Akurasi Terperiksa
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Upi Avianto
Nia Dinata
Sutradara
Fatimah Rony
Lasja Fauzia Susatyo
Nia Dinata
Produser Eksekutif Produser:
Constantin Papadimitriou
Melissa Karim
Penulis
Vivian Idris
Aghi Narottama
Musik Bemby Gusti
Ramondo Gascaro
Ical F. Tanjung
Penyunting
Teoh Gay Hien
Negara Indonesia
Perempuan Punya Cerita merupakan kumpulan 4 film pendek yang dikemas dalam sebuah
film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film ini dibuat dengan mendekati subyek
mereka memakai perspektif perempuan.
Film ini terdiri dari empat segmen yang disutradarai oleh empat sutradara dan dua penulis
skenario yang berbeda. Segmen pertama dengan judul Cerita Pulau ditulis oleh Vivian Idris dan
disutradarai oleh Fatimah Rony. Segmen ke-dua berjudul Cerita Yogyakarta ditulis oleh Vivian
Idris dan disutradarai oleh Upi Avianto. Segmen ke-tiga berjudul Cerita Cibinong ditulis oleh
Melissa Karim dan disutradarai oleh Nia Dinata. Segmen ke-empat berjudul Cerita Jakarta ditulis
oleh Melissa Karim dan disutradarai oleh Lasja Fauzia Susatyo
Perempuan Punya Cerita dibintangi antara lain oleh Fauzi Baadila dan Kirana Larasati.
Tayangan perdananya pada pertengahan Januari 2008.
Daftar isi
1Plot
o 1.1Cerita Pulau
o 1.2Cerita Yogyakarta
o 1.3Cerita Cibinong
o 1.4Cerita Jakarta
2Pemeran
3Pranala luar
Sumantri (Rieke Diah Pitaloka) adalah satu-satunya bidan di sebuah pulau di Kepulauan Seribu).
Dirinya yang hanya sempat ke Jakarta sekali-sekali karena kesibukannya di pulau, divonis
kanker oleh dokter dan harus dirawat di Jakarta supaya sembuh. Dipulau ia merawat seorang
perempuan yang mengalami keterbelakangan mental bernama Wulan (Rachel Maryam). Kendati
Wulan seperti itu, ada sekelompok pria yang mengincar dirinya, tetapi selalu dilindungi oleh
Sumantri. Pada malam hari, Wulan bermain sendiri didekat rumah Sumantri. Kemudian ia
diculik dan diperkosa. Sumantri yang melihat Wulan terbaring segera melaporkan kasus ini ke
polisi setempat. Namun, Sumantri yang dulunya pernah mengaborsi seorang ibu (apabila bayi
ibu tersebut tidak diaborsi, maka nyawa ibu itu tidak akan selamat) dan tata krama di Pulau itu
menyatakan aborsi adalah dosa, tidak mendapatkan kepercayaan yang kuat. Rokhim, suami
Sumantri, telah menjual rumah mereka karena akan segera pindah ke Jakarta. Sumantripun
dengan berat hati membereskan barang-barang. Rokhim yang membawa barang-barang ke
pelabuhan, mendengar diskusi para pemerkosa Wulan, Rokhim naik pitam dan meghajar mereka
semua. Rokhim tidak menerima kenyataan bahwa pangkat ayah sang pemerkosa yang tinggi,
membuat semua lapisan pihak yang berwenang, menyarankan Rokhim untuk berdamai saja. Dan
akhirnya, terpaksalah begitu. Sumantri harus menerima kenyataan ini dan pergi meninggalkan
Wulan yang menangisi kepergiannya di dermaga.
Safina (Kirana Larasati) dan kelompoknya adalah pelajar SMA di Yogyakarta yang baru saja
mengetahui kehamilan seorang sahabat mereka akibat sahabat mereka digilir oleh pacar dan
teman-teman pacarnya. Upaya aborsi telah dilakukan, tetapi tak kunjung berhasil. Safina
berkenalan dengan seorang jurnalis Jakarta bernama Jay Anwar (Fauzi Baadila) yang sedang
meriset mengenai kehidupan seks bebas yang dilakukan para remaja dan menyamar sebagai
mahasiswa. Safina ditawari menjadi pemandu Jay selama di Yogyakarta, dan selama itu tumbuh
cinta dihati Safina. Safina dan Jay akhirnya melakukan hubungan seks. Kemudian Jaypun
kembali ke Jakarta dengan artikelnya yang sudah selesai. Sepeninggal Jay, Safina tidak pernah
mendapat balasan atas email yan ia kirimkan kepada Jay. Lalu, teman-temannya datang dan
memberikan koran yang memuat artikel Jay sebagai berita utama, lengkap dengan foto sekolah
mereka. Sekolah itupun menjadi incaran para media yang ingin meminta konfirmasi sekolah.
Sekolah menutup mulut. Di Jakarta, Jay dengan pacarnya menyaksikan berita televisi yang
diangkat dari artikelnya. Di berita itu, ada wawancara terhadap Safina yang menuntut
pertanggungjawaban Jay secara tidak langsung. Cerita ini diakhiri dengan Safina yang selesai
mengetes urin, tidak diketahui apakah dia hamil atau tidak.
Esi (Shanty) berjuang mempertahankan hidup demi anaknya Maesaroh (Ken Nala Amrytha)
dengan menjadi pembersih WC di sebuah klub malam dangdut murahan di pinggiran kota
bernama Merem Melek. Esi bersahabat dengan beberapa penyanyi dangdut itu. Mereka
mengingatkan Esi agar jangan meninggalkan Maesaroh dengan Narto, pacar Esi. Saat malam
hari, terjadi perkelahian di depan klub yang memancing polisi, sahabat Esi, Cicih (Sarah Sechan)
mengajak Esi untuk turut kabur, membuat Esi pulang lebih awal. Ketika sampai dirumah, Esi
melihat Narto melecehkan Maesaroh. Esi segera mengajak Maesaroh kabur ke jalanan.
Beruntung Cicih bersedia menampung mereka bersama suaminya, Bang Jaja. Cicih mengantar
Maesaroh ke sekolah, tetapi Cicih malah membuat Maesaroh bolos dan berbelanja bersama di
pasar. Kang Mansur, orang yang dikenal Cicih sebagai penyalur wanita desa untuk menjadi tenar
di kota, bertemu dengannya dan Maesaroh. Kang Mansur bertandang ke rumah Cicih dan berkata
bahwa lowongan yang tersedia, ada kepada Maesaroh untuknya bekerja di hotel bintang lima.
Semua teman-temannya menyarankan Esi untuk menyetujuinya demi masa depan Maesaroh.
Ternyata, Kang Mansur adalah anggota sindikat perdagangan perempuan yang menyalurkan
wanita kampung yang masih polos ke Jakarta dan nanti dijual untuk dijadikan sesuatu oleh
pembelinya. Cicih yang juga ingin cepat-cepat terkenal, membawa Maesaroh pada malam hari
saat Esi tengah bekerja. Mereka bertemu Kang Mansur dan berangkat ke Jakarta. Bang Jaja
menjemput Esi untuk kembali ke rumah dan mengetahui Cicih dan Maesaroh menghilang. Cicih
dan Maesaroh terpisah di Jakarta. Cicih mendengar pembicaraan mengenai itikad Mansur
sebenarnya. Cicihpun kabur. Esi yang masih bersedih atas hilangnya Maesaroh, bertemu Cicih
yang memberikan foto Maesaroh yang dinikahi seorang pria di luar negeri. Ada secercah harapan
bagi Esi untuk menemukan anaknya karena Cicih bersedia menjadi saksi kalau mereka melapor
ke polisi.