Anda di halaman 1dari 8

PERHITUNGAN DERAJAT ERETAN ATAS PADA TURNING MANUAL

Al Qoida Assidiqi (0520190003), Bravianto Luhur Dwi Putranto (0520190009), Dimas Alvian
Putra Setiawan (0520190011), Marchenko Svesda (0520190014), Mochamad Nur Fadhilah Irfan
(0520190016)
Dibimbing Oleh: Sofia Debi Puspa, S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Pada kali ini, aplikasi trigonometri digunakan untuk menghitung tirus menggunakan eretan atas
pada mesin bubut. Tujuan penelitian dari pembuatan tirus ini yaitu untuk mengetahui sudut pada
benda kerja berbentuk silinder. Arti kata tirus sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah makin ke ujung makin kecil. Di dalam pengerjaan tirus, tirus dibuat menggunakan mesin
bubut. Perhitungan ini tidak serta merta dilogikakan selama pengerjaan berlangsung. Dibutuhkan
variabel – variabel guna mencapai perhitungan itu sendiri. Diameter merupakan suatu variabel
selama perhitungan tirus ini. Perbedaan dari data diameter yang diketahui, serta perhitungan
yang ada, maka dapat diketahui perhitungan sudut yang merupakan konstanta untuk pembuatan
tirus tersebut.
Kata Kunci: Perhitungan Trigonometri, Perhitungan Tirus.

LATAR BELAKANG
Trigonometri  (trigonon = tiga sudut) dan  metro = mengukur) adalah sebuah
cabang matematika yang membahas mengenai relasi antara sudut dan sisi pada segitiga, terutama
segitiga siku-siku. Pelajaran ini juga identik dengan beberapa istilah-istilah seperti sinus (sin),
cosinus (cos), tangen (tan), cosecan (cosec), secan (sec), dan cotangen (cot). Trigonometri dapat
diaplikasikan di dalam kehidupan sehari – hari. Trigonometri digunakan dalam mencari
ketinggian menara dan pegunungan, digunakan dalam oseanografi untuk menghitung ketinggian
gelombang air laut, digunakan untuk mengukur ketinggian suatu pohon, dan lain sebagainya.

Pada kesempatan ini, metode perhitungan trigonometri dilakukan pada mesin bubut. Mesin
Bubut (bahasa Inggris: lathe) adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Mesin bubut mengerjakan khusus benda yang berbentuk silinder. Pada karya ilmiah ini,
berfokus pada pembuatan tirus pada benda silinder. Tirus merupakan benda kerja yang
mempunyai ukuran yang berbeda dari satu bagian kebagian lainnya secara berurutan serta
beraturan. Bisa juga disebut suatu benda kerja yang memiliki penampang kerucut.  Fungsi dari
tirus yaitu sebagai pengikat dan pengunci sementara. Melihat fungsi tirus di atas, dapat diketahui
bahwa tirus sangat bermanfaat pada permesinan.

Pada gambar di atas diketahui bahwa perhitungan tirus erat kaitannya dengan
trigonometri. Perhitungan tirus sendiri, tidak serta merta dapat begitu saja. Perlu beberapa
variable untuk perhitungan tirus tersebut. Perhitungan tirus ini untuk mengetahui pengaturan
derajat yang dibutuhkan pada eretan atas mesin bubut untuk menyelesaikan pekerjaan bubut.
Eretan atas merukan metode pemakanan pada mesin bubut. Eretan atas pada mesin bubut ini
sangat efisien. Karena eretan atas ini mampu membubut tirus dengan sudut yang besar hampir
mendekati 90 derajat. Hal ini karena eretan atas mesin bubut dapat diputar secara penuh yaitu
360 derajat.
DATA DAN METODE
Dalam karya ilmiah ini, trigonometri digunakan untuk perhitungan derajat eretan atas
pada mesin turning (bubut) manual. Fungsi dari tirus yaitu sebagai pengikat dan pengunci
sementara. Dan saat ingin melepaskan, butuh hentakan. Dimensi atau ukuran pada gambar kerja
merupakan awal pada pembuatan tirus.
Berikut data penggunaan tirus untuk pengaturan eretan atas :

N D d L α
O
1 50 15 25 ?
2 32 17 7 ?
3 24 11 15 ?
4 71 27 11 ?
5 21 10 3 ?

Berikut ini merupakan metode yang akan digunakan untuk pembuatan tirus menggunakan eretan
atas.

ERETAN ATAS

1. Kita asumsikan bahwa benda kerja sudah terpasang dengan benar pada ragum dan siap untuk
dibubut tirus.
2. Pada langkah kedua ini tentunya kita akan menggeser eretan atas, maka matikanlah mesin dan
jauhkan eretan dari ragum untuk memberikan jarak aman.
3. Tentukan sudut yang kita inginkan. Misalnya, 30 derajat.
4. Ambil kunci yang sesuai dengan baut yang mengikat eretan atas.
5. Kendurkan semua baut yang mengikat eretan atas, biasanya ada dua baut atau empat baut
untuk mesin bubut ukuran besar.
6. Pegang handel eretan atas ( atau bagian lainnya ) dan putarlah eretan atas sesuai dengan sudut
yang diinginkan.
7. Kencangkan kembali baut pengikat eretan atas dan letakkan kunci pada tempat yang aman.
8. Cobalah memutar handel eretan atas,jika terasa berat maka bisa jadi eretan ini masih dalam
keadaan terkunci. Usahakanlah agar eretan atas ini bisa begerak dengan ringan layaknya eretan
lintang.
9. Nyalakan mesin, dekatkan pisau ke benda kerja, dan mulailah membubut tirus dengan eretan
atas.

HASIL
Berikut rumus dan perhitungan pembuatan tirus. Rumus tersebut diperoleh dari gambar di bawah
ini.

depan
tan a=¿ ¿
samping
D−d 1
tan a=¿ ¿x untuk mencari α
2 L
D−d −1 D−d
tan a=¿ ¿ ` α= tan
2L 2L

 Keterangan :
- D = Diameter silinder besar
- d = Diameter silinder kecil
- L = Panjang tirus
- α = Sudut
Pada gambar diatas, dapat kita cari tahu sudut yang terbentuk yaitu α. Untuk mengetahui berapa
sudutnya, maka kita perlu menggunakan persamaan tangen. Didapat persamaan bahwa tangen
sama dengan depan dibagi samping. Setelah itu, kita ambil setengahnya saja. Maka didapat
bahwa depan dari sudut yaitu D-d/2. Dibagi dua karena mengunakan salah satu gambar saja.
Samping dari sudut a adalah L, maka di dapat rumus seperti gambar di atas. Pada kesempatan
ini, kita hanya mencari sudut yang terbentuk saja. Maka untuk mencari sudut yang terbentuk kita
pindah ruaskan tangen ke sebelah kanan. Ingat, ketika dipindah akan berubah menjadi invers.
Maka sekarang telah didapat rumus untuk mencari sudut.

N D d L α
O
1 50 15 25 34,9920
2 32 17 7 46.970
3 24 11 15 23.42860
4 71 27 11 63.4340
5 21 10 3 61.38950

Contoh pengerjaan mencari sudut menggunakan data nomor 1 dan dengan cara yang sama
digunakan untuk mencari sudut pada data lainnya.

−1 D−d
α = tan
2L

−1 50−15
α = tan
2 x 25

−1 35
α = tan
50

α = tan-1 0.7

α = 34.990

Maka diperoleh dari perhitungan diatas bahwa sudut yang terbentuk sebesar 34.990.

Perhitungan di atas menggunakan data nomor satu. Dimana diameter besarnya adalah 35 dan
diameter kecilnya adalah 50 serta panjangnya adalah 25. Maka kita masukkan ke dalam rumus
yang telah ada. Untuk mengubah tan menjadi tan-1 mengunakan perhitungan kalkulator. Dengan
demikian, sudut yang terbentuk akan diketahui.
Ketika kita mengerjakan benda kerja dengan diameter dan panjang diatas, maka pasti hasil dari
benda kerja tersebut terbentuk sudut sebesar 34.990. Hasil inilah digunakan untuk benda – benda
khusus. Contohnya pasak.
GAMBAR BENDA

KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa semakin kecil panjang
silinder maka semakin besar sudut yang terbentuk. Selain itu, sudut semakin besar juga
disebabkan pengurangan dari diameter dari silinder besar dan diameter silinder kecil.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut

https://www.google.co.id/url?
sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjv4PS07JTnAhXH4XMBHYwpD
JQQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fkompetensimesin.wordpress.com%2Fcategory
%2Funcategorized
%2F&psig=AOvVaw1XpEDRC0yX5UYsFNyXVoFn&ust=1579701380175085

https://generasi-muda.tumblr.com/post/101982576601/tirus-teknik-pemesinan/amp
https://conectingwillys.blogspot.com/2018/10/eretan-carriage-mesin-bubut.html

https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwik5om-
9ZTnAhVFT30KHUEfB_MQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Ftransletin.com
%2Fartikel%2Fmesin-bubut-dalam-bahasa-
inggris&psig=AOvVaw22E2PYp04lwU5ELDsZ_Xrm&ust=1579703592061259

Anda mungkin juga menyukai