Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SURVEI KONSUMSI PANGAN

METODE RECALL 24 JAM

BAYI UMUR 11 BULAN

KELOMPOK 2

Benny Purwanto

Eka Putri Tri Haryati

Mohammad Fajrianoor

Sinthya Aprillia Putri

Shintya Widiacharni

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKARAYA

PRODI D IV GIZI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi merupakan unsur yang sangat penting bagi pembentukan tubuh manusia yang
berkualitas. Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan
terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Kebutuhan akan nutrien berubah sepanjang
daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap
kehidupan. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan
masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun
kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi (Depkes RI, 2007).
Proses perkembangan anak berawal dari bayi. Bayi merupakan makhluk yang sangat
peka dan halus. Bayi akan terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada
proses kelahiran dan perawatannya. Masa tumbuh kembang bayi sangat dipengaruhi oleh pola
asuh yang dilakukan oleh orang tuanya terutama ibu. Pola asuh diantaranya meliputi pemberian
ASI eksklusif, penerapan inisiasi menyusu dini, serta pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) lokal pada bayi 6 bulan ke atas dan meneruskan ASI sampai umur 2 tahun (Depkes, 2009).
Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada bayi sampai
dengan umur 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Angka cakupan ASI di
Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan Riskesdas 2010, persentasi pemberian ASI eksklusif:
pada bayi usia 0 bulan (39,8%),1 bulan (32,5%), 2 bulan (30,7%), 3 bulan (25,2%), 4 bulan
(26,3%) dan 5 bulan (15,3%).
Dietary Assessment atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode tidak
langsung yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Secara umum survei konsumsi makanan dimaksudkan
untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi
pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap konsumsi makanan tersebut (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002: 88). Sedangkan secara
khusus, dimaksudkan untuk menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan
kelompok masyarakat, menentukan status gizi keluarga maupun individu, sebagai dasar
perencanaan dan program pengembangan gizi. Berdasarkan jenis data yang diperoleh dapat
dihasilkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengukuran konsumsi makanan
yang bersifat kualitatif antara lain : metode frekuensi makanan (food frequency), metode dietary
history, metode telepon dan metode pendaftaran makanan (food list). Sedangkan metode yang
bersifat kuantitatif untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung
konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar
lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-
Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak.
Metode pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain : metode recall nutrition,
perkiraan makanan (estimated food records), penimbangan makanan (food weighing), metode
food account, metode inventaris (inventory method) dan pencatatan (household food records).
Saat ini metode recall 24 jam masih dipilih sebagai metode pengumpulan data konsumsi pangan
dengan pertimbangan tidak membutuhkan waktu dan biaya yang besar akan tetapi mempunyai
tingkat akurasi yang lebih rendah. Secara rinci metode recall nutrition akan dibahas pada makalah
ini.
ASI (Air susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Air susu Ibu (ASI)
adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal ini tidak hanya karena ASI
mengandung cukup zat gizi tetapi karena ASI mengandung zat imunologik yang melindumgi bayi
dari infeksi praktek menyusui dinegara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta
bayi pertahun, atas dasar tersebut WHO merekomendasikan hanya untuk memberikan ASI
sampai bayi berusia 4 sampai 5 bulan ( Depkes RI, 2005 p. 1).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui asupan recall 24 jam pada bayi umur 7 - 11 bulan
2. untuk mengetahui jumlah estimasi volume ASI yang dikonsumsi bayi umur 7 – 11 bulan
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Metode 24 hours recall merupakan tehnik yang paling sering digunakan baik secara klinis
maupun penelitian. Metode ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya sebaik
mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung. Pada dasarnya metode ini dilakukan
dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu (Suharjo, et al, 1986).

Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan
makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Agar wawancara berlangsung sistematika yang
baik, maka terlebih dahulu perlu disiapkan kuesioner (daftar pertanyaan). Kuesioner tersebut
mengarahkan wawancara menurut urutan waktu makan dan pengelompokkan bahan makanan (Riyadi,
2001). Kuantitas pangan di recall meliputi semua makanan dan minuman yang dikonsumsi termasuk
suplemen vitamin dan mineral (Gibson, 1990).

ASI (Air susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Air susu Ibu (ASI) adalah
makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat
gizi tetapi karena ASI mengandung zat imunologik yang melindumgi bayi dari infeksi praktek menyusui
dinegara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun, atas dasar tersebut
WHO merekomendasikan hanya untuk memberikan ASI sampai bayi berusia 4 sampai 5 bulan ( Depkes
RI, 2005 p. 1).

Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Dalam
kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100ml/
hari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500ml pada minggu kedua. Dan, produksi ASI semakin efektif
dan terus menerus meningkat pada 10-14 hari setelah melahirkan. Kondisi tersebut berlangsung hingga
beberapa bulan kedepan. Bayi yang sehat mengkonsumsi 700-800ml ASI setiap hari setelah memasuki
masa 6 bulan volume pengeluaran air susu mulai menurun. Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat
dipenuhi oleh ASI, dan harus mendapatkan makanan tambahan. Secara fisiologis, ukuran payudara tidak
mempengaruhi volume air susu yang diproduksi.

Artinya, jumlah ASI yang diproduksi tidak tergantung pada besar atau kecilnya payudara. Jumlah
produksi ASI bervariasi setiap hari, karena dipengaruhi oleh kandungan nutrisi ibu. ASI yang dibutuhkan
oleh bayi sesuai tingkat pertumbuhan dan perkebangannya. Semakin sehat bayi, semakin banyak ASI
yang harus dikonsumsinya. Menurut Deddy Volume ASI yang diproduksi dipengaruhi oleh kondisi psikis
seorang ibu dan makanan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, ibu tidak boleh merasa stress dan
gelisah secara berlebihan. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap volume ASI pada minggu pertama
menyusui bayi (Deddy Muchtadi :31)

Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500- 700ml setiap hari selama 6 bulan
pertama, 400-600ml pada 6 bulan kedua, serta 300-500ml pada tahun kedua kehidupan bayi.
Kekurangan gizi dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada masa kehamilan
tidak mencukupi kebutuhan, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sumber
energi selama menyusui. Meskipun begitu, peningkatan konsumsi makanan pada ibu hamil belum tentu
meningkatkan maningkatkan produksi air susunya. Sebenarnya, gizi dalam makanan yang dikonsumsi
oleh ibu hamil itulah yang menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap volume produksi ASI.

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Waktu Menu Berat URT Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gr) (gr) (gr)
PAGI : 118,28
06.30 ASI ml
07.00 Sup :
Kentang 10 gr 9,3 0,2 0 2,2
Mie 10 gr 14,1 0,5 0,1 2,8
Ayam 20 gr 57,0 5,4 3,8 0
Wortel 10 gr 2,6 0,1 0 0,5
buncis 5 gr 1,7 0,1 0 0,4

09.00 Buah +
yoghurt :
Mangga 45 gr ½ buah 29,3 0,2 0,1 7,7
Alpukat 60 gr 1 buah 130 1 14 0
yoghurt 70 ml 1½ 50 2 0 10
botol
Snack : Roti 90 gr 2 280 8 6 46
11.00 lembar
Siang : Bubur ½ porsi 70,0 1,5 1,8 12,4
12.30 kacang
hijau
ASI 118,28
ml
14.00 Buah +
yoghurt
Mangga 45 gr ½ buah 29,3 0,2 0,1 7,7
Alpukat 60 gr 1 buah 130 1 14 0
Yoghurt 70 ml 1½ 50 2 0 10
botol
Snack : Biscuit 30 gr 128,5 0 4,28 21,4
16.00 Cerelac
17.00 ASI 118,28
ml
18.00 Buah +
yoghurt
Mangga 45 gr ½ buah 29,3 0,2 0,1 7,7
Alpukat 60 gr 1 buah 130 1 14 0
Yoghurt 1½ 50 2 0 10
botol
19.30 Biscuit 20 gr 85,7 0 2,9 14,2
cerelac
Mangga 50 gr 32,5 0,3 0,2 8,5
20.30 ASI 591,4
ml
total 1311kal 26gr 59gr 140,3gr

 perhitungan estimasi volume ASI


25 OZ
 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑆𝐼 = 7
= 3,57
 = 4 × 29,57
 = 118,28 / 1 kali menyusui
 4 OZ setara dengan 118,28 ml
BAB 4

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Metode 24 hours recall merupakan tehnik yang paling sering digunakan baik secara klinis
maupun penelitian. Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah
bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu. Wawancara dilakukan sedalam mungkin
agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa
hari yang lalu.
2. ASI (Air susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Air susu Ibu (ASI)
adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal ini tidak hanya karena ASI
mengandung cukup zat gizi tetapi karena ASI mengandung zat imunologik yang melindumgi
bayi dari infeksi praktek menyusui dinegara berkembang telah berhasil menyelamatkan
sekitar 1,5 juta bayi pertahun, atas dasar tersebut WHO merekomendasikan hanya untuk
memberikan ASI sampai bayi berusia 4 sampai 5 bulan ( Depkes RI, 2005 p. 1).
3. Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500- 700ml setiap hari selama 6 bulan
pertama, 400-600ml pada 6 bulan kedua, serta 300-500ml pada tahun kedua kehidupan
bayi. Kekurangan gizi dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada
masa kehamilan tidak mencukupi kebutuhan, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu
komponen ASI dan sumber energi selama menyusui. Meskipun begitu, peningkatan
konsumsi makanan pada ibu hamil belum tentu meningkatkan maningkatkan produksi air
susunya. Sebenarnya, gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil itulah yang
menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap volume produksi ASI.

Anda mungkin juga menyukai