Anda di halaman 1dari 8

1.

Apa yang dimaksut populasi target dan populasi terjangkau


Jawaban
Wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono 11).
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target dapat
dijangkau
oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

2. Apasaja tekhnik pengambilan sample


Jawaban

1. Probability Sampling (Sugiyono, 2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling


adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Simple Random Sampling Menurut (Sugiyono, 2001: 57) dinyatakan simple
(sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling (Margono, 2004: 126) menyatakan
bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang
mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling (Sugiyono, 2001: 59) menyatakan
bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya
berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluste Sampling (Area Sampling) Teknik ini disebut juga cluster random
sampling. Menurut (Margono, 2004: 127), teknik ini digunakan bilamana populasi
tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok
individu ataucluster
2. Non Probability
Menurut (Sugiyono, 2001: 60) nonprobability sampling adalah teknik yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Sampling Sistematis
(Sugiyono, 2001: 60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urutb.
b. Sampling Kuota Menurut
(Sugiyono, 2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2001: 60).
d. Sampling Purposive
(Sugiyono, 2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut (Margono, 2004: 128),
pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnyae.
e. Sampling Jenuh
Menurut (Sugiyono, 2001: 61), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel (Sugiyono, 2001: 61).

3. Jelaskan pebagian/ klasifikasi desain penelitian


Jawaban
1. Ragam Desain Penelitian Menurut Tujuannya

Ditinjau dari tujuan penelitian, desain penelitian biasa dibedakan dalam tiga macam
riset, yaitu riset eksploratif, deskriptif dan inferensial. Tetapi dalam
perkembangannya kemudian muncul dua macam riset yang lain yaitu riset evaluatif
dan verivikatif.

a. Riset Eksploratif
Sesuai dengan arti katanya, merupakan suatu kegiatan pemelitian yang bertujuan
untuk menggali informasi atau data sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala atau obyek yang diteliti.

Data yang dikumpulkan atau diperlukan dalam penelitian ini umumnya bersifat
longitudinal. Tetapi tidak jarang penelitian eksploratif juga sebagai riset sekali
tembak atau cross section.

Sesuai dengan tujuannya, riset eksploratif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Lebih banyak menggunakan data sekunder, dibanding data primer. Bahkan seringkali
terkesan sebagai studi pustaka.
2. Karena lebih banyak menggunakan data sekunder seringkali keterandalannya
diragukan.
3. Draft laporan penelitian perlu dipublikasikan terlebih dahulu untuk memperoleah
kritik baik interrnal maupun eksternal.
b. Riset Deskriptif
Riset deskriptif merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjelaskan,
merinci atau membuat deskripsi terhadap suatu gejala atau obyek yang diteliti dengan
menggunakan data yang diperoleh dengan seklali tembak atau cross sectional.

Dalam arti sempit, deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang hanya
menunjukkan gambaran, uraian, atau rincian tentang gejala yang diteliti. Tetapi dalam
arti luas lebih jauh menceritakan hubungan atau keterlibatan antar gejala, serta
seberapa jauh terdapat kesepakatan atas hasil yang disampaikan. Dengan demikian,
dapat dirumuskan tentang kecenderungan-kecenderungan, atau implikasi kegiatan
yang perlu dilakukan.

c. Riset Inferensial
Jika riset deskriptif hanya berusaha membuat rincian atau deskripsi untuk
menjelaskan suatu gejala yang diteliti, riset inferensial lebih bersifat untuk
pengambilan keputusan atau menguji hipotesis terutama yang dilakukan melaui riset
eksperimental.

d. Riset Komparatif, Riset Korelasional, Dan Riset Kausal


Riset komparatif adalah penelitian yang bertujuan untuk membandingkan
gejala atau keadaan yang dapat ditemui pada objek penelitian yang berbeda, untuk
kemudian dilakukan analisis tentang seberapa jauh terdapat perbedaan yang
signifikan antara gejala atau variabel penelitian yang diteliti.

Riset korelasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merinci dan


menjelaskan seberapa jauh timbal balik antar variabel yang diteliti, sedangkan riset
kausal dilakukan bertujuan untuk menjelaskan gejala sebab akibat yang bersifat
searah.

Meskipun bertujuan membandingkan, melihat hubungan timbal balik maupun


mengkaji terjadinya sebab akibat, ketiga penelitian tersebut dapat didesain sekadar
sebagai penelitian deskriptif ataupun penelitian inferensial.
e. Riset Evaluatif
Merupakan riset yang dilakukan untuk melakukan evaluasi terhadap suatu
kegiatan yang belum, sedang maupun telah dilaksanakan. Dalam pelaksanaanya riset
evaluatif dapat bersifat deskriptif maupun inferensial. Meskipun demikian sebaiknya
didesain sebagai riset inferensial yang dilengkapi hipotesis.

f. Riset Verifikatif
Adalah suatu kegiatan penelitian ulangan yang ditujukan untuk mengkaji
ulang atau mengkaji kembali hasil penelitian serupa yang pernah dilakukan pada
lokasi yang sama atau pada lokasi yang berbeda. Karena itu, kaji ulang yang
dimaksud di sini dapat berdimensi waktu dan atau berdimensi ruang.

Dalam banyak kasus, kegiatan pengulangan terhadap penelitian yang pernah


dilakukan dianggap sebagai penjiplakan atau plagiat, untuk itu pada penelitian ini
diperlukan kejujuran peneliti tewntang upaya peneloitian yang akan dilakukan.

2. Ragam Desain Penelitian Menurut Data Yang Akan Dikumpulkan


Desain penelitian dapat  dibedakan dalam : riset sekali tembak (one Shoot), riset
longitudinal (time series), dan cross sectional research yang merupakan gabungan
dari keduanya.

a. Riset Longitudinal
Biasanya diterapkan pada riset historis yaitu suatu kegiatan penelitian melalui
pengamatan atau pengumpulan data selama rentang waktu tertentu terhadap obyek
yang sama dengan tujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi atau yang
ditunjukkan oleh obyek penelitian dari waktu ke waktu.

Biasanya dilakukan terhadap studi tentang perubahan perilaku, karena akan


diperoleh gambarab yang jelas tentang karakteristik perilaku individu ataui kelompok
masyarakat serta faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya
perubahan-perubahan tersebut.

b. Riset Sekali Tembak (One Shoot)


Merupakan penelitian yang memanfaatkan data yang dikumpulkan pada
waktu tertentu saja, dengan tujuan untuk mengetahui atau menjelaskan keadaan suatu
obyek yang terjadi pada saat dilakukan penelitian.

c. cross sectional research 


Riset Cross Section sebenarnya sama dengan penelitian sekali tembak, bedanya
adalah pengumpulan datanya dilakukan beberapa tahap terhadap obyek atau sub
populasi yang berbeda.

3. Ragam Penelitian Menurut Sifat Datanya


Bersasarkan sifatnya dibedakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Secara sederhana dibedakan menurut jenis data dan analisis data yang akan
dilakukan, yaitu :

 Penelitian kuantitatif memusatkan pada pengumpulan data kuantitatif yang berupa


angka- angka untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis
kuantitatif yang berupa analisis statistika maupun dengan perhitungan matematika.
 Penelitian kualitatif, memusatkan perhatian pada pengumpulan data kualitatif yang
berupa informasi kualitatif yang disampaikan melalui lisan maupun tertulis. Karena
data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, maka analisis datanya juga dengan teknik
kualitatif. Meskipun demikian dapat pula dilakukan analisis kuantitaif dengan terlebih
dahulu melakukan kuantifikasi terhadap data kualitatif melalui pemberian nilai skor
baik dengan skala nominal maupun ordinal.

4. Uji hipotesis

Jawaban

Ada beberapa jenis dari uji hipotesis, yaitu Ho dan H1.

1. Hipotesis Deskriptive
Hipotesis deskripsif dapat diartkan: sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh: Anda meneliti apakah sebuah merk minuman soda mengandung alkohol.
Maka anda membuat rumusan masalah: apakah benar sebuah merk minuman soda
mengandung alkohol? Maka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: sebuah merk minuman soda mengandung alkohol.
H1: sebuah merk minuman soda tidak mengandung alkohol.

2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat diartikan: sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara
dua variabel penelitian.
Contoh: Anda meneliti apakah ada perbedaan hasil belajar antara metode
pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6
sekolah B. Maka anda membuat rumusan masalah: adakah perbedaan hasil belajar
antara metode pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada
siswa kelas 6 sekolah B? Maka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan
metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
H1: Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode
pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara dua variabel penelitian.
Contoh: Anda akan meneliti apakah ada hubungan musim panen tembakau di desa A
dengan jumlah penjualan toko B. Maka rumusan masalah yang anda buat adalah:
adakah hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko
B? Maka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan
toko B.
H1: Ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko
B.
4. Hipotesis Kausal
Hipotesis kausal dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan pengaruh faktor prediktor terhadap variabel
respon.
Contoh: Anda akan meneliti apakah KB Hormonal ada pengaruh terhadap kejadian
kanker leher rahim. Maka rumusan masalah yang anda buat adalah: adakah pengaruh
KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim? Maka hipotesis penelitian anda
adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.
H1: Ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.

Anda mungkin juga menyukai