Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat,
karunia, serta taufiq dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Critical
book review ini, dan juga tidak lupa penulis berterima kasih kepada dosen mata kuliah
Matematika Diskrit.

Penulis sangat berharap tugas critical book ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis
harapkan. Untuk itu penulis berharap adanta kritik dan saran dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
bagi orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
dapat membangun perbaikan di masa depan.

Medan, Juni 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

2.1 Identitas Buku Utama....................................................................................................4

2.2 Identitas Buku Pembanding...........................................................................................4

BAB III PERBANDINGAN BUKU.................................................................................5

BAB IV HASIL REVIEW BUKU....................................................................................6

BAB V PENUTUP.............................................................................................................17

5.1 Kesimpulan....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis
yang dianalisis

Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahamiterkadang  kitahanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih
belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu
penulis membuat CBR “Matematika Diskrit” ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasan tentang buku yang di review
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana isi pembahasan dari buku utama dan buku pembanding?


 Bagaimana perbandingan antara kedua buku tersebut?

1.3 Tujuan

Critical book review ini dibuat sebagai salah satu referensi yang berguna untuk
meningkatkan wawasan penulis dan pembaca dalam memahami kelebihan dan
kekurangan buku, dan juga menyelesaikan tugas mata kuliah matematika diskrit.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku Utama

Judul Buku : Matematika Diskrit


Pengarang : Rinaldi Muhir
Penerbit : Informatika Bandung
Tahun Terbit : 2010
Kota Terbit : Bandung
Tebal Buku : 561 Halaman
ISBN : 978-602-8758-07-9

Gambar Cover :

2.2 Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : Matematika Diskrit


Pengarang : Samuel Wibisono
Penerbit : Graha Ilmu
Tahun Terbit : 2008
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : xii + 196 Halaman
ISBN : 978-979-756-413-1

Gambar Cover :

4
BAB III

PERBANDINGAN BUKU

 Buku Utama
o Cover pada buku ini sangat menarik karena memiliki background yang
berwarna cerah.
o Bahasa yang digunakan baku dan mudah di pahami.
o Pembahasan materi yang ada dibuku semua merata dan informasi yang di
sampaikan menyeluruh dan lebih lengkap dibandingkan materi yang ada
di buku pembanding.
o Buku ini di lengkapi dengan tabel dan grafik yang mempermudah kita
untuk memahami materi yang ada dibuku tersebut.
o Tetapi ada beberapa kata yang digunakan di dalam buku ini banyak
menggunakan kata ilmiah, mungkin akan sedikit membingungkan bagi
yang tidak pernah mendengar kata tersebut.
o Di dalam buku ini paragraf kurang rapi, dan banyak terdapat pemborosan
tanda baca.

 Buku Pembanding
o Tampilan luar (cover) buku ini kurang menarik dibandingkan dengan
cover buku utama.
o Penyampaian materi yang ringkas dan tepat sasaran, tidak berbelit-belit
menjadikan isi buku ini menjadi satu bacaan yang sesuai dengan konsep
yang ditawarkan.
o Materi yang terdapat dalam buku ini juga singkat, namun padat dan jelas
tidak sebanyak seperti isi pembahasan materi yang ada di buku utama.
o Tetapi bahasa yang digunakan di buku pembanding ini terlalu kaku
sehingga sulit untuk dipahami, ada beberapa kata yang dalam
penyusunannya kurang enak dibaca sehingga menjadikan pembaca harus
mengulang kembali membaca untuk bisa memahaminya.

5
BAB IV

HASIL REVIEW BUKU

A. Buku I

BAB I : LOGIKA

 Logika Proposisi
Logika proposisi sering juga disebut logika matematika ataupun logika
deduktif. Logika proposisi berisi pernyataan-pernyataan (dapat tunggal maupun
gabungan). Pernyataan adalah kalimat deklarasi yang dinyatakan dengan huruf-
huruf kecil, misalnya : p, q, r, s.
 Pernyataan Gabungan
1. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan
kata penghubung dan, notasi-notasi konjungsi :
p^q, p x q, p.q, pq
2. Disjungsi
Disjungsi adalah penyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata
pengubung atau.
Notasi-notasi disjungsi :
p v q, p + q
Symbol tabel kebenaran yang biasa digunakan
Benar : T, B, +, 1
Salah : F, S, -, 0
3. Negasi
Negasi adalah sebuah pernyataan yang meniadakan pernyataan yang
ada, dapat dibentuk dengan menulis “adalah salah bahwa …” atau dengan
menyiapkan kata “tidak” dalam sebuah pernyataan.
Notasi-notasi negasi :
~p, p`, ṕ
4. Jointdenial (Not OR/ NOR)

6
Jointdenial adalah pernyataan gabungan yang dihasilkan dari
menegasikan disjungsi.
Notasi NOR
p↓q, p nor q, ~(p v q)

5. Not And (NAND)


NAND adalah pernyataan gabungan yang dihasilkan dari menegasikan
konjungsi.
Notasi NAND :
~(p ^ q), (p ^ q)`
6. Exclusive or ( exor )
Exor adalah pernyataan gabungan dimana salah satu p atau q ( tidak
kedua-duanya) adalah benar.
Notasi exor :
pvq
7. Exclusive NOR (ExNOR)
EXNOR adalah pernyataan gabungan ingakaran dari EXNOR dimana
nilai kebenarannya benar bila kedua pernyataannya benar atau salah.
Notasi EXNOR :
~ (p v q)
 Tautologi dan Kontradiksi
Proposisi dipandangan dari nilai kebenarannya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu:
1. Tautologi
Tautologi adalah proposisi yang selalu benar apapun pernyataannya.
Notasi tautologi :
p v ~p
2. Kontradiksi
Kontradiksi adalah proposisi yang selalu salah apapun pernyataannya.
Notasi kontradiksi :
p ^ ~p
Maka tabel kebenaran kontradiksi adalah

7
 Kesetaraan Logis
Dua buah pernyataan yang berbeda dikatakan setara bila nilai kebenarannya
sama.
 Aljabar Proposisi
Aljabar proposisi merupakan penerapan hukum-hukum aljabar dalam logika
proposisi.
Hukum-hukum tersebut adalah : Idempotent, asosiatif, komutatif, distribusi,
identitas, komplemen, involution, absirbsi, de morgan’s, implikasi, biimplikasi,
kontraposisi.
 Implikasi dan Biimplikasi
1. Implikasi (p → q) dibaca : jika p maka q
Konvers (q →q), invers(-p→ -q), kontraposisi (-q→-p)
2. Biimplikasi
P ↔ q, dibaca : p jika dan hanya jika q
 Argumentasi
Argumentasi adalah kumpulan pernyataan-pernyataan atau kumpulan
premis-premis atau kumpulan dasar pendapat serta kesimpula (konklusi).
Notasi : P(p,q,…) dan Q (p,q,….)
1. Kebenaran / validitas Argument
Suatu argument dikatakan valid bila masing-masing premisnya benar dan
kesimpulannya juga benar.
2. Bentu-bentuk dasar menarik kesimpulan
(conjunction, addition, modus ponens, contructive dilemma, hypothetical
asyllogism, simplipication, disjunctive syllogism, modus tollens,, destructive
dilemma, absorption).
 Kuantor Pernyataan
Misalnya p (x) adalah pernyataan yang menyangkut variable x dan q adalah
sebuah himpunan, maka P adalah fungsi proposisi jiks untuk setiap x ∈ D
berlaku p (x) adalah sebuah proposisi.
1. Macam-macam kuantor
Kuantor universal dan kuantor existensial.
2. Nagasi kuantor

8
BAB II : HIMPUNAN

1. Himpunan
Himpunan merupakan kumpulan benda atau objek yang didefenisikan
secara jelas. Notasi : Himpunan : A,B,C,…..
Anggota himpunan : a,b,c,….
1. Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut cardinal dari himpunan A. notasi : n
(A) atau |a|.
2. Himpunan Berhingga dan Tak Terhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan dimana jumlah anggota-nya
berhingga artinya bila kita menghitung elemen-elemen yang berbeda
dari himpunan ini, maka proses berhitungnya dapat selesai.
3. Kesamaan Dua Himpunan dan Subhimpunan
Dua himpunan A dan B dikatakan sama dengan jika dan hanya jika
keduanya bersama-sama memiliki anggota yang sama.
4. Macam – macam Himpunan
 Himpunan kosong
 Singleton set
 Himpunan semesta
 Himpunan kuasa
2. Operasi Himpunan
1. Union / Gabungan dari 2 himpunan
Gabungan 2 himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua
anggota A dan B atau keduanya.
2. Intersection / irisan dari 2 himpunan
Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya
dimiliki bersama oleh himpunan A dan B.
3. Relative Complement/ Selisih Antara 2 Himpunan
4. Complement dari himpunan
5. Symmeic difference/ Beda Setangkup
3. Diagram Venn

9
Diagram ven adalah suatu cara untuk menggambarkan hubungan antara
himpunan-himpunan.
4. Hukum – Hukum Aljabar Himpunan
Hukum idempotent, hukum asosiatif, hukum komutatif, hukum distribusi,
hukum identitas, hukum komplemen, hukum de morgan, hukum
penyerapan,
5. Perhitungan himpunan gabungan
1. Gabungan dari dua himpunan
2. Gabungan dari tiga himpunan

BAB III : FUNGSI

1. Defenisi Fungsi
Fungsi adalah sebuah relasi binary dimana masing masing anggota dalam
himpunan A (domain) hanya mempunyai satu bayangan pada himpunan B
( kodomain).
Notasi fungsi : f : A→ B
Dibaca f adalah fungsi dari A ke dalam B atau f memetakan A ke dalam B.
2. Macam-macam Fungsi
1. Fungsi Satu Satu
Sebuah fungsi f : A→B dikatakan fungsi satu satu jika dan hanay jika setiap
elemen pada himpunan A mempunyai bayangan yang tidak sama pada
elemen himpunan B.
2. Fungsi Pada
Sebuah fungsi f : A→B dikatakan fungsi pada jika dan hanya jika setiap
elemen himpunan B muncul sebagai bayangan dari sekurang-kurangnya
satu elemen himpunan A.
3. Fungsi konstan
Suatu fungsi f : A→B dikatakan fungsi konstan jika dan hanya jika hanya ada
satu elemen himpunan B yang menjadi bayangan dari seluruh elemen
himpunan A.
4. Fungsi Invers

10
Fungsi inver f-I : B→A adalah sebuah fungsi dimana untuk setiap b ∈ B
mempunayai bayangan tunggal dalam himpunan A. dengan demikian
hanya fungsi satu-satu yang memiliki fungsi invers.
3. Komposisi Fungsi
Komposisi fungsi dari fungsi f dan g dinyatakan oleh (g o f) atau (gf).
Jika f : A→B dan g : B→C, maka
(g o f) : A→C
(g o f) (a) ≡ g(f(a)).
4. Fungsi Karakteristik
Fungsi karakteristik adalah sebuah fungsi yang memetakan semesta
pembicaraan ke dalam himpunan {1,0}, dinotasikan
KA : U →(0,1)
1 jika x ∈ A
Dimana KA (x) = {0 jika x tidak ∈ A

BUKU II

BAB I : LOGIKA

1.1 Proporsi

DEFINISI 1.1

Proposi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak dapat
sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai
kebenarannya (truth value).

1.2 Mengkombinasikan Proporsi

DEFINISI 1.2

Misalkan p dan q adalah proporsi. Konjungsi p dan q dinyatakan dengan notasi p dan q
adalah proporsi. Disjungsi p dan q dinyatakan dengan notasi p dan q adalah proporsi.
Ingkaran atau negasi dari p dinyatakan dengan notasi ~p adalah proporsi.

1.3 Tabel Kebenaran

DEFINISI 1.3

11
Misalkan p dan q adalah proporsi

a. Konjungsi p dan q bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu salah
b. Disjungsi p atau q bernilai salah jika p dan q keduanya salah, selain itu nilainya
benar
c. Negasi p, yaitu ~p, bernilai benar jika p salah, sebaliknya bernilai salah jika p
benar.

DEFINISI 1.5

Dua buah proporsi majemuk, P(p,q,...) dan Q(p, q, ...) disebut ekivalen secara
logika, dilambangkan dengan P(p, q, ...) ↔ Q(p, q, ...) jika keduanya mempunyai tabel
kebenaran yang identik.

1.4 Disjungsi Ekslusif

DEFINISI 1.4

Misalkan p dan q adalah proporsi. Exclusive or p dan q, dinyatakan dengan notasi p


+ q, adalah proporsi yang bernilai benar bila hanya salah satu dari p dan q benar, selain
itu nilainya salah.

1.4 Proporsi Bersyarat (Implikasi)

DEFINISI 1.4

Misalkan p dan q adalah proporsi. Proporsi majemuk “jika p, maka q “ disebut


proporsi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan p → q. Proporsi p disebut
hipotesis (atau anteseden atau premis atau kondisi) dan proporsi q disebut konklusi
(atau konsekuen).

1.5 Varian Proporsi Bersyarat

Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p → q yaitu proporsi


sederhana yang merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proporsi bersyarat
tersebut adalah konvers, invers, dan komtraposisi dari proporsi asal p → q.

Konvers (kebalikan) : q → p

Invers : ~p→~q

12
Kontraposisi : ~q → ~p

1.6 Bikondisional (Bi- implikasi)

DEFINISI 1.6

Misalkan p dan q adalah proporsi. Proporsi majemuk “p jika dan hanya jika q”
disebut bikondisional (bi-implikasi) dan dilambangkan dengan p ↔ q.

1.7 Inferensi

Didalam kalkulus proporsi terdapat sejumlah kaidah inferensi, beberapa diantarnya


adalah:

a. Modus ponen
Kaidah ini didasarkan pada tautologi (p ^ (p → q)) → q, yang dalam hal ini p
dan p → q adalah hipotesis, sedangkan q adalah knklusi. Kaidah modus ponen
dapat ditulis dengan cara ;
p→q
p
∴q
b. Modus tolen
Kiadah ini didasarkan pada tautologi [~q ^ (p → q)] → ~p, kaidah ini modus
tollens ditulis dengan:
p→q
~q
∴ ~p
c. Silogisme Hipotesis
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [(p → q) ^ (q → r)] → (p → r). Kaidah
silogisme ditulis dengan cara:
p →q
q→r
∴p→r
d. Silogisme Disjungtif
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [( p v q) ^ ~p] → q. Kaidah silogisme
disjungtif ditulis dengan cara:

13
pvq
~p
∴q
e. Simplikasi
p^q
∴p
1.8 Argumentasi

DEFINISI 1.9

Sebuah argumen dikatakan sahih jika konklusi benar bilamana semua


hipotesisnya benar, sebaliknya argumen dikatakan palsu (fallacy atau invalid).

( p1^ p2 ^...^ pn) → q

Adalah benar (yaitu sebuah tautologi). Argumen yang palsu menunjukkan proses
penalaran yang tidak benar.

1.9 Aksioma, Teorema, Lemma, Collary


 Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan benar. Aksioma tidak
memerlukan pembuktian kebenaran lagi.
 Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar.
 Lemma adalah teorema sederhana yang digunakan dalam pembuktian
teorema lain.

