Anda di halaman 1dari 16

Bab 1

Jaringan Komunikasi Kelompok

A. Pengertian Jaringan Komunikasi


Secara sederhana, definisi jaringan komunikasi adalah ”siapa berbicara dengan siapa atau
kepada siapa” (Beebe dan Masterson, 1994). Selanjutnya De Vito (1997) mendefinisikan
jaringan komunikasi sebagai suatu saluran atau jalan tertentu yang digunakan untuk
meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Kemudian Gonzales dalam Jahi (1993)
mengatakan bahwa hubungan siapa dengan siapa dapat diilustrasikan dalam sebuah
sosiogram yang berguna untuk menelusuri jaringan informasi ataupun difusi suatu inovasi.
Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau
memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi
interpersonal (Seliawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami hubungan sosial yang
demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi.
Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu
orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil
sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang
menggabungkan beberapa struktur jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian
merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam
mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa
dipandang sebagai struktur yang diformalkan dan diciptakan oleh organisasi sebagai sarana
komunikasi kelompok.
Beberapa pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa ahli dapat disebutkan sebagai
berikut: 
1. Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri
atas individu-individu yang saling berhubungan, yang dilambungkan oleh arus komunikasi
yang terpola.
2. Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi
adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
3. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan
yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.

1
4. Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi
sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai
pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee.
1987:239).
5. Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan
komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang
paling penting untuk mobilisasi desa .

B. Pengertian Komunikasi Kelompok


Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam
suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya.
Definisi lain mengenai komunikasi kelompok adalah suatu interaksi secara bertatap muka
antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi infomasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi
kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini
misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu
komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok,
juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka.
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan.
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin.
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama.
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

2
C. Jaringan Komunikasi Kelompok
Struktur jaringan komunikasi kelompok merupakan suatu struktur saluran dimana
informasi melewatinya dari individu yang satu ke individu lainnya. Jaringan tersebut
mangandung alur informasi, dan ia mencerminkan interaksi formal antar anggota kelompok.
Suatu jaringan dalam sosiologi lazim dikonsepsikan sebagai suatu tipe hubungan antar
aktor dengan ditandai oleh bentuk interaksi timbal balik yang simetris. Setiap hubungan
antara aktor yang terjalin dalam masyarakat adalah suatu betuk jaringan If (The Building
Block Of Network), karena itu dasar hubungan sosial yang berbeda akan melahirkan jaringan
yang berbeda pula (Usman-19991).
Menurut Devito (1997) suatu jaringan lebih menekankan pada struktur jaringan
komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi. Menurut Devito, ada 5 struktur
jaringan komunikasi kelompok, diantaranya:
1. Jaringan Komunikasi Lingkaran

Pada jaringan komunikasi lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua
orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam model ini sebuah
organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama, mereka memiliki
wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Model jaringan
komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan
hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas
pada setiap level, pada intinya setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain
disisinya.

3
2. Jaringan Komunikasi Roda

Dalam struktur roda, sebuah kelompok atau organisasi memiliki pemimpin yang jelas,
yaitu posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan
masing-masing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah pemimpin.
Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan
dari semua anggota. 
Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain maka
pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah (pemimpin)
mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya. Penyelesaian
masalah dalam stuktur roda bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup
masalah yang sederhana saja.
3. Jaringan Komunikasi Y

Struktur Y relatif kurang tersentralasasi dibanding karakteristik individu dan perilaku


komunikasi dalam struktur roda. Tetapi lebih tersentralasasi dibanding dengan pola lainnya.
Jaringan Y memasukkan dua orag sentral yang menyampaikan informasi kepada yang
lainnya pada batas luar suatu pengelompokan. Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai,
sejumlah saluran terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat disentralisasi atau dipusatkan.
Orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja. 

4
Dalam struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas, tetapi semua aggota lain berperan
sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirim dan menerima pesan dari dua orang
lainnya, sedangkan ketiga anggota lainnya terbatas hanya dengan satu orang saja. 
4. Jaringan Komunikasi Rantai

Dalam struktur rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah
(downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke
atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.
Sistem komunikasi dalam struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa
para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan
terpusat juga terjadi disini. Orang yang berada ditengah lebih berperan sebagai pemimpin dari
pada mereka yang berada diposisi lain. Dalam struktur ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi,
orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja.
5. Jaringan Komunikasi Bintang

Struktur ini juga hampir sama dengan struktur limgkaran. Dalam arti semua amggota
adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota
lainnya. Pada jaringan pinwheel seluruh saluran terbuka. Setiap orang berkomunikasi sengan
setiap orang lainnya. Jaringan pinwheel ini memberikan contoh suatu struktur komunikasi
yang desentralisasi. 
Jaringan terpusat/sentralisasi dan desentralisasi memiliki kegunaan yang berbeda. Sebagai
contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif dan
lebih bagus untuk pergerakan informasi secara cepat. 

5
Dari kelima struktur jaringan komunikasi tersebut, struktur jaringan manakah yang
paling baik atau paling buruk? Maka jawabannya adalah tidak ada, karena tidak ada struktur
jaringan komunikasi yang paling baik dan paling buruk, baik buruknya struktur jaringan
komunikasi tidak bisa dinilai dari segi definisinya, melainkan bagaimana struktur jaringan
tersebut digunakan dan dijalankan dalam sebuah kelompok atau organisasi. Bila struktur
jaringan komunikasi digunakan dalam sistem organisasi yang baik dan sesuai dengan kinerja
organisasi baik dalam kepemimpinan maupun aktifitas anggota lainnya maka struktur
jaringan komunikasi tersebut akan dinilai baik, begitu pula sebaliknya.

6
Bab 2
Difusi Inovasi

A. Pengertian Difusi Inovasi


Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi
inovasi.  Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat
maju, karena terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan sosial dan teknologi untuk
mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru.  Teori ini berkaitan dengan komunikasi
massa karena dalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari
penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya
berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik.  Teori ini pada
prinsipnya adalah komunikasi dua tahap.  Jadi di dalamnya juga dikenal pula adanya pemuka
pendapat atau yang disebut juga dengan instilah agen perubahan (agent of change).  Oleh
karena itu teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber non media (sumber personal,
misalnya tetangga, