Anda di halaman 1dari 9

2.

1 Definisi Rokok Konvensional


Rokok adalah produk tembakau yang penggunaannya dengan cara dibakar
dan dihisap atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica,
dan spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung zat seperti nikotin
dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya (1).
2.2 Kandungan Rokok Konvensional
Pada umummnya rokok konvensional mengandung sebagian besar daun
tembakau yang terdapat nikotin didalamnya. Nikotin dan asap rokok akan keluar
dari tembakau dengan proses merokok (menghirup) ataupun mengunyah.
Kandungan senyawa penyusun rokok yang dapat menyebabkan ketergantungan
pada pemakai adalah golongan alkaloid yang bersifat perangsang (stimulant).
Golongan alkaloid yang terkandung dalam tembakau yaitu: nikotin, nikotirin,
anabasin, myosmin, dan lainnya. Nikotin bersifat alkali kuat dan dalam bentuk ion
sehingga dapat masuk melalui membran sel saraf. Sifat racun yang dimiliki oleh
nikotin dapat menyebabkan kelumpuhan saraf dan akan mudah diserap oleh
kulit. Selain nikotin, daun tembakau juga mengandung karbohidrat, klorofil, asam-
asam organik, enzim, mineral, dan logam. Dalam asap rokok konvensional
mengandung tiga zat kimia yang sangat berbahaya, yaitu: tar, nikotin, dan karbon
monoksida. Selain itu asap rokok juga mengandung senyawa pridin, amoniak,
karbon dioksida, keton, aldehida, cadmium, nikel, zink, dan nitrogen oksida (2).
2.3 Jenis Rokok
Berdasarkan penggunaan filter pada rokok, rokok dibedakan menjadi rokok
filter dan rokok non filter. Rokok filter merupakan rokok yang pada bagian
ujungnya terdapat gabus sedangkan rokok non filter merupakan rokok yang pada
bagian ujungnya tidak terdapat gabus. Filter merupakan gabus yang terdapat pada
pangkal rokok yang bertujuan untuk mengurangi inhalasi bahan-bahan kimia
berbahaya yang terbakar pada saat merokok. Filter rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintesis yang berfungsi untuk menyaring tar dan nikotin
Terdapat dua jenis produk olahan rokok yang ada di Indonesia yaitu rokok
kretek dan rokok putih. Rokok putih merupakan olahan rokok yang sudah dikenal
di seluruh dunia, sedangkan rokok kretek merupakan produksi rokok yang khas
dari Indonesia. Berdasarkan bahan dan ramuannya, rokok dibedakan menjadi 3
jenis yaitu (3).
a. Rokok putih
Rokok putih adalah rokok dengan atau tanpa filter menggunakan tembakau
virginia iris atau tembakau lainnya tanpa menggunakan cengkeh, digulung dengan
kertas sigaret dan boleh menggunakan bahan tambahan kecuali yang tidak
diijinkan berdasarkan ketentuan Pemerintah RI.
b. Rokok kretek
Rokok kretek yaitu rokok yang mengandung campuran cengkeh pada
tembakau rajangan yang menghasilkan bunyi kretek-kretek saat dihisap. Rokok
kretek yang mengandung cengkeh ini memiliki beberapa komposisi yang berbeda
dari rokok putih. Rokok kretek mengandung 5 komposisi tambahan yaitu eugenol,
acetyl eugenol, β- caryophyllene, α humulene, caryophyllene epoxide. Eugenol
merupakan bahan anestetik yang digunakan oleh dokter gigi sehingga dapat
menimbulkan efek anestesi pada pengguna rokok kretek. Eugenol juga memiliki
efek lain seperti antikonvulsan, penghambat transmisi neural dan peradangan.
Rokok kretek dapat menyebabkan pneumonitis aspirasi yang disebabkan
berkurangnya refleks faringeal akibat efek anestesi dari eugenol tersebut.
Berdasarkan cara produksinya rokok kretek dapat dibedakan menjadi sigaret
kretek tangan (SKT) yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling
atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu sederhana, dan sigaret
kretek mesin (SKM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok.
Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan.
c. Cerutu
Cerutu adalah produk dari tembakau tertentu berbentuk seperti rokok dengan
bagian pembalut luarnya berupa lembaran daun tembakau dan bagian isinya
campuran serpihan tembakau tanpa penambahan bahan lainnya.
2.1 Definisi rokok elektrik

Rokok elektrik (e-cigartte) adalah suatu alat yang termasuk ke dalam salah
satu tipe rokok yang diciptakan untuk mengubah nikotin menjadi asap bukan
berbentuk rokok seperti rokok pada umumnya. World Health Organization (WHO)
mengistilahkan rokok elektrik sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS)
karena menghasilkan nikotin kedalam bentuk uap yang dihirup oleh penggunanya
(4)
2.2 Data Prevelensi pengguna rokok elektrik di beberapa negara
Penggunaan rokok elektrik di seluruh dunia mengalami kenaikan secara
signifikan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi bervariasi antar negara. Data
menunjukkan tren pengguna yang meningkat terutama pada usia remaja dan
pelajar/mahsiswa. WHO menyebutkan walaupun tidak ada data di tingkat global,
namun data terutama di Amerika Utara, Uni Eropa (UE) dan korea menunjukkan
bahwa pengguna rokok elektrik meningkat setidaknya 2 (dua) kali lipat pada orang
dewasa dan remaja dari periode 2008 samai dengan 2012 (5). Survei penggunaan
rokok elektrik pada 4 (empat) negara tahun 2013 menyebutkan prevelensi di AS
adalah 15%, 10% di Inggris, 4% di Kanada, dan 2% di Australia, secara
keseluruhan konsumsi tertinggi oleh kelompok usia muda. Pengguna rokok elektrik
menunjukkan tren yang lebih tinggi pada usia pelajar/mahasiswa. Temuan dari
Duke University (2014) terhadap penelitian beberapa negara di tahun 2011(6):
a) Pelajar/ Mahasiswa (Dewasa Muda) : 4,9% - 7,0%

b) Dewasa (usia 18 tahun) : 0,6% - 6,2%

c) Anak remaja (usia 11 – 19 tahun) : 1% - 3,3%

Data di Indonesia GATS (Global Adult Tobacco Survey) melaporkan


prevalensi penggunaan rokok elektrik meningkat signifikan dari 0,3% pada 2011,
menjadi 3,0% pada 2021. Angka tersebut setara 6,2 juta orang dewasa yang terdiri
atas 5,8% konsumen laki-laki dan 0,3% perempuan (7).
2.3 Struktur Rokok Elektrik

Seperangkat rokok elektrik adalah alat yang fungsinya mengubah zat-zat


kimia menjadi bentuk uap dan mengalir ke dalam paru-paru dengan menggunakan
tenaga baterai atau listrik. Struktur dasar rokok elektrik terdiri dari 3 elemen utama
yaitu baterai, pemanas logam (atomizer) dan katrid (liquid) yang berisi berbagai
macam cairan zat kimia. Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, struktur
rokok elektrik terus mengalami modifikasi dan moderenisasi. Saat ini rokok
elektrik sudah berevolusi hingga pada generasi yang ke-3 dengan menggunakan
sistem tangki dan semakin user friendly, bahkan modelnya ada yang tidak seperti
rokok dan terintegrasi dengan perangkat handphone.
Dalam peredarannya, rokok elektrik dikenal dengan istilah vape, personal
vaporizer (PV), e-cigs, vapor, electro smoke, green cig, smart cigarette, dll.
Cairan isi dalam katrid disebut sebagai e-juice, e-liquid. Sementara aktivitas
merokok dengan rokok elektrik disebut sebagai vaping (4).

Gambar 2.1 struktur dasar rokok elektrik (4)


Saat ini rokok elektronik kian berkembang hingga menghadirkan merek dan
model yang sangat bervariasi. Publikasi WHO menyebutkan terdapat 466 merek dan
lebih dari 8000 jenis flavoring (perisa) (8). Di antara variasi tersebut
meliputi :
✓ kandungan kadar nikotin (non, low, medium or high concentrations)
✓ jenis flavoring (perisa)
✓ kecanggihan perangkat Elektronik
✓ tegangan baterai,
✓ ukuran, warna dll .
Grana dkk (2014) menyebutkan beberapa contoh produk rokok elektronik seperti
gambar 3. Produk tersebut didesain seperti model pena dan model tangki, dimana pengguna
dapat memasukkan sendiri cairan ke dalam perangkat sehingga dikhawatirkan dapat
dimodifikasi oleh pengguna dengan memasukkan obat lain semisal marijuana, morfirn dan
obat ilegal lainnya (9).

Dawkins (2013)mengkategorisasi perkembangan variasi jenis rokok


elektronik menjadi 3 (tiga) kelompok (10) :
1. Generasi pertama (cigalike)
Berbentuk seperti rokok konvensional, mudah digunakan, katrid dapat diganti apabila
cairan habis, bersifat disposable (sekali pakai), jumlah hisapan antara 200 sd 500 puffs.
2. Generasi kedua (pen-like or screwdrivers-like)
Berbentuk seperti pena atau seperti obeng, banyak variasi warna dan model katrid,
kapasitas baterai lebih besar, katrid dan atomizer terpisah sehingga pengguna dapat dengan
leluasa mengisi atau mencampur isian katrid sesuai keinginan.
3. Generasi ketiga dan selanjutnya (tank systems, mods)
Pengembangan dari generasi kedua, menggunakan sistem tangki, kapasitas baterai yang
lebih besar, USB sticks, seluruh komponen bersifat terpisah (customisable) sehingga sangat
memudahkan pengguna dalam mengisi atau memodifikasi cairan produk secara leluasa,
beberapa diantaranya telah menggunakan bluetooth yang kompatibel dengan androids,
perangkat iOS atau tablet sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan
atau mendengarkan musik sambil vaping.

2.3.1 Kandungan rokok elektrik

Kandungan didalam rokok elektrik berbeda-beda, namun pada umumnya


berisi larutan yang terdiri dari 4 jenis campuran yaitu, nikotin, propilen, glikol,
gliserin, air dan flavoring (perisa). Kandungan kadar nikotin dalam liquid rokok
elektrik bervariasi, yaitu dari kadar rendah hingga kadar tinggi. Namun, sering kali
kadar nikotin yang tertera di label tidak sesuai dan berbeda yang signifikan dari
kadar yang diukur sebenarnya (11).

Propilen glikol merupakan suatu zat dalam kepulan asap buatan yang
biasanya dibuat dengan “fog machine” diacara panggung teatrikal, atau juga
sebagai antifrezee, pelarut obat dan pengawet makanan. Beberapa senyawa yang
berbahaya lainnya yang ditemukan antara lain:

a. Tobacco-specific nitrosamine (TSNAs)


b. Diethylene glycol(DEG)
c. Logam: partikel timah, perak, nikel, aluminium, dan kromium di dalamuap
rokok elektrik dengan ukuran yang sangat kecil (nano-partikel) sehingga dapat
sangat mudah masuk ke dalam saluran napas di paru-paru
d. Karbonil: karsinogen potensial antara lain formal dehida, asetal dehida
danakrolein. Juga senyawa organik volatil (VOCs) seperti toluena dan pm-
xylene
e. Zat lainnya: kumarin, tadalafil, rimonabant, serat silika. Meskipun jumlah bahan
kimia yang ditemukan dirokok elektrik lebih sedikit dibanding rokok tembakau,
chromium dan nikel ditemukan 4 kali lipat lebih banyak dalam beberapa jenis
liquid vaporizer dibanding rokok tembakau. Liquid vaporizer dan voltase pada
baterai memiliki komponen yang berbahaya dan akan semakin berbahaya pada
device yang memiliki high-voltage.

Heated Tobacco Products (HTPs)


Produk tembakau yang dipanaskan adalah produk tembakau yang menghasilkan
aerosol yang mengandung nikotin dan bahan kimia lainnya, yang dihirup oleh pengguna
melalui mulut. mereka mengandung zat nikotin yang sangat adiktif (yang terkandung dalam
tembakau), yang membuat Htps membuat ketagihan. mereka juga mengandung aditif
nontembakau, dan sering diberi rasa. HTP meniru perilaku merokok rokok konvensional, dan
beberapa menggunakan rokok yang dirancang khusus untuk menampung tembakau untuk
pemanasan. saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Htps kurang berbahaya
dibandingkan produk tembakau konvensional. beberapa penelitian yang didanai industri
tembakau telah mengklaim bahwa ada pengurangan yang signifikan dalam pembentukan dan
paparan konstituen berbahaya dan berpotensi berbahaya dibandingkan dengan rokok standar
(12).
Namun, saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pengurangan paparan
bahan kimia ini berarti pengurangan risiko pada manusia. oleh karena itu, studi independen
tambahan akan diperlukan untuk mendukung klaim pengurangan risiko/bahaya. Ada
kesenjangan pengetahuan yang besar, karena generasi Htps ini belum cukup lama beredar di
pasaran untuk mempelajari efek potensialnya. Kesimpulan belum dapat ditarik tentang
kemampuan mereka untuk membantu berhenti merokok (penghentian), potensi mereka untuk
menarik pengguna tembakau muda baru (gateway effect), atau interaksi dalam penggunaan
ganda dengan produk tembakau konvensional dan rokok elektrik lainnya. studi independen
masa depan harus mengatasi efek ini, serta keamanan dan risiko Htps.
Produk tembakau yang dipanaskan masih baru di Amerika Serikat, dan para ilmuwan
masih mempelajari tentang efek kesehatan jangka panjangnya. Penggunaan produk
tembakau apa pun—termasuk produk tembakau yang dipanaskan — berbahaya, terutama
bagi remaja, dewasa muda, atau wanita hamil, serta orang dewasa yang saat ini tidak
menggunakan produk tembakau. Terlepas dari apakah dipanaskan dengan api atau elektronik,
produk tembakau yang dipanaskan mengandung nikotin. aerosol yang dibuat dari tembakau
yang dipanaskan produk umumnya mengandung level yang lebih rendah dari bahan
berbahaya dibandingkan asap rokok biasa. Namun, itu tidak berarti tembakau yang
dipanaskan produk aman.
Penelitian menunjukkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan mengandung
banyak bahan berbahaya yang sama seperti rokok biasa,sebagai serta bahan berbahaya
lainnya yang tidak ada dalam rokok biasa. Penelitian tambahan dibutuhkan untuk
menentukan apakah perokok dewasa yang benar-benar beralih ke produk tembakau yang
dipanaskan dapat mengurangi risiko penyakit terkait tembakau. Per 8 Januari 2020, tidak ada
perusahaan tembakau telah menerima izin dari FDA untuk memasarkan tembakau yang
dipanaskan produk sebagai pengurangan - produk berisiko (13).
Produk-produk ini baru di Amerika Serikat. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS
(FDA), per 8 Januari 2020, telah mengizinkan produk tembakau yang dipanaskan IQOS dan
Eclipse untuk dijual di negara ini. Penjualan produk tembakau panas lainnya tumbuh di
seluruh dunia. CDC mulai melacak penggunaan produk tembakau yang dipanaskan di antara
AS dewasapada tahun 2017. Pada waktu itu,0,7% orang dewasa, termasuk 7% orang yang
saat ini merokok biasa, melaporkan bahwa mereka pernah menggunakan produk tembakau
yang dipanaskan. Laporan penggunaan produk tembakau yang dipanaskan meningkatpada
tahun 2018. 2,4% orang dewasa, termasuk 6,7% orang yang saat ini merokok biasa rokok,
dilaporkan pernah menggunakan produk tembakau yang dipanaskan. Belum ada penelitian
yang melihat berapa banyak anak muda di Amerika Serikat yang menggunakan produk
tembakau yang dipanaskan (13).
1. Presiden Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109
Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan. J Chem Inf Model. 2019;5(1):1–8.
2. Kemenkes RI. Hidup Sehat Tanpa Rokok. Kementrian Kesehat Indones [Internet].
2017;(ISSN 2442-7659):1–39. Available From:
Http://P2ptm.Kemkes.Go.Id/Uploads/Vhcrbkvobjrzudn3ucs4euj0dvbndz09/2017/11/
Hidup_Sehat_Tanpa_Rokok.Pdf
3. Tantri Subo Marmanik. Hubungan Jenis Rokok Dan Derajat Merokok Terhadap Status
Kesehatan Masyarakat Di Desa Tegal Mukti Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way
Kanan. Skripsi. 2021;6.
4. Endang R, Hutabarat M, Damayanti L, Ginting Wb, Iswandi, Astuti Ed, Et Al. Kajian
Rokok Elektronik Di Indonesia [Internet]. 2017. 1–107 P. Available From:
Http://Www.Fda.Gov/Downloads/Drugs/Scienceresarch/Ucm173250.Pdf
5. Hajek P Et Al. Electronic Cigarettes: Review Of Use, Content, Safety, Effects On
Smokers And Potential For Harm And Benefit. 2014;12(10):65.
6. Psychiatry. New Findings From Duke University Describe Advances In Psychiatry (E
- Cigarette Prevalence And Correlates Of Use Among Adolescents Versus Adults: A
Review, And Comparison). J Psychiatr Res. 2014;54(43):54.
7. Objectives G. Gats | Global Adult Tobacco Survey Indonesia 2021. 2021;
8. Organisation WH. Electronic Nicotine Delivery Systems. FCTC/COP/6/10 Rev.1.
Paper For Conference Of The Parties To The WHO Framework Convention Of
Tobacco Control. 2014;Sixth Sess(13).
9. Grana R, Benowits N GS. E-Cigarettes: A Scientific Review, Circulation.
2014;129:19.
10. Dawkins L. E-Cigarettes: Nicotine Delivery And Sensorimotor Aspects Of Vaping,
Drugs And Addictive Behaviours Research Group (DABRG). Sch Psychol. 2013;
11. Cheng T. Chemical Evaluation Of Electronic Cigarettes. 2014;10(11):36.
12. WHO. Heated Tobacco Products 2. Edition. 2020; Available From:
Https://Www.Who.Int/Publications/I/Item/WHO-HEP-HPR-2020.2
13. WHO. Heated Tobacco Products (Htps) Information Sheet. Who. 2018;(May):2–3.

Anda mungkin juga menyukai