Anda di halaman 1dari 19

PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DI SMA NEGERI 55 JAKARTA


SELATAN
Dosen pengampu : Dr. Desi Rahmawati M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 1:

 Asri Rahayu Murdianningsih (1707617048)


 Ghina Ardhillah (1707617072)
 Khosyatillah Musfikhuna (1707617062)
 Nadia Rizkiana (1707617073)
 Winda Halimah (1707617017)

Pendidikan Bisnis (A) 2017

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Jakarta


2019
PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN
DI SMA NEGERI 55 JAKARTA SELATAN

Asrirahayu.m@gmail.com, ghinaardhillah@gmail.com,
khosyatillahmusfikhuna@gmail.com, nadia.rizkiana24@gmail.com,
windahalimaaah@gmail.com

Abstrak

Pendidikan profesi guru prajabatan adalah program yang ditempuh setelah sarjana di indonesia
sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas dari calon pendidik. Begitupun di negara lain,
sebelum menjadi seorang guru dilakukan upaya proses dan pelatihan-pelatihan untuk menjadi
seorang guru profesional dan yang memiliki keterampilan, pengetahuan, kompetensi serta
mendapatkan sertifikat pendidik. Berdasarkan Permendikbud no. 87 tahun 2013 pasal 1 ayat 1
dapat dimaknai bahwa mahasiswa yang sudah mendapatkan gelar sarjana harus melengkapi gelar
sarjananya dengan sertifikat pendidik. Profesi guru merupakan profesi yang memiliki keahlian
khusus atau sertifikat pendidik sesuai dengan uu no. 74 tahun 2008 pasal 4 ayat 1. Untuk
mendapat sertifikat pendidik, mahasiswa di LPTK juga harus bersaing dengan mahasiswa
lulusan S-1/D-IV non-kependidikan yang juga dapat mengikuti program pendidikan profesi guru
untuk menjadi guru. Menarik untuk dicermati bahwa PERMENDIKBUD No. 87 tahun 2013
Pasal 1 ayat 2 di atas memungkinkan sarjana non-kependidikan juga dapat memperoleh
sertifikat. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara dengan
narasumber. Fakta di lapangan hanya sarjana pendidikan yang dapat mengikuti pendidikan
profesi guru prajabatan dengan alasan linieritas.
Kata Kunci : Pendidikan Profesi Guru, Pendidik, Sarjana
I. Pendahuluan
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan adalah program yang ditempuh setelah
sarjana di Indonesia sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas dari calon pendidik.
Begitupun di negara lain, seperti di Turki Pendidikan Profesi Guru dilaksanakan selama
4 tahun untuk dapat mengikuti Pendidikan Profesi Guru Prajabatan di Turki dipilih
melalui ujian masuk Universitas Nasional. Di Amerika dalam melaksanakan Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan mahasiswa dilatih peningkatan akedemiknya dan peningkatan
pengalaman mereka selama proses pelatihan menjadi guru. Di Amerika tidak ada
persyaratan nasional untuk persiapan guru, sangat berbeda dengan di Negara Turki.1
Sedangkan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan di Korea Selatan lebih tersentralisasi jadi
pemerintah yang memiliki kontrol yang paling besar dalam Program Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan. Sama hal nya dengan di Turki untuk mengikuti Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan di Korea Selatan juga harus mengikuti ujian nasional atau “Tes
Ketenagakerjaan Guru (TET)”2.
Penerapan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan di Indonesia terdapat persamaan
dan perbedaan dengan negara-negara yang dipaparkan. Persamaannya yaitu dalam
melaksanakan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan di Indonesia juga dilatih peningkatan
akedemiknya dan peningkatan pengalaman mereka selama proses pelatihan menjadi guru.
Sedangkan perbedaanya Pendidikan profesi guru prajabatan di Indonesia dilaksanakan
paling lama 2 tahun. Seleksi penerimaan peserta didik program Pendidikan profesi guru
prajabatan dilakukan oleh LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)
penyelenggara. Dan uji kompetensi dilaksanakan di akhir Program Pendidikan Profesi
Guru. Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh sertifikat pendidik yang dikeluarkan
oleh LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Peserta yang lulus Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan akan mendapatkan sertifikasi pendidik dan gelar “Gr” yang
disematkan di belakang nama lengkap guru bersangkutan.
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan, kelompok tertarik mengetahui lebih dalam
implementasi nya di Indonesia, yaitu dengan adanya Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan, mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru dapat mengikuti program
tersebut. Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan digunakan meningkatkan kualitas
profesionalisme guru di Indonesia, dalam Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
berisikan kegiatan pelatihan tambahan bagi calon tenaga pendidik untuk menunjang
pengetahuan dan keterampilan sebelum terjun untuk mengajar di kelas. Permasalahan
guru dalam dunia pendidikan yaitu banyak guru yang mengajar tidak linear antara
lulusannya dan ketika mengajar. Sehingga banyak guru yang mengajar bukan pada
bidangnya dan menjadikan tidak menguasai secara maksimal mata pelajaran yang akan
diajarkan kepada siswanya. Dengan Pendidikan Profesi Guru merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan dan memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mengikuti
program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan, pemerintah menyediakan beasiswa yaitu
dengan mengikuti program SM3T. Program ini ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan
yang belum bertugas sebagai guru untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T,
1
Jale Cakiroglu, William J. Boone, dkk 2005. “Pre-Service Teacher Self-Efficacy Beliefs Regarding Science
Teaching: A Comparison of Pre-Service Teachers in Turkey And The USA”. Vol. 14. No. 1.
2
Hyo Jeong Lee, Sang Kon Lee, dkk 2010. “Examining Epistemological Beliefs of Pre-Service Teachers in Korea”.
Vol. 19. Pp 79-97.
setelah mengikuti program SM3T mahasiswa bisa melaksanakan Program Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Selama
megikuti program pendidikan profesi guru semua biaya dalam mengikuti pendidikan
profesi guru ditanggung oleh pemerintah. Tetapi jika mahasiswa ingin mengikuti
program Pendidikan Profesi Guru tanpa SM3T mahasiswa dapat membayar sendiri biaya-
biaya selama pelaksana pendidikan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Misalnya
membayar biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) dengan uang sendiri.

II. Kajian pustaka


Guru merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran baik di jalur pendidikan
formal maupun informal. Oleh karena itu, setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari keberadaan guru. Guru yang berkualitas tentunya
mempengaruhi untuk menciptakan anak didik penerus bangsa yang berkualitas dan
meningkatkan pendidikan demi masa depan bangsa yang lebih baik. Pemeritah berupaya
untuk terus meningkatkan kualitas guru di Indonesia, karena peningkatan kompetensi
guru sebagai salah satu upaya penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia terutama di
daerah yang tergolong Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (daerah 3T). Kebijakan
kementerian pendidikan nasional dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di
daerah 3T adalah program SM3T yang meupakan bagian dari program maju bersama
mencerdaskan Indonesia. Program ini ditujukan kepada para sarjana pendidikan yang
belum bertugas sebagai guru untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Republik
Indonesia no. 87 tahun 2013 pasal 1 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa pendidikan profesi
adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik
untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus (ayat 1) dan Program
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan yang selanjutnya disebut Program Pendidikan
Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan lulusan S-1 kependidikan dan S-1/D-iv non kependidikan yang memiliki
bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan
standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional
pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (ayat 2).
Walaupun bisa diikuti oleh sarjana S-1/D-iv non kependidikan, ada sejumlah
persyaratan yang harus dipenuhi.
1. Pertama, penerimaan calon peserta harus disesuaikan dengan permintaan nyata di
lapangan dengan menggunakan prinsip supplay and demand sehingga tidak ada
lulusan yang tidak mendapatkan pekerjaan dan juga hal ini dapat mendorong
calon yang baik memasuki pendidikan profesi guru .
2. Kedua, mengutamakan kualitas calon peserta dengan menentukan batas kelulusan
minimal menggunakan acuan patokan. Calon peserta hanya akan diterima jika
memenuhi persyaratan lulus minimal dan bukan berdasarkan alasan lain sehingga
hanya calon terbaik dapat diterima.
3. Ketiga, untuk memenuhi prinsip pertama dan kedua di atas, penerimaan peserta
baru perlu bekerjasama dengan dinas pendidikan di daerah sebagai stakeholder.
Kerjasama ini perlu dilakukan menyangkut jumlah calon, kualifikasi dan keahlian
sesuai dengan mata pelajaran yang dibina dan benar-benar diperlukan.
4. Keempat, agar mendapatkan calon yang berkualitas tinggi, maka proses
penerimaan harus dilakukan secara fair, terbuka, dan bertanggung jawab.
5. Kelima, rekrutmen dilakukan dengan:
1) Seleksi Administrasi, yang meliputi ijazah relevan dengan mata pelajaran
yang akan diajarkan dari program studi terakreditasi, transkrip nilai dengan
indek prestasi kumulatif minimal 3.00, surat keterangan kesehatan, surat
keterangan kelakuan baik dan surat keterangan bebas napza (narkoba).
2) Seleksi Penguasaan Bidang Studi, melalui tes penguasaan bidang studi yang
akan diajarkan.
3) Tes Potensi Akademik (TPA).
4) Tes Penguasaan Kemampuan Bahasa Inggris (English For Academic
Purposes).
5) Penelusuran Minat Bakat, melalui wawancara dan observasi kinerja
disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan.
6) Tes Kepribadian, melalui wawancara/inventory.3

Diluar Negeri, guru belajar 4 tahun lagi dalam program pendidikan guru di
perguruan tinggi atau universitas. Meskipun pelatihan guru bervariasi dari satu negara
bagian ke negara bagian lain dan dari satu institusi ke institusi lainnya, siswa
mempersiapkan diri untuk menjadi guru berlabel guru pra-layanan (Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan), mengikuti kursus studi yang serupa bahwa siswa terdaftar dalam
Program Pendidikan Guru salah satunya di University of Miami. Di sana, mengharuskan
mahasiswa yang mengikuti program pendidikan ini untuk menyelesaikan 14 kursus,
sejarah dan latar belakang teoretis sekolah, desain kurikulum, metode pengajaran,
manajemen kelas, dan kelas-kelas area mata pelajaran.4
Pada proses mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru, terlebih dahulu
diwajibkan harus melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk program
SM3T. Mengikuti program SM3T dapat memberikan pengalaman yang membuat mental
sebagai guru dapat terbentuk. Karena harus mengajar di daerah yang terbatas secara
fasilitas untuk kegiatan pembelajaran dan kesulitan lainnya. Melaksanakan program
SM3T memberikan pengaruh saat melaksanakan Program Pendidikan Profesi Guru.
Program SM3T menjadi tempat untuk mempraktikkan kemampuan mengajar dan
membentuk mental guru yang siap untuk melakukan tugas pengajaran sehingga saat
melakukan program pendidikan profesi guru dan harus melakukan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) kembali, menjadi lebih siap akan semua tantangan.
Program Pendidikan Profesi Guru memberikan pembelajaran dan pengalaman
yang lebih mendalam untuk menjadi guru yang profesional. Program profesi guru ini
diikuti oleh lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan untuk memperoleh
sertifikat pendidik. Untuk mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru ini, lulusan
sarjana baik yang pendidikan maupun non kependidikan harus memenuhi syarat dan
ketentuan yang ditetapkan. Selain syarat dan ketentuan berkas-berkas, diantara syaratnya
yaitu mengikuti program SM3T sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru,
3
I Ketut Margi, “Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan dalam Perspektif Darwinisme Sosial”, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 46, Nomor 1, April 2013, Pp 87-95.
4
Fajet, W., Bello, M., Leftwich, S. A., Mesler, J. L., & Shaver, A. N. (2005). Pre-Service Teachers’ Perceptions in
Beginning Education Classes. Teaching and Teacher Education, 21(6), Pp 717–727.
tidak diperkenankan untuk menikah selama mengikuti program SM3T maupun pada saat
mengikut Program Pendidikan Profesi Guru, dan salah satu syarat yang diajukan juga
adalah memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) minimal 3.00. Syarat IPK dengan
minimal 3.00 ini telah diterapkan pada persyaratan untuk mengikuti Program Pendidikan
Profesi Guru angkatan V tahun 2015.
Mahasiswa kependidikan pada dasarnya sudah dibekali juga dengan PPL
(Program Pengalaman Lapangan) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
mengajar secara langsung di sekolah. pada Program Pendidikan Profesi Guru akan
dilaksanakan setelah mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru selesai menjalani
program SM3T. Terdapat perubahan cara mengajar di PPL (Program Pengalaman
Lapangan) Program Pendidikan Profesi Guru setelah mengikuti program SM3T
dibandingkan dengan di PPL (Program Pengalaman Lapangan) saat masih program S-1,
perubahannya terletak pada persiapan sebelum mengajar, yaitu lebih matang secara
mental dan dalam menyiapkan perangkat pembelajaran seperti metode dan model
pembelajaran, lebih percaya diri, cara mengajar lebih terstruktur karena mengikuti RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan lebih siap menghadapi situasi di kelas.5
Doyle (1997) mengatakan bahwa ada dua pengaruh penting pada perubahan
dalam pelayanan guru. Keyakinan guru yaitu pengalaman yang didapat saat mengajar
bidang dan kemampuan guru pra-layanan (Pendidikan Profesi Guru Prajabatan) untuk
merenungkan dan menganalisis pengalaman mereka. Lamanya waktu seorang guru dalam
program pendidikan dan jumlah pengalaman lapangan diidentifikasi sebagai faktor
penting dalam membantu guru pra-layanan (Pendidikan Profesi Guru Prajabatan) dalam
pengembangan keyakinan mereka saat mereka mengajar melalui program pendidikan
guru. Doyle menyarankan bahwa perlunya pendidik guru untuk mendorong mahasiswa
yang mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan untuk menantang
keyakinan mereka sendiri ketika teori atau pelajaran yang diajarkan ini bertentangan
dengan apa yang mereka alami di lapangan. Demikian pula, pengajaran reflektif telah
muncul sebagaiuatu pendekatan terhadap pendidikan guru dimana mahasiswa yang
mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru diminta untuk memikirkan tentang sikap,
kepercayaan, asumsi, dan menggunakan refleksi sebagai sarana untuk mempromosikan
evaluasi diri dan perubahan.6
Proses Program Pendidikan Profesi Guru terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:
(1) Pengenalan yang dimaknai sebagai gabungan tahap pra kondisi dan pleno 1.
(2) Workshop ssp yang terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu:
a) Pre-test.
b) Pemantapan materi geografi dimaknai sebagai tahap pleno 2 dan diskusi
kelompok.
c) Penyusunan perangkat pembelajaran yang dimaknai sebagai tahap kerja
kelompok/mandiri.

5
Aditya Galih Kisrianto dan Corry Iriani R “Persepsi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (Pendidikan
Profesi Guru ) Pendidikan Sejarah Terhadap Program Pendidikan Profesi Guru ”, Jurnal Pendidikan Sejarah 66 Vol.
7 No. 1 Januari 2018.
6
Taylor dan Francis, Ltd. Is collaborating with JSTOR to digitize, “Preservice Teachers’ Educational Beliefs and
Their Perceptions of Characteristics of Effective Teachers”, The Jurnal of Education Research, vol. 96, No. 2
November-December 2002.

d) Praktik workshop internal bersama dosen pendamping dan teman sejawat lalu
dilanjutkan workshop eksternal dengan kehadiran guru pamong tempat PPL
peserta pendidikan profesi guru nantinya dimaknai sebagai gabungan tahap pleno
3, tahap revisi dan persetujuan RPP.
e) Pkl.
(3) PPL di sekolah mitra dengan tugas selain mengajar, yaitu menyusun laporan lesson
study dan ptk bersamaan dengan draf jurnal ptk. Tugas ini bagian dari uji kompetensi,
yaitu uji kinerja dan,
(4) Uji kompetensi yaitu berupa ujian tulis yang disebut utl dan utn.7
Pada Program Pendidikan Profesi Guru untuk lulusan S-1 kependidikan perlu
diberikan mata kuliah bidang studi dalam bentuk subject specific pedagogy (pendidikan
bidang studi) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) kependidikan. Sedangkan pada
Program Pendidikan Profesi Guru pasca S-1/D-iv non kependidikan diberikan mata
kuliah mengenai kompetensi akademik kependidikan (pedagogik), bidang studi dalam
bentuk subject specific pedagogy (pendidikan bidang studi), dan latihan mengajar atau
Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Kompetensi lulusan S-1 kependidikan dan S-1/D-iv non kependidikan

Lulusan s-1/d-iv non


No Kompetensi Lulusan s-1 kependidikan
kependidikan

1 Akademik  Telah menguasai  Belum menguasai


konsep dan landasan konsep dan landasan
kependidikan pendidikan

 Telah memahami  Belum memahami


peserta didik secara peserta didik karena
baik tidak diprogramkan
dalam pembelajaran

 Telah menguasai
bidang studi dan  Telah menguasai
mampu mengemas bidang studi secara
bidang studi untuk mendalam tapi belum
pembelajaran mampu mengemas
bidang studi untuk
 Telah menguasai pembelajaran
pengetahuan tentang
pembelajaran dan  Belum menguasai
segala aspeknya pengetahuan tentang
pembelajaran dan

7
Mega Prani Ningsih, dkk, “Program Pendidikan ProfesiI Guru Untuk Membangun KompetensiI Guru GeografiI
(Studi Kasus Di Universitas NegeriI Malang)”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1
Nomor: 10 Bulan Oktober Tahun 2016 Pp: 2031—2039.
segala aspeknya

 Telah memiliki
 Belum memiliki
kemapuan
kemampuan
merencanakan dan
merencanakan dan
melaksanakan
2 Profesional melaksanakan
pembelajaran dengan
pembelajaran karena
segala aspeknya
tidak deprogram dalam
walaupun belum
pembelajarannya
sempurna

Berdasarkan perbedaan kompetensi lulusan S-1 kependidikan dan S-1/D-iv non-


kependidikan berikut kerangka kurikulum yang didapatkan:
Kerangka kurikulum untuk lulusan S-1 kependidikan dan S-1/D-iv non kependidikan
Program Pendidikan Profesi Guru

Lulusan s-1/d-iv non


No Kompetensi Lulusan s-1 kependidikan
kependidikan

 Kajian tentang teori


pendidikan dan
pembelajaran kajian
 Pengemasan materi
tentang peserta didik,
bidang studi untuk
pengemasan materi
pembelajaran bidang
1 Akademik bidang studi yang
studi yang mendidik
mendidik (subject
(subject specific
specific pedagogy)
pedagogy)
pembentukan
kompetensi
kepribadian pendidik.

2 Profesional PPL kependidikan PPL kependidikan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur kurikulum pendidikan


profesi guru pasca S-1 kependidikan meliputi:
1. Pemantapan dan pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi
yang mendidik (subject specific pedagogy atau pendidikan bidang studi).
2. PPL kependidikan.
Sedangkan struktur kurikulum pendidikan profesi guru pasca S-1/D-iv non
kependidikan meliputi:
1. Kajian tentang teori pendidikan dan pembelajaran.
2. Kajian tentang peserta didik.
3. Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik
(subject specific pedagogy atau pendidikan bidang studi).
4. Pembentukan kompetensi kepribadian pendidik.
5. Matakuliah kependidikan dan ppl kependidikan.
Untuk lulusan S-1 kependidikan dan S-1/D-iv non kependidikan yang tidak
linear dengan mata pelajaran yang akan diampu, harus mengikuti program matrikulasi
yang kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan atas hasil
asesmen/survey kompetensi. Matrikulasi adalah program yang dipersyaratkan bagi
peserta didik yang sudah dinyatakan lulus seleksi Pendidikan Profesi Guru untuk
memperkuat kompetensi akademik bidang studi dan/atau kompetensi akademik
kependidikan yang akan membantu mereka mengikuti Pendidikan Profesi Guru.8
Program Pendidikan Profesi Prajabatan ini diharapkan dapat menjawab berbagai
permasalahan pendidikan, seperti: (1) kekurangan jumlah guru (shortage) khususnya
pada daerah-daerah terluar, terdepan, dan tertinggal, (2) distribusi tidak seimbang
(unbalanced distribution), (3) kualifikasi di bawah standar (under qualification), (4)
guru-guru yang kurang kompeten (low competence), serta (5) ketidaksesuaian antara
kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (missmatched). Program Pendidikan
Profesi Prajabatan yang akan menghasilkan guru-guru profesional diharapkan akan
menghasilkan lulusan yang unggul dan siap menghadapi tuntutan zaman.9
III. Hasil dan pembahasan
Peningkatan kualitas guru di Indonesia penting dilakukan oleh guru guna mencapai
profesionalisme dalam profesi. Guru yang berkualitas akan menciptakan siswa pada generasi
masa depan yang berkualitas pula dalam meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia.
Keberadaan guru dalam dunia pendidikan menjadi salah satu faktor yang signifikan. Guru
merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran baik di jalur pendidikan formal maupun
informal. Oleh karena itu, setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak
dapat dipisahkan dari keberadaan guru. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah observasi dan wawancara dengan narasumber. Adapun narasumber yang kami temui
yaitu bapak Gugum Gumilar S.Pd. Gr, seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA
Negeri 55 Jakarta Selatan.
Dalam wawancara, beliau menjelaskan bahwa semua program studi boleh mengikuti
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan, asalkan dari jurusan pendidikan. Kemudian untuk
mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan ini tidak harus fresh graduation, asalkan tidak
lebih dari usia 27 tahun dan belum menikah maka diperbolehkan. Hal ini terjadi perbedaan
dengan sistem yang diatur oleh pemerintah yaitu, bahwa untuk mengikuti Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan tidak saja bisa diikuti oleh sarjana S-1 Kependidikan, tetapi juga S-1/D-iv
non kependidikan. Walaupun bisa diikuti oleh sarjana S-1/D-iv non kependidikan, ada
sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi yang diatur dalam Permendikbud no. 87 tahun
2013 pasal 1 ayat 1. Untuk mendapat sertifikat pendidik, mahasiswa di LPTK juga harus
bersaing dengan mahasiswa lulusan S-1/D-iv non kependidikan yang juga dapat mengikuti
Program Pendidikan Profesi Guru untuk menjadi guru. Menarik untuk dicermati bahwa
Permendikbud no. 87 tahun 2013 pasal 1 ayat 2 di atas memungkinkan sarjana non
kependidikan juga dapat memperoleh sertifikat.
8
Departemen Pendidikan Nasional, “Draft Naskah Pendidikan-Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan”, Draft
Naskah Akademik PPG Bintang 28 – 30 Juli 08.
9
Ristekdikti, “Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru”, 2017.
Pertama, penerimaan calon peserta harus disesuaikan dengan permintaan nyata di
lapangan dengan menggunakan prinsip supplay and demand sehingga tidak ada lulusan yang
tidak mendapatkan pekerjaan. Kedua, mengutamakan kualitas calon peserta dengan
menentukan batas kelulusan minimal menggunakan acuan patokan. Ini berarti bahwa calon
peserta hanya akan diterima jika memenuhi persyaratan lulus minimal dan bukan
berdasarkan alasan lain. Hanya calon terbaik dapat diterima. Ketiga, untuk memenuhi prinsip
pertama dan kedua di atas, penerimaan mahasiswa (peserta) baru perlu bekerjasama dengan
dinas pendidikan di daerah sebagai stakeholder. Kerjasama ini perlu dilakukan menyangkut
jumlah calon, kualifikasi dan keahlian sesuai dengan mata pelajaran yang dibina dan benar-
benar diperlukan. Keempat, agar mendapatkan calon yang berkualitas tinggi, maka proses
penerimaan harus dilakukan secara fair, terbuka, dan bertanggung jawab. Keenam, rekrutmen
dilakukan dengan (1) seleksi administrasi yang meliputi ijazah relevan dengan mata pelajaran
yang akan diajarkan dari program studi terakreditasi, transkrip nilai dengan indek prestasi
kumulatif minimal 3.00, surat keterangan kesehatan, surat keterangan kelakuan baik; dan
surat keterangan bebas napza; (2) seleksi penguasaan bidang studi melalui tes penguasaan
bidang studi yang akan diajarkan; (3) tes potensi akademik (tpa); (4) tes penguasaan
kemampuan bahasa inggris (english for academic purposes); (5) penelusuran minat bakat
melalui wawancara dan observasi kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan
diajarkan; dan (6) tes kepribadian melalui wawancara/inventori.
Beliau juga menjelaskan tentang durasi Pendidikan Profesi Guru Prajabatan adalah 1
tahun, dengan pembagian: 6 bulan workshop dan 6 bulan lagi untuk PPL, ujian tulis lokal,
ujian nasional sedangkan untuk pendidikan profesi guru dalam jabatan adalah 6 bulan dari
pendidikan profesi guru ini nanti dapat sertifikat pendidik, bahwasannya saat ini semua guru
harus punya sertifikat mengajar. Keuntungan yang didapat jika memiliki sertifikat mengajar
itu adalah : ketika beliau ikut cpns kemarin, lebih di priotaskan dalam tahap SKB diberikan
nilai maksimal yaitu 100 karena sertifikat pendidikan profesi guru. Selain itu dari sertifikasi
mendapat tunjangan kesejahteraan lainnya yaitu tunjangan sertifikasi.
Hal ini sesuai dengan program yang diatur oleh pemerintah, yaitu : dalam proses
Program Pendidikan Profesi Guru terdiri atas beberapa tahapan, yaitu (1) pengenalan yang
dimaknai sebagai gabungan tahap pra kondisi dan pleno 1; (2) workshop SSP yang terdiri
atas beberapa kegiatan, yaitu (a) Pre-Test, (b) Pemantapan materi dimaknai sebagai tahap
pleno 2 dan diskusi kelompok, (c) penyusunan perangkat pembelajaran yang dimaknai
sebagai tahap kerja kelompok/mandiri, (d) praktik workshop internal bersama dosen
pendamping dan teman sejawat lalu dilanjutkan workshop eksternal dengan kehadiran guru
pamong tempat PPL peserta pendidikan profesi guru nantinya dimaknai sebagai gabungan
tahap pleno 3, tahap revisi dan persetujuan RPP, (e) PKL; (2) PPL di sekolah mitra dengan
tugas selain mengajar, yaitu menyusun laporan lesson study dan PTK bersamaan dengan draf
jurnal PTK. Tugas ini bagian dari uji kompetensi, yaitu uji kinerja dan (3) uji kompetensi
yaitu berupa ujian tulis yang disebut UTL dan UTN. Sebelumnya ada pendalaman materi
yang diminta oleh peserta berkaitan dengan persiapan UTN.
Beliau mengatakan bahwa untuk mengikuti seleksi Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan ini seleksinya termasuk sulit, peserta yang ikut banyak waktu itu yang ikut 18.000
orang yang keterima hanya 3.000 orang untuk angkatan beliau. Tapi, dari 3000 orang ini
sampai saat ini juga ada temannya yang masih belum lulus karena masih ada beberapa
rangkaian ujian setelah SM3T salah satunya yang paling menentukan adalah ujian tulis
nasional harus bisa lulus mengerjakan soal di 4 komponen : kepribadian, sosial, pendagogik,
profesional. Soalnya itu 100, kriteria ketuntasannya 76 dan diberikan kesempatan waktu
gagal hanya 2 tahun jadi hanya bisa ikut 8 kali. Kalau tetap belum lulus dari kesempatan
waktu yang telah diberikan berarti dia sudah tidak punya lagi kesempatan untuk ikut
pendidikan profesi guru dan tidak akan mendapat sertifikat.
Pemerintah menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan, program ini
berintikan pada praktik sosial pendidikan, yakni: pertama, pra menjadi guru, keluaran
pendidikan tinggi terlebih dahulu diberikan pendidikan dan pelatihan profesi guru
(pendidikan profesi guru ) prajabatan. Selanjutnya, jika keluaran pendidikan tinggi yang telah
mengikuti Pendidikan Profesi Guru Prajabatan diangkat menjadi guru, maka yang
bersangkutan secara otomatis telah memenuhi persyaratan sebagai pendidik profesional
sehingga sertifikasi guru dalam jabatan secara otomatis tidak diperlukan lagi.
Narasumber juga menambahkan bahwa, Mahasiswa kependidikan pada dasarnya
sudah dibekali juga dengan PPL (Program Pengalaman Lapangan) yang bertujuan untuk
memberikan kesempatan mengajar secara langsung di sekolah. PPL yang ada di program
pendidikan profesi guru ditambah dengan penelitian tindakan kelas sebagai tindak lanjut dari
kegiatan PPL lebih fokus pada praktik mengajar, dan persiapan sebelum PPL adalah
menyiapkan perangkat pembelajaran yang mendukung terlaksananya kegiatan PPL.
Perubahannya terletak pada persiapan sebelum mengajar, yaitu lebih matang secara mental
dan dalam menyiapkan perangkat pembelajaran seperti metode dan model pembelajaran,
lebih percaya diri, cara mengajar lebih terstruktur karena mengikuti RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), dan lebih siap menghadapi situasi di kelas. PPL yang sudah
dijalani saat program S-1, dinilai masih belum dapat membentuk kemampuan sebagai guru
yang berkualitas. Hal ini dikarenakan kurang menyiapkan perangkat pembelajaran seperti
RPP dan tidak fokus dalam mengajar karena masih harus melakukan tugas yang lain seperti
administrasi atau perpustakaan. PPL pada program pendidikan profesi guru lebih fokus dan
tepat sasaran, yaitu mengajar dengan landasan perangkat pembelajaran yang dibuat sebelum
masa PPL dimulai dan tugasnya hanya mengajar saja. Beliau mengatakan bahwa setelah
mengikuti PPG Prajabatan ini mendapatkan keuntungan yaitu ketika beliau ikut tes cpns, ia
lebih di priotaskan dalam tahap SKB diberikan nilai maksimal yaitu 100 karena sertifikat
pendidikan profesi guru. Selain itu, dari sertifikasi mendapat tunjangan kesejahteraan lainnya
yaitu tunjangan sertifikasi. Kalau tidak mengikuti sertifikasi berarti tidak mendapatkan
sertifikasi mengajar dan tunjangan sertifikasi sebesar gaji pokoknya tadi yang dapat
dibayarkan per 3 bulan sekali. Namun juga terdapat kelemahan yaitu, Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan itu sendiri, setelah lulus dari Pendidikan Profesi Guru masih harus mencari
pekerjaan sendiri, dan belum disediakan penempatan lapangan untuk mengajar dari
Pemerintah, selain itu narasumber juga mengkritisi bahwa terjadi kesenjangan waktu untuk
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan dan Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan dimana PPG
dalam jabatan dinilai terlalu singkat untuk mempelajari materi perkuliahan Pendidikan
Profesi Guru ini, sedangkan menurut beliau yang telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan selama 1 tahun dinilai masih terlalu minim untuk mempelajari materi yang
diajarkan dibandingkan PPG dalam jabatan yang hanya memakan waktu sekitar 6 bulan saja.

IV. Penutup
Kesimpulan
Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan merupakan program pendidikan yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S-1 kependidikan dan S-1/D-iv non
kependidikan yang memiiki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru
secara utuh sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik professional. Program ini masih
memiliki kelemahan yaitu setelah guru yang telah mengikuti Program Pendidikan Profesi
Guru lulus dari pendidikan profesi guru kita masih harus mencari pekerjaan sendiri, lulusan
mendapatkan sertifikasi walaupun lulusan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan belum
menjadi PNS dan nanti mengajukan NUPTK (Nomor Unit Pendidik dan Tenaga
Kependidikan) hampir sama dengan NIP jika ingin mengajukan tunjangan sertifikasi harus
memiliki NUPTK. Sementara itu, kasusnya dari dahulu hingga saat ini masih lah sama yaitu
lamanya proses pengajuan NUPTK itu sendiri selama kurang lebih 5 tahun lamanya, artinya
walaupun guru yang telah mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru bukanlah PNS, maka
guru yang telah mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru ini dapat memanfaatkan
sertifikat itu untuk mengajukan tunjangan sertifikasi. Dan juga Program Pendidikan Profesi
Prajabatan ini diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan pendidikan, seperti: (1)
kekurangan jumlah guru (shortage) khususnya pada daerah-daerah terluar, terdepan, dan
tertinggal, (2) distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), (3) kualifikasi di bawah
standar (under qualification), (4) guru-guru yang kurang kompeten (low competence), serta
(5) ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (missmatched).
Program Pendidikan Profesi Prajabatan yang akan menghasilkan guru-guru profesional
diharapkan akan menghasilkan lulusan yang unggul dan siap menghadapi tuntutan zaman.

Saran
Karena Pendidikan Profesi Guru Prajabatan tujuannya untuk mencetak guru
profesional saran kami bagi pemerintah pengelola Program Pendidikan Profesi Guru ini
adalah evaluasi dalam menghasilkan guru profesional tentang waktu dalam menjalankan
program ini yang terlalu singkat dan pedat yang hanya 1 tahun, yang mana 1 tahun itu tidak
mencukupi dalam melaksanakan semua proses pembelajaran penyampaian materi yang
sangat banyak.
Daftar Pustaka

Aditya Galih Kisrianto dan Corry Iriani R “Persepsi Mahasiswa Program


Pendidikan Profesi Guru (Pendidikan Profesi Guru ) Pendidikan Sejarah Terhadap
Program Pendidikan Profesi Guru ”, Jurnal Pendidikan Sejarah 66 vol. 7 no. 1 Januari
2018.
Christine Harrison. 2018. Boundary Crossing During Pre-Service Teacher Training:
Empowering or Hampering Professional Growth?.vol.13. Pp 1129-1133.
Departemen Pendidikan Nasional, “Draft Naskah Pendidikan-Program Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan”, Draft Naskah Akademik PPG Bintang 28 – 30 Juli 08.
Fajet, W., Bello, M., Leftwich, S. A., Mesler, J. L., & Shaver, A. N. (2005). Pre-
Service Teachers’ Perceptions in Beginning Education Classes. Teaching and Teacher
Education, 21(6), Pp 717–727.
Hyo Jeong Lee, Sang Kon Lee, dkk 2010. Examining Epistemological Beliefs of
Pre-Service Teachers in Korea. Vol. 19. Pp 79-97.
I Ketut Margi, “Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Dalam Perspektif
Darwinisme Sosial”, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, jilid 46, nomor 1, April 2013, Pp
87-95.
Jale Cakiroglu, William J. Boone, dkk 2005. Pre-Service Teacher Self-Efficacy
Beliefs Regarding Science Teaching: A Comparison of Pre-Service Teachers in Turkey
And The USA. Vol. 14. No. 1.
Mega Prani Ningsih, dkk, “Program Pendidikan Profesi Guru Untuk Membangun
Kompetensi Guru Geografi (Studi Kasus di Universitas Negeri Malang)”, Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol: 1 nomor: 10 bulan Oktober
tahun 2016 Pp: 2031—2039.
Ristekdikti, “Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru”, 2017
Taylor dan Francis, Ltd. Is collaborating with JSTOR to digitize, “Preservice
Teachers’ Educational Beliefs and Their Perceptions of Characteristics of Effective
Teachers”, The Jurnal of Education Research, vol. 96, No. 2 November-December 2002.
A.
Lampiran

1. E-mail Peneliti :

1. Asri Rahayu Murdianningsih


Asrirahayu.m@gmail.com,
2. Ghina Ardhillah
Ghinaardhillah@gmail.com,
3. Khosyatillah Musfikhuna
khosyatillahmusfikhuna@gmail.com,
4. Nadia Rizkiana
nadia.rizkiana24@gmail.com,
5. Winda Halimah
windahalimaaah@gmail.com

2. Biodata narasumber

Nama narasumber : Gugum Gumelar S.Pd. Gr


Guru Pendidikan Kewarganegaraan
Sma Negeri 55 Jakarta Selatan
No telepon : +6282147537884
Alamat email : gugum.gumilar0393@gmail.com

3. Jadwal observasi
Hari : kamis
Tanggal : 23 mei 2019
Pukul : 11.00-12.10 wib
Lokasi : Sma Negeri 55 Jakarta Selatan
Jl. Potlot ii no.2, rt.2/rw.3, duren tiga, kec. Pancoran, kota jakarta selatan,
daerah khusus ibukota jakarta 12760
4. Daftar pertanyaan wawancara mengenai pendidikan profesi guru prajabatan
1. Program studi apa saja yang boleh mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan?
2. Bapak/ibu sebelumnya berkuliah dimana,jurusan apa?
3. Apakah untuk mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan harus fresh graduation
ataukah boleh beberapa tahun setelah kelulusan.
4. Berapa lama durasi pendidikan profesi guru prajabatan untuk pendidikan dan non
pendidikan?
5. Apakah alasan bapak/ibu mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan ?
6. Apakah ada program beasiswa dari pemerintah dalam pendidikan profesi guru prajabatan
ini?
7. Bagaimana sistem seleksi dalam mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan?
8. Apakah untuk mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan harus dari program studi
yang linier dengan jurusan perkuliahan sebelumnya?
9. Dalam pelatihan pendidikan profesi guru prajabatan apa saja kegiatan yang dilakukan?
10. Apa saja yang dipersiapkan untuk pelatihan pendidikan profesi guru prajabatan?
11. Apa terdapat ketentuan bahwa untuk diangkat sebagai guru baik negeri maupun swasta,
seseorang harus lulus pendidikan profesi guru prajabatan?
12. Bagaimana dengan guru yang tidak mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan apa
implikasinya?
13. Apa saja manfaat yang diperoleh bagi calon pendidik setelah mengikuti pendidikan
profesi guru ?
14. Tahapan selanjutnya setelah pendidikan profesi guru prajabatan untuk menjadi guru
melakukan apa saja?
15. Hambatan apa saja ketika mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan?
16. Apa saja kritik dan saran bapak/ibu setelah menngikuti pendidikan profesi guru
prajabatan?
5. Dokumentasi

Foto Kelompok 1 bersama Narasumber di SMA 55 Jakarta Selatan


Keterangan:

 Foto lobby sma 55 jakarta selatan

 Foto gerbang sma 55 jakarta selatan

 Foto gedung sma 55 jakarta selatan (tampak depan)

Anda mungkin juga menyukai