Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR

ANALOG FUNCTION GENERATOR (AFG)

Disusun Oleh:

NAMA : ADRIYAN ARDI RAHMAN


NIM : A1C319075

Anggota Kelompok I:
Adriyan Ardi Rahman A1C319075
Yulita Sari A1C319088
Niken Tria Amanda A1C319090

LABORATURIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Analog Function Generator (AFG)
II. Hari/Tanggal : Sabtu,7 Maret 2020
III. Tujuan :Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Dapat mengenal bagian Function Generator Dan fungsinya.

2. Dapat menyelidiki hubungan frekuensi dengan output yang


terbentuk.

IV. Landasan Teori


Menurut Budi (2013:128-134). Kenyataannya, gelombang pulsadengan
satu komponen dan satu frekuensi adalah tidak ada. Gelombang nyata terdiri dari
berbagai gelombang atau komponen gelombang Dengan frekuensi berbeda-beda.
Karena itu gelombang nyata merupakan superposisi gelombang - gelombang
normal.Secara umum dalam super posisi gelombang dapatterbentuk peristiwa :

a. Modulasi

b. Super posisi yang membentuk denyut.

Secara sederhana modulasi didefinisikan sebagai proses yang menumpang


gelombang pertama pada gelombang kedua. Jadi, gelombang modulasi
memerlukan gelombang pembawa yang biasanya memiliki frekuensi yang lebih
tinggi, sedangkan super posisi yang membentuk denyut akan membentuk
gelombang grup.

Modulasi gelombang terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Modulasi amplitudo

2. Modulasi frekuensi.

Dalam modulasi amplitudo, gelombang modulasi dipancarkan sebagai alunan


amplitudo gelombang pertama, sedangkan modulasi frekuensi, frekuensi
gelombang modulasi disisipkan kedalam frekuensi pembawanya.Modulasi
amplitudo, gelombang AM merupakan gelombang modulasi pita sisi ditambah
dengan komponen pembawanya dan dapat ditulis sebagai berikut:Modulasi
Frekuensi, pada modulasi frekuensi, sudutfase gelombang berubah menurut pola
perubahan gelombang modulasi. Karena itu modulasi ini bersifat tidak linier dan
dapat dinaikkan dengan prinsip superFrekuensi suatu gelombang menunjukkan
seberapa cepat gelombang bergetar bolak - balik di sekitar titik setimbangnya.
Semakin besar frekuensi gelombang maka semakin cepat dia berosilasi di sekitar
titik setimbang. Dan akibatnya makin cepat gelombang merambat dalam medium
yang dilaluinya (Ishaq, 2007:07).

Alat pengukur jarak sudah banyak di kembangkan sekarang ini. Pada


dasarnya alat pengukur jarak adalah alat untuk mengetahui beberapa jarak atau
berapa panjang jarak atau benda. Alat pengukur jarak yang biasa adalah penggaris
atau meteran, dalam bidang pengembangan alat ukur jarak sudah banyak diteliti
diantaranya rancang bangun generator pulsa gelombang ultrasonik dan
implementasinya untuk mengukur jarak antara dua objek. Rancang bangun alat
ukur tinggi badan berbasis mikrokontroller AT 89552 dengan sensor ultrasonik
pink. Menunjukkan hubungan antara waktu interval dengan jarak bidang pantul.
Sedangkan dalam penelitian ini akan menggunakan modulasi gelombang yang
dimanfaatkan sebagai alat pengukur jarak yang akan membandingkanantara jarak
bidang pantul dengan tegangan. Modulasi adalah proses penggabungan sinyal
informasi yang akan dikirim menunjukkan hasil modulasi dari Quardrature Phase
Shif Keying (QPSK) dimana merupakan proses modulasi dengan pergeseran 4
fasa tahapan informasi Digital. Pada penelitian modulasi ini yang digunakan
menggunakan Audio Frekuensi Geggnerator (AFG) yang di modulasi. Alat
tersebut sering digunakan pembelajaran fisika terutama dalam praktikum fisika
dasar, elektronika dasar, elekktronika Digital, dan praktikum - praktikum yang
lainnya (Nuryanto, 2012 : 127).

Generator sinyal standar sering digunakan untuk pengukuran penguat,


lebar bidang (bandwith), perbandingan sinyal terhadap derau (signal to noise
ratio) dan sifat – sifat rangkaian lainnya. Pengolahan sinyal terdiri dari rangkaian
pasif menggunakan komponen - komponen pasif sebagai penyusunannya,
seperti : resistor, kapasitor, maupun induktor. Kelemahan dari rangkaian pasif
adalah energy yang terbuang cukup banyak dan ukurannya cenderung lebih besar.
Sebaiknya untuk rangkaian aktif kelebihannya adalah lebih kompak, panduan
komponen – komponen pasif jumlahnya sedikit ( resistor dan penguat solid state
diskrit lainnya ) dan juga memperkuat atau paling tidak mempertahankan
amplitudo sinyal masukkan (Fatkhurrozi, 2009: 50).

According to Herre, et al (2004 : 2), Joint – stero coding denotes audio


coding techniques which code two ( or more ) audio channels jointly in order to
achieve a higher coding efficiency than would be possible by separate coding of
the channels. Generally speaking, both inter- channel redundancy and inter-
channel irrelevance is exploited for reducting the bitrate. in the following two
most commonly used such techniques are described. Stero coding was introduced
for low bitrate audio coding in. A matrixing operation similar to the approach
used in FM stereo transmitting the left and right signal, the normalized sum and
difference signals are used which are referred to as middle ( M ) and side ( S )
channel. The matrixing operation is carried out on the spectral coefficients of the
channel signals and can be thus performed in a frequency selective fasion.

Menurut Halliday (2010: 447–449). amplitudo adalah besar dari


perpindahan maksimum elemen – elemen dari posisi tersebut. Panjang gelombang
λ dari suatu gelombang adalah jarak ( sejajar dengan arah rambat gelombang )
antara pengulangan dari muka gelombang sebuah panjang gelombang umum di
tandai. Yang mana dari suatu gelombang pada waktu t = 0. Periode getaran T dari
suatu gelombang menjadi waktu yang di perlukan sembarang elemen dawai.
Untuk bergerak sejauh satu getaran penuh. Frekuensi f suatu gelombang di

1 1
tentukan sebagai dan itu berhubungan dengan frekuensi sudut ω dengan f =
T T

ω
= .

V. Alat dan Bahan

1. Function Generator AFG


2. Osiloskop
3. Probe

VI. Prosedur Kerja

1. Disiapkan AFG dan Osiloskop, dipastikan dalam keadaan kondisi baik.


2. Dihubungkan kedua probe dari AFG dan CRO .
3. Digunakan frekuensi 50 Hz, 100 Hz, 300Hz, 500Hz, dan 1000Hz. Diamati
gelombang yang terbentuk.
4. Digambar hubungan grafik frekuensi dan output yang terbentuk

VII. Analisis Data

a. Persamaan mencari Amplitudo


V (t )
A=
sin(2 π . f . t+ ∅)

b. Persamaan mencari tegangan efektif

A
Vrms =
√2

c. Persamaan mencari Vpp Osiloskop

Vpp = Vout
volt
Vpp = Div x
¿

d. Persamaan mencari waktu

t = time x Div
¿
VIII. Hasil
No Frekuensi Vpp Gambar gelombang yang terbentuk
. (Hz)
1. 50 2,1

2. 100 2,0

3. 300 2,1

4. 500 2,1

5. 1000 2,1

IX. Pembahasan
Function generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan
bentuk gelombang pulsa. Function generator terdiri dari generator utama dan
generator modulasi. Generator utama menyediakan gelombang output sinus, kotak
atau gelombang segitiga dengan rangkuman frekuensi 0,01 Hz sampai 13 MHz.
Generator modulasi menghasilkan menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak,
dan segitiga dengan rangkuman frekuensi 0,01 Hz sampai 10KHz. Generator
sinyal input dapat digunakan sebagai amplitudo modulation ( AM ) atau
frequency Modulation ( FM ). Selubung ( envelope ) AM dapat diatur dari 0%
sampai 100%, FM dapat diatur frekuensi pembawaannya hingga ± 5 %. Function
Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5Hz sampai 20MHz
atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan
dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency
range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1 V – 20 Vp-p
( tegangan puncak ke puncak ) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V – 10 Vp-p ( volt
peak to peak (tegangan puncak ke puncak ) ). Dengan beban besar 50 Ω . Output
utama di tetapkan oleh SYNC Output.
Function generator juga memiliki pengertian sebuah instrument terandalkan
yang memberi suatu pilihan beberapa bentuk terandalkan yang memberi suatu
pilihan beberapa bentuk gelombang yang frekuensi – frekuensinya di atur
sepanjang rangkuman ( range ) yang lebar. Bentuk – bentuk yang lazim digunakan
adalah sinusoidal, segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk – bentuk
gelombang ini dapat bisa di atur dari stu hertz sampai beberapa ratus kilo hertz
( khz) bahkan sampai mega hertz ( mhz ). Generator fungsi juga bagian dari
peralatan atau software uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan
gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang – ulang atau satu kali yang dalam
kasus ini semacam sumber pemicu di perlukan, secara internal ataupun eksternal.
Tipe lain dari generator fungsi adalah sub – sistem yang menyediakan output
sebanding terhadap beberapa input fungsi matematika. Contohnya, output
berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu
digunakan dalam sistem pengendalian umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga
sebagai dasar dari semua Outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang di
muat dan dilepas secara berulang – ulang dari sumber arus konstan. Hal ini
menghasilkan ramp voltase menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase
Output mencapai batas atas dan batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan
dibalik menggunakan komperator. Menghasilkan gelombang segitiga linier.
Dengan arus yang bervariasi dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat
dihasilkan.
Bagian – Bagian Function Generator yaitu :

1. Saklar daya ( power switch) : untuk menyalakan generator sinyal,


sambungan generator sinyal ke tegangan jala – jala, lalu tekan saklar daya
ini.
Pengatur frekuensi : tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran
dalam range frekuensi yang telah dipilih.
Indikator frekuensi : menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
2. terminal output TTL/CMOS : terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompatibel dengan TTL/CMOS.
3. Duty function : tarik dan putartombol ini untuk mengukur duty cycle
gelombang.
4. Selector TTL/CMOS : ketika tombol ini ditekan , terminal ouput
TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan
TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan
kompatibel output ( yang akan keluar dari terminal output ttl/cmos dapat
di atur antara 5 – 15 Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel
dengan CMOS.
5. DC OFF SET : Untuk memberikan OFF SET ( Tegangan DC ) pada
sinyal + / - tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level
tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator
sinyal adalah murni teganan AC.
6. Amplitude Output : Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan
output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output jika tombol ditarik,
maka output akan diperlemah sebesar 20Db.
7. Selektor fungsi : Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih
bentuk gelombang output yang diinginkan.
8. Terminal output utama : Terminal yang mengeluarkan sinyal output
utama.
9. Tampilan pencacah ( counter display) : Tampilan nilai frekuensi dalam
format 6 x 0,3”
10. Selektor range frekuensi : Tekan tombol yang relevan untuk memilih
range frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemah 20Db :Tekan tombol untuk mendapatkan output tegangan yang
diperlemah sebesar 20dB.

Pada saat praktikum, Frekuensi yang di berikan tidak sama saat output di
osiloskop. Jika kita menurunkan atau menaikkan gelombang frekuensinya akan
menjadi berbeda di Function Generator. Ini di sebabkan kedua alat ukur ini
memiliki rentang gelombang frekuensi yang berbeda. Tapi selisih yang ada pada
osiloskop dan AFG tidak terlalu signifikan. Selain itu perbedaan dapat terjadi
akrena kesalahan saat pemasukan frekuensi pada function generator yang tidak
sesuai dengan apa yang diminta. Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan
dapat diketahui hubungan antara frekuensi dengan gelombang yang terbentuk.
Terlihat bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan maka gelombang yang
terbentuk semakin rapat.

