Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Penilaian Konsumsi Pangan


“Metode Food Recall 2×24 Jam”

Disusun Oleh :
Tassya Oktaviana (1807026069)
Hermin Febrianty Takbir (1807026071)
Aida Sholiha (1807026072)
Nur Indah Sari Rini Palupi (1807026075)

Program Studi Gizi


Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tingkat kecukupan zat gizi individu maupun kelompok masyarakat dapat diperoleh
melalui survei konsumsi pangan. Penilaian survei konsumsi pangan ada 2 macam, yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif (Gibson, 1993). Penilaian asupan secara kualitatif, seperti food
frequency, dietary history, metode telepon, dan food list. Metode kualitatif biasanya untuk
mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali
informasi tentang kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut
(Supariasa, 2002). Penilaian asupan secara kuantitatif yaitu dengan food recall dan food record
dimaksudkan untuk mengukur jumlah konsumsi makanan setelah satu hari berakhir. Dengan
meningkatkan hari pengukuran, perkiraan kuantitatif terhadap kebiasaan asupan makanan dapat
diperoleh. Jumlah hari pengukuran, pemilihan, dan jarak, tergantung dari tujuan penelitian,
perbedaan asupan makanan, dan variasi asupan gizi setiap harinya. Penilaian kebiasaan asupan
sangatlah penting ketika menilai hubungan antara diet dan parameter biologis (Supariasa, 2002).
Pada suatu penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna jumlah asupan
energi antara metode food record, dan multiple food recall 24 jam. Dari hasil pengukuran dengan
metode food record dan food recall 24 jam jumlah asupan energi subyek sangat bervariasi.
Jumlah total rata-rata asupan energi hasil pengukuran dengan metode dari semua kelompok
semuanya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan dari uji korelasi menunjukkan
bahwa total rata-rata asupan energi semua metode mempunyai pengaruh hubungan yang
bermakna. Dilihat dari reliabilitas metode pengukuran, metode food recall 24 jam mempunyai
reliabilitas lebih baik dibandingkan dengan metode food record (Gibson, 1993). Pada praktikum
kali ini, metode yang digunakan adalah metode food recall. Agar dapat mengetahui kebiasaan,
pola makan, dan kecukupan gizi seseorang yang tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya
yang besar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan metode recall 2×24 jam?
2. Bagaimana prosedur metode recall 2×24 jam?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode recall 2×24 jam?
4. Bagaimana hasil recall yang telah dilakukan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang metode recall 2×24 jam?
2. Mengetahui tentang prosedur metode recall 2×24 jam?
3. Mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan metode recall 2×24 jam?
4. Mengetahui hasil recall yang telah dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DASAR TEORI
Metode 24 jam recall merupakan teknik yang paling sering digunakan baik secara klinis
maupun penelitian. Metode ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya
sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung. Pada dasarnya metode ini
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu
(Suharjo, et al, 1986).
Metode recall 24 jam dilakukan sebanyak dua kali, dan dipilih hari yang mewakili hari
kerja dan yang mewakili hari libur. Menurut Supariasa apabila pengukuran hanya dilakukan 1
kali (1 x 24 Jam) maka data yang diperoleh kurang refresentatif untuk menggambarkan
kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang
kali dan harinya tidak berturut-turut. Sampel diwawancarai tanpa diberitahu terlebih dahulu, hal
ini untuk memastikan bahwa sampel tidak membuat perubahan apapun selama penelitian ini
dilaksanakan, peneliti menanyakan tentang semua kegiatan, makanan dan minuman yang
dimakan pada 24 jam yang lalu, termasuk metode memasak dan estimasi ukuran porsi dengan
bantuan sebuah foto ukuran rumah tangga yang peneliti telah buat yang telah distandarisasi,
kemudian hasilnya dirata-rata menjadi rata-rata asupan perhari. Dan dimasukkan ke dalam
nutrisurvey, sehingga dapat diketahui seberapa besar asupannya.
Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis
bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Agar wawancara berlangsung
sistematika yang baik, maka terlebih dahulu perlu disiapkan kuesioner (daftar pertanyaan).
Kuesioner tersebut mengarahkan wawancara menurut urutan waktu makan dan pengelompokkan
bahan makanan (Riyadi, 2001). Kuantitas pangan di recall meliputi semua makanan dan
minuman yang dikonsumsi termasuk suplemen vitamin dan mineral (Gibson, 1993).
Berikut langkah-langkah metode recall 24 jam menurut Supariasa (2002) :
1. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang
diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan
menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan sehari-hari.
2. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1×24 jam), maka data yang diperoleh
kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24
jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Karena hasilnya yang
diperoleh dapat menggambarkan asupan zat gizi yang lebih optimal. Dan memberi variasi yang
lebih besar tentang intake harian individu.
3. Menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Daftar
URT digunakan dalam menaksirkan jumlah bahan makanan, bila ingin mengkonversi dari URT
ke dalam ukuran berat (gram) dan ukuran volume (liter). Pada umumnya URT untuk setiap
daerah dan rumah tangga berbeda-beda, oleh karena itu sebelum menggunakan daftar URT perlu
dilakukan koreksi sesuai dengan URT yang digunakan. Terutama untuk ukuran-ukuran potong,
buah, butir, iris, bungkus, biji, batang, ikat dan lain-lainnya, sehingga informasi dan pencatatan
harus dilengkapi dengan besar dan kecil ukuran bahan makanan atau makanan tersebut.
4. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
5. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau Angka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.
Menurut Depkes RI (1990) bahwa klasifikasi tingkat konsumsi makanan dibagi menjadi
empat dengan cut of points sebagai berikut :

 Baik : ≥100 % AKG

 Sedang : 80-99 % AKG

 Kurang : 70-80 % AKG

 Defisit :<70 % AKG


Metode recall 24 jam memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut :

 Kelebihan
a. Mudah dan tidak terlalu membebani responden
b. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas
untuk wawancara
c. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden
d. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf
e. Dapat memberikan gambara nyata yanng bernar-benar dikonsumsi individu sehingga
dapat dihitung intake zat gizi perhari.
 Kekurangan
a. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan bila hanya dilakukan satu hari
b. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden
c. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden melebih-lebihkan dan
mengurangi saat melaporkan apa yang telah dikonsumsinya
d. Membutuhkan tenaga dan petugas yang terlatih
B. HASIL PENGAMATAN
FORMULIR FOOD RECALL 2×24 JAM
Hari : Ke-1 Kelas : Gizi 4-C
Tanggal : Jumat, 21 Februari 2020 No. HP : 085602293730
Nama Responden : Septi Arti Pribadi Alamat : Semarang
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan Ortu: Wiraswasta
Tanggal Lahir : 25 September 1999 Pewawancara : Nur Indah Sari R.P.
BB/TB : 65 kg/153 cm

Waktu Nama Cara Bahan Makanan URT Berat E KH P L


Makan Makanan Pengolahan (gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Makan Semur Hati Disemur 1. Hati Ayam 1 bh 30 75 - 7 5
Pagi sdg
(06.30) 2. Kecap 1 sdm 10 7,1 0,9 0,57 0,13

Nasi Direbus 1. Beras gls


3/4 100 175 40 4 -
Selingan Buah Naga - 1. Buah Naga ¼ bh 55 39,05 5 0,9 1,7
Pagi sdg
(09.00)
Makan Nasi Direbus 1. Beras 3/4 gls 100 175 40 4 -
Siang
(15.00) Hati Goreng Digoreng 1. Hati Ayam 1 bh 30 75 - 7 5
sdg
2. Minyak 1 sdm 10 100 - - 10

Selingan Buah Naga - 1. Buah Naga ½ bh 100 71 9,1 1,7 3,1


Siang sdg
(16.00) Alpukat - 2. Alpukat ½ bh 60 50 - - 5
bsr
Makan Nugget Digoreng 1. Nugget 3 ptg 60 28,8 1,5 1,5 1,8
Malam Goreng sdg
(19.00) 2. Minyak
TOTAL 795,9 96,5 26,67 31,73
5

FORMULIR FOOD RECALL 2×24 JAM


Hari : Ke-2 Kelas : Gizi 4-C
Tanggal : Sabtu, 22 Februari 2020 No. HP : 085602293730
Nama Responden : Septi Arti Pribadi Alamat : Semarang
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan Ortu: Wiraswasta
Tanggal Lahir : 25 September 1999 Pewawancara : Nur Indah Sari R.P
BB/TB : 65 kg/153 cm
Waktu Nama Cara Bahan Makanan URT Berat E KH P L
Makan Makanan Pengolahan (gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Makan Nasi Direbus 1. Beras 3/4 gls 100 175 40 4 -
Pagi
(06.30) Ayam Goreng Digoreng 1. Ayam 1 ptg 55 150 - 7 13
sdg
2. Minyak 1 sdm 10 100 - - 10
Tempe Goreng Digoreng 1. Tempe 1 ptg 25 37,5 3,5 2,5 1,5
sdg
2. Minyak 1 sdt 5 50 - - 5
Teh Manis Diseduh 1. Teh 1 sdt 5 - - - -
2. Gula 2 sdm 26 100 24 - -

Selingan Buah Naga - 1. Buah Naga ¼ bh 55 39,05 5 0,9 1,7


Pagi sdg
(10.00)
Makan Nasi Direbus 1. Beras 3/4 gls 100 175 40 4 -
Siang
(13.30) Nugget Digoreng 1. Nugget 4 ptg 80 38,4 2 2 2,4
Goreng sdg
2. Minyak 1 sdm 10 100 - - 10

Selingan Buah Naga - 1. Buah Naga ¼ bh 55 39,05 5 0,9 1,7


Siang sdg
Makan Nasi Direbus 1. Beras 3/4 gls 100 175 40 4 -
Malam
Nugget Digoreng 1. Nugget 4 ptg 80 38,4 2 2 2,4
Goreng sdg
2. Minyak 1 sdm 10 100 - - 10
TOTAL 1317, 161,5 27,3 57,7
4

ANALISIS DATA
HARI KE-1
Hari : Ke-1
Tanggal : Jumat, 21 Februari 2020
Tanggal Lahir : 25 September 1999
BB/TB : 65 kg/153 cm

BB AKTUAL
AKG = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

BB AKTUAL
a. Energi = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 2250
55

= 2659 kkal
Asupan Energi = 795,95 kkal

795,95
= × 100% = 30% (asupan energi sangat kurang)
2659

BB AKTUAL
b. Karbohidrat = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 360
55

= 425 gram
Asupan Karbohidrat = 96,5 gram

96,5
= × 100% = 22,7% (asupan karbohidrat sangat kurang)
425
BB AKTUAL
c. Protein = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 60
55

= 70,9 gram
Asupan Protein = 26,67 gram

26,67
= × 100% = 37,6% (asupan protein sangat kurang)
70,9
BB AKTUAL
d. Lemak = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 65
55

= 77 gram
Asupan Lemak = 31,73 gram

31,73
= × 100% = 41% (asupan lemak sangat kurang)
77

HARI KE-2
Hari : Ke-2
Tanggal : Sabtu, 22 Februari 2020
Tanggal Lahir : 25 September 1999
BB/TB : 65 kg/153 cm

BB AKTUAL
AKG = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

BB AKTUAL
a. Energi = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 2250
55

= 2659 kkal
Asupan Energi = 1317,4 kkal

1317,4
= × 100% = 49,5% (asupan energi sangat kurang)
2659

BB AKTUAL
b. Karbohidrat = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 360
55

= 425 gram
Asupan Karbohidrat = 161,5 gram
161,5
= × 100% = 38% (asupan karbohidrat sangat kurang)
425
BB AKTUAL
c. Protein = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 60
55

= 70,9 gram
Asupan Protein = 27,3 gram

27,3
= × 100% = 38,5% (asupan protein sangat kurang)
70,9
BB AKTUAL
d. Lemak = × zat gizi yang akan diukur
BB AKG

65
= × 65
55

= 77 gram
Asupan Lemak= 57,7 gram

57,7
= × 100% = 75% (asupan lemak kurang)
77
C. PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara food recall dengan nama responden Septi Arti Pribadi dalam 2×24
jam didapatkan data mengenai konsumsi makan responden, kemudian dilakukan penghitungan
analisis zat gizi dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP).
Dari data di atas dapat dilihat bahwa total asupan energi yang didapat setelah
mengonsumsi makanan dan minuman pada hari pertama yaitu 795,95 kkal, total karbohidrat
sebesar 96,5 gram, total protein sebesar 26,67 gram serta total lemak sebesar 31,73 gram. Pada
hari pertama pola konsumsi responden dinilai sangat kurang dan responden dinilai kurang
mengonsumsi sayur.
Sedangkan total asupan energi yang didapat setelah mengonsumsi makanan dan minuman
pada hari kedua yaitu 1317,4 kkal, total karbohidrat sebesar 161,5 gram, lalu 27,3 gram total
protein, serta 57,7 gram total lemak. Pola konsumsi pada hari kedua ini dinilai lebih tinggi
daripada hari pertama, dikarenakan responden banyak mengonsumsi makanan banyak kalori.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pola konsumsi responden dinilai tidak baik karena
belum mampu mencukupi kebutuhan gizi menurut AKG.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Metode 24 jam recall merupakan teknik yang paling sering digunakan baik secara klinis
maupun penelitian. Metode ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya
sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung. Pada dasarnya metode ini
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu.
2. Berikut langkah-langkah metode recall 24 jam menurut Supariasa :
1. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang
diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan
menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan sehari-hari.
2. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1×24 jam), maka data yang diperoleh
kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24
jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Karena hasilnya yang
diperoleh dapat menggambarkan asupan zat gizi yang lebih optimal. Dan memberi variasi yang
lebih besar tentang intake harian individu.
3. Menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu.
4. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
5. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau Angka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.
3. Metode recall 24 jam memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut :

 Kelebihan
f. Mudah dan tidak terlalu membebani responden
g. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas
untuk wawancara
h. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden
i. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf
j. Dapat memberikan gambara nyata yanng bernar-benar dikonsumsi individu sehingga
dapat dihitung intake zat gizi perhari.
 Kekurangan
e. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan bila hanya dilakukan satu hari
f. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden
g. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden melebih-lebihkan dan
mengurangi saat melaporkan apa yang telah dikonsumsinya
h. Membutuhkan tenaga dan petugas yang terlatih
DAFTAR PUSTAKA
Dewa, Nyoman, Supariasa, I. Bachyar, Bakri. Ibnu, Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Kedokteran EGC.
Gibson, R. S. 1993. Principles of Nutritional Assesment. New York : Oxford University Press.
Riyadi, Hadi. 2001. Buku Ajar : Metode Penelitian Status Gizi Secara Antropometri. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.

Suharjo, Harper LJ, Deaton BJ, Driskel KJ. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai