Contoh PANDUAN-PENDIDIKAN-KLINIS
Contoh PANDUAN-PENDIDIKAN-KLINIS
MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Diponegoro No. 50 Ponorogo Telp. (0352) 481273. Fax (0352) 486111
Email: rsum_ponorogo@yahoo.com
web.rsumpo.rsumuhammadiyahjatim.com
KATA PENGANTAR
Puji sykur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat curahan rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami berhasil menyelesaikan penyusunan
Panduan Pendidikan Klinis di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Panduan Pendidikan Klinis di Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Ponorogo.
Penyusun
Lampiran
PERATURAN DIREKTUR RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO
Nomor :
Tanggal :
Tentang :
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan klinis diarahkan pada pembentukan kemampuan khusus yang
dibutuhkan oleh peserta didik sesuai tugasnya dalam menjalankan praktik klinik / praktik
lapangan, profesi, dan penelitian di tempat praktik. Diklat rumah sakit digunakan untuk
mendukung perkembangan dan juga untuk menjaga sumber daya insani (SDI) serta mutu
tenaga yang bekerja di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo agar lebih dapat
mengupdate keahlian dalam pelayanan. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo
juga menjadi salah satu rumah sakit yang digunakan untuk belajar para peserta didik dari
institusi pendidikan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo untuk praktik klinik / lapangan, profesi, dan penelitian guna menambah
pengalaman dan dan juga mempraktekkan ilmu yang didapat oleh peserta didik selama
belajar di dalam institusi pendidikan. Sebelum pelaksanaan praktik klinik / lapangan,
profesi dan penelitian beserta peserta didik di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo perlu diadakan orientasi atau pembekalan untuk memperkenalkan keadaan
rumah sakit, tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta didik serta materi-materi khusus
terkait dengan pelayanan pasien untuk menjaga mutu dan keselamatan pasien Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.
Panduan pendidikan klinis ini ditujukan kepada institusi pendidikan yang
bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo dalam
penyelenggaraan program pendidikan klinis di Rumah Sakit Muhammadiyah Ponorogo.
Pelaksanaan pendidiksn klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan
pelayanan yang diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien. Dengan demikian untuk menunjang mutu serta pelayanan rumah
sakit dan juga untuk mengatur tata cara peserta pendidikan klinis maka sub bagian diklat
menyusun panduan pendidikan klinis agar lebih dapat mengatur serta dapat menjadi
acuan untuk Tim Koordinasi Pendidikan (Kordik) Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo dalam menyelenggarakan kegiatan orientasi / pembekalan kepada peserta
pendidikan klinis yang sedang melakukan praktek klinik / lapangan, profesi dan
penelitian di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.
2. Tujuan Panduan Pendidikan Klinis
a. Tujuan Umum
Buku panduan ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk memberikan petunjuk
dan penjelasan tentang pengelolaan, persiapan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi peserta pendidikan klinis di Rumah sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo
sehingga tujuan program pendidikan klinis di RSU Muhammadiyah Ponorogo.
b. Tujuan khusus
a. Terciptanya komunikasi yang efektif antara pendidik klinis RS (Clinical
Educator) denga institusi pendidikan
b. Berjalannya proses bimbingan dengan baik dan lancer
c. Terpenuhunya kompetensi peserta pendidikan klinis
d. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami dan mengenal lingkungan
rumah sakit
e. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami peraturan dan tata tertibdalam
melaksanakan praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian
f. Agar peseta pendidikan klinis mamapu memahami uraian tugasnya dan mampu
melaksanakan praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian sesuai denga
prosedur yang berlaku
g. Agar peserta pendidikan klinis mamapu memahami program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien (PMKP)
h. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami cara menjaga keselamatan
pasien dan mengetahui sasaran keselamatan pasien
i. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami, mencegah dan mengendalikan
HAIs di rumah sakit.
j. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami cara melakukan bantuan hidup
dasar dan dapat melakukan bantuan hidup dasar apabila dibutuhkan
k. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat (PKPO)
l. Agar peserta pendidikan klinis mampu memahami dan dapat melaksankan
seluruh SPO yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Ponorogo sesuai dengan
bidang pekerjaannya masing-masing.
BAB II
PENGERTIAN
Panduan pendidikan klinis adalah tata cara atau pengaturan yang diberikan dari pihak
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo untuk mengelola, mempersiapkan,
melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan praktik klinik / lapangan, profesi dan
penelitian peserta pendidikan klinis sehingga dapat dijadikan acuan saat menjalankan
kegiatan tersebut.
Didalam panduan pendidikan klinis terdapat hal-hal atau tata cara yang harus dilakukan
bagi peserta pendidikan klinis sebelum dan pada saat menjalani praktik klinik / lapangan,
profesi dan penelitian di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. Seluruh persiapan
sebelum peserta pendidikan klinis masuk dilingkungan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Ponorogo perlu dilakukan rapat koordinasi tim koordinasi pendidikan (tim kordik) untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh peserta pendidikn klinis dengan
melibatkan Clinical Educator (CE) yang akan membimbing peserta pendidikan klinis.
2. Pengetian Penelitian
Penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan oleh peserta
pendidikan klinis yang berasal dari institusi pendidikan yang bekerjasama dengan RSU
Muhammadiyah Ponorogo atau instansi lain yang disetujui oleh Direktur. Peserta
pendidikan klinis mendapatkan pengarahan serta tata cara bagaimana dalam mengambil
data di ruang lingkup RSU Muhammadiyah Ponorogo. Semua peserta pendidikan klinis
yang melakukan penelitian di RSU Muhammadiyah Ponorogo haruslah melakukan
pengisiian surat pernyataan menjaga kerahasiaan data.
3. Pengertian Supervisi
Supervisi yang dimaksud adalah supervisi yang dilakukan oleh Clinical Educator
(CE) atau dapat didelegasikan kepada kepala shift klinis untuk menjadi acuan pelayanan
rumah sakit agar pasien, staf, dan peserta didik terlindungi secara hukum. Ada 4
tingkatan supervise yaitu :
a. Supervise Tinggi : kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih,
sehingga keputusan dalam membuat rencana asuhan harus dilakukan oleh Clinical
Educator (CE)
b. Supervise Moderat Tinggi : kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih,
namun kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang
dibuat peserta didik harus disupervisi oleh Clinical Educator CE).
c. Supervise Moderat : kemempuan melakukan asesmen sudah sahih, tetapi kemampuan
membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat
persetujuan Clinical Educator (CE) sebelum dijalankan
d. Supervise Rendah : kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah
sahih sehingga dapat membuat rencana asuhan dan dilaporkan kepada Clinical
Educator (CE).
BAB III
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Panduan Pendidikan Klinis ini adalah seluruh peserta pendidikan klinis
yang sedang melakukan praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian. Peserta pendidikan
klinis berasal dari institusi pendidikan yang bekerja sama dengan RSU Muhmamadiyah
Ponorogo untuk praktik klinik / lapangan, dan profesi. Sedangkan untuk penelitian adalah
peserta pendidikan klinis dari institusi pendidikan yang bekerjasama dengan RSU
Muhammadiyah Ponorogo atau dari lembaga penelitian serta institusi pendidikan lain yang
disetujui oleh Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo.
Peserta pendidikan klinis tersebut antara lain :
1. Tenaga perawat
2. Tenaga bidan
3. Tenaga perekam medis
4. Tenaga teknis kefarmasian asisten apoteker)
5. Tenaga radiologi (radiografer)
6. Tenaga analis
7. Tenaga fisioterapi
8. Peserta didik yang melakukan penelitian atau dari lembaga penelitian
BAB IV
KEBIJAKAN
Setiap institusi pendidikan yang akan mengirimkan peserta pendidikan klinis untuk
praktik klinik / lapangan, profesi dan penelitian di RSU Muhammadiyah Ponorogo harus
mengirimkan proposal praktek/penelitian dan surat permohonan praktek klinik/lapangan,
profesi dan penelitian ke Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo maksimal satu bulan
sebelum praktik/penelitian berlangsung.
