Anda di halaman 1dari 4

BUKTI AUDIT

Pengertian Bukti Audit


Mulyadi (2002 : 74) dalam Ricky Aditia (2012)  mendefinisikan bukti audit sebagai :
Segala informasi yang mendukung angka – angka atau informasi lain yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya.
Arens, Elder dan Beasley (2008 : 225) mendefinisikan bukti audit “sebagai setiap
informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit
telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan”.
Dalam akuntansi (2011) Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang
digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai
dengan criteria yang ditetapkan.

JENIS-JENIS BUKTI AUDIT


Bukti audit merupakan informasi yang dikumpulkan dan digunakan oleh auditor
untuk mendukung suatu laporan keuangan yang diperiksa, dan pada akhirnya digunakan
sebagai dasar untuk menyatakan pendapat ( Audit Opinion). Informasi ini sangat bervariasi
sesuai kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan
secara wajar.
Bukti audit terdiri dari 9 jenis, dan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Bukti Akuntansi
Bukti Akuntansi terdiri dari 2 jenis, antara lain:
 Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi merupakan sumber data sebagai dasar pembuatan laporan
keuangan, seperti jurnal, dan sebagainya. Oleh karena itu, catatan akuntansi
dipergunakan oleh auditor sebagai bukti untuk mendukung laporan keuangan yang
diperiksa.
 Bukti Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di dalam
melaksanakan audit. Sebab, dari kuat atau lemahnya pengendalian internal lah
seorang auditor mendapatkan indikator seberapa banyak bukti yang harus
dikumpulkan. Misalnya, apabila risiko pengendalian internal tinggi, itu artinya
risiko audit yang direncanakan harusnya rendah.
b. Bukti Pendukung / Bukti Informasi Penguat
Bukti Pendukung terdiri dari 6 jenis, antara lain:
1) Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter terbagi menjadi beberapa bagian:
a. Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim langsung kepada auditor
b. Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
c. Bukti yang dibuat dan disimpan klien
Bukti yang pertama memiliki kredibilitas lebih tinggi dari bukti kedua dan begitu
juga dengan bukti kedua terhadap bukti ketiga.
2) Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang diperoleh auditor secara langsung melalui
pemeriksaan fisik di dalam proses audit. Contohnya pemeriksaan fisik persediaan
secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti yang paling
akurat di dalam audit.
3) Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan
langsung, misalnya footing untuk penjumlahan vertikal, dan cross footing untuk
penjumlahan secara horizontal.
4) Bukti Rasio/Perbandingan
Bukti rasio merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui penggunaan rasio
seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, quick ratio, dan sebagainya.
5) Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis
Bukti surat pernyataan tertulis merupakan bukti yang diperoleh auditor
melalui sumber eksternal. Surat pernyataan tertulis ini misalnya surat teknisi, ahli
bangunan yang berhubungan dengan klien.
6) Bukti Lisan/Wawancara
Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh auditor secara langsung
kepada objek yang ingin dimintai bukti, misalnya wawancara dan sebagainya.

Standar audit menyatakan bahwa dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur
auditing yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam
melaksanakan penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang perlu
dipertimbangkan oleh auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk mendukung
laporan audit. Dokumentasi audit juga dapat dianggap sebagai kertas kerja, meskipun
semakin banyak dokumentasi audit yang diselenggarakan dalam file terkomputerisasi. Tujuan
dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam memberikan
kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit.

Dalam sektor publik, syarat sah bukti transaksi adalah:

1. Bukti transaksi dibuat oleh penyedia layanan/penjual

2. Pada bukti transaksi, diberi nama penerima, ditandatangani/diparaf dan dicap oleh
penerima transaksi atau pimpinan organisasi

3. Tertulis keterangan waktu terjadinya transaksi (tanggal, bulan, tahun)

4. Tertulis barang/jasa apa saja yang ditransaksikan

5. Tertulis jumlah uang yang ditransaksikan sesuai dengan pertukaran barang/jasa yang
dilakukan

6. Adanya materai pada jumlah transaksi tertentu, misalnya transaksi di atas


Rp.1.000.000, maka pada nota/kuitansi ditempel materai Rp.6.000
Arens, Alvin A dkk. 2014. Auditing & Jasa Assurance. Jakarta:Erlangga.

Bastian, Indra. 2014. Audit Sektor Publik Pemeriksaan Pertanggungjawaban


Pemerintahan Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Matofani, Dessy. 2016. Jenis Bukti Audit dan Prosedur Audit. Di ambil dari
https://www.academia.edu/30501332/JENIS_BUKTI_AUDIT_DAN_PROSEDUR_AUDI
T (19 Maret 2019)

Matofani, Dessy. 2016. Tujuan Bukti Prosedur dan Kertas Kerja Audit. Di ambil dari:
https://www.academia.edu/30506278/TUJUAN_BUKTI_PROSEDUR_DAN_KERTAS_K
ERJA_AUDIT (19 Maret 2019)

SPI ALAUDIN. 2016. Bukti Audit. Di ambil dari: http://spi.uin-


alauddin.ac.id/index.php/2016/09/27/bukti-audit/ (19 March 2019)

Anda mungkin juga menyukai