Melalui praktikum ini juga dapat diketahui hubungan antara Vpp generator
fungsi dengan amplitudo. Amplitude adalah simpangan atau jarak terjauh dari titik
kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal yang kita praktikumkan. Amplitudo
berbanding urus dengan Vpp generator fungsi. Semakin besar amplitude maka
semakin besar Vpp generator fungsi begitupun sebaliknya. Namun, terdapat
kesalahan dalam praktikum ini, yang disebabkan oleh praktikan sendiri.

X. Kesimpulan
1. Bagian – bagian dan fungsi dari analog function Generator :
1. Saklar daya ( power switch) : untuk menyalakan generator sinyal,
sambungan generator sinyal ke tegangan jala – jala, lalu tekan saklar
daya ini.
Pengatur frekuensi : tekan dan putar untuk mengatur frekuensi
keluaran dalam range frekuensi yang telah dipilih.
Indikator frekuensi : menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
2. terminal output TTL/CMOS : terminal yang menghasilkan keluaran
yang kompatibel dengan TTL/CMOS.
3. Duty function : tarik dan putartombol ini untuk mengukur duty cycle
gelombang.
4. Selector TTL/CMOS : ketika tombol ini ditekan , terminal ouput
TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan
TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan
kompatibel output ( yang akan keluar dari terminal output ttl/cmos
dapat di atur antara 5 – 15 Vpp, sesuai besarnya tegangan yang
kompatibel dengan CMOS.
5. DC OFF SET : Untuk memberikan OFF SET ( Tegangan DC ) pada
sinyal + / - tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level
tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari
generator sinyal adalah murni teganan AC.
6. Amplitude Output : Putar searah jarum jam untuk mendapatkan
tegangan output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output jika
tombol ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi : Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk
memilih bentuk gelombang output yang diinginkan.
8. Terminal output utama : Terminal yang mengeluarkan sinyal output
utama.
9. Tampilan pencacah ( counter display) : Tampilan nilai frekuensi
dalam format 6 x 0,3”
10. Selektor range frekuensi : Tekan tombol yang relevan untuk memilih
range frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemah 20dB :Tekan tombol untuk mendapatkan output tegangan
yang diperlemah sebesar 20dB.

2. Hubungan frekuensi dengan Output yang terbentuk, Semakin besar


frekuensi maka Vpp-nya semakin besar Sebaliknya, Semakin kecil
frekuensi maka Vpp-nya juga semakin kecil.
Daftar Pustaka

Budi, Esmar. 2013. Gelombang. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Fatkhurrozy, Bagus., dkk. 2009. Rancang Bangun Audio Generator untuk


Frekuensi 20Hz – 10KHz Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Jurnal
teknika. 32 (02): 74-65.

Halliday, David,. dkk. 2010. Fisika Dasar I Jilid I Edisi 7. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Herre, J., C. Faller., S. Disch., C.Ertel., J. Hilpert., A.Hoelzer., K. Linzmeier., C.


Spenger., and P. Kroon. 2004. Spatial Audio Coding : Next – Generation
Efficient and Compatible Coding Of Multi – Channel Audio. Convention
Paper. 117th (01st): 02-13.

Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Bandung : Graha Ilmu.

