DAFTAR PENYUSUN
i
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LEMBAR REVISI
NIK : 93640025-1
Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Fisika Dasar untuk Fakultas Teknik Elektro, telah
dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:
ii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LEMBAR PERNYATAAN
NIK : 93640025-1
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan digunakan
untuk pelaksanaan praktikum di Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020 di Laboratorium Fisika
Dasar Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
iii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
Menjadi fakultas unggul berkelas dunia yang berperan aktif pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi elektro serta fisika, berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
MISI:
iv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
MISI:
v
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
Menjadi Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang
mampu menghasilkan sarjana Teknik Telekomunikasi yang berkeahlian di bidang informasi
dan komunikasi, khususnya wireless communication, dan dapat mengikuti perkembangan
teknologi telekomunikasi.
MISI:
vi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
Menjadi Program Studi Fisika unggulan yang mampu menyediakan tenaga ahli berkualitas
dan berkompeten dalam pengelolaan industry infokom maupun industri lainnya.
MISI:
vii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
MISI:
viii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas Laboratorium, WAJIB
mematuhi Aturan sebagai berikut:
1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
yang masih berlaku.
3. Dilarang merokok, makan, dan minum di dalam ruangan. Membuang sampah pada tempatnya.
6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00 WIB.
7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset diluar jam kerja, harus
mengajukan ijin kepada Fakultas.
ix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
DAFTAR ISI
x
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
DAFTAR GAMBAR
xi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
DAFTAR TABEL
xii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
KEHADIRAN
1. Praktikan diwajibkan hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Toleransi keterlambatan adalah hingga Tes Awal selesai. Jika melebihi waktu yang
ditentukan praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Presentasi modul tidak ada waktu keterlambatan.
PERSENTASE PENILAIAN
Penilaian praktikum Fisika meliputi parameter parameter berikut,
Tugas Pendahuluan : 15 %
Tes Awal : 15 %
Praktikum : 40 %
Presentasi dan Jurnal : 30 %
Total : 100 %
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Pada saat praktikum dilarang memakai jaket kecuali SAKIT.
2. Saat praktikum berlangsung dilarang menggunakan barang-barang yang tidak
berhubungan dengan praktikum. (gelang, cincin, perhiasan berlebihan dan
BARANG ELEKTRONIK) kecuali aksesoris keagamaan.
3. Praktikan dilarang mengoperasikan alat-alat praktikum sebelum mendapat instruksi
dari asisten jaga.
4. Selama pelaksaaan praktikum HP WAJIB DI SILENT, menerima panggilan atau
pesan dilakukan di luar ruangan praktikum dengan seizin asisten jaga.
5. Dilarang membuat keributan selama praktikum.
6. Tidak boleh makan di dalam ruangan praktikum.
7. Diperbolehkan minum di luar ruangan praktikum atas seizin asisten jaga.
8. Praktikan dan asisten wajib merapikan alat-alat praktikum setelah praktikum selesai.
9. Kehilangan dan kerusakan alat atas kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab
praktikan.
10. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum fisika. Jika tidak mengikuti
salah satu modul praktikum maka nilai praktikum yang tidak diikuti adalah NOL.
11. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Lab. Fisika Dasar maupun Administrasi
Fisika Dasar harus memakai seragam resmi Universitas Telkom serta bersepatu full
xiii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Ketentuan seragam :
a. Senin : Kemeja Merah Telkom/Putih (kemeja wajib dimasukkan)
b. Selasa - Rabu : Kemeja Putih (kemeja wajib dimasukkan)
c. Kamis : Kemeja Bebas/Putih
d. Jumat : Kemeja Batik/Putih (no outer batik)
e. Sabtu : Kemeja Bebas/Putih
NB : kemeja harus berkerah panjang dan full kancing
KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu praktikum
Praktikan wajib membawa kartu praktikum selama mengikuti praktikum Fisika Dasar.
a) Kartu praktikum WAJIB di beri pas foto terbaru dan identitas. Ukuran foto
disesuaikan dengan ukuran yang tertera di kartu praktikum.
b) Kartu praktikum hanya diberikan SATU KALI SAJA setiap semester ajaran
2019/2020.
c) Jika kartu praktikum hilang, TANGGUNG JAWAB PRAKTIKAN
UNTUK MENGGANTINYA, yaitu membuat kartu praktikum serupa
xiv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
2. Perlengkapan praktikum yang harus dibawa adalah kartu praktikum. Jika tidak
membawa dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu sesuai batas waktu yang
telah diberikan.
TUGAS PENDAHULUAN
1. TP dikerjakan pada buku berukuran A5 (sampul menggunakan kertas ABU-ABU
asturo / karton) dan wajib diberi sampul serta cover sesuai ketentuan. Apabila buku
TP hilang, dapat membuat buku baru dengan format yang sama.
2. Foto harus ditempel dan menggunakan kertas foto sesuai dengan ketentuan yang
tersedia.
3. Cover TP digunting mengikuti garis tepi yang sudah tersedia ( tidak lebih atau kurang dari
garis tepi). Ketentuan font serta isi dari cover mengikuti contoh yang sudah diberikan. Jika
tidak sesuai dengan ketentuan maka akan di kenakan diskon 50% nilai TP setiap
minggunya hingga cover sesuai.
4. Soal TP akan ditempel di mading Laboratorium Fisika Dasar.
5. Pengerjaan TP tidak menjadi syarat untuk mengikuti praktikum.
6. TP dikumpulkan secara serentak pada hari yang telah ditentukan oleh asisten,
bertempat di Laboratorium Fisika Dasar secara kolektif tiap kelas oleh perwakilan
kelas. Buku TP dimasukkan di dalam map plastik berdasarkan kelas masing-masing,
diberi identitas praktikan (Nama, NIM, Kelompok, dan Modul). Satu amplop untuk
masing-masing kelompok.
- Map biru = Teknik Elektro
- Map kuning = Teknik Fisika
- Map hijau = Teknik Komputer
- Map merah = Teknik Industri / Teknik Logistik
- Map bening/putih = Teknik Telekomunikasi
7. Keterlambatan pengumpulan TP akan berdampak pada pengurangan nilai TP.
Keterlambatan 0-10 menit pengurangan sebesar 50%, >10 menit nilai TP = 0.
8. TP dikerjakan dengan sesuai urutan soal dengan format soal jawab menggunakan
tinta pulpen berwarna hitam/biru.
9. Jika ada salah satu soal ataupun subsoal yang tidak dikerjakan, maka pengurangan nilai
TP= 50%.
10. Pengerjaan TP dengan format soal kemudian jawab. Jika tidak sesuai format,
pengurangan nilai sebesar 50%.
11. TP dilarang plagiat. Jika plagiat maka TP = 0.
xv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
TES AWAL
1. Tes awal dilaksanakan selama 15 menit.
2. Tes awal tidak dapat diwakilkan.
3. Tidak ada waktu tambahan untuk pelaksanaan tes awal jika praktikan datang terlambat.
4. Dalam pelaksanaan tes awal praktikan dilarang berbuat curang dalam bentuk
apapun. Jika terjadi kecurangan nilai TES AWAL = 0.
5. Jika ada pertanyaan ditujukan langsung kepada asisten jaga.
JURNAL
1. Setiap praktikan WAJIB mengerjakan jurnal praktikum.
2. Jurnal dikerjakan pada kertas HVS (A4) dan wajib tulis tangan.
3. Jurnal dikumpulkan pada saat presentasi dan dijilid (warna bebas) per modul.
4. Pembuatan jurnal harus sesuai dengan format yang telah ditentukan.
5. Jurnal merupakan salah satu syarat praktikan dapat mengikuti presentasi.
6. Dilarang keras melakukan plagiarisme.
PRESENTASI
1. Kelengkapan presentasi adalah membawa kartu praktikum, jurnal, file presentasi, dan
laptop per kelompok.
2. File presentasi dibuat permodul.
3. Presentasi dilakukan pada minggu ke – 2, ke – 4, ke – 6, ke – 8, ke – 10, dan ke – 12
sejak praktikum modul pertama dimulai.
PRAKTIKUM SUSULAN
1. Segala bentuk perizinan untuk mengikuti praktikum susulan langsung diurus ke
Laboran FTE (N114), bukan pada asisten praktikum.
2. Praktikan hanya dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 kali selama satu
semester.
3. Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum susulan akan diinfokan melalui Official
Account Praktikum Fisika Dasar
.
HAK PRAKTIKAN
1. Mengikuti praktikum sesuai jadwal.
2. Meninggalkan ruang praktikum dengan seizin asisten jaga.
3. Menanyakan atau mengkomplain nilai kepada asisten yang bersangkutan.
4. Menanyakan hal yang kurang jelas yang berkenaan dengan materi yang ada pada
modul yang bersangkutan.
xvi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Asisten PJ 1
Asisten PJ 2
5. Mengisi BAA.
6. Presensi asisten.
7. Mencari asisten pengganti.
8. Mengingatkan praktikan untuk melengkapi kelengkapan praktikum.
Asisten jaga
1. Melaksanakan praktikum sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan
• PRESENTASI
A. Format presentasi :
1. Nama kelompok, nama anggota, NIM
2. Judul modul presentasi
3. Tujuan
xvii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
4. Dasar teori
5. Pengolahan data
6. Analisis
7. Kesimpulan
B. Presentasi dibuat dalam bentuk slide presentasi
KOMPLAIN NILAI
1. Praktikan dapat mengkomplain nilai praktikum jika dirasa nilai tidak sesuai.
2. Komplain nilai dapat dilakukan dengan menghubungi asisten jaga yang bersangkutan.
3. Kontak asiten dapat dilihat di depan ruang asisten (P.306)
xviii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
1
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL I
PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
I. TUJUAN
1. Mempelajari ketidakpastian, pengolahan data sederhana dan berbagai macam
pengukuran.
2. Menentukan ketidakpastian dalam proses pengukuran.
3. Memahami aturan angka penting dan penggunaannya.
4. Dapat mengoperasikan angka penting sesuai dengan aturan.
Sebagai contoh, kita ingin mengukur suhu (T) dan diperoleh hasil pengukuran 360 C,
sedangkan ketidakpastian pada alat ukur suhu adalah 0,5o, maka hasil pengukuran suhu
tersebut dituliskan sebagai
T = (36 ± 0,5) 0C
Untuk memperoleh nilai {x±x} dibedakan 3 kasus berikut ini :
1) Pengukuran Dilaksanakan Sekali Saja.
Bila pengukuran hanya dilakukan sekali saja, maka x adalah nilai yang tebaca pada waktu
pengukuran dan x = ½nst (nilai skala terkecil), lazimnya demikian. Nst adalah jarak dua
titik berdekatan pada skala alat ukur. Tapi apabila skala alat ukur dirasakan cukup besar,
kadang-kadang digunakan 1/3 nst.
2
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
dengan S n −1 = (Xi − X )
2
= N Xi 2 − ( Xi) 2
N −1 N ( N − 1)
dan i = 1,2,3,....N
Contoh : Pengukuran berulang atas besaran A menghasilkan sampel berikut:
11,8 - 12,0 - 12,2 - 12,0 - 11,9 - 12,0 - 12,2 - 11,8 - 11,9 - 12,2.
S n −1 =
(
Xi − X )
2
X = 12 tepat; N −1
= 0,05 ; (X = 0,02)
maka pelaporan hasil pengukuran dituliskan X = (12,00 + 0,02) satuan
3
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
x
Untuk 1 maka f ( x x) dapat didekati dengan dua suku saja, sehingga
x
𝑑𝑓
𝑦= y ± ( ) ∆𝑥 dan y = df x
𝑑𝑥 x dx x
Dengan proses yang tidak jauh beda, maka dapatlah dibuktikan bahwa untuk fungsi yang
lebih dari satu variabel, mis Z = F(x , y ) didapat
dz dz
z = x + y
dx x , y dy x , y
Contoh :
Percepatan gravitasi setempat ingin ditentukan dengan mengukur periode T suatu bandul
matematis sepanjang L. Misalkan dari pengukuran menghasilkan
T = (2,00 ± 0,02) s
L = (100 ± 1) cm sedangkan
= 3,14 ( dianggap tepat )
Dengan menggunakan rumus T = 2 L / g , maka
L
g = 4 2 = (4)(3,14) 100 = 985,6
2
(2,00)2
2
T
g L T
+ (2)
1 0,02
= +2 = = 3%
g L T 100 2,00
4
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
N ( X i Yi ) − X i Yi dan
b=
N X i2 − ( X )2
b = y
N dengan
N X − ( X i )
2 2
i
1 X i2 ( Yi ) − 2 X i Yi ( X iYi ) + N ( X iYi )
2 2
y 2 = i
Y 2
−
N −2 N X i2 − ( X i )
2
Tampak hasil pengukuran Ia lebih kasar daripada Ib. Dengan alasan ini ktp mutlak hasil Ia
harus dinyatakan lebih besar daripada Ib. JADI : Besar - kecil ktp mutlak menyatakan kasar
halusnya skala alat ukur.
Selain itu, ktp relatip kedua pengukuran diatas ialah :
Ia 0,05
= 3% dan Ib = 0,03 2%
Ia 1,7 Ib 1,74
Apa tersirat dalam pelaporan seperti I a = (1,7 0,05)mA?
Artinya: Pertama, Pelapor hendak mengatakan tidak mengetahui dengan tepat berapa
sebenarnya arus itu, ia hanya menduga / memperkirakan nilainya
adalah sekitar 1,7 mA
Kedua, Tampak pula pelapor menggunakan dua angka berarti (AB) sekecil itu
(hanya 2 buah) menandakan pengukuran dilakukan dengan alat yang
nst-nya cukup besar dibandingkan dengan hasil Ib.
Ib boleh dilaporkan dengan jumlah (AB) yang lebih besar (3 buah) yakni
angka 1 , 7 dan 4 sebab skala alat ukur yang digunakan memang lebih
halus (nst-nya lebih kecil)
5
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Yakni dengan menggunakan jumlah angka desimal yang sesuai dengan AB yang
diperkenankan . Ketentuan ( kasar ) nya adalah:
ketelitian ( sekitar ) 10% -------- 2 AB
ketelitian ( sekitar ) 1% -------- 3 AB
ketelitian ( sekitar ) 0,1% -------- 4 AB
Dalam notasi eksponensial semua bilangan ditulis sebagai bilangan antara 1 dan 9
(bilangan ini disebut ‘mantisa‘ ) dikalikan dengan faktor 10 n ( disebut orde ) . n adalah
bilangan bulat positip atau negatip.
D. ANGKA PENTING
Angka penting adalah digit angka yang memiliki makna dalam membentuk resolusi (akurasi
dan presisi) pengukuran. Dengan kata lain, ide di balik angka penting ini adalah ketika kita
mempunyai angka-angka hasil pengukuran, kita tepat dalam menampilkan resolusi alat
ukurnya. Sehingga, hasilnya tidak lebih (atau kurang) teliti daripada objek yang benar-
benar kita ukur.
Sebelum melihat beberapa contoh, mari kita meringkas aturan untuk angka penting:
6
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
48.923 5 1
900,06 5 2
0,0004 1 3
3.000.000 1 5
3.000.000 7 5
Untuk kasus angka 3.000.000 yang tidak memiliki tanda apapun akan terjadi perdebatan
apakah itu 1 angka penting atau 7 angka penting. Penulis lebih suka 1 angka penting apabila
tidak ada informasi tambahan, karena 3.000.000 dapat ditulis ke dalam notasi ilmiah
menjadi , yang artinya 1 angka penting.
1. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti angka
bukan nol, maka bulatkan ke atas.
Contoh: 1,2459 menjadi 1,25
2. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti hanya
oleh angka nol, maka terdapat dua aturan yang umum digunakan:
a. Bulatkan ke atas, atau
b. Bulatkan ke angka genap terdekat.
Contoh: 1,250 bisa dibulatkan menjadi 1,2.
7
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
hasilnya mengikuti angka penting paling besar, oleh karena itu angka penting tidak
digunakan untuk operasi tambah kurang. Perhatikan bahwa hasilnya mengikuti angka
yang paling tidak teliti.
IV. Analisis
1. Apakah hasil pengukuran yang anda dapatkan sudah pasti? Jelaskan!
2. Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang lebih pasti?
3. Apakah angka penting berpengaruh dalam pengukuran? Jelaskan!
8
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
9
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL II
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
I. TUJUAN
1. Mempelajari Gerak Lurus Berubah Beraturan GLBB) menggunakan pesawat attwood.
II. ALAT-ALAT
1. Pesawat attwood lengkap:
o Tiang berskala o Penjepit beban
o Katrol dan tali o Penyangkut beban
o 2 beban bermassa o Landasan akhir
o 2 Beban tambahan
2. Jangka sorong
3. Stopwatch
4. Neraca teknis lengkap
∑F = m.a
Keterangan:
F : Gaya (N)
m : Massa (kg)
a : Percepatan (m/s2)
Faksi = Freaksi
10
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
vt = v0 + at
Keterangan:
st : posisi akhir (m) s0 : posisi awal (m)
vt : kecepatan akhir (m/s) v0 : kecepatan awal (v/s)
a : percepatan(m/s2) t : waktu
s : jarak (m)
s
a
t t
Grafik jarak terhadap Grafik percepatan
waktu terhadap waktu
v
v
v0
t
t
11
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
r
Keterangan gambar
A P = penjepit
m3
m2
A = kedudukan awal
B
B = celah penyangkut
C
C = landasan akhir
P m1
m1 = m 2
Gambar 2.1 katrol dengan beban
A
m3
m2
P m1
12
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
1
s = 2 at 2
1
s = a 2 t2
y=s
b=a
1
x = 2 t2
13
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
14
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
2
1 2
Σxi2 ∑(yi )2 − 2Σxi Σyi Σ(xi yi ) + N(Σxi yi )2
Δy = [Σyi − ]
N−2 NΣxi2 − ∑(xi )2
𝑁
𝛥𝑏 = 𝛥𝑦√
NΣxi2 − ∑(xi )2
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
V. PENGOLAHAN DATA
1. Menentukan Percepatan Pada GLBB
o Tulis kembali tabel data hasil pengamatan anda.
o Tentukan percepatan dengan metode regresi linier tanpa menggunakan software
untuk setiap jenis beban tambahan.
o Laporkan nilai percepatan yang didapat sesuai teori ketidakpastian untuk setiap
jenis beban tambahan.
o Gambarkan grafik percepatan yang didapat terhadap waktu.
o Tentukan tingkat ketelitian hasil pengamatan anda.
VI. ANALISIS
1. Lakukan analisa, apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian
alat-alat yang anda gunakan?
2. Jelaskan kekurangan-kekurangan pada percobaan yang dilakukan dan jelaskan pula
pengaruhnya dalam percobaan!
3. Jika beban tambahan ditambah lagi, jelaskan pengaruhnya pada gerak yang terjadi
di percobaan!
4. Setelah ditambah bebannya maka waktu benda untuk mecapai landasan akan
semakin kecil. Apakah pengaruhnya terhadap kecepatan dan percepatan yang di
alami benda? Jelaskan pendapat anda!
5. Jelaskan maksud dari grafik pada GLBB sesuai dengan pengamatan yang telah anda
lakukan!
6. Dari hasil pengamatan anda, apakah Hukum II Newton benar-benar berlaku, jelaskan
jawaban anda!
15
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
16
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL III
GERAK LURUS BERATURAN
I. TUJUAN
1. Mempelajari Gerak Lurus Beraturan (GLB) menggunakan pesawat attwood.
II. ALAT-ALAT
1. Pesawat attwood lengkap:
• Tiang berskala • Penjepit beban
• Katrol dan tali • Penyangkut beban
• 2 beban bermassa • Landasan akhir
• 2 Beban tambahan
2. Stopwatch
∑F = 0
𝑆𝑡 = 𝑆0 + 𝑣. 𝑡
17
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Keterangan:
r Keterangan gambar
A P = penjepit
m3
m2 A = kedudukan awal
B
B = celah penyangkut
C
C = landasan akhir
P m1
m1 = m 2
Gambar 3.1 katrol dengan beban
18
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
No Jarak BC TBC
1
2
3
4
5
s=vt
y=bx
y=s
b=v
x=t
V. PENGOLAHAN DATA
Menentukan Kecepatan Pada GLB
o Tulis kembali tabel data hasil pengamatan anda.
o Tentukan kecepatan dengan metode regresi linier tanpa menggunakan software.
o Laporkan nilai kecepatan yang didapat sesuai teori ketidakpastian.
o Gambarkan grafik kecepatan yang didapat terhadap waktu.
o Tentukan tingkat ketelitian hasil pengamatan anda.
19
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VI. ANALISIS
20
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
21
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL IV
MOMEN INERSIA PADA GERAK LURUS BERATURAN DAN BERUBAH
BERATURAN
I. TUJUAN
1. Menentukan momen inersia roda katrol pada peswat attwood.
II. ALAT-ALAT
i. Jangka sorong
ii. Neraca teknis lengkap
∑F = 0
◼ Momen Inersia
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap
porosnya. Momen Inersia (I) suatu benda terhadap poros tertentu besarnya
sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dari jarak
benda terhadap poros.
I ~ m
I ~ r2
I = m.r2 Keterangan:
I : Momen inersia (kgm2)
m : Massa (kg)
r : Jarak benda terhadap poros (m)
22
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Untuk katrol dengan beban seperti pada gambar 4.1 maka berlaku persamaan :
∑τ = Iα
Keterangan:
T : Torsi (Nm)
I : Momen inersia (Kgm2)
α : Percepatan sudut (rad/s2)
T1 T2
Keterangan:
a = Percepatan gerak beban (m/s2)
m = Massa beban (kg)
I = Momen inersia katrol (kgm2)
R = Jari-jari katrol (m)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
23
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
(m3 + m4 )g
I2 = ( − m1 − m2 − m3 − m4 ) r 2
a
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
I1 + I2
I=( ) = ⋯⋯⋯⋯⋯
2
V. PENGOLAHAN DATA
Menentukan momen Inersia Katrol
1. Tulis kembali data hasil pengamatan anda.
2. Tentukan nilai momen inersia katrol yang didapatkan jika diambil percepatan
gravitasi setempat = 9.78 m/s2..
3. Laporkan nilai momen inersia katrol sesuai teori ketidakpastian.
4. Tentukan tingkat ketelitian hasil pengamatan anda.
VI. ANALISIS
1. Jelaskan pengaruh momen inersia (I) pada percobaan GLB dan GLBB yang telah
anda lakukan!
2. Bagaimana pengaruh perubahan massa beban terhadap nilai momen Inersia?
3. Adakah cara yang lain untuk menentukan nilai momen inersia katrol?
24
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
25
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL V
GERAK MELINGKAR BERATURAN I (GAYA SENTRIPETAL PADA TALI)
I. TUJUAN
1. Memahami konsep gerak melingkar beraturan
2. Menentukan besarnya gaya yang bekerja pada benda yang berputar
Gerak melingkar terbagi menjadi dua, yaitu Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dan
Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB). GMB merupakan gerak melingkar yang
tidak memiliki percepatan tangensial, sedangkan GMBB memiliki percepatan
tangensial (pada modul ini tidak dibahas mengenai GMBB).
26
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
𝑑𝑣⃗
𝑎⃗𝑠𝑝 = = −𝜔2 𝑅𝑒̂𝑟
𝑑𝑡
27
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
28
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
ሬ𝑭⃗ = m𝒂
ሬ⃗
𝑭𝒔𝒑 = 𝒎 𝜶
𝑭𝒔𝒑 = -𝒎𝝎𝟐 𝑹𝒆̂𝒓
Keterangan:
- 𝐹𝑠𝑝 = Gaya Sentripal
- 𝛼𝑠𝑝 = percepatan sentripetal
- 𝜔 = kecepatan sudut
- 𝑅𝑒̂𝑟 = jari-jari lintasan
24
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
m
C
Ketika massa m berputar, cermin yang semula tegak menjadi tertarik berarah
keluar poros putaran dengan sudut tertentu. Adanya lengkungan sudut cermin
menandakan adanya gaya Tarik ke luar (sentrifugal). Jika gaya yang menarik cermin
keluar adalah gaya sentrifugal, yang dihasilkan oleh tegangan tali T2 dan gaya yang
menahan benda m tetap pada posisi seimbang adalah gaya sentripetal yang di
notasikan dengan T1, maka setelah terjadi keseimbangan (T1 = T2) benda bergerak
dengan kecepatan konstan. Artinya, dalam keadaan seimbang cermin tidak akan terus
tertarik ke luar, beban m tidak akan terus tertarik ke dalam (kedua benda tersebut
akan menempati lintasan yang tetap).
Karena T1 dan T2 merupakan pasangan gaya aksi-reaksi (lihat Hk. Newton pada
pesawat attwood), maka T1 = T2. Artinya, dengan melakukan pengukuran T2 dengan
menggunakan dynamometer, kita dapat mengetahui besar gaya sentripetal T1.
Sebaliknya, dengan menghitung besarnya T1, kita juga tentu akan mengetahui
besarnya T2. Perhitungan T1 dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut: (1)
mengukur massa beban m, (2) mengukur jari-jari R (jarak pusat massa ke poros putar),
(3) mengamati periode perputaran benda menggunakan Stopwatch atau alat ukur
waktu lainnya. Besarnya gaya sentripetal dapat dihitung dengan rumus:
T1 = m2 R
𝟒𝝅𝟐
𝑻𝟏 = m( )R
𝑻𝟐
25
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Prosedur percobaan:
1. Mengukur besar m dengan menggunakan neraca,
2. Mengukur jari-jari R (jarak pusat massa beban m terhadap poros putar),
3. Mengarahkan cahaya dari lampu ke cermin dan memperhatikan bintik cahaya
pantulannya pada tiang berskala, sertamencatat posisi titik nol tsb,
4. Menjalankan motor listrik pada frekuensi tertentu (sekitar 1 putaran per detik).
Pantulan bintik cahaya paddda tiang berskala akan bergeser ke atas,
5. Mengukur periode 20 putaran dengan menggunakan Stopwatch ketika motor
listrik telah berputar dengan konstan (ketinggian pantulan cahaya pada batang
berskala sudah tidak berubah),
6. Mencatat datapergeseran posisi bintik cahaya pantul,
7. Setelah semua data didapat, kemudian mematikan motor listrik,
8. Memposisiskan pantulan cahaya pada batang berskala ke titik nol yang telah
dicatat sebelumnya,
9. Memasang Dinamometer pada benda bermassa m, sehingga pantulan cahaya
pada batang berskala menjadi bergeser ke titik saat motor listri berputar dengan
kecepatan konstan (titik yang didapat pada nomor 5),
10. Membaca nilai yang ditunjukkan pada Dinamometer dan mencatatnya,
11. Mengulangi seluruh percobaan dengan tiga frekuensi yang berbeda.
A. Pengambilan Data
Tabel 5.2 Data pada Percobaan Gaya Sentripetal Tali
Δm = ½ x Nst =…………………………
ΔT = ½ x Nst =…………………………
ΔR = ½ x Nst =…………………………
2𝛱
𝐹𝑠𝑃 = 𝑚𝜔2 𝑅 dengan 𝜔 = 𝑇
𝛥𝑚 2𝛥𝑇 𝛥𝑟
𝛥𝐹𝑠𝑝 = ( 𝑚 + + ) 𝐹𝑠𝑃
𝑇 𝑅
26
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VII. ANALISIS
1. Jelaskan indikasi yang menunjukkan bahwa dalam alat sentripetal yang anda amati
bekerja gaya fiktif berupa gaya sentrifugal dan jelaskan mengapa terdapat gaya fiktif
pada percobaan tersebut!
2. Jelaskan gaya – gaya yang berperan sebagai gaya sentripetal pada percobaan yang
anda lakukan!
3. Bandingkan gaya hasil perhitungan dengan hasil pengukuran langsung
menggunakan Dinamometer, menurut anda mana yang lebih tepat ? Beri alasan!
4. Coba anda jelaskan percepatan – percepatan yang bekerja saat sebuah benda
bergerak melingkar beraturan ! Bagaimana jika geraknya melingkar berubah
beraturan? (buktikan dangan persamaan).
5. Bumi berotasi dengan periode rata-rata 24 jam. Kita yang tinggal diatasnya memiliki
massa yang otomatis ikut berotasi terhadap pusat bumi. Apakah pada tubuh kita
juga bekerja gaya sentripetal? Jelaskan
27
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
28
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL VI
GERAK MELINGKAR BERATURAN II (MENGUKUR GAYA GRAVITASI
SETEMPAT)
I. TUJUAN
1. Memahami konsep gerak melingkar beraturan
2. Menentukan besarnya gaya yang bekerja pada benda yang berputar
3. Menentukan percepatan gravitasi g dengan menggunakan cairan yang berputar.
X
c a
Gambar 6.1 merupakan gambar bejana pipih yang berisi air, kemudian diputar
menggunakan motor listrik. Permukaan air dalam bejana pipih yang sebelumnya datar,
sewaktu diputar mengalamii perubahan bentuk menjadi melengkung. Hal tersebut
dikarenakan oleh setiap partikel air dm mengalami dua macam gaya, yaitu (1) Gaya
sentripetal sebesar dm2R dan (2) Gaya Gravitasi sebesar dmg.
Seperti diketahui, bentuk suatu lengkungan ditentukan oleh kemiringan (tan )
garis singgung disetiap titik lengkungan atau ditentukan oleh kemiringan jari-jari
lengkungan (tan β)
Dengan pilihan salib sumbu seperti tampak pada gambar, dapat diturunkan :
29
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
dy 2 2
tan = = x
dx g
2
Dari sini diperoleh bahwa bentuk lengkungan permukaan air adalah: Y = x 2 + C
2g
a
dengan konstanta integrasi C ditentukan dari syarat y dx = 0 dan diperoleh C 2 2
=− a
0 6g
sehingga persamaan lengkungan permukaan air adalah :
2 2 2 2
y= x − a
2g 6g
A. Prosedur Percobaan
o Memastikan bejana telah terisi air hingga berimpit dengan sumbu X bejana,
o Memasang bejana yang berisi air pada motor listrik,
o Menjalankan motor listrik pada frekuesi konstan ,
o Tentukan dengan cermat satu titik pada sumbu –y bejana dengan x= 0.
o Setelah motor listrik berputar dengan konstan, ukurlah waktu 20 putaran dengan
Stopwatch
o Ulangi percobaan dengan tiga frekuensi yang berbeda.
B. Pengambilan Data
Tabel 6.1 Data pada Percobaan Bejana Pipih
NO Y 20T T 𝜔
1
2
3
30
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
V. ANALISIS
1. Jelaskan gaya – gaya yang berperan sebagai gaya sentripetal pada percobaan yang
anda lakukan !
2. Jika air terdiri dari sekian banyak partikel air, berdasarkan percobaan yang anda
lakukan dalam menentukan besarnya percepatan gravitasi, apakah pada setiap
partikel tersebut bekerja gaya yang sama dibandingkan partikel-pertikel air lainnya?
Jelaskan!
3. Dapatkah jika air yang anda gunakan diganti dengan zat cair yang lebih kental,
(misalnya oli) ? Jelaskan!
a
4. Jelaskan arti fisis integral y
0
dx = 0 !
31
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
32
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL VII
GERAK OSILASI
I. TUJUAN
1. Memahami konsep gerak osilasi harmonis sederhana.
2. Menentukan percepatan gravitasi setempat menggunakan gerak osilasi.
II. ALAT-ALAT
1. Batang homogen berlubang.
2. Beban pemberat.
3. Tiang penyangga batang.
4. Stopwatch.
Keterangan:
• (t) adalah simpangan setiap saat,
• A adalah amplitudo,
• frekuensi sudut,
• adalah tetapan fasa.
Percobaan gerak osilasi dalam praktikum ini menggunakan bandul fisis, yaitu benda
pejal (bermassa M) dengan pusat massa (PM), yang diayunkan terhadap pusat rotasi
(O) dengan sudut () yang sangat kecil.
Jika bandul fisis tersebut disimpangkan sebesar , maka bandul fisis akan berosilasi
terhadap porosnya. Penyebab utama gerak osilasi bandul karena adanya momen gaya
terhadap poros putar sebesar:
33
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Keterangan:
• o adalah momen gaya,
• M adalah massa benda,
• g adalah percepatan gravitasi,
• r adalah jarak PM terhadap O, dan
• adalah sudut simpangan benda.
Di sisi lain, bandul sebagai benda pejal juga akan berlaku persamaan dinamika gerak
rotasi yang berbentuk:
𝑑2 Ɵ
o = Io = Io 𝑑𝑡 2
…………........(3)
Keterangan :
• adalah percepatan sudut bandul,
• Io adalah momen inersia bandul terhadap O,
• t adalah waktu.
Dari persamaan (2) dan (3) diperoleh persamaan gerak osilasi bandul fisis, yaitu :
𝑑2 Ɵ 𝑀𝑔𝑟
+ =0
𝑑𝑡 2 𝐼𝑜 …………...(4)
Solusi persamaan (4) adalah pers (1) yang menggambarkan gerak osilasi bandul fisis
dengan frekuensi sudut dan perioda sebesar :
𝑀𝑔𝑟 𝐼𝑜
𝜔=√ , 𝑇 = 2𝜋√
𝐼𝑜 𝑀𝑔𝑟
……(5)
Momen inersia bandul fisis terhadap pusat putaran (IO) dapat dihubungkan dengan
momen inersia bandul terhadap pusat pusat massa (IPM) dengan menggunakan dalil
sumbu sejajar, yaitu Io = IPM + Mr2 sehingga perioda osilasi bandul sebesar :
𝐼𝑃𝑀 + 𝑀𝑟 2
𝑇 = 2𝜋√
𝑀𝑔𝑟
……(6)
Dalam percobaan ini ingin dicari nilai percepatan gravitasi (g) setempat. Untuk itu
diperlukan dua pasang data periode T1 untuk jarak r1 dan periode T2 untuk jarak r2. Nilai
g dapat dicari dengan memasukkan dua pasang data ini dalam persamaan (6), yaitu:
34
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
𝑟22 − 𝑟12
g = 4π2 ቄ ቅ
𝑇22 𝑟2 −𝑇12 𝑟1 ..............(7)
V. PENGOLAHAN DATA
1. Tulis hasil pengamatan dalam table !
2. Tentukan nilai g untuk setiap pasangan data dengan menggunakan persamaan (7).
3. Tentukan nilai rata-rata g dari hasil perhitungan di atas beserta ketidakpastiannya
dengan cara mengambil data yang terbesar dari nilai:
Δgn = I gave – gn I
…………..(8)
35
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
36
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
37
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL VIII
GERAK JATUH BEBAS
I. TUJUAN
1. Memahami konsep gerak jatuh bebas dan percepatan gravitasi
2. Menentukan percepatan gravitasi setempat menggunakan gerak jatuh bebas
II. ALAT-ALAT
1. Tiang berskala
2. Tiang dan dasar penyangga
3. Magnet penempel dan bola logam
4. Morse Key dan kabel penghubung
5. Pelat kontak
6. Scaler Counter
1
𝑥(𝑡) = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2 ..........(1)
𝑣𝑡 2 = 𝑣0 2 + 2𝛼𝑠
..........(2)
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝛼𝑡
..........(3)
Keterangan:
• x(t) adalah posisi setiap saat,
• 𝑥0 adalah posisi awal,
• 𝑠 adalah jarak,
38
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Karena 𝑣0 = 0 dan 𝛼 = 𝑔, maka persamaan rumus gerak jatuh bebas dinyatakan oleh :
1 2
𝑦= 𝑔𝑡
2
..........(4)
𝑣𝑡 2 = 2𝑔ℎ
..........(5)
𝑣𝑡 = 𝑔𝑡
..........(6)
Keterangan:
• 𝑦 adalah ketinggian benda,
• 𝑔 adalah percepatan gravitasi, dan
• 𝑣𝑡 adalah kecepatan akhir.
Tiang dasar penyangga dipasang tegak. Magnet penempel diletakkan di bagian atas
tiang penyangga menggunakan penjepit multiclamp. Pelat kontak diletakkan di bagian
bawah tiang penyangga menggunakan penjepit multiclamp juga. Magnet penempel dan
pelat kontak harus memiliki jarak cukup yang diukur dengan menggunakan skala vertikal.
Terminal merah start pada scaler counter dihubungkan ke terminal merah relay, dan
terminal hitam ke hitam lagi. Sedangkan terminal stop dihubungkan dengan terminal pelat
kontak (merah dengan merah dan hitam dengan hitam). Terminal catu daya dihubungkan
dengan terminal magnet penempel dan juga dihubungkan paralel dengan terminal relay
scaler counter.
39
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
1. Periksa perangkat percobaan gerak jatuh bebas yang ada. Jika sudah lengkap susunlah
perangkat tersebut hingga siap untuk dipakai.
2. Tekan morse key lalu tempelkan bola logam pada magnet penempel. Catat kedudukan
bola logam terhadap dasar/pelat kontak, ambil data kedudukan ini sebagai jarak y1.
3. Jatuhkan bebas bola logam dari magnet penempel dengan melepas tekanan pada morse
key. Catat waktu yang diperlukan bola logam untuk mencapai dasar (ambil data ini
sebagai t1). Lakukan pencatan waktu t1 untuk 5 kali percobaan.
4. Ubah kedudukan penempel magnet, lalu pasang bola logam. Catat kedudukan bola
logam terhadap pelat kontak, ambil data ini sebagai y2. Catat waktu tempuh bola logam
mencapai dasar, ambil data ini sebagai t2. Lakukan pencatatan waktu untuk 5 kali
percobaan.
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 hingga diperoleh data yang cukup untuk pengolahan data
(minimal 5 kali).
V. PENGOLAHAN DATA
Tabel 8. 2 Pengamatan GJB I Tabel 8. 1 Pengamatan GJB II
h (m) h (m)
t2 (s2) t2 (s2)
No. t (s) t2 (s2) No. t (s) t2 (s2)
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
h (m) h (m)
t2 (s2) t2 (s2)
No. t (s) t2 (s2) No. t (s) t2 (s2)
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
40
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
y = b.x ……..….(3)
y=h
x = t2
1
b = 2 g → g = 2b
∆g = 2∆b
1. Bandingkan nilai percepatan gravitasi yang diperoleh melalui percobaan gerak jatuh
bebas dengan nilai percepatan gravitasi standar dan pada percobaan gerak osilasi.
Berikan analisis anda!
2. Lakukan analisis terhadap hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar diperoleh hasil
yang cukup akurat!
3. Apa yang terjadi jika dalam percobaan gerak jatuh bebas di atas diganti dengan
menggunakan bola-bola logam dengan massa yang berbeda? Jelaskan!
4. Apa yang terjadi jika percobaan gerak jatuh bebas dilakukan menggunakan medium
zat cair? Coba analisis hal ini!
41
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
42
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL IX
RESONANSI GELOMBANG BUNYI
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami peristiwa resonansi gelombang bunyi
2. Menentukan kecepatan rambat bunyi dalam udara
3. Memahami pengaruh perubahan suhu terhadap cepat rambat bunyi
43
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Pengamatan fenomena resonansi dapat kita lakukan pada tabung resonansi yang panjang
kolom udaranya bisa diatur dengan cara menaikkan atau menurunkan permukaan air.
1 3 5
Resonansi akan terjadi pada saat panjang kolom udara sama dengan 4 𝜆, 𝜆, 𝜆 dst.
4 4
Berdasarkan pola di atas, maka panjang gelombang yang mungkin terjadi resonansi adalah
𝑛𝜆
𝐿 = 4 .................. (1)
dengan n = 1, 3, 5, …
Secara umum kita dapat menuliskan persamaan di atas menjadi
(2𝑛−1)𝜆
𝐿= ................. (2)
4
dengan n = 1, 2, 3, ...
Diketahui bahwa hubungan cepat rambat bunyi di udara dengan panjang gelombang
𝑣
adalah = , maka panjang tabung resonansi ketika terjadi resonansi adalah
𝑓
(2𝑛−1) 𝑣
𝐿= × ................(3)
4 𝑓
Rumus-rumus di atas hanyalah tepat apabila diameter tabung jauh lebih kecil daripada
panjang gelombang yang dirambatkan. Dalam keadaan demikian tidak ada energi
gelombang yang keluar dari ujung terbuka.
44
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Jika ukuran diameter tabung tidak jauh lebih kecil dibanding dengan panjang gelombang
bunyi, titik perut gelombang yang terjadi tidak tepat pada ujung terbuka, melainkan terjadi
pada jarak e dari ujung tabung, hal ini tergantung pada frekuensi yang dirambatkan.
Dengan adanya koreksi ini, maka persamaan untuk panjang tabung menjadi
(2𝑛−1) 𝑣
𝐿 + 𝑒𝑛 = × ............... (4)
4 𝑓
1. Pengatur frekuensi
2. Orde frekuensi
3. Pengatur volume
4. Orde volume
5. Pengatur jenis gelombang
6. Output
Gambar 9. 3 Audio Frequency Generator
45
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
4
1. Persiapkan tabung resonansi (1) yang telah dihubungkan
dengan reservoir berisi air (2) melalui selang karet (3).
2 Atur reservoir ke atas hingga air hampir mencapai mulut
1
tabung (4).
3. Turunkan permukaan air dalam tabung dengan menurunkan reservoir secara perlahan.
Bunyi akan melemah dan kemudian menguat pada titik tertentu. Catat kedudukan
permukaan air saat bunyi menguat, turunkan lagi secara perlahan dan ulangi
mencatat saat bunyi kembali menguat.
4. Lakukan kebalikannya: bermula saat posisi permukaan air di dasar tabung resosansi,
saat reservoir berada di posisi bawah lalu dinaikkan perlahan. Permukaan air akan naik
pelan-pelan. Amati resonansi-resonansi yang terjadi. Catat kedudukan air saat
terdengar suara keras.
5. Ulangi langkah 2-4 dengan menggunakan frekuensi yang berbeda, misal f2 dan f3
(Tanyakan pada asisten).
46
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
V. PENGOLAHAN DATA
Menentukan Cepat Rambat Gelombang Bunyi Di udara (V)
1) Secara Grafis
Catat letak titik resonansi yang anda amati pada tabel berikut.
47
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
No. 2
1.
2.
3.
4.
Σ
𝑁 ∑(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − (∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
𝑏= 2
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖 )
𝑣
𝑏=
2𝑓
𝑣 = 2𝑓𝑏; 𝛥𝑣 = 2𝑓𝛥𝑏
2) Secara Analitis
𝑣
• Diketahui 𝐿𝑛 − 𝐿𝑛−1 = 2𝑓
• Dengan persamaan diatas, tentukan nilai V untuk masing-masing pasangan data
pada tiap-tiap frekuensi pengamatan yang anda lakukan.
𝑣43
𝐿4 − 𝐿3 = ; 𝑣43 = ⋯
2𝑓
𝑣32
𝐿3 − 𝐿2 = ; 𝑣32 = ⋯
2𝑓
𝑣21
𝐿2 − 𝐿1 = ; 𝑣21 = ⋯
2𝑓
48
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
3) Secara Empiris
𝑡
• Diketahui 𝑉 = 331√1 + 273 , 𝑡 = suhu ruangan praktikum (0C).
• Dari persamaan diatas, tentukan nilai v.
VI. ANALISIS
1. Bandingkan nilai V yang anda dapatkan menurut ketiga cara di atas, mana menurut
anda yang lebih baik. Jelaskan alasannya.
2. Bandingkan hasil cepat rambat bunyi di udara yang anda dapatkan dengan cepat
rambat bunyi referensi yang sering digunakan. Uraikan analisa anda.
3. Jelaskan pengaruh perubahan tegangan generator audio terhadap pengamatan yang
anda lakukan.
4. Jelaskan pengaruh perubahan frekuensi terhadap nilai cepat rambat gelombang
bunyi di udara yang anda dapatkan.
5. Jelaskan pengaruh perubahan suhu (t) terhadap cepat rambat bunyi yang
didapatkan.
6. Jika diinginkan jumlah nada yang lebih banyak lagi, apa yang harus dilakukan, jika
dikaitkan dengan praktikum yang anda lakukan.
7. Mengapa titik-titik Ln ditentukan berdasarkan keras tidaknya suara yang didengar?
Jelaskan jawaban anda.
8. Bagaimana jika air yang anda gunakan diganti dengan zat cair yang lebih kental?
Uraikan analisa anda.
49
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
50
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL X
KALIBRASI OSILOSKOP DAN OSILATOR
I. TUJUAN
1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik yang ditampilkan osiloskop
2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop
3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui osiloskop
II. ALAT-ALAT
1. Osiloskop GOS - 622 ( Dual trace ; 20 mHz )
2. Generator audio ( 10 kHz ; 2 vpp )
3. Kabel probe
51
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
B. Osilator
Osilator merupakan perangkat elektronika yang dapat menghasilkan sejumlah
getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan. Prinsip
kerja osilator adalah mengubah sinyal arus DC menjadi sinyal arus AC. Gelombang
yang dihasilkan dapat berupa gelombang sinusoida, gelombang gigi gergaji atau
gelombang kotak. Salah satu contoh osilator yang digunakan dalam praktikum adalah
generator audio.
C. Kalibrasi
Kalibrasi adalah suatu cara untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
yang ditunjukkan pada alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian. Kalibrasi
merupakan suatu bentuk standarisasi alat.
Kalibrasi Osiloskop
1. Pasang kabel probe pada channel 1 dan ujung probe positif ke slot ‘square’(slot yang
tersedia pada ujung kiri bawah osiloskop). Maka akan muncul sinyal kotak pada layar
display seperti berikut ini.
52
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
2. Atur tombol kalibrasi hingga amplitudo dan frekuensi sinyal kotak pada layar display
sesuai dengan skala yang ditunjuk pada slot ‘square’.
3. Pindahkan probe pada channel 2 untuk mengkalibrasi channel 2.
4. Lakukan langkah yang sama seperti kalibrasi channel 1.
B. Pengukuran frekuensi ( F ) dan Amplitudo ( A ) getaran harmonik
1. Hubungkan osilator dengan osiloskop pada channel 1.
2. Atur jenis gelombang pada osilator sebagai gelombang sinusoidal.
3. Atur mode dan source pada osiloskop di channel 1.
4. Atur amplitudo dan frekuensi pada osilator.
5. Hitung amplitudo dan frekuensi gelombang yang muncul pada layar display.
6. Atur skala frekuensi dan amplitudo jika gambar besar gelombang yang ditampilkan
pada layar display tidak ideal.
7. Atur posisi vertikal dan horizontal dari gambar gelombang untuk memudahkan
perhitungan amplituo dan frekuensi dari gambar gelombang yang ditampilkan pada
layar display.
8. Catat amplitudo dan frekuensi yang diatur pada osilator dan yang dibaca pada
osiloskop.
Analisis :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
53
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
54
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL XI
SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK SEJAJAR
I. TUJUAN
1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik yang ditampilkan osiloskop.
2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop.
3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui osiloskop
II. ALAT-ALAT
1. Osiloskop GOS - 622 ( Dual trace ; 20 mHz ).
2. Generator audio ( 10 kHz ; 2 vpp ).
3. Kabel probe.
55
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Jenis Superposisi :
1. Gelombang Pelayangan
Gelombang pelayangan merupakan gelombang yang tercipta akibat superposisi dari
dua gelombang yang memiliki selisih frekuensi yang kecil (masih dalam satu orde).
2. Gelombang kompleks
Gelombang kompleks merupakan gelombang yang tercipta akibat superposisi dari dua
gelombang yang memiliki selisih frekuensi yang besar (berbeda orde).
Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar berada dalam satu sumbu getar
yang sama ditulis sebagai berikut :
Getaran harmonik 1 : 𝑥1 (t) = 𝐴1 cos(2𝜋𝑓1 t + 𝛼 1)
Getaran harmonik 2 : 𝑥2 (t) = 𝐴2 cos(2𝜋𝑓2 t + 𝛼 2)
56
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Jika keduanya bersuperposisi, maka akan diperoleh resultan getaran harmonik yang
dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan kesamaan amplitudo, frekuensi, dan fasa awal.
dengan
𝐴𝑅 = (𝐴1 + 𝐴2 )
∅𝑹 = (2𝜋 𝑓 t + 𝛼)
57
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
B. Cara Kerja
1. Pasang probe dari channel 1 dan 2 pada 2 osilator yang telah disediakan
2. Atur kedua osilator dengan output gelombang sinusoidal
3. Atur mode pada osiloskop dalam keadaan dual agar kedua gelombang yang
diinput dapat terlihat pada layar display
4. Atur skala amplitudo dan frekuensi pada channel 1 dan channel 2 agar gambar
gelombang tampil dengan sempurna.
5. Atur frekuensi dan amplitudo gelombang pada osilator (sesuai instruksi
asisten)
Untuk getaran harmonik sejajar : samakan amplitudo channel 1 dan 2, lalu atur
frekuensi channel 1 dan 2 dalam satu orde, misalnya : frekuensi channel 1 = 600 Hz,
frekuensi channel 2 =700 Hz, dst.
Getaran Harmonik kompleks : Ubah 𝑓2 hingga kembali 600 kHz ; dan 𝑓1 berturut-turut
6 kHz dan 60 kHz.
6. Pindahkan mode pada osiloskop ke posisi/keadaan add.
7. Catat hasil superposisi yang ditampilkan pada layar display.
8. Ulangi untuk mengubah-ubah frekuensi pada osilator untuk melihat bentuk
superposisi yang nampak (sesuai instruksi asisten).
58
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Gambar Gambar
𝑨𝟏 𝒇𝟏 𝑨𝟐 𝒇𝟐 Kedua Pelayangan
Gelombang
Analisis :
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
59
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
𝒇𝟏 Gambar
6 kHz
60 kHz
Analisis:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
60
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
61
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL XII
SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK TEGAK LURUS
I. TUJUAN
1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik yang ditampilkan osiloskop.
2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop.
3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui osiloskop
II. ALAT-ALAT
1. Osiloskop GOS - 622 ( Dual trace ; 20 mHz ).
2. Generator audio ( 10 kHz ; 2 vpp ).
3. Kabel probe.
Amplitudo, frekuensi dan beda fasa kedua getaran harmonik yang saling bersuperposisi
akan menentukan bentuk gambar lissajous yang diperoleh.
62
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
𝑨
❖ Jika 𝜽 = 0 (Kedua getaran sefasa) diperoleh garis lurus : Y = 𝑨𝟐 X
𝟏
𝑨𝟐 𝑨
❖ Jika 𝜽 = 𝝅 radian, y = - 𝑨 x (gambar 5.3) dengan kemiringan 𝑨𝟐
𝟏 𝟏
A2 A2
A1 A1
𝜋 3𝜋
• Jika = 2 radian atau = radian, akan diperoleh elips tegak (gambar 11.2).
2
dengan persamaan :
𝒙 𝟐 𝒚 𝟐
(𝑨 ) + (𝑨 ) = 𝟏
𝟏 𝟐
1
1
1
2
1
3
1
4
63
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
1:1
1:2
1:3
2:3
64
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
2. Setelah itu pada kedua lingkaran, bagi ruas sesuai dengan perbandingan frekuensi
masing-masing gelombang yang disuperposisikan (f1 : f2 = ruas lingkaran kuadran
II : ruas lingkaran kuadran IV). Minimal ruas lingkaran f1 adalah 4 bagian.
65
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
3. Beri penomoran pada sisi luar lingkaran yang tegak lurus dengan garis pembagi
ruas lingkaran. Untuk lingkaran f1, awal penomoran dimulai dari sisi lingkaran yang
paling kanan dan arah penomorannya berlawanan arah jarum jam. Sedangkan
untuk lingkaran f2, awal penomoran dimulai dari sisi lingkaran yang paling atas dan
penomorannya searah dengan putaran jarum jam. Penomoran disesuaikan
dengan jumlah maksimal lingkaran dengan ruas terbanyak. Untuk lebih jelasnya,
lihat gambar di bawah.
66
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
67
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
STRUKTUR ORGANISASI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
Pembina Lab
Drs. Suprayogi, M.T.
Bendahara I Sekretaris I
Rachma Agustyorini Alya Zulfia Amaranggana
Bendahara II Sekretaris II
Putu Riyana Paramita Rizka Alifya Rahman
68
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
69
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
70
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
71