Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENELITIAN OPERASIONAL TAMBANG

“Pemograman Linier”

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Peneltian Operasional Tambang

Oleh: Kelompok 1

Adi Nuardi 17137029


Ari Ardila 17137001
Ekky Maulana Ramadhan Hutapea 17137081
Juni Pratama 17137039
Muhammad Rizky 17137061
Nabilla Kansha 17137065
Naufal Deya Al Mafaza Mufti 17137067
Tryudha Vansla 17137071

Yudith Ananda Pradipta 17137027

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul....................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian............................................................................................2
Bab II. Pembahasan
A. Definisi Pemograman Liniar...........................................................................3
B. Sejarah Singkat Pemograman Liniar...............................................................3
C. Sifat Dasar Pemograman Liniar......................................................................4
D. Metode Pemograman Liniar............................................................................5
1. Metode Pemograman Linear Bentuk Baku.............................................. 6
2. Metode Pemograman Linear Bentuk Matriks........................................... 11
3. Metode Pemograman Linear Bentuk Grafik............................................ 17
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan.....................................................................................................20
B. Saran...............................................................................................................20
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah perusahaan atau organisasi perlu merencanakan strategi yang

dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu berupa keuntungan

maksimal atau biaya minimal. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki

keterbatasan atas sumber dayanya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku,

mesin dan peralatan, ruang, tenaga, kerja, maupun metode. Dengan

keterbatasan ini, setiap perusahaan melakukan beberapa cara untuk melakukan

optimasi dengan hasil yang dicapai, salah satunya dengan pemograman linear

(Linear Programming).

Pemrograman linear (linear proramming) adalah teknik pengambilan

keputusan untuk memecahkan masalah mengalokasikan sumber daya yang

terbatas diantara berbagai kepentingan seoptimal mungkin. Pemrograman

linear merupakan salah satu metode dalam riset operasi yang memungkinkan

para manajer mengambil keputusan dengan menggunakan pendekatan analisis

kuantitatif. Teknik ini telah diterapkan secara luas pada berbagai persoalan

dalam perusahaan, untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

penugasan karyawan, penggunaan mesin, distribusi, dan pengangkutan,

penentuan kapasitas produk, ataupun dalam penentuan portofolio investasi.

Linear Programming (LP) adalah suatu metode programasi yang

variabelnya disusun dengan persamaan linier. Oleh berbagai analist, maka LP

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “programasi linier”,

“pemrograman garis lurus”, “programasi garis lurus” atau lainnya. Sebagai alat
kuantitatif untuk melakuakn pemrograman, maka metode LP juga ada

kelebihan dan kelemahannya. Oleh karena itu, pembaca atau peneliti harus

mampu mengidentifikasi kapan alat ini dipergunakan dan kapan tidak

dipergunakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pemograman linear?

2. Bagaimana sejarah pemograman linear?

3. Bagaimana sifat dasar pada pemograman linear?

4. Bagaimana metode bakupada pemograman linear?

5. Bagaimana metode matriks pada pemograman linear?

6. Bagaimana metode grafik pada pemograman linear?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Pemograman linear

2. Mengetahui sejarah Pemograman linear

3. Mengetahui sifat dasarPemograman linear

4. Mengetahui cara penyelesaian Pemograman linear dengan metodebaku

5. Mengetahui cara penyelesaian Pemograman linear dengan metode matriks

6. Mengetahui cara penyelesaian Pemograman linear dengan metode grafik


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEMROGRAMAN LINEAR

Setiap perusahaan atau organisasi memiliki keterbatasan atas sumber

dayanya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan,

ruang tenaga kerja, jam kerja, maupun modal. Dengan keterbatasan ini,

perusahaan perlu merencanakan strategi yang dapat mengoptimalkan hasil

yang ingin dicapai, baik itu berupa keuntungan maksimal atau biaya minimal.

Berbagai cara lain telah ditemukan untuk tujuan itu, salah satu diantaranya

pemrograman linear (Eddy, 2008).

Pemrograman linear merupakan metode matematik dalam

mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan

seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

biaya.Pemrograman Linear banyak diterapkan dalam masalah ekonomi,

industri, militer, sosial dan lain-lain.Pemrograman Linear berkaitan dengan

penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu metode matematik

yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linear dengan beberapa kendala linear

(Siringoringo, 2005).

B. SEJARAH SINGKAT PEMROGRAMAN LINEAR

Pemrograman linear sebetulnya sudah lahir pada tahun 1939 oleh ide

seorang ahli matematika Rusia bernama L. V. Kantorovich dengan metode

yang terbatas. Akan tetapi, di Rusia ide ini tidak berkembang. Kemudian pada

tahun 1947 seorang ahli matematika dariAmerika Serikat yaitu George B.


Dantzig mengembangkan dan menemukan caramemecahkan pemrograman

linear tersebut dengan “metode simpleks” (Supranto,1983).

C. SIFAT DASAR PEMROGRAMAN LINEAR

Sifat-sifat dasar atau karakteristik pemrograman linear adalah sebagai

berikut:

1. Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan

beberapa cara. Secara statistik, cara ini dapat diperiksa kelinearan

menggunakan grafik (diagram pencar).

2. Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi

tujuan atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional

terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah

sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi.

Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan

diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber

daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat

proporsionalitas tidak dipenuhi.

3. Sifat aditivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang di

antara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian

silang pada metode. Sifat aditivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan

maupun pembatas (kendala). Sifat aditivitas dipenuhi jika fungsi tujuan

merupakan penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel

keputusan.
4. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang

level fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer

dimungkinkan.

5. Sifat Kepastian menunjukkan bahwa semua parameter metode berupa

konstan. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas

merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang

tertentu.

Kelima asumsi (sifat) ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat

dipenuhi.Untuk meyakinkan dipenuhinya kelima asumsi ini (Siringoringo,

2005).

D. METODE PEMROGRAMAN LINEAR

Metode matematis perumusan masalah umum pengalokasian

sumberdaya untuk berbagai kegiatan, disebut sebagai metode pemrograman

linear.Metode pemrogram linear ini merupakan bentuk dan susunan dalam

menyajikan masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik

pemrogram linear.

Masalah pemrograman linear secara umum dapat ditulis dalam bentuk

umum sebagai berikut:

…………………..(2. 1)

dengan kendala,

…………………………..(2.2)
xj≥ 0, j = 1, 2, 3, …., n ……………………………………………….. (2.3)

keterangan:

z = fungsi tujuan

xj= jenis kegiatan (variabel keputusan )

aij= kebutuhan sumberdaya i untuk menghasilkan setiap unit kegiatan j

bi= jumlah sumberdaya i yang tersedia

cj= kenaikan nilai Z jika ada pertambahan satu unit kegiatan j

a, b, dan c, disebut juga sebagai parameter metode

m = jumlah sumberdaya yang tersedia

n = jumlah kegiatan.

Persamaan (2. 1) dan (2. 2) bisa dikatakan sebagai metode standar dari

masalah pemrograman linear.Sebuah formulasi matematika yang sesuai

dengan metode ini adalah masalah program linier batas normal (Hiller, 1990).

Umumnya terminologi untuk metode program linier sekarang dapat

diringkas.Fungsi objektif, c1x1 + c2x2 + … + cnxn, dengan kendala sebagai

pembatas. Batasan m ( dengan fungsi semua variabel a11x1 + a12x2 + … + a1nxn)

kadang-kadang disebut fungsi pembatas. Sama halnya dengan kendala xj ≥ 0

disebut pembatas non negatif.

1. Metode Pemrograman Linear Bentuk Baku/Standar

Beberapa aturan bentuk pemograman linear baku/standar:

a. Semua batasan/kendala adalah persamaan (dengan sisi kanan yang non-

negatif).
b. Semua variabel keputusan adalah non-negatif.

c. Fungsi tujuan dapat berupa maksimasi atau minimasi(Aminudin, 2005)

Langkah-Langkah Perumusan Metode Pemrograman Linear

a. Menentukan Variabel-Variabel Keputusan

b. Merumuskan Fungsi Tujuan

c. Merumuskan Batasan-Batasan

Contoh :

Hi-Tech. Inc., sebuah perusahaan kecil manufaktur, memproduksi

dua buah switch microwave, yaitu switch A dan switch B. Laba penjualan

satu unit switch A adalah 20 $, sedangkan untuk switch B adalah 30 $.

Berdasarkan suatu perjanjian, Hi-Tech harus memproduksi paling sedikit

25 unit switch A setiap minggu, dan berdasarkan permintaan, HiTech

dapat menjual semua produknya. Perusahaan menginginkan untuk

memaksimumkan laba penjualan setiap minggu dengan berbagai

keterbatasan yang dimiliki perusahaan, yaitu :

waktu perakitan : tersedia 240 jam setiap minggunya

waktu pengujian : tersedia 140 jam setiap minggunya.

Satu unit switch A membutuhkan 4 jam perakitan dan 1 jam pengujian,

sedangkan satu unit switch B membutuhkan 3 jam perakitan dan 2 jam

pengujian.

Penyelesaian:
1. Menentukan variabel-variabel keputusan

Menentukan jumlah switch A dan switch B yang harus diproduksi

sedemikian sehingga laba setiap minggunya paling besar atau

maksimum. Variabel-variabel keputusannya adalah :

x1:Jumlah switch A yang diproduksi setiap Minggu

x2: Jumlah switch B yang diproduksisetiap Minggu.

Adalah sesuatu yang mustahil perusahaan memproduksi sejumlah

bilangan negatif switchA dan switch B. Jadi haruslah x1 ≥0,x2≥0.

2. Merumuskan fungsi tujuan

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba penjualan switch A dan

switch B setiap minggu. Karena laba penjualan satu unit switch A

adalah 20 $ dan untuk switch B adalah 30 $, maka laba penjualan x1

buah switch A dan x2 buah switch B setiap minggu adalah z =20x1

+30x2,sehingga fungsi tujuannya dapat dituliskan sebagai

Memaksimumkan z =20x1 +30x2 .

3. Merumuskan batasan-batasan

a. Waktu perakitan yang dibutuhkan untuk memproduksi x1 buah

switch A dan x2 buah switch B setiap minggu adalah 4x1 +3x2 karena

satu unit switch A membutuhkan 4 jam perakitan dan satu unit

switch B membutuhkan 3 jam perakitan. Selanjutnya, karena waktu

perakitan yang tersedia setiap minggunya adalah 240 jam, maka

diperoleh bahwa
4x1 +3x2 ≤240 .

b. Waktu pengujian yang dibutuhkan untuk memproduksi x1 buah

switch A dan x2 buah switch B setiap minggu adalah x1 + 2x2 karena

satu unit switch A membutuhkan 1 jam pengujian dan satu unit

switch B membutuhkan 2 jam pengujian. Selanjutnya, karena waktu

pengujian yang tersedia setiap minggunya adalah 140 jam, maka

diperoleh bahwa

x1+ 2x2 ≤140.

c. Hi-Tech harus memproduksi paling sedikit 25 unit switch A setiap

minggu. Ini berarti x1 ≥25.

Akhirnya kita dapatkan metode pemrograman linier untuk masalah

seperti pada contoh, yaitu Memaksimumkan z + 20x1 +30x2dengan

batasan-batasan 4x1 +3x2 = 240 x1 + 2x2 =140 x1 + 25 x1 + 0,x2 + 0.

Pada bentuk ini semua tanda “=” atau “+” pada batasan-batasan

“diubah” menjadi tanda “=” dengan cara tertentu. Sebagai contoh lihat

masalah pemrograman linier sebelumya, yaituMemaksimumkan z +

20x1 +30x2

dengan batasan-batasan4x1 +3x2 ≤240

x1+ 2x2 ≤140

x1≥25

x1≥0,x2 ≥0.
Akan kita “masukkan” variabel-variabel yang tidak negatif pada

batasan-batasan untuk “mengubah” tanda “≤” atau “≥” menjadi tanda

“=”. Perhatikan batasan pertama yang menggunakan tanda “≤”. Agar

tandanya berubah menjadi “=” maka ruas kiri harus kita tambahkan

dengan variabel lain yang tidak negatif, misalkan x3. Akibatnya, batasan

pertama menjadi

4x1 +3x2 + x3 =240 .

Batasan kedua juga mempunyai tanda “≤” sehingga kita perlu

menambahkan variabel lain yang non negatif, misalkan x4. Jadi batasan

kedua menjadi

x1+ 2x2 + x4 =140.

Variabel x3 dan x4 dinamakan variabel slack yang merupakan

kekurangan dari ruas kiri untuk menyamakan dengan ruas kanan pada

batasan pertama dan kedua. Selanjutnya, lihat batasan ketiga yang

menggunakan tanda “+”. Agar tandanya berubah menjadi “=” maka

ruas kiri perlu kita kurangi dengan variabel lain yang tidak negatif,

misalkan x5. Akibatnya, kita peroleh

x1-x5 =25.

Variabel x5 disebut sebagai variabel surplus yang merupakan

kelebihan dari ruas kiri untuk menyamakan dengan ruas kanan pada

batasan ketiga. Akhirnya, diperoleh bentuk standar dari masalah


pemrograman linier kita, yaituMemaksimumkan z =20x1 +30x2dengan

batasan-batasan:

4x1 +3x2 + x3 =240

x1+ 2x2 + x4 =140

x1-x5 =25

x1,x2,x3,x4,x5 ≥0.

2. Metode Pemrograman Linear bentuk Matriks

Kita sudah memperoleh bentuk standar dari masalah pemrograman

linier kita,yaitu memaksimumkan z + 20x1 +30x2dengan batasan-batasan

4x1 +3x2 + x3 =240

x1+ 2x2 + x4 =140

x1-x5 =25

x1,x2,x3,x4,x5 ≥0.

Bentuk matriks dari masalah pemrograman linier kita didasarkan pada

bentuk standarnya, yaitu memaksimumkan z=cxdengan batasan


Penyelesaian Metode Pemrograman Linear dengan Menggunakan

MetodeSimpleksContoh :Dengan menggunakan metode simpleks, carilah

solusi optimal dari masalah pemrograman linier berikut :

Memaksimumkan z =x1 + 2x2

dengan batasan-batasan

x1+ x2 ≤4

x1+3x2 ≤6

x1,x2≥0.

Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah Pemrograman Linier dengan

Menggunakan Metode Simpleks :

1. Mengubah masalah menjadi bentuk standar. Bentuk standar masalah

pada contoh adalah

Memaksimumkan z =x1 + 2x2

dengan batasan-batasan

x1+ x2 + x3 =4

x1+3x2 + x4 =6

x1,x2,x3,x4≥0.

2. Membuat bentuk matriks dari masalah. Bentuk matriks masalah :

Memaksimumkan z=cx

dengan batasan-batasanAx=b

x≥0.
i. Akan mengisi baris ke-1 pada tabel I

Batasan x1 + x2 + x3 =4 dapat dituliskan sebagai

Barisan angka pada ruas kiri, yaitu 0,1,1,1,0 dan angka 4 pada ruas

kanan di persamaan (2) akan mengisi baris ke-2 pada tabel I.

Batasan x1 +3x2 + x4 =6 dapat dituliskan sebagai

Barisan angka pada ruas kiri, yaitu 0 ,1,3,0,1 dan angka 6 pada ruas
kanan di persamaan (3) akan mengisi baris ke-3 pada tabel I.
Kemudian perhatikan matriks
Kita akan menentukan variabel dasar pada tabel I dengan cara :
pertama, pilih kolomkolom pada pada matriks A yang membentuk
matiks identitas, yaitu kolom ke-3 dan ke-4. Akibatnya, yang menjadi
variabel dasar pada tabel I adalah x3 dan x4, yang akan

diletakkan pada samping kiri tabel 1. Jadi kita dapatkan tabel 1 :


Tabel 1.

4. Perhatikan baris ke-1 pada tabel I. Jika semua angka pada baris ke-1
adalah positif maka proses pencarian solusi optimal selesai. Jika ada
angka-angka pada baris ke-1 yang bernilai negatif maka proses
pencarian solusi optimal belum selesai. Selanjutnya lakukan langkah
berikutnya.

5. Diantara angka-angka negatif pada baris ke-1 tersebut pilih yang paling
negatif. Kita dapatkan angka -2 sebagai angka yang paling negatif dan
angka ini terletak pada kolom x2 . Variabel x2 kita sebut sebagai variabel
masuk yang akan menggantikan salah satu variabel dasar pada tabel I
atau yang akan menjadi variabel dasar pada tabel berikutnya.

6. Perhatikan kolom variabel masuk, dalam kasus contoh ini adalah kolom
x2. Jika angkaangka pada kolom variabel masuk selain pada baris
pertama bernilai negatif semua, maka prose pencarian solusi
optimal dihentikan, karena hal itu berarti fungsi tujuan tidak
terbatas atau tidak memiliki nilai maksimum. Jika terdapat angka-
angka yang positif pada kolom variabel masuk selain pada baris
pertama maka kita akan pilih salah satu di antara mereka untuk
dijadikan sebagai elemen pivot. Sekarang perhatikan tabel I. Lihat
kolom x2 ( sebagai variabel masuk) selain pada baris pertama. Kita
dapatkan 1 dan 3 sebagai angka yang positif. Kemudian lihat bahwa
angka 4 pada kolom R.K. (Ruas Kanan ) mempunyai baris yang sama
dengan angka 1, dan jika kita bandingkan diperoleh 4/1=4. Kemudian
angka 6 pada kolom R.K. mempunyai baris yang sama dengan angka 3,
dan jika kita bandingkan diperoleh 6/3=2. Selanjutnya kita pilih angka
yang minimum diantara 2 dan 4, yaitu 2. Angka 2 ini berkaitan dengan
angka 3 pada kolom x2 ( sebagai variabel masuk). Angka 3 ini kita
jadikan sebagai elemen pivot. Angka 3 ini terletak pada baris x4 .
Variabel x4 kita sebut sebagai variabel keluar atau variabel yang akan
digantikan oleh variabel masuk sebagai variabel dasar pada tabel
berikutnya. Jadi x4 akan digantikan x2. Jadi pada tabel berikutnya yang
menjadi variabel dasar adalah x3 dan x2.

7. Di tabel berikutnya, pada kolom x2 ( sebagai variabel masuk), elemen


pivot yaitu 3 dijadikan 1 dan -2 serta 1 dijadikan 0. Agar 3 (terletak
pada baris ke-3 (b3) sebagai baris patokan) menjadi 1 maka 3 harus
dikalikan dengan 1/3. Jadi operasi baris elementer yang berlaku
pada baris ke-3 yang memuat 3 sebagai elemen pivot adalah 1/3 b3.
Selanjutnya, agar -2 (terletak pada baris ke-1 (b1)) menjadi 0, maka -2
harus ditambahkan dengan 2/3 dari 3 (yang merupakan elemen pivot).
Jadi operasi baris elementer yang berlaku pada baris ke-1 yang
memuat -2 adalah b1+2/3 b3. Kemudian, agar 1 (terletak pada baris
ke-2 (b2)) menjadi 0, maka 1 harus ditambahkan dengan -1/3 dari 3
(yang merupakan elemen pivot). Jadi operasi baris elementer yang
berlaku pada baris ke-2 yang memuat 1 adalah b2+(-1/3) b3.
Dengan menggunakan operasi baris elementer pada masing-masing
baris kita peroleh tabel 2, yaitu:
Tabel 2.

8. Lihat baris pertama pada tabel II, masih terdapat angka negatif yaitu -1 /

3 yang terletak pada kolom x1. Dengan cara yang sama dengan langkah

sebelumnya, kita peroleh x1 sebagai variabel masuk dan x3 sebagai

variabel keluar. Yang menjadi elemen pivot adalah 2/3 yang terletak

pada kolom x1 dan baris x3. Operasi baris elementer pada baris ke-2

sebagai baris patokan adalah 3/2b2. Operasi baris elementer pada baris

ke-1 adalah b1+1/2 b2. Operasi baris elementer pada baris ke-3 adalah

b3+(-1 /2)b 2.

Dengan menggunakan operasi baris elementer tersebut, kita dapatkan

table 3, yaitu

Tabel 3.
Lihat Tabel III, pada baris pertama tidak terdapat angka yang negatif.

Ini berarti proses pencarian solusi optimal selesai. Perhatikan lagi baris

pertama, kolom-kolom variabel dasar bernilai nol, sedangkan pada

kolom lainnya bernilai positif. Ini berarti solusi optimalnya adalah

tunggal atau hanya satu, yaitu z =5,x1=3,x2 =1,x3 =0,x4 =0 . Namun,

seandainya pada baris pertama, selain pada kolom variabel dasar,

terdapat kolom yang bernilai nol, maka masalah tersebut memiliki

solusi yang banyak.

3. Metode Pemrograman Linear Bentuk Grafik

Contoh Soal :

Seorang pedagang sepeda ingin membeli 25 sepeda untuk persediaan. Ia

ingin membeli sepeda gunung dengan harga Rp 1.500.000,00 per buah dan

sepeda balap dengan harga Rp2.000.000,00 per buah. Ia berencana tidak

akan mengeluarkan uang lebih dari Rp42.000.000,00. Jika keuntungan

sebuah sepeda gunung Rp 500.000,00 dan sebuah sepeda balap Rp

600.000,00, maka keuntungan maksimum yang diterima pedagang adalah

Pembahasan

Tanpa membuat tabel, kita dapat memetodekan kendala-kendala dari

permasalahan tersebut sebagai berikut.


Dengan fungsi objektifnya adalah f(x, y) = 500.000x + 600.000y. Sehingga

apabila digambarkan, daerah selesaiannya akan nampak seperti berikut.

Gambar 1.

Selanjutnya kita tentukan titik potong grafik persamaan

1.500.000x + 2.000.000y = 42.000.000

danx + y = 25.

Sehingga,

Diperoleh,

Selanjutnya kita lakukan uji titik pojok ke dalam fungsi objektifnya.


Jadi, keuntungan maksimum yang diterima pedagang adalah Rp

13.400.000,00.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai

pemograman linear adalah :

1. Pemrograman linear adalah teknik pengambilan keputusan untuk

memecahkan masalah mengalokasikan sumber daya yang terbatas diantara

berbagai kepentingan seoptimal mungkin.

2. Metode matematis perumusan masalah pada pemograman linear dapat

dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode baku, metode matriks dan

metode grafik.

3. Sifat dasar pada pemograman linear dalam dunia nyata tidak selalu dapat

dipenuhi. Maka perlu untuk meyakinkan dipenuhinya kelima asumsi ini

dengan pengaplikasian metode yang ada. Sifat dasar pemograman linear

tersebut adalah sifat linearitas, sifat proporsional, sifat aditifitas, sifat

divisibilitas dan sifat kepastian

B. Saran

Sebaiknya dalam penyelesaian suatu masalah menggunakan pemograman

linear, perlu dipastikan bahwa data yang dimasukkan adalah benar sebab

kesalahan angka diawal akan menyebabkan kesalahan pada perhitungan

selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kristiani, Frida. (2010). Optimisasi pendanaan proyek dengan teknik


Pemrograman linier. Tesis, 1-25.

Anda mungkin juga menyukai