Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengetahuan (

Pengetahuan merupakan keadaan tahu yang kurang disadari dan beasal dari

dua sumber, yaitu:

a. Sumber langsung dari pengalaman sendiri, yaitu pengetahuan indra

seseorang dengan objek yang diketahui

b. sumber tidak langsung , yaitu dari pengalaman orang lain

Menurut Romiszowski, aspek yang membentuk pengetahuan dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu

a. Pengetahuan yang bersifat faktual seperti objek, peristiwa dan prosedur

b. Pengetahuan yang bersifat konseptual, seperti konsep yang spesifik dan

prinsip yang menghubungkan konsep-konsep atau fakta

Pengetahuan didefinisikan sebagai pencerminan objek-objek eksternal di

alam lain pikiran. Dari pengalaman dan penelitian telah disimpulkan bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng atau dalam arti

akan selalu dikerjakan daripada perilaku tanpa pengetahuan. Penelitian

Rogers (1974) mengungkapkan bahwa terdapat proses berurutan dalam diri

seseorang dalam berprilaku atau mealkukan prilaku yang baru, yaitu :

a. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut sadar atau mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu

b. Interest (tertarik) yaitu mulai tertarik dengan stimulus tersebut

c. Evaluation (menimbang baik atau buruknya stimulus bagi dirinya), yang

dimaksud adalah sikap responden sudah lebih baik lagi

d. Trial, orang tersebut mulai mencoba perilaku baru

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (objek).


Perubahan perilaku subjek terhadap penggunaan rokok elektrik dimaulai

dengan subjek mengenal dan mengetahui rokok elektrik terlebih dahulu

(Awereness), selanjutnya subjek mulai tertarik dengan rokok elektrik

(Interest), setelah itu subjek mulai memikirkan baik buruknya rokok elektrik

terhadap dirinya (Evaluation), kemudian subjek mulai mencoba

berperilaku vaping/menggunakan rokok elektrik, (Trial) dan akhirnya

subjek mulai berperilaku baru yaitu vaping/ menggunakan rokok elektrik

yang telah disesauikan dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

terhadap penggunaan rokok elektrik.

Mengukur pengetahuan juga dapat dilakukan dengan wawancara

langsung atau penyebaran angket yang menanyakan materi yang ingin

diukur dari subjek peneitian (responden).

2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus (objek). Sikap biasanya memberi penilaian menerima atau

menolak terhadap stimulus yang dihadapi dan biasanya berhubungan dengan

suatu objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi

merupakan predisposisi suatu perilaku tindakan. Notoatmojo (2003)

mengatakan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan sebagai berikut :

a. Receiving (menerima), diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan

b. Responding (Merespon), subjek memberikan respoon terhadap stimulus

atau menjawab apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan
c. Valuing (menghargai), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

berdiskusi terhadap suatu masalah merupakan suatu indikasi sikap

tingkat tiga

d. Responsible (bertanggung jawab), merupakan indikasi sikap yang paling

tinggi, yaitu bertanggug jawab atas segala suatu yang telah dipilih dengan

segala resiko

Sikap penggunaan rokok elektrik dimulai dengan subjek mau dan

memperhatikan rokok elektrik sebagai suatu stimulus yang diberikan,

kemudian subjek akan merespon rokok elektrik. Selanjutnya, subjek mulai

tertarik dengan rokok elektrik, biasanya subjek mulai berbagi pendapat

atau berdiskusi akan rokok elektrik terhadap orang sekitar. Akhirnya

subjek mulai membuat pilihan terhadap rokok elektrik dengan segala

resiko yang akan terjadi.

Mengukur sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung dapat dilakukan ditanyakan langsung bagaimana

pendapat responden tanpa perantara atau pernyataan langsung dari

responden terhadap stimulus (objek). Secara tidak langsung dilakukan

dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakn pendapat

responden melaui perantara seperti pemberian kuesioner dengan skala

likert.
a.

Rokok elektrik adalah produk tembakau dan diatur sedemikian rupa di

bawah Federal Food, Drug, dan Act Kosmetik, sebagaimana telah diubah

oleh Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act of 2009. E-rokok

sangat bervariasi dalam desain dan penampilan, tetapi umumnya beroperasi

dengan cara yang sama dan terdiri dari komponen serupa. E-rokok adalah

produk tembakau yang menghasilkan nikotin. Nikotin adalah zat yang sangat

adiktif, dan banyak remaja masa kini yang menggunakan e-rokok bisa

menjadi perokok masa depan. Paparan nikotin juga dapat merusak

perkembangan otak dengan cara yang dapat mempengaruhi kesehatan dan

mental kesehatan anak. Electronic cigarette dirancang untuk memberikan

nikotin tanpa pembakaran tembakau dengan tetap memberikan sensasi

merokok pada penggunanya.(SURGEON)