BAB II : HIMPUNAN

1. Defenisi himpunan
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.
2. Penyajian
(enumerasi, symbol-simbol baku, notasi pembentuk himpunan, diagram vena).
3. Kardinalitas
Sebuah himpunan dikatakan berhingga jika terdapat n elemen berbeda yang
dalam hal ini n adalah bilangan bulat tak negative, sebaliknya himpunan tersebut
dinamakan tak-berhingga.
4. Himpunan kosong

14
Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan cardinal
= 0 disebut himpunan kosong.
5. Himpunan bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap elemen A merupakan elemen dari B. dalam hal ini B dikatakan superset
dari A.
6. Himpunan yang sama
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika keduanya
mempunyai elemen yang sama.
7. Himpunan yang ekivalen
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika
cardinal dari himpunan kedua tersebut sama.
8. Himpunan saling lepas
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya tidak memiliki
elemen yang sama.
9. Himpunan kuasa
Himpunan kuasa dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan dari bagian A, termasuk himpunan kosong dari
himpunan itu sendiri.
10. Operasi terhadap himpunan
(irisan, gabungan, komlemen, selisih, beda setangkup,perkalian kartesian)
11. Perampatan operasi himpunan
12. Hukum-hukum aljabar himpunan
13. Prinsip dualitas
14. Prinsip inklusi- ekslusi
15. Partisi
16. Pembuktian proposisi himpunan
- Pembuktian dengan diagram venn
- Pembuktian dengan menggunakan tabel keanggotaan
- Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan
- Pembuktian dengan menggunakan defenisi.
17. Himpunan Ganda

15
18. Tipe set dalam bahasa pascal
19. Pengantar logika dan himpunan fuzzy

BAB III : MATRIKS, RELASI dan FUNGSI

1. Fungsi
Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi
jika setiap elemen didalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam
B.jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan
F:A→B
Yang artinya memetakan A ke B .
2. Fungsi inversi
jika f adalah fungsi berkoresponden satu ke satu dari A ke B ,maka kita dapat
menemukan balikan atau inversi dari f.
3. Komposisi fungsi
Karna fungsi merupakan bentuk khusus dari relasi,kita juga dapat melakukan
komposisi dari dua buah fungsi.misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke
B ,f adalah fungsi dari himpunan B ke himpunan C .
4. Beberapa fungsi khusus
1. Fungsi floor dan ceiling
Misalkan x adalah bilangan rill , berarti x berada diantara 2 bilangan bulat .
2. Fungsi modulo
Misalkan a adalah sembarang bilangan bulat dan m adalah bilangan bulat
positif. Fungsi modulo adalah fungsi dengan operator mod .
3. Fungsi factorial
Untuk sembarang bilangan bulat tidak negatif n , factorial dari n
,dilambangkan dengan n!
4. Fungsi eksponensial logaritmik .

5. Fungsi rekursif
Fungsi f dikatakan fungsi rekursif jika defenisi fungsinya mengacu pada dirinya
sendiri .
Fungsi rekursif disusun oleh 2 bagian:
a. Basis

16
b. Rekurens

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa critical
book review merupakan kegiatan untuk mengkritisi buku untuk mengetahui kelemahan
dan kekurangan dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi
materi dan tampilan buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang di kritik dapat direvisi
agar menjadi buku yang lebih baik.
Dengan adanya Resensi dari ke dua buku ini Penulis berharap kepada seluruh
Pembaca, agar dapat memahami dari keseluruhan isi buku yang di baca, selain itu
dengan adanya resensi buku ini penulis juga berharap kepada pembaca untuk
menerapkankannya dengan baik.

Penulis memberikan informasi ini agar semua pembaca dapat mendalami dari
semua bab yang di ulas dari ke dua buku ini, sehingga para kalangan Mahasiswa atau
Pelajar mampu mengetahui cara dari Sistematika Format Penulisan ( Meresensi Buku ).

17
DAFTAR PUSTAKA

Muhir, Rinaldi. 2010. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika Bandung.

Wibisono, Samuel. 2008. Matematika Diskrit. Yogyakarta : Graha Ilmu.

18

Anda mungkin juga menyukai