2.2. Penelitian
Peserta pendidikan klinis baik dari institusi pendidikan yang bekerjasama
dengan RSU Muhammadiyah Ponorogo ataupun tidak, maka harus mengirimkan
surat permohonan penelitian kepada Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo
dilampiri dengan proposal penelitian dan harus sudah lolos kaji etik (laik etik) dari
institusi pendidikan bagi penelitian yang berasal dari institusi pendidikan dan
rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakes Bangpol). Penelitian
yang sudah lolos kaji etik akan dilakukan review oleh koordinator bidang etik Tim
Kordik. Bagi penelitian yang belum kaji etik akan dilakukan kaji etik oleh
koordinator bidang etik Tim Kordik.
litian
Panggil Peneliti
Ya
Lakukan Revisi
Disetujui Surat
Persetujuan
Kaji Etik oleh
Koordinator Etik Tim
Kordik
Pembayaran Biaya
Adm
Tidak Diterima
Diterima/lolos kaji Surat
etik Pemberitahuan
Pengarahan dan
Serah terima ke unit
penjeasan tat tertib
terkait dan pelaksanaan
dan tata cara
penelitian
melakukan penelitian
Protokol Penelitian Klinik
Protokol disusun dengan rinci dari setiap tahapan penelitian. Protokol menjelaskan
tentang siapa atau apa, mengapa, bagaimana, kapan dan untuk siapa penelitian ini
akan dilaksanakan.
Protokol penelitian tersebut disusun dengan menggunakan format yang terdiri dari
elemen-elemen sebagai berikut :
a. Judul Penelitian
b. Identitas Pengusul Penelitian
c. Daftar Isi
d. Ringkasan Penelitian
e. Pendahuluan (yang terdiri dari : Latar Belakang, Masalah, Pertanyaan, Tujuan
dan Manfaat Penelitian).
f. Metode Penelitian (yang terdiri dari : kerangka teori/kerangka konsep,
hipotesa, definisi operasional variabel, desain penelitian, tempat dan waktu,
populasi dan sampel, instrument pengumpul data, bahan dan prosedur kerja
atau pengumpulan data, pengolahan dan analisa data)
g. Etika Penelitian
h. Daftar Kepustakaan
i. Lampiran
j. Susunan Tim Peneliti
k. Jadwal Penelitian
l. Rekapitulasi Biaya (Rincian Rencana Anggaran)
m. Biodata ketua pelaksana dan peneliti
n. Persetujuan atasan yang berwenang
o. Kesediaan anggota tim peneliti
2.3. Persetujuan
Persetujuan dalam hal ini adalah persetujuan yang diberikan oleh individu
yang menjadi subjek penelitian dan juga subjek peserta pendidikan klinis.
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten, ditinjau dari segi usia maka
seseorang dianggap kompeten apabila telah berusia 18 tahun atau lebih atau telah
menikah. Sedangkan anak-anak yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum
berusia 18 tahun dapat membuat persetujuan.
Disamping itu prinsip dasar etika yang satunya adalah menghargai otonomi
atau hak seseorang mengharuskan adanya persetujuan suatu tindakan baik itu
tindakan medic, maupun tindakan yang hanya mencari data dengan suatu kuesioner
atau memilih subjek yang akan digunakan dalam penelitian.
4. EVALUASI
Evaluasi dalam panduan ini yaitu evaluasi terhadap peserta pendidikan klinis
termasuk proses pembelajarannya dan evaluasi institusi pendidikan. Evaluasi terhadap
peserta pendidikan klinis dilakukan berdasarkan hasil supervisi dan disampaikan kepada
institusi pendidikan pada masa akhir praktek klinik/lapangan dan profesi. Sedangkan
evaluasi terhadap institusi pendidikan dilakukan setiap dua tahun sekali ketika akan
berakhir masa berlaku perjanjian terkait dengan pelaksanaan praktek klinik/lapangan,
profesi dan penelitian.
Selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap penerimaan, pelaksanaan dan penilaian
output dari program pendidikan klinis. Hasil evaluasi penerimaan, pelaksanaan dan
penilaian output dari program pendidikan klinis dilaporkan oleh Tim Kordik kepada
Direktur dan pimpinan institusi pendidikan serta ditembuskan ke sub bagian diklat RSU
Muhammadiyah Ponorogo.
Evaluasi terhadap kompetensi peserta pendidikan klinis dilakukan oleh Clinical
Educator (CE) menggunakan perangkat evaluasi pendidikan yang dibbuat oleh institusi
pendidikan. Beberapa alat evaluasi tersebut antara lain :
Bed site teaching
Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee (Mini-CEX)
Directly Observed Procedural Skill (DOPS)
Case Based Discusion (CBD)
Response (Student Oral Case Analysis)
Clinical Educator (CE) dapat memilih salah satu atau tergantung dengan perangkat
evaluasi yang telah dibuat oleh masing-masing institusi pendidikan dimana antara satu
institusi pendidikan dengan institusi pendidikan yang lain dapat berbeda dalam pemilihan
perangkat evaluasi tergantung dengan kebijakan masing-masing institusi pendidikan.
BAB VI
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : P O N O R O G O
Pada Tanggal :
Direktur
(................................) (..................................)
Saksi I Saksi II
(................................) (.................................)
Lampiran 2 :
SURAT PERNYATAAN MENJAGA KERAHASIAAN DATA
Peserta Pendidikan Klinis
Akan memegang teguh kerahasiaan data-data yang diperoleh selama menjalankan tugas
praktik klinik/lapangan, profesi dan penelitian di RSU Muhammadiyah Ponorogo. Tidak akan
memberitahukan / menyampaikan, membocorkan kepada siapapun, segala sesuatu yang telah
saya ketahui dan saya kerjakan dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, dengan cara
apapun baik langsung maupun tidak langsung serta :
1. Tidak diperkenankan meng-copy, memperbanyak dan membawa pulang data-data tanpa
seijin pimpinan Rumah sakit.
2. Dilarang mempublikasikan data atau hasil praktik klinik/lapangan, dan profesi, dalam
bentuk apapun tanpa persetujuan Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo.
3. Dilarang membawa dan merokok di lingkungan bebas asap rokok, membawa sentaja
tajam dan membawa obat-obatan terlarang berdasarkan undang-undang.
4. Berpenampilan rapi, berbusana yang sopan (islam), bersepatu. Serta bersikap sopan dan
ramah terhadap seluruh karyawan, pimpinan rumah sakit, pasien dan keluarganya.
5. Memmatuhi jam kerja sesuai peraturan yang berlaku di RSU Muhammadiyah Ponorogo.
6. Menjaga peraturan dalam penggunaan peralatan milik RSU Muhammadiyah Ponorogo
Pernyataan ini saya buat dan ditandatangani dengan sebenarnya, dalam keadaan sadar, tanpa
dipaksa oleh pihak lain, serta penuh rasa tanggung jawab.
Apabila saya lakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan pernyataan diatas, saya
bersedia dituntut dan diberi sanksi sesuai dengan undang-undang/hukum yang berlaku.
Ponorogo,.................................
Nama Terang
Lampiran 3 :
RSU MUHAMMADIYAH
PONOROGO
INTAN CAHYA
MAHASISWA KEPERAWATAN
adapun alur penelitian secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut :
Proposal Penelitian
Ada KajiLolos
Etik oleh
KajiKoordinator
Etik
Etik Tim Kordik
Ya
Panggil Peneliti
Disetujui Surat
Persetujuan
Lakukan Revisi