Rokok elektrik atau e-cigarette adalah salah satu dari nicotine

replacement therapy (NRT) dengan menggunakan baterai untuk memberikan

nikotin dalam bentuk uap yang dihirup kedalam paru-paru, WHO

menyebutnya sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS).

a. Jenis-jenis rokok elektrik

1. Cigalike,

Cigalike merupakan merek vape yang pertama kali muncul di pasaran yang

memiliki bentuk meyerupai rokok konvensional. Elemen pemanas dari

cigalike yaitu mengunakan jenis cartomizer. Jenis e-rokok ini menggunakan

closed system yaitu untuk meminimalisir kesalahan akibat korsleting dan


batrai tanam, sehingga tidak dapat dibongkar. kekurangan dari jenis e-

rokok ini adalah baterai cepat habis dan tegangan yag dihasilkan rendah

sehingga tidak dapat menghasilkan rasa e-juice secara maksimal.

2. Vape pen

Vape pen merupakan jenis rokok elektrik generasi kedua. Elemen pemanas

yang digunakan yaitu clearomizer yang mampu menampung e-juice dan

memanaskan tanpa perantara. Tegangan dari vape pen dapat diatur

sesuai kebutuhan. Kekurangan dari jenis rokok elektrik ini adalah daya

yang dihabiskan lebih besar, jeda dari aktivasi (firing) hingga penguapan

juga lebih lama.

3. Mechanical mod

Mechanical mod merupakan generasi ketiga dari rokok elektrik dan yang

lazim digunakan di Indonesia. mechanical mod menggunakan sistem listrik

yang paling sederhana. Mod jenis ini berbeda pada jenis lainnya karena

tidak memiliki microscoprocessor. Menggunakan sistem listrik yang paling

sederhana tidak menjamin e-rokok jenis ini aman dan mudah digunakan,

karena mulai dari hambatan, voltase hingga baterainya harus diatur secara

manual. Seagian besar kasus meledaknya vaporizer adalah jenis dari mod

ini.

4. Regulated mod

Regulated mod merupakan jenis vape yang paling banyak digunakan oleh

orang Indonesia. Regulated atau electrical mod merujuk pada setelan

voltase dan hambatan yang bisa diatur pengguna tapi masih dalam skala

yang ditentukan dari bawaan pabrik. Untuk mengubah setelan, cukup atur
lewat tombol yang tersedia. Microprocessor di dalamnya akan mengatur

sesuai kebutuhan .

5. pod

Jenis rokok elektrik ini terdiri dari dua bagian yaitu baterai dan pod. Pod

berfungsi sebagai atomizer, tank dan mouthpice. Pod memiliki ukuran lebih

kecil dari vape pen dan juga menggunakan closed system, sehingga tidak

dapat mengubah tegangan sesuai keiinginan pengguna. Daya dari pod

juga redah jika dibandingkan dengan mechanical dan regulated mod.

Perbedaan pod dengan jenis vape closed system lainnya adalah cairan

yang digunakan. E-juice untuk pod berbeda dengan e-juice pada

umumnya, lebih kental dan terkonsentrasi. Jadi meski dipanaskan pada

suhu yang rendah, rasanya tetap kuat. Jika habis, pod umumnya dibuang

dan diganti (disposable), tapi beberapa produsen sudah menyediakan juga

pod yang refillable.

Public Health England mengatakan Ada banyak jenis rokok elektrik, dan

dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis dasar:

1. Produk sekali pakai, (sering disebut sebagai cigalikes)

2. Kit yang dapat digunakan kembali dan dapat diisi ulang yang dirancang

untuk diisi ulang dengan cairan oleh pengguna (sering disebut tangki)

dan

3. Kit yang dapat digunakan kembali dan dapat diisi ulang yang

memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan produk mereka seperti

dengan mengatur daya (PHE, EVIDENCE 2018)

b. Rokok elektrik sebagai NRT


NRT (Nicotine Replacement Therapy) atau terapi pengganti nikotin adalah

metode yang menggunakan suatu media untuk memberikan nikotin yang

diperlukan oleh perokok tanpa pembakaran tembakau yang merugikan. Alat-

alat yang sudah dikenal dan beredar secara komersil adalah gum (permen

karet), inhaler, lozenges (tablet hisap), nasal spray (semprot hidung) dan skin

patch. Metode NRT lain diperkenalkan tahun 2004 dan berkembang dengan

cepat di seluruh dunia adalah electronic cigarette (rokok elektronik) atau e-

cigarette yang berbentuk mirip seperti rokok. Electronic cigarette juga pernah

digunakan sebagai alat bantu program berhenti merokok dengan cara

mengurangi kadar nikotin e-cigarette secara bertahap namun praktek tersebut

kini sudah tidak dianjurkan oleh Electronic Cigarette Association (ECA) dan

Food and Drug Association (FDA). Meskipun demikian berdasarkan hasil

survei di Amerika, mayoritas (65% responden) memilih alasan menggunakan

e-cigarrete adalah untuk berhenti merokok.

c. Dampak Rokok Elektrik pada Kesehatan

Ada beberapa faktor tingkat resiko dari penggunaan rokok elektrik (ENDS)

atau produk tembakau lainnya, yaitu :

1. Jenis dan karakteristik produk

2. Bagaimana seseorang menggunakannya, termasuk frekuensi

penggunaannya

3. Siapa yang menggunakannya

4. Apakah Karakteristik produk dimanipulasi pasca penjualan


Toksisitas bukan satu-satunya faktor dalam mempertimbangkan risiko bagi

individu atau populasi dari paparan emisi ENDS. Faktor-faktor ini dapat

mencakup potensi untuk menyalahgunakan atau memanipulasi produk,

digunakan oleh anak-anak dan remaja yang sebaliknya tidak akan

menggunakan rokok, penggunaan simultan dengan produk tembakau lainnya

(penggunaan ganda atau poli) dan anak-anak dan remaja yang akan

menggunakan produk-produk asap setelah eksperimen. dengan SELESAI.

Lebih lanjut, tidak semua ENDS adalah sama dan risiko terhadap kesehatan

mungkin berbeda dari satu produk ke produk lainnya, dan dari pengguna ke

pengguna. (WHO,2020)

BPOM (2015) menyatakan terdapat zat adiktif dan bahan tambahan bersifat

karsinogenik penyebab kanker yang terkandung dalam larutan atau aerosol

dalam rokok elektrik. Rokok elektrik juga mengandung nikotin yang

menyebabkan adiksi (ketergantungan). Nikotin bersifat merusak Korteks

Prefrontal (PFC), yaitu pengatur atensi, ingatan, proses belajar, suasana hati

dan kendali diri (impulse control) yang akan berkembang sampai seseorang

berusia 25 tahun.

Ada beberapa kandungan berbahaya yang terdapat di dalam rokok elektrik, yaitu:

1. Glycol & gliserol, yang dapat menyebabkan iritasi saluran napas dan paru

2. Aldehyde & Formaldehyde, yang dapat menyebabkan inflamasi paru,

karsinogen, logam dan heavymetals penyebab inflamasi paru, jantung,

sistemik, kerusakan sel dan karsinogen

3. Particulate Matter (PM)/UFP, yang dapat menyebabkan inflamasi paru,

jantung dan sistemik, karsinogen


Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwisusanto

mengatakan ada 3 persamaan dari rokok elektrik dan rokok tembakau, yakni

sama-sama mengandung nikotin, sama-sama mengandung bahan

karsinogen, dan sama-sama mengandung bahan toksik lainnya.

Dalam Annual Review Public Health 2018 rokok elektrik terbukti menjadi pintu

masuk para remaja menggunakan rokok konvensional (rokok tembakau).

Disebutkan pula dalam New England Journal of Medicine, 2014 rokok elektrik

diperkirakan menjadi pintu masuk penggunaan obat-obatan narkotika.

d. Dampak Rokok elektrik pada sacond-hand ENDS

Uap rokok elektrik akan membahayakan kesehatan orang sekitar. Orang-

orang sekitar yang sebagai perokok pasif (Second-hand) yang menghirup

uang rokok elektrik yang mengandung nikotin, partikel halus dan bahan toksik

lainnya akan menimbulkan maslah pada kesehatan mereka.(KEMENKES)

WHO (2020) menyatakan uap yang dihasilkan rokok elektrik biasanya

mengandung zat beracun, rokok elektrik menimbulkan resiko kesehatan bagi

pengguna dan bukan penggunanya.

Hasil penelitian Lee,Mi-Sun et al(2019) didapatkan hasil bahwa adanya

eksposur bekas jangka pendek dengan emisi EC, diukur dengan konsentrasi

nikotin, dan penurunan HRV serta pemendekan QTc, keduanya merupakan

penanda risiko kardiovaskular, pada orang dewasa yang tidak merokok.

temuan kami menunjukkan efek otonom jantung dari bekas jangka pendek

paparan nikotin dari emisi EC pada bukan perokok sehat

e. Prevalensi penggunaan rokok elektrik

Anda mungkin juga menyukai