Disusun Oleh :
Tassya Oktaviana (1807026069)
Hermin Febrianty Takbir (1807026071)
Aida Sholiha (1807026072)
Nur Indah Sari Rini Palupi (1807026075)
Kelebihan
a. Mudah dan tidak terlalu membebani responden
b. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas
untuk wawancara
c. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden
d. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf
e. Dapat memberikan gambara nyata yanng bernar-benar dikonsumsi individu sehingga
dapat dihitung intake zat gizi perhari.
Kekurangan
a. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan bila hanya dilakukan satu hari
b. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden
c. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden melebih-lebihkan dan
mengurangi saat melaporkan apa yang telah dikonsumsinya
d. Membutuhkan tenaga dan petugas yang terlatih
B. HASIL PENGAMATAN
FORMULIR FOOD RECALL 2×24 JAM
Hari : Ke-1 Kelas : Gizi 4-C
Tanggal : Jumat, 21 Februari 2020 No. HP : 085602293730
Nama Responden : Septi Arti Pribadi Alamat : Semarang
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan Ortu: Wiraswasta
Tanggal Lahir : 25 September 1999 Pewawancara : Nur Indah Sari R.P.
BB/TB : 65 kg/153 cm
ANALISIS DATA
HARI KE-1
Hari : Ke-1
Tanggal : Jumat, 21 Februari 2020
Tanggal Lahir : 25 September 1999
BB/TB : 65 kg/153 cm
BB AKTUAL
AKG = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
BB AKTUAL
a. Energi = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 2250
55
= 2659 kkal
Asupan Energi = 795,95 kkal
795,95
= × 100% = 30% (asupan energi sangat kurang)
2659
BB AKTUAL
b. Karbohidrat = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 360
55
= 425 gram
Asupan Karbohidrat = 96,5 gram
96,5
= × 100% = 22,7% (asupan karbohidrat sangat kurang)
425
BB AKTUAL
c. Protein = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 60
55
= 70,9 gram
Asupan Protein = 26,67 gram
26,67
= × 100% = 37,6% (asupan protein sangat kurang)
70,9
BB AKTUAL
d. Lemak = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 65
55
= 77 gram
Asupan Lemak = 31,73 gram
31,73
= × 100% = 41% (asupan lemak sangat kurang)
77
HARI KE-2
Hari : Ke-2
Tanggal : Sabtu, 22 Februari 2020
Tanggal Lahir : 25 September 1999
BB/TB : 65 kg/153 cm
BB AKTUAL
AKG = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
BB AKTUAL
a. Energi = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 2250
55
= 2659 kkal
Asupan Energi = 1317,4 kkal
1317,4
= × 100% = 49,5% (asupan energi sangat kurang)
2659
BB AKTUAL
b. Karbohidrat = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 360
55
= 425 gram
Asupan Karbohidrat = 161,5 gram
161,5
= × 100% = 38% (asupan karbohidrat sangat kurang)
425
BB AKTUAL
c. Protein = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 60
55
= 70,9 gram
Asupan Protein = 27,3 gram
27,3
= × 100% = 38,5% (asupan protein sangat kurang)
70,9
BB AKTUAL
d. Lemak = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG
65
= × 65
55
= 77 gram
Asupan Lemak= 57,7 gram
57,7
= × 100% = 75% (asupan lemak kurang)
77
C. PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara food recall dengan nama responden Septi Arti Pribadi dalam 2×24
jam didapatkan data mengenai konsumsi makan responden, kemudian dilakukan penghitungan
analisis zat gizi dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP).
Dari data di atas dapat dilihat bahwa total asupan energi yang didapat setelah
mengonsumsi makanan dan minuman pada hari pertama yaitu 795,95 kkal, total karbohidrat
sebesar 96,5 gram, total protein sebesar 26,67 gram serta total lemak sebesar 31,73 gram. Pada
hari pertama pola konsumsi responden dinilai sangat kurang dan responden dinilai kurang
mengonsumsi sayur.
Sedangkan total asupan energi yang didapat setelah mengonsumsi makanan dan minuman
pada hari kedua yaitu 1317,4 kkal, total karbohidrat sebesar 161,5 gram, lalu 27,3 gram total
protein, serta 57,7 gram total lemak. Pola konsumsi pada hari kedua ini dinilai lebih tinggi
daripada hari pertama, dikarenakan responden banyak mengonsumsi makanan banyak kalori.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pola konsumsi responden dinilai tidak baik karena
belum mampu mencukupi kebutuhan gizi menurut AKG.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Metode 24 jam recall merupakan teknik yang paling sering digunakan baik secara klinis
maupun penelitian. Metode ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya
sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung. Pada dasarnya metode ini
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu.
2. Berikut langkah-langkah metode recall 24 jam menurut Supariasa :
1. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang
diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan
menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan sehari-hari.
2. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1×24 jam), maka data yang diperoleh
kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24
jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Karena hasilnya yang
diperoleh dapat menggambarkan asupan zat gizi yang lebih optimal. Dan memberi variasi yang
lebih besar tentang intake harian individu.
3. Menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu.
4. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
5. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau Angka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.
3. Metode recall 24 jam memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut :
Kelebihan
f. Mudah dan tidak terlalu membebani responden
g. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas
untuk wawancara
h. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden
i. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf
j. Dapat memberikan gambara nyata yanng bernar-benar dikonsumsi individu sehingga
dapat dihitung intake zat gizi perhari.
Kekurangan
e. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan bila hanya dilakukan satu hari
f. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden
g. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden melebih-lebihkan dan
mengurangi saat melaporkan apa yang telah dikonsumsinya
h. Membutuhkan tenaga dan petugas yang terlatih
DAFTAR PUSTAKA
Dewa, Nyoman, Supariasa, I. Bachyar, Bakri. Ibnu, Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Kedokteran EGC.
Gibson, R. S. 1993. Principles of Nutritional Assesment. New York : Oxford University Press.
Riyadi, Hadi. 2001. Buku Ajar : Metode Penelitian Status Gizi Secara Antropometri. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Suharjo, Harper LJ, Deaton BJ, Driskel KJ. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.