Anda di halaman 1dari 4

RESENSI

Nama Kelompok:

1. Jelita Fransiska
2. Lisa Ariska
3. Nabila Ramadhany
4. Zahrati Salma
5. Yanda Aujia

Judul Flim : KKN Di Desa Penari

Penulis : Lele Laila

Sutradara : Awi Suryadi

Produser : Manoj Punjabi

Musik : Ricky Lionardi

Produksi : MD Pictures

Durasi : 121 Menit

Tanggal Rilis : 30 April 2022

Negara : Indonesia

Bahasa : Indonesia dan Jawa


Sinopsis Flim:

KKN Di Desa Penari merupan flim horror Indonesia yang sudah tayang di bioskom
pada 30 April 2022. Flim ini diangat berdasarkan kisah nyata yang dialamienam
mahasiswa yang sedang melakukan KKN di sebuah desa terpecil.

Enam mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi melaksanakan KKN di sebuah desa
terpencil. Mereka ialah, Nur,Widya,Ayu,Bima,Anton, dan Wahyu. Setelah melalui
perjalanan panjang dan melelahkan, mereka tiba di desa yang dituju. Mereka disambut
kepala desa bernama Pak Prabu. Mereka juga diperingatkan untuk tidak melewati batas
gapura terlarang. Setelah mendapatkan tempat tinggal, keenam mahasiswa tersebut
mulai mengerjakan tugas mereka. Selama itu pula Nur dan teman-temannya mematuhi
larangan Pak Prabu untuk menjauhi tempat terlarang.

Hari-hari yang awalnya berjalan lancar berubah mencekam setelah Nur dan Widya
diganggu penari cantik. Gangguan mistis juga dirasakan anggota lain. Bima mulai
berubah sikap dan membuat program KKN mereka berantakan. Tampaknya penghuni
gaib desa tersebut tidak menyukai kehadiran mereka. Hingga suatu hari, Nur akhirnya
menemukan fakta bahwa salah satu dari mereka melanggar aturan yang paling fatal di
desa tersebut. Hal itu membuat sosok penari misterius marah. Lama-kelamaan, teror
makhluk itu semakin parah. Mereka lalu meminta bantuan Mbah Buyut (dukun
setempat). Namun, usaha mereka terlambat. Mereka terancam tidak bisa pulang
dengan selamat dari desa yang dikenal dengan sebutan desa penari itu.

Palaku:

1. Nur
2. Widya
3. Ayu
4. Bima
5. Anton
6. Whyu
7. Pak Prabu ( Kepala desa )
8. Mbah Buyut ( Dukun Serempat )
9. Bandarawuhi ( Penari )
10. Mbah Dok (Nenek yang jagain Nur)

Alur Carita:
Maju

Latar Waktu:
1. Isuk-isuk
2. Beurang
3. Peuting

Latar Tempat:

1. Imah
2. Leuweung

Kaojoyan Film:

Dua sudut pandang ini memberikan keunggulan sendiri karena memberikan penonton
detail yang apik pada setiap anggota KKN yang terlibat didalamnya.Kelebihan: 2
Sudut Pandang Anti Mainstream. Dilansir dari Cineverse, film KKN di Desa Penari
tetap setia mengikuti sumber aslinya yang viral yaitu dengan menggunakan sudut
pandang 2 orang yaitu Nur dan Widya.Film di scene desa dibuka dengan menampilkan
sosok misterius yang hanya ditampilkan oleh Nur. Kejanggalan-kejanggalan beruntun
dialami oleh 6 mahasiswa di desa tersebut. Contoh scene dua sudut pandang adalah
adegan Widya melihat Nur menari ditengah malam. Namun, di sudut pandang Nur
justru Widya lah yang menari.

Kelebihan: Sinematik yang detail dan sosok gaib unik

Sebagaimana SimpleMan menulis di Twitter, kisah ini mengangkat makhluk gaib yang
lekat dengan kehidupan masyarakat dan kental dengan ritual ala pedesaan Indonesia.
Justru ini menjadi kelebihan film ini yang berbeda dengan film horor Indonesia yang
biasanya menunjukkan makhluk halus yang seram dan adegan sadis thriller
berdarah.KKN di Desa Penari justru tak memerlukan hal itu untuk menyentuh bulu
kuduk penonton. Transisi kamera dengan apik menyajikan perubahan mulus pagi ke
malam dan penari KKN di Desa Penari. Suasana seram menjadi tersusun rapi tidak
dipaksakan menyeramkan untuk menakuti penonton. Jumpscares yang datang sudah
membuat bulu kuduk berdiri.

Kahengkeran Film:

Kekurangan: Ending yang kurang memuaskan

Namun, karena KKN di Desa Penari seakan sangat mengikuti sumber aslinya, transisi
alur scene seakan meloncat dari satu adegan ke adegan lainnya.Seperti saat penulis
naskah mengubah mbah tetua desa yang dengan begitu aneh dan tidak masuk akal,
tiba-tiba menjadi seekor anjing yang memandu Widya kembali setelah hilang
semalaman.Pada akhir cerita, film ini mungkin ingin mencoba memasukan unsur yang
berbeda dari materi SimpleMan.

Kekurangan: Riasan warga gaib

Riasan para sentral tergolong rapi dan tidak berlebihan seperti mbah Dok dan
Badarawuhi namun, ini tidak berlaku dengan para hantu penunggu yang sedang
berpestan di akhir cerita.

Amanat:

Pesan moral yang dapat dipetik pada film ini yaitu, jika tidak percaya degan hal mistis
hormati adat istiadat setempat, serta menerapkan budaya silaturahmi, pada film ini
digambarkan sangat minimnya silaturahmi mahasiswa dengan masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai