Anda di halaman 1dari 5

Dampak Korupsi terhadap Penegakan Hukum

Hukum dan korupsi adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Bahkan saat ini di
Indonesia lembaga penegak hukum justru menjadi sorotan karena ada banyak oknum
penegak hukum yang seharusnya menegakkan hukum, justru melakukan pelanggaran
hukum. Mereka melakukan korupsi dalam skala yang sangat luas dan merugikan negara
dalam jumlah yang sangat besar. Tidak sedikit oknum penegak hukum di Indonesia
yang pernah terjerat kasus korupsi. Mereka berasal dari institusi Kejaksaan, Pengadilan
hingga Kepolisian. Bukan hanya di level bawah, perilaku korupsi juga dilakukan sampai
pucuk pimpinan dalam institusi tersebut. Korupsi mempersulit proses penegakan hukum
oleh institusi hukum yang berwenang.

Hukum sebagai pilar untuk menekan laju pertumbuhan tindak pidana korupsi,
malah dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mendapatkan uang yang banyak atau
dengan kata lain hukum dijadikan sebagai salah satu sarang dari perbuatan korupsi.

Masyarakat cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang


diduga terkait dengan tindak korupsi. Di sisi lain lembaga hukum sering diperalat untuk
menopang terwujudnya kepentingan pribadi dan kelompok. Ini mengandung arti bahwa
lembaga hukum telah dikorupsi untuk kepentingan yang sempit (vested interest).

Dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi pemerintahan, sebagai


pengampu kebijakan negara, dapat dijelaskan sebagai berikut : Korupsi menghambat
peran negara dalam pengaturan alokasi, korupsi menghambat negara melakukan
pemerataan akses dan asset serta korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam
menjaga stabilitas ekonomi dan politik

Dampak-dampak dari perbuatan korupsi dibidang hukum, misalnya banyak para


aparat penegak hukum yang tidak bersih dikarenakan pada awalnya meraka melakukan
pelanggaran hukum; hukum dijual belikan oleh aparat penegak hukum itu sendiri,
sehingga putusan yang dihasilkan menjadi tidak adil; dan menjadikan rakyat tidak
percaya lagi pada mekanisme hukum yang dikarenakan mental para aparat penegak
hukum sengat rendah.
Adapun dampak-dampak korupsi terhadap penegakan hukum antara lain sebagai
berikut:

a. Pelemahan Terhadap Institusi Penegak Hukum


Hukum pada dasarnya dibuat sebagai pedoman dan aturan yang berfungsi
melindungi kepentingan masyarakat dan sebagai alat untuk mengatur ketertiban dan
keteraturan, serta menjamin terwujudnya keadilan sosial dalam masyarakat. Namun,
adanya kepentingan-kepentingan pribadi dari para pemegang kekuasaan sering kali
hukum yang dibuat tidak sebenar-benarnya untuk mewujudkan keadilan sosial dalam
masyarakat. Salah satu fungsi Pemerintah adalah membuat Undang-Undang dan
peraturan- peraturan lainnya. Pelaksanaan terhadap fungsi tersebut dapat
disalahgunakan oleh oknum-oknum pembuat kebijakan yang memiliki kepentingan
untuk melemahkan institusi penegak hukum. Bukan tidak mungkin sebuah
pemerintahan yang korup membentuk suatu aturan hukum yang lemah, sehingga saat
dia melakukan pelanggaran bisa lepas dari jeratan hukum dengan mudah.

b. Merusak Moral Aparatur Penegak Hukum


Aparatur penegak hukum adalah ujung tombak dalam mewujudkan masyarakat
yang berkeadilan. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya aparatur penegak hukum harus
bertindak adil dan sepenuh hati menjunjung tinggi penegakan keadilan dalam
masyarakat. Perilaku korup yang mencemari institusi hukum dapat merusak moral para
aparatur penegak hukum. Hal ini tentu saja berpengaruh besar terhadap proses
penegakan hukum secara menyeluruh. Adanya tebang pilih dalam proses peradilan, dan
suap menyuap dalam menentukan tuntutan hukum maupun putusan hakim hanya
sebagian hal yang mungkin terjadi apabila moral penegak hukum sudah dirusak oleh
perilaku korup. Apabila penyelenggara hukum dapat disuap, maka akan menyebakan
suatu ketidakadilan yang akan menyebabkan proses hukum menjadi tidak adil. Hal ini
dapat memberi akibat yang buruk terhadap hukum di negara tersebut. Penegakan hukum
di negara tersebut akan dinilai lemah karena dapat diintervensi oleh pihak ketiga. Hal
tersebut tentu saja menjadikan hukum bagaikan harimau tanpa taring, yang tidak dapat
melakukan tugasnya menghukum para pelaku kejahatan sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan yang ada. Sebaik apapun undang-undang dan peraturan yang dibuat, jika
aparatur yang melaksanakannya tidak memiliki moral dan kompetensi yang baik maka
sistem peradilan tidak akan berjalan optimal.

c. Masyarakat Kehilangan Kepercayaan Terhadap Institusi Hukum.


Dampak utama korupsi yang terjadi dalam penegakan hukum adalah hilangnya
kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan institusi penegakan hukum, yang
dikhawatirkan dengan meningkatnya korupsi maka angka kejahatan yang terjadi juga
meningkat karena masyarakat sudah tidak percaya terhadap kemampuan institusi
penegak hukum dalam melakukan tugas-tugas mereka. Fungsi hukum sebagai pelindung
kepentingan masyarakat, mengatur ketertiban dan keteraturan, serta menjamin
terwujudnya keadilan sosial yang tidak dapat direalisasikan oleh Pemerintah, membuat
masyarakat kecewa dan tidak lagi percaya terhadap proses hukum dan institusi hukum
yang menjalankannya. Hal ini berdampak sangat buruk terhadap kestabilan ketertiban
dan keteraturan dalam masyarakat. Lemahnya sistem hukum dalam masyarakat akan
memancing setiap orang untuk ikut melanggar aturan, karena mereka menganggap
hukuman-hukuman yang diberikan sangat ringan apabila dibandingkan dengan
keuntungan yang mereka peroleh apabila mereka melanggar hukum mengetahui suatu
hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

d. Masyaratkat Kecil menjadi Semakin Tersisih Dimata Hukum


Contoh kasus :

Misalkan ada salah satu anggota masyarakat yang membuat kasus kriminal
seperti, Seorang nenek yang ,mencuri singkong disekitar wilayah tanah salah sebuah
perusahaan, dengan alasan ia mencuri untuk mengambil beberapa buah singkong yang
akan ia masak dan nantinya akan ia makan bersama dengan seorang cucunya, nenek ini
adalah rakyat kecil dengan kedaan ekonomi yang sangat memprihatinkan. Ketika
perbuatannya itu diketahui oleh menejer dari perusahaan tersebut, ia merasa marah dan
menginginkan masalah ini diproses pada jalur hukum, maka sang nenek pun terseret
dalam jerat hukum karena menejer tersebut melaporkan sang nenek dengan tindakan
pencurian maka nenek tersebut harus menanggung perbuatannya itu sendiri di meja
hijau, ia di kenakan beberapa pasal dan dijatuhkan hukuman sesuai dengan
perbuatannya dan dikenakan denda pula.
Coba dipikirkan kembali nasib dari pada rakyat kecil yang untuk makan saja
sangat susah, tetapi saat mengalami proses di meja hukum sangat dipersulit, jika
dibandingkan dengan masyarakat dengan ekonomi tinggi yang mampu menyuap aparat
– aparat hukum untuk mendapat kelancaran dari proses hukum, dan tidak perlu diproses
lebih lanjut lagi. Penyuapan dalam kasus hukum telah menjadi realita yang kita ketahui
dizaman sekarang, pejabat – pejabat yang terseret dalam kasus korupsi masih mampu
mendapat keringanan dalam menjalani hukumannya, bagaimana dengan nasib rakyat
kecil.

Maka dampak dari korupsi akan membuat masyarakat kecil semakin tersisi
dimata hukum.

e. Penegakan Hukum tang tidak Merata di Masyarakat


Banyak Masyarakat melihat penegakkan hukum hanya dari sudut pandang yang
tinggi dan besar saja. Maksudnya penegakkan hukum seharusnya tidak hanya terfokus
pada kasus – kasus yang sudah sangat rumit saja, tetapi juga harus diawali pada yang
lebih sederhana contoh kecil dari pada penegakan hukum yakni masyarakat yang usil
dan tidak memperhatikan “Kawasan Bebas Sampah” atau “Dilarang Membuang
Sampah”, penegakan hukum harusnya diterapkan secara ketat agar tidak ada lagi
masyarakat yang melanggar dan membuang sampah, contoh korupsi kecil lain pula
aturan rambu – rambu lalu lintas yang dilanggar, merupakan hal – hal yang sangat kecil
tetapi memiliki dampak yang sangat besar, maka dari itu jika korupsi mampu dilakukan
mulai pada masalah – masalah yang kecil, maka itupun akan terbawa sampai pada
masalah – masalah yang ada dalam lingkup ruang lebih besar / luas. Peneggakan hukum
harus merata disemua kalangan masyarakat, masyakat yang melanggar peraturan harus
diberikan sanksi yang mampu memberikan efek jerah.

f. Merusak Moral
Dampak dari penegakan hukum yang tidak dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan hukum akan menjadi kebiasaan masyarakat / warga Negara, merusak moral
karena penegakan hukum yang tidak adekuat sehingga mudah dikendalikan oleh hal –
hal yang mengarah pada sikap korupsi, penegakan hukum yang bisa dibeli, kerjasama
dalam usaha membenarkan yang salah dalam penegakan hukum, akan membuat moral
setiap orang menjadi rusak karena pemahaman – pemahan yang demikian.

Rumus Koruptor :

Keuntungan korupsi > kerugian bila tertangkap.

Keterangan :

“Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi, saat


tertangkap bisa menyuap penegak hukum sehingga dibebaskan atau
setidaknya diringankan hukumannya.”

Korupsi yang terjadi pada lembaga-lembaga negara seperti yang terjadi di


Indonesia dan marak diberitakan diberbagai media massa mengakibatkan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang.

Anda mungkin juga menyukai