Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Norma dan peraktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan reproduksi dalam usia
subur , usia kesuburan laki-laki dari 13 tahun hingga 40 tahun , sedangkan wanita dari
usia 15 tahun hingga usia 49 tahun, dimana wanita dinyatakan subur jika wanita tersebut
mampu melahirkan , dan sudah haid dan wanita yang belum menopause.
Obsetri dan genokologi banyak berhubungan dengan masalah-masalah kelahiran,
reproduksi, penuan (aging), dan  juga kematian dimana semuanya penuh dengan
dilemma-dilema etik, moral, dan hukum.
Benturan etik, bentural moral, hukum menjadi dilema apabila berbenturan dengan
peradaban, ada benturan nilai, dan ada benturan norma dalam pengertiannya, dan tidak
jarang ada benturan keyakinan pada individu masing-masing atau sekelompok orang.
Peristilahan awam menyebutnya sebagai benturan budaya. Budaya dalam ikhwal
kesisteman, dengan subsistemnya yang mencakup pengetahuan, organisasi social, sistem
ekonomi, system teknologi, kesenian, system bahasa, dan sitem religi.
Kekuatan-kekuatan yang dimiliki di dalam kesisteman tersebut sangat luas
pengertiannya, yang sangat memahami akan budaya dari individu maupun berkelompok.
Dimana dibagian jaman sekarang praktik budaya dalam social banyak melanggar norma-
norma dalam social budaya dalam hukum kehidupan. Masih banyak adanya
penyimpangan-penyimpangan dalam kehidupan seksualitas dalam reproduksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan norma ?
2. Apa yang dimaksud dengan praktik budaya ?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan norma dan praktik budaya dalam kehidupan
seksualitas ?
4. Apa yang dimaksud dengan norma dan praktik budaya dalam kemampuan reproduksi ?
5. Bagaimana homoseksual dalam kehidupan seksualitas yang menyangkut norma dan
praktik budaya yang menyimpang ?
6. Apa yang dimaksud dengan orientasi seksual,identitas, perilaku dalam    norma dan
dalam ruang lingkup kehidupan bersosial budaya ?
7. Apa yang dimaksud dengan perkembanganidentitas seksual di ruang lingkup budaya
masyarakat ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian norma.
2. Untuk mengetahui pengertian praktik budaya
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan norma dan praktik budaya dalam kehidupan
seksualitas
4. Untuk mengetahui dimaksud dengan norma dan praktik budaya dalam kemampuan
reproduksi
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sejarah homoseksual dalam kehidupan
seksualitas yang menyangkut norma dan praktik budaya yang menyimpang
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan orientasi seksual,
identitas, perilaku dalam norma dan dalam ruang lingkup kehidupan bersosial budaya.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud denganperkembangan identitas seksual di ruang
lingkup budaya masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Norma
Norma berasal dari bahasa latin, yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku,
suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sini kita dapat mengartikan
norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang
dipakai untuk menagtur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang
dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan. Jadi secara terminology kita
dapat mengambil kesimpulan menjadi dua macam. Pertama, Norma menunjuk suatu
teknik. Kedua, Makna tersebut lebih bersifat normative. Norma yang kita perlukan adalah
norma yang brsifat praktis, norma yang dapat diterapkan pada perbuatan konkret.
Dengan tidak adanya norma, kehidupan manusia akan menjadi brutal. Pernyataan
tersebut dilatar belakangi oleh keinginann manusia yang tidak ingin tingkah laku manusia
bersifat senonoh. Dengan demikian, dibutuhkan sebuah norma yang lebih bersifat praktis.
Memang secara bahasa norma agak bersifat normative tetapi itu tidak menutup
kemungkinan pelaksanaannya bersifat praktis. Adapun  Norma dalam kehidupan, yakni :
1. Norma Agama :
1) Berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
2) Tercantum dalam kitab suci setiap agama
3) Pelanggaran terhadap norma agama merupakan dosa
4) Agar setiap orang beriman dan bertakwa terhadap Tuhannya
5) Agar tercipta masyarakat yang agamis, tertib, tentram, rukun,    damai dan sejahtera.
2. Norma Masyarakat atau sosial :
1) Bersumber dari masyarakat sendiri
2) Pelanggaran atas norma sosial berakibat pengucilan dari masyarakat
3) Tujuan norma sosial supaya tercipta masyarakat yang saling menghormati dan
saling menghargai
3. Norma Kesusilaan :
1) Berasal dari setiap manusia
2) Pelanggaran dari norma ini berakibat penyesalan
3) Dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya setiap individu   berusaha agar setiap sikap,
ucapan dan perilakunya selalu dijiwai oleh nilai-nilai atau norma agama, kesopanan
dan hukum.

3
4. Norma Hukum :
1) Berasal dari Negara.
2) Pelanggran atas norma ini berakibat hukuman sesuai dengan peraturan.
3) Pelanggaran norma hukum dalam masyarakat akan memicu berbagai kerusuhan dan
perbuatan amoral yang tidak bertanggung jawab.

B. Pengertian Praktik Budaya


Praktik budaya menurut pengertiannya secara umum adalah norma-norma dalam
kebudayaan yang harus dihormati oleh seorang individu maupun berkelompok, dimana
salah satu ketika seseorang melanggarnya maka ia akan menerima sanksi baik itu secara
halus maupun secara kasar, contohnya seperti di kucilkan, bahkan tak di anggap dari
kelompok budaya tersebut yang dapat membuat orang tersebut di keluarkan dari budaya
tersebut dan di keluarkan dari komunitas budaya itu.
Dimana sebagian dari orang sekelompok masyarakat banyak melangar dari norma
aturan dalam kehidupan, antara lain pergaulan bebas, praktik budaya yang kurang
bermutu dimana sebagian orang banyak yang melakukan penyimpangan seperti saling
menyukai sesama jenis dalam norma-norma kehidupannya yang dalam kenyataan dan
kaidahnya melanggar norma dan hukum agama.

C. Norma dan Praktik Budaya dalam Kehidupan Seksualitas


Norma-norma dan praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dimana seseorang
mengalami gangguan dan keterkaitan terhadap suatu kelainan akibat trauma, sehingga
banyaknya jumlah seseorang meningkatkatkan kehidupan seksual yang kurang di hormati
di kalangan masyarakat,baik itu melalui pergaulan bebas di kalangan remaja maupun usia
subur, homoseksualitas, dan bahkan kelainan kelainan seksualitas lainnya yang banyak di
langgar oleh sebagian orang.
Secara norma dan praktik kebudayaannya homoseksualitas adalah rasa
ketertarikan romantis atau seksual dalam perilaku antara individu berjenis kelamin atau
gender yang sama. Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas yang mengacu pada pola
berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan
romantis secara eksklusif orang dari jenis kelamin yang sama, diaman homoseksualitas
juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan
pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan keanggotaan dalam komunitas lain yang berbagi
itu.

Anda mungkin juga menyukai