DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
MUH. HILAL HAMDI H021 18 1010
YESRIELY H021 18 1302
MAULIDIYAH H021 18 1019
MUHAMMAD AZLAN H021 18 1320
MILDASARI H021 18 1017
AZIZAH SAHIR H021 18 1325
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“Konsep Dasar Instrumentasi”. Dalam penulisan karya tulis ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dra. Bidayatul Armynah, M.T. selaku dosen pengampuh mata kuliah
Sistem Instrumentasi dan juga selaku pembimbing dalam pembuatan makalah
ini yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan yang membangun
terhadap makalah ini.
2. Orang tua penulis yang telah menjadi motivasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Teman-teman kelompok yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis
menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik & saran
dari pihak manapun sangat diharapkan demi perbaikan makalah penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………2
1.4 Manfaat………………………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan…………………………………………………………………...3
2.2 Terminal-terminal Op Amp……………………………………………………4
2.3 Gain Tegangan Untaian Terbuka……………………………………………...8
2.4 Detektor Penyilang Nol………………………………………………………..9
2.5 Detektor-detektor Taraf-Tegangan Positif dan Negatif……………………...10
2.6 Pemakaian Khas Detektor Taraf Tegangan ………………………………….12
2.7 Pemrosesan Isyarat Dengan Detektor Taraf Tegangan ……………………...15
2.8 Pertimbangan-pertimbangan Praktis…………………………………………18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..19
3.2 Saran……………………………………………………………………….....19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....20
LAMPIRAN……………………………………………………………………...21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari op amp?
2. Bagaimana cara mengetahui terminal op amp mana yang harus dihubungkan ke
suplai daya?
3. Apa definisi dari keluaran berujung tunggal?
4. Bagaimana cara memancarkan informasi atau data dari satu titik ke titik lain
dalam modulator lebar denyut?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Nama penguat operasional telah diberikan kepada penguat gain-tinggi
dulu, yang dirancang untuk melaksanakan tugas-tugas matematis seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. semuanya bekerja
dengan tegangan tinggi sampai setinggi ±300 volt, tapi sanggup menyelesaikan
berbagai perhitungan, seperti misalnya menyelesaikan soal soal kalkulus, yang
tidak ekonomis untuk dilakukan sebelum penemuan penguat ini.
Penerus modern dari penguat penguat itu adalah op amp rangkaian-
terpadu linier. Op amp ini mewarisi namanya, bekerja pada tegangan yang lebih
rendah, dan paling tidak sama baiknya. op amp masa ini harganya demikian
murah sehingga sekarang digunakan berjuta-juta setiap tahunnya. Harganya
yang murah, mudah diganti-ganti, dan sifatnya yang dapat diandalkan telah
memperluas penggunaannya sampai jauh melampaui penggunaan yang
dibayangkan oleh para perancangnya dulu. beberapa penggunaan op amp pada
masa kini adalah bidang-bidang pengendalian proses, komunikasi, computer,
sumber daya dan isyarat, sistem peragaan, dan sistem pengukuran atau sistem
pengujian. pada dasarnya op amp masih merupakan penguat dc gain-tinggi yang
sangat baik.
Pengalaman pertama seseorang dengan sebuah op amp IC linier harus
dipusatkan pada mendasar dan terpenting. karena itu, tujuan kita dalam bab ini
adalah mengenali setiap terminal op amp dan mempelajari
kegunaannya, beberapa keterbatasan listriknya, dan mengetahui bagaimana
memakainya secara berguna.
Op amp mempunyai lima terminal dasar, dua untuk mensuplai daya, dua
untuk isyarat masukan, dan satu untuk keluaran. bagian dalamnya rumit, seperti
diperlihatkan oleh diagram skematik dalam gambar 2.1.1 dan Apendiks. agar
dapat menggunakannya, tidaklah diperlukan mengetahui hal apapun tentang
cara kerja bagian dalam op amp. Orang yang merancang dan membuat op amp
3
telah melaksanakan suatu pekerjaan yang demikian luar biasa sehingga
komponen-komponen luar yang dihubungkan ke op amp itulah, bukan op amp
itu sendiri, yang menentukan apa yang akan dikerjakannya.
4
2.2.2. Ingat bahwa suplai daya mempunyai tiga terminal: positif, negatif dan suplai
daya bersama.
5
2.2.2 Terminal Keluaran
Dalam Gambar 2.2.1 terminal keluaran op amp-nya dihubungkan ke salah
satu ujung tahanan RL. Ujung RL yang lain dikawatkan ke ground. Tegangan
keluaran Vo diukur terhadap ke ground, karena dalam sebuah op amp hanya ada
satu terminal keluaran, keluaran ini disebut keluaran berujung-tunggal. Batas arus
yang dapat dialirkan dari terminal ke keluaran sebuah op amp, biasanya ada pada
orde sebesar 5 sampai 10 mA. Ada juga batas pada taraf-taraf tegangan terminal
keluaran, yaitu batas-batas ini ditentukan oleh tegangan suplai dan oleh transistor-
transistor keluaran Q16 dan Q11 dalam Gambar 2.1.1. (Lihat juga Apendiks 1,
“Ayunan Tegangan Keluaran sebagai Fungsi dari Tegangan Suplai,”), transistor-
transistor ini memerlukan tegangan kira-kira sebesar 1 sampai 2V dari kolektor ke
emitor untuk memastikan bahwa keduanya bekerja sebagai penguat dan bukan
sebgaia saklar. Jadi terminal keluarannya naik sebesar 2V dari +V dan turun sebesar
2V dan –V. Batas atas dari Vo disebut tegangan kejenuhan positif, +Vsat, dan batas
bawahnya disebut tegangan kejenuhan negatif, -Vsat. Misalnya, dengan suatu
tegangan suplai sebesar ±15V, +Vsat = +13V dan –Vsat = -13V. Karenanya, Vo
terbatas sampai suatu ayunan puncak-ke-puncak sebesar ±13V. Batas arus maupun
batas regangan menentukan suatu harga minimum pada resistansi beban RL yang
besarnya 2 KΩ. Meskipun demikian op amp-op amp kegunaan khusus seperti jenis
CA3130 berisi MOS dan tidak berisi transistor keluaran bipolar. Keluaran dari
sebuah CA3130 dapat diturunkan dalam tegangan millivolt dari +V dan –V.
Beberapa op amp, seperti misalnya 741, mempunyai rangkaian bagian
dalam yang secara automatic membatas arus yang dialirkan dari terminal
keluarannya. Bahkan dengan suatu hubungan singkat untuk RL, arus keluarannya
terbatas sampai kira-kira 25 mA, seperti tercatat dalam Apendiks 1. Keistimewaan
ini mencegah kerusakan op amp bila terjadi suatu hubungan singkat.
2.2.3 Terminal-Terminal Masukan
Dalam Gambar 2-4 ada dua terminal masukan, bertanda – dan +. Keduanya
disebut terminal-terminal masukan diferensial karena tegangan keluaran Vo
tergantung pada perbedaan tegangan antara kedua terminal itu, E d dan gain dari
penguatnya, AOL. Seperti terlihat pada Gambar 2-4(a), terminal keluarannya positif
6
+V terhadap masukan (-). Bila Ed dibalik Gambar 2-4(b) untuk membuat masukan
(+) menjadi negatif terhadap masukan (-), maka Vo menjadi negatif terhadap
gorund.
7
Persamaan ini berlaku jika masukan pembaliknya diground, jika masukan tak
membaliknya diground, dan bahkan jika kedua masukan tersebut berada diatas atau
dibawah potensial ground. Satu sifat penting yang lain dari terminal-terminal
masukan adalah impedansi yang tinggi diantara keduanya dan juga diantara tiap
terminal masukan dengan ground.
2.3.3 Kesimpulan
Ada tiga kesimpulan yang dapat ditarik dari komentar-komentar singkat
tersebut. Pertama, V0 pada rangkaian gambar 2.4 akan berada disalah satu batas-
8
batas + Vsat atau - Vsat atau akan berosilasi diantara batas-batas ini. Jangan diganngu
karena penguat gain tinggi biasa bertingkah laku seperti ini. Kedua untuk
mempertahankan V0 tetap di antara batas-batas ini kita harus menuju ke sejenis
rangkain umpan balik yang memasukan V0 untuk bergantung pada elemen-elemen
presisi, yang stabi seperti tahanan dan pembangkit isyarat dan tidak tergantung pada
A0L dan Ed .
Kesimpulan yang terakhir dan terpenting adalah bahwa jika E d demikian
kecil sehingga kita tidak dapat mengukurnya dengan mudah, maka untuk semua
praktis Ed sama dengan 0V. Kesimpulan ini sama sekali tidak boleh diremehkan.
Kita akan terus berulang-ulang mengunakan kenyataan bahwa Ed ≈ 0 jika V0
terletak di antara tegangan- tegangan jenuh. Untuk menetapkan hal ini dengan cara
lain masukan (-) nya akan selalu punya potensial yang sama dengan masukan
positifnya terhadap jika V0 terletak diantara tegangan jenuh.tanpa mempelajari op
amp lebih banyak, adalah mungkin untuk memahami pemakaian pembanding dasar.
Dalam suatu penggunaan pembanding. Op amp nya tidak bertindak sebagai penguat
melainkan bertinda sebagai sebagai suatu piranti yang memberitaukan bilakah suatu
tegangan yang tak diketahui berada dibawah, di atas atau tepat sama dengan suatu
tegangan acuan yang diketahui. Sebelum memperkenalkan pembanding dalam pas
al selanjutnya.
9
contoh, bila 𝑉0 menjalani suatu peralihan menuju positif dari -𝑉𝑠𝑎𝑡 , ini
menunjukkan bahwa 𝐸1 tepat menyilang O dalam arah positif.
2.4.2 Detektor Penyilang-Nol Membalik
Masukan (-) op amp dalam Gambar 2.3.1(b) membandingkan 𝐸1 dengan suatu
tegangan acuan yang besarnya 0 V (𝑉𝑟𝑒𝑓 = 0 V). rangkaian ini adalah sebuah
detektor penyilang-non pembalik. Bentuk gelombang 𝑉0 terhadap waktu dan 𝑉0
terhadap 𝐸1 dapat diterapkan dengan ringkaan berikut:
1. Jika 𝐸1 berada di atas 𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉0 menyamai -𝑉𝑠𝑎𝑡 .
2. Bila 𝐸1 menyilang acuan menuju positif, 𝑉0 menjalani peralihan menuju
negatif dari +𝑉𝑠𝑎𝑡 ke -𝑉𝑠𝑎𝑡.
Gambar 2.3.1 Detektor detektor penyilang-nol, tak membalik pada (a) dan
membalik pada (b)
10
dideteksi, 𝐸𝑖 diterapkan pada masukan (+) op amp itu, hasilnya adalah suatu
detektor taraf positif tak membalik. Operasinya diperhatikan oleh bentuk
gelombang dalam gambar 2.4.1. Bila 𝐸𝑖 berada di atas 𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉0 menyamai +𝑉𝑠𝑎𝑡 ,
Bila 𝐸𝑖 ada di bawah 𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉0 menyamai 𝑉𝑠𝑎𝑡 .
Jika 𝐸𝑖 diterapkan ke masukan pembalik seperti dalam gambar 2.4.1
rangkainnya merupakan sebuah detector taraf-positif pembalik. Operasinya dapat
diringkaskan dengan pernyataan ‘’Bila 𝐸𝑖 ada di atas 𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉0 menyamai −𝑉𝑠𝑎𝑡 .
Kerja rangkaian ini dapat lebih jelas dilihat dengan mengamati 𝐸𝑖 dan 𝑉𝑟𝑒𝑓 di
gambar 2.4.1.
Gambar 2.5.1 detektor taraf-tegangan-positif, (a) tak membalik dan (b) membalik
11
−𝑉𝑟𝑒𝑓 . Bila 𝐸𝑖 berada di atas −𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉𝑃 menyamai 𝑉𝑠𝑎𝑡 . Bila 𝐸𝑖 berada di bawah
−𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉0 = −𝑉𝑠𝑎𝑡 . Pada gambar 2.5.2 (b) adalah sebuah detektor taraf negative
pembalik. Bila 𝐸𝑖 ada di atas −𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉0 menyamai −𝑉𝑠𝑎𝑡 , dan bila 𝐸𝑖 ada di bawah
−𝑉𝑟𝑒𝑓 , 𝑉0 menyamai +𝑉𝑠𝑎𝑡 .
12
sebuah denyut arus sebesar kira-kira 1 mA memasuki gerbang (G) penyeaarah
terkeendali silikon (SCR). Biasanya terminal anoda SCR, A, dan terminal
katodanya,K, bekerja sebagai sebuah saklar terbuka. Meskipun demikian, denyut
arus gerbangnya membuat SCR tersebut hidup, dan kini terminal-terminal anoda
dan katodanya bekerja sebagain sebuah saklar tertutup. Tanda bahaya yang dapat
didengar atau dilihat tersebut sekarang diaktifkan.
13
Bila Ei = 0 atau lebih kecil dari 1 V, keluaran dari semua op amp ada di –
Vsat . Dioda dioda silikon melindungi dioda pemancar cahaya (LED) terhadap
tegangan bias balik yang berlebihan. Bila Ei dinaikkan ke suatuharga antara 1 V dan
2 V saja, keluaran dari op ampno.1 menjadi positif untuk menerangi LED1. Arus
keluaran op amp secara automatik dibatasi oleh op amp tersebut sampai harga
hubungan singkatnya yang besarnya kira kira 20mA. Dengannaiknya Ei, LED
lainnya menyala dalam urutan bilangan. Rangkaian ii dapat juga dibuat dengan
menggunakan lima op amp rangkap 747 atau dua setengah op amp quad 4741.
Pada penggunaan voltmeter kolom cahaya ini terdapat sebuah keluaran berupa
cahaya yang menggunakan LED Sumber cahaya semikonduktor adalah alat dengan
sambungan p-n yang mengeluarkan cahaya kalau diberi prategangan maju. Alat ini
disebut LED (light emitting diodes). Karena LED merupakan dioda dengan
sambungan pn, karakteristik elektrisnya sama dengan dioda normal yaitu
mengkonduksi arus bila diberi prategangan maju dan menyekat aliran arus jika
diberi prategangan balik, tetapi juga menghasilkan energi cahaya (dalam bentuk
foton) secara efisien kalau diberi prategangan maju.
2.6.3 Detektor Asap
Untuk mendeteksi adanya asap dibutuhkan detektor asap yang terdiri dari
sumber cahaya sebagai pemancar cahaya dan sensor cahaya sebagai penerima
berkas cahaya yang terhalang apabila asap tersebut melalui rangkaian detektor.
14
ada asap maka cahaya yang mengenai fotokonduktor tersebut sangat sedikit dan
tahanannya tetap berharga besar hingga beberapa ratus kiloohm. Pengendali
kepekaan 10 kiloohm disetel sampai tanda bahayanya mati.
Siklus tugas D
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑑
= × 100 (2.6.1)
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑎 𝑇
Perioda T didefinisikan dalam Gambar 2.6.1 sebagai selang waktu antara dua
titik yang berhubungan pada suatu gelombang Jika E1 merupakan gelombang
segitiga, maka siklus tugasnya dapat dianalisa atau dirancang jika anda mengetahui
harga puncak dari 𝐸𝑖 , 𝐸𝑖𝑝 dan 𝑉𝑟𝑒𝑓 dari
15
𝐷
𝐸𝑖𝑝 − 𝑉𝑟𝑒𝑓
= × 100 (2.6.2)
2𝐸𝑖𝑝
Gambar 2.6.1 Siklus tugas dari detektor taraf tak-membalik taraf-positif dapat
dikendalikan dengan mengubah-ubah 𝑉𝑟𝑒𝑓 dan mempertahan kan amplitudo 𝐸𝑖
tetap.
Contoh 1
Hitunglah siklus tugas dalam Gambar 2-11 jika 𝐸𝑖𝑝 = 10 𝑉 dan 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 5 𝑉
Penyelesaian. Dari Pers. (2-4),
10 𝑉 − 5𝑉
𝐷= × 100 = 25%
20 𝑉
Kemampuan untuk mengendalikan siklus tugas langsung menuju ke prinsip operasi
sebuah modulator lebar-denyut.
2.7.4 Modulator Lebar-Denyut
Satu cara memancarkan informasi atau data dari satu titik ke titik lain adalah
dengan mengirimkan gelombang pembawa. Pembawa tersebut dinamakan
demikian karena membawa data. Jika gelombang pembawa itu merupakan deretan
denyut berfrekuensi dan beramplituda tetap, maka terdapat tiga cara pembebanan
data kepada pembawa ini. Data tersebut dapat mengubah atau memodulasi
amplituda, frekuensi ataupun lebar-denyut pembawanya. Proses yang dihasilkan
masing-masing disebut modulasi ampplituda, modulasi frekuensi, atau modulasi
lebar-denyut, tergantung pada sifat pembawa mana yang akan dimodulasikan.
16
Sebuah pembanding tak-membalik dipilih untuk menunjukkan kerja
modulator lebar-denyut. Sekarang 𝐸𝑖 merupakan gelombang pembawa segitiga
yang amplitudo dan frekuensinya dijaga tetap. Karena frekuensinya dijaga tetap,
maka perioda dan gelombang itu juga tetap (𝑇 = 𝑖/𝑓). 𝐸𝑖 diterapkan ke masukan
positifnya dan mempunyai harga puncak 𝐸𝑖𝑝 .
𝑉𝑟𝑒𝑓 diterapkan ke masukan negatifnya dan sekarang dianggap sebagai
isyarat datanya. Maka 𝑉0 akan menunjukkan siklus tugas sebesar 25% dari
persamaan (2.7.2). Jika isyarat dan 𝑉𝑟𝑒𝑓 dikurangi sampi 0 V, maka 𝑉0 akan
mempunyai siklus tugas sebesar 50% dalam gambar 2.6.1. Akhirnya, jika 𝑉𝑟𝑒𝑓
negatif dan sama dengan 𝐸𝑖𝑝 /2, maka siklus tugasnya naik sampai 75% dalam
gambar 2.7.2c.
Gambar 2.6.2 Memperlihatkan bahwa siklus tugas D, dan karenanya lebar
denyut 𝑑 sebanding dengan isyarat data 𝑉𝑟𝑒𝑓 . Lebar denyut 𝑑 dapat dicari dari
𝑑 = 𝐷𝑇 (2.7.3)
17
10 𝑉 − (−5𝑉)
𝐷= × 100 = 75%
20 𝑉
Dari persamaan (2.7.3) kita dapat mencari lebar denyutnya
75
𝑑= (10) = 7,5 𝑚𝑠
100
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
1. Penguat operasional atau disebut op amp adalah sebuah rangkaian penguat yang
dirancang untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan
pencarian solusi matematis sederhana. Sebagai tambahan, untuk zaman sekarang
kegunaan dari op amp diperluas dan mempengaruhi aktifitas perangkat
elektronik.
2. Sederhananya, terminal rangkaian op amp ditandai dengan tanda +𝑉 dan −𝑉
untuk mengetahui bagian mana yang harus dihubungkan pada suplai daya.
3. Keluaran berujung tunggal diartikan sebagai ketentuan yang menjadi suatu hal
bahwa rangkaian op amp hanya memiliki satu terminal keluaran dengan batas
arus yang dapat dialirkan berada pada orde 5 sampai 10 mA.
4. Pada modulator lebar denyut, cara untuk memancarkan informasi dari satu titik
ke titik lain adalah dengan mengirimkan gelombang pembawa. Dinamakan
gelombang pembawa karena, membawa data.
III.2 Saran
Alangkah baiknya untuk memerhatikan format penulisan yang baik dan
benar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Robert, F.C. dan Frederick, F.D., 1992, Penguat Operasional dan Rangkaian
Terpadu Linear, Erlangga: Jakarta.
Wollard, B., 1993, Elektronika Praktis, Pradnya Paramita: Jakarta.
Triyono, “Perancangan Aplikasi OP-AMP Dengan Software GUI Matlab”, Jurnal
Teknik, Vol.1, No.2: 16-17, 2012.
20
LAMPIRAN
21