Nuryanto., dkk. 2012. Rancang Bangun Alat Ukur Jarak Memanfaatkan Modulasi
Gelombang Bunyi. Jurnal Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Inkuiri. 03 (03): 126-136.
LAMPIRAN

1) Lampiran Gambar

Alat praktikum AFG Gelombang pada frekuensi 50 Hz

Gelombang pada frekuensi 100 Hz Gelombang pada frekuensi 300 Hz

Gelombang pada frekuensi 500 Hz Gelombang pada frekuensi 1000 Hz


2) Lampiran Hitung
a. Volt Peak to Peak
1) f =50 Hz
¿=Tinggi gelombang x 0,2
¿=18,5 x 0,2
¿=3,7
Vpp=3,7 x 5
Vpp=18,5 V
2) f =100 Hz
¿=Tinggi gelombang x 0,2
¿=18,2 x 0,2
¿=3,64
Vpp=3,7 x 5
Vpp=18,2 V
3) f =300 Hz
¿=Tinggi gelombang x 0,2
¿=17,5 x 0,2
¿=3,5
Vpp=3,5 x 5
Vpp=17,5 V
4) f =500 Hz
¿=Tinggi gelombang x 0,2
¿=17,25 x 0,2
¿=3,45
Vpp=3,45 x 5
Vpp=17,25 V
5) f =1000 Hz
¿=Tinggi gelombang x 0,2
¿=17.1 x 0,2
¿=3,42
Vpp=3,42 x 5
Vpp=17.1 V

b. Periode Gelombang
1) f =50 Hz

¿=Panjang gelombang x 0,2 x 10−2


¿=20 x 0,2 x 10−2
¿=4 x 10−2
Time
=¿ x 5
¿
Time
=4 x 10−2 x 5
¿
Time
=0,02 s
¿
2) f =100 Hz

¿=Panjang gelombang x 0,2 x 10−2


¿=10 x 0,2 x 10−2
¿=2 x 10−2
Time
=¿ x 5
¿
Time
=2 x 10−2 x 5
¿
Time
=0,01 s
¿
3) f =300 Hz

¿=Panjang gelombang x 0,2 x 10−2


¿=3 x 0,2 x 10−2
¿=6 x 10−2
Time
=¿ x 5
¿
Time
=6 x 10−2 x 5
¿
Time
=0,003 s
¿
4) f =500 Hz

¿=Panjang gelombang x 0,2 x 10−2


¿=2 x 0,2 x 10−2
¿=4 x 10−3
Time
=¿ x 5
¿
Time
=4 x 10−3 x 5
¿
Time
=0,002 s
¿
5) f =1000 Hz

¿=Panjang gelombang x 0,2 x 10−2


¿=1 x 0,2 x 10−2
¿=2 x 10−3
Time
=¿ x 5
¿
Tim e
=2 x 10−3 x 5
¿
Time
=0,0001 s
¿

c. Tegangan
1) f =50 Hz
V ( t ) =A sin(2 πft )
V ( t ) =18,5 sin(2 π (50)( 0,02))
V ( t ) =0 V
2) f =100 Hz
V ( t ) =A sin(2 πft )
V ( t ) =18,2sin (2 π (100)(0,01))
V ( t ) =0 V
3) f =50 Hz
V ( t ) =A sin(2 πft )
V ( t ) =17,5 sin(2 π ( 300)(0,003))
V ( t ) =−10,29V
4) f =500 Hz
V ( t ) =A sin(2 πft )
V ( t ) =17,25 sin(2 π (500)(0,002))
V ( t ) =0 V
5) f =1000 Hz
V ( t ) =A sin(2 πft )
V ( t ) =17,1sin (2 π (1000)(0,0001))
V ( t ) =0 V

d. TeganganEfektif
1) f =50 Hz
A
Vrms=
√2
18,5
Vrms=
√2
Vrms=13,12 V
2) f =100 Hz
A
Vrms=
√2
18,2
Vrms=
√2
Vrms=12,91 V
3) f =300 Hz
A
Vrms=
√2
17,5
Vrms=
√2
Vrms=12,41 V
4) f =500 Hz
A
Vrms=
√2
17,25
Vrms=
√2
Vrms=12,23 V
5) f =1000 Hz
A
Vrms=
√2
17,1
Vrms=
√2
Vrms=12,13 V

Laporan Sementara
Lampiran Bukti

Anda mungkin juga menyukai