok produksi


a) Tujuan perhitungan harga pokok produksi
Tujuan dari perhitungan harga pokok produk, yaitu:
1) Untuk pengendalian
2) Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan
3) Untuk menetapkan harga
4) Untuk menentukan nilai persediaan
b) Manfaat dari harga pokok produksi
Adapun manfaat harga pokok produksi, sebagai berikut:
1) Menentukan harga jual produksi
2) Memantau realisasi biaya produksi
3) Menghitung laba atau rugi periode tertentu
4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca

1
4. Metode pengumpulan harga pokok produksi
Pengumpulan harga pokok produksi dapat dikelomlokan menjadi dua metode, yaitu:
a) Metode harga pokok pesanan
Metode ini merupakan metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap
pesanan, atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Dalam sistem produksi atas dasar
pesanan, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan, setiap pekerjaan atau setiap
konsumen. Ketika suatu pesanan atau pekerjaan telah selesai, maka harga pokok per unit
untuk pesanan tertentu dapat dihitung dengan membagi total biaya per pesanan dengan
jumlah unit yang dihasilkan.
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode ini, antara lain:
1) Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan
2) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan
3) Pengumulan biaya produksi dilakukan dengan memuat kartu harga pokok pesanan
yang berfungi sebagai buku pembantu biaya.
b) Metode harga pokok proses
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok di mana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Jumlah total biaya produksi pada satuan
waktu tertentu dibagi jumlah produk yang dihasilkan pada satuan waktu yang sama.
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode ini, antara lain:
1) Proses produksi bersifat kontinu.
2) Produksi bersifat massal
3) Produk yang dhasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya bersifat homogen.
4) Biaya yang dibebankan kepada setiap unit dengan membagi total biaya yang
dibebankan kepada pusat biaya dengan total unit yang diproduksi
5) Akumulasi biaya dilakukan berdasarkan periode tertentu.

5. Metode penentuan harga pokok produksi


Adapun metode untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi
terdapat 2 pendekatan, yaitu:
a) Full Costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan semua biaya
yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap terhadap produk.
Harga pokok produksi yang dihitung melalui pendekatan ini terdiri dari unsur harga
pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, BOP variabel, dan biaya
BOP tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi,
dan umum)
Metode full costing digambarkan sebagai berkut:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung, xxx
Biaya BOP variabel xxx
Biaya BOP tetap xxx (+)
Harga pokok produksi xxx
b) Variable Costing
Variable Costing merupakan perhitungan harga pokok yang hanya memasukkan biaya
produksi variabel.
Metode Variable Costing dapat digambarkan, sebagai berikut:
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
BOP variabel xxx (+)
Harga pokok produksi xxx

6. Harga pokok penjualan


Harga jual adalah harga yang meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi,
ditambah dengan laba yang diinginkan. Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang atau harga perolehan dari barang yang dijual.
a) Tujuan penentuan harga jual
Tujuan pokok penentuan harga jual, yaitu:
1) Mencapai target return on investment atau target penjualan
2) Memaksimumkan laba
3) Meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau memperluas pesan pasar
4) Mengurangi persaingan dan menstabilkan harga

2
b) Perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang
Di dalam perusahaan dagang, harga pokok penjualan dihitung dengan cara berikut:
Harga pokok penjualan = persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih
(pembelian + biaya angkut – retur pembelian – potongan
pembelian) – persediaan akhir barang dagangan
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2018 UD XY memiliki persediaan barang dagangan sebesar
Rp25.000.000,00 dan pada tanggal 31 Januari sebesar Rp10.000.000,00. Kemudian pada
tanggal 1 Februari UD XY melakukan pembelian sebesar Rp20.000.000,00 dengan
potongan pembelian sebesar 5%.
Adapun transaksi-transaksi, sebagai berikut:
Biaya angkut pembelian Rp1.000.000,00
Retur pembelian Rp3.000.000,00
Potongan pembelian (5%x Rp20.000.000,00) Rp1.000.000,00
Perhitungan harga pokok penjualan UD XY, sebagai berikut:
Persediaan awal barang dagangan(1/1/2018) Rp25.000.000,00 (a)
Pembelian Rp 20.000.000,00 (b)
Biaya angkut pembelian Rp 1.000.000,00 (+) (c)
Rp 21.000.000,00 (d)
Retur pembelian Rp3.000.000,00 (e)
Potongan pembelian Rp1.000.000,00 (+) (f)
Rp 4.000.000,00 (-) (g)
Rp17.000.000,00(+) (h)
Rp42.000.000,00 (i)
Persediaan akhir barang dagangan Rp10.000.000,00(-) (j)
Harga Pokok Penjualan Rp32.000.000,00 (k)

cara perhitungannya:
(d) = (b) + (c)
(g) = (e) - (f)
(h) = (d) + (g)
(i) = (a) +(h)
(k) = (i) –(j)

c) Perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur


Sedangkan dalam perusahaan industri di mana barang yang dijual bukan berasal dari
pembelian, tetapi berasal dari hasil roduksi dalam perusahan itu sendiri. Bentuk
perhitungannya yaitu:
Harga pokok penjualan = persediaan awal barang jadi + harga pokok produksi yang
selesai dikerjakan – persediaan akhir barang dagangan
7. Analisis kelayakan investasi prototype produk
a) Analisis Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) atau titik impas dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana
dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi
(penghasilan =total biaya). Analisis Break Even Point (BEP) dapat digunakan untuk
menentukan hal-hal sebagai berikut:
1) Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
2) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan
3) Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari
BEP.
4) Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau
tingkat produksi.
Adapun manfaat dari analisis BEP, yaitu:
1) Perencanaan produksi dan penjualan sesuai target laba yang diinginkan
2) Perencanaan harga jual normal atas barang yang dihasilan untuk mencapai laba yang
ditargetkan dengan meproyeksikan target penjualan
3) Perencanaan dan pemlihan metode produksi yang digunakan

3
4) Penentuan titik tutup pabrik, yaitu ketika penjualan tidak mampu menutup biaya
variabel dan biaya tetap tunai.
b) Metode perhitungan BEP
Pendekatan Trial and Error
Perhitungan BEP dengan pendekatan trial and error (coba-coba) yaitu dengan
menghitung keuntungan operasi dari suatu volume produk/penjualan tertentu dengan
terus dihitung hingga menghasilkan volume produksi/penjualan yang menghasilkan
keuntungan = 0.
Contoh:
Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp 300.000,00. Biaya variabel per
unit Rp40,00. Harga jual per unit Rp100,00. Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
BEP usaha ini dihitung secara coba-coba dengan menghitung keuntungan saat volume
produksi 6.000 unit. Dengan volume produksi 6.000 unit maka bentuk operasi hitungnya:
BEP = Q x P – (FC +(Q x VC))
= (6.000 x Rp 100) – (Rp 300.000,00 + (6.000 x Rp 40))
= Rp 600.000 – (Rp 300.000 + Rp 240.000)
= Rp 60.000
Keterangan:
Q = Jumlah produk
P = Harga
FC = Fixed Cost (Biaya tetap)
VC = Variable Cost (Biaya variabel)

Pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti
bahwa BEP terletak di bawah 6.000 unit. Hitung kembali dengan memisalkan volume
penjualan 5.000 unit.
= (5.000 x Rp 100) – (Rp 300.000,00 + (5.000 x Rp 40))
= Rp 500.000 – (Rp 300.000 + Rp 200.000)
= Rp 0
Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai BEP di mana keuntungan
netonya sama dengan nol.

Pendekatan Matematik
a. Perhitungan BEP menggunakan atas dasar unit
Keterangan:
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 (𝑄) = P =harga jual per unit
P − VC VC =biaya variabel per unit
FC = biaya tetap
Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan
dan dijual
b. Perhitungan BEP atas dasar nilai
Keterangan:
FC FC = biaya tetap
𝐵𝐸𝑃 =
𝑉𝐶 VC = biaya variabel
1− 𝑠
S = volume penjualan

c. Konsep margin of safety


Margin of safety merupakan angka yang menunjukan jarak antara penjualan yang
direncanakan atau dianggarkan dengan penjualan pada BEP. Dengan demikian
margin of safety juga menggambarkan batas jarak, di mana kalau berkurangnya
penjualan melampui batas jarak tersebut, perusahaan akan menderita kerugiaan.
Rumus margin of safety:
Margin of safety = penjualan yang direncanakan-penjualan pada BEP x 100%
Penjualan yang direncanakan

d. Metode perhitungan Return on Investment (ROI)


Merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam dan
menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Rumus Return on Investment (ROI)
ROI = Laba Usaha x 100%
Total Biaya Investasi

4
e. Metode perhitungan Payback Period (PP)
Merupakan metode yang digunakan untuk menghitung periode waktu kembalinya
dana yang diinvestasikan pada suatu proyek atau usaha tertentu.
Rumus Payback Period (PP)
Payback Period = Total Biaya Investasi
Laba Usaha

LATIHAN
KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT PADA KERTAS FOLIO. TULIS SOALNYA DAN
KUMPULKAN SETELAH SELESAI PKL!
1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
2. Jelaskan mengenai harga jual dan harga pokok penjualan
3. Sebutkan tujuan dan perhitungan harga pokok produksi!
4. Sebutkan tujuan pokok penentuan harga jual!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan analisis break even point!
6. Jelaskan mengenai konsep margin of safety!
7. Diketahui pada tahun 2018 PT. XYZ memproduksi sebanyak 1000 unit produk A. berikut
data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada PT. XYZ:
 Biaya bahan baku Rp 400/unit
 Biaya tenaga kerja langsung Rp 300/unit
 Biaya overhead pabrik (BOP) variabel Rp 800/unit
 Biaya overhead pabrik (BOP) tetap Rp 400.000
Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode full costing!
8. Pada tanggal 1 Mei 2018 UD.ABC memiliki persediaan barang dagangan sebesar
Rp50.000.000,00 dan pada tanggal 31 Mei sebesar Rp20.000.000,00. Kemudian pada tanggal
1 Juni UD.ABC melakukan pembelian sebesar Rp40.000.000,00 dengan potongan pembelian
sebesar 5%. Adapun transaksi-transaksi UD.ABC adalah sebagai berukut:
 Biaya angkut pembelian Rp2.000.000,00
 Retur pembelian Rp6.000.000,00
Hitunglah harga pokok penjualan dari UD.ABC! (penyelesaiannya ada pada materi di atas:
hal 3 point b)
9. Pada tanggal 1 Januari 2018 PT. Taman Bermain memiliki persedian barang jadi (persediaan
awal) sebesar Rp80.000.000,00 dan pada tanggal 31 Januari (persediaan akhir) sebesar
Rp50.000.000,00. Kemudian pada tanggal 1 Februari PT. Taman Bermain melakukan
produksi, dan setelah diperhitungkan harga pokok produksi yang selesai dikerjakan sebesar
Rp60.000.000,00. Hitunglah Harga pokok penjualan dari PT Taman Bermain!
(penyelesaiannya ada pada materi di atas: hal 3 point c)
10. Suatu perusahaan beroperasi dengan biaya tetap sebesar Rp 300.000,00. Biaya variabel per
unit Rp40,00. Harga jual per unit Rp100,00. Hitunglah besarnya BEP penjualan dengan
rumus atas dasar unit! (penyelesaiannya ada pada materi di atas: hal 4)

Anda mungkin juga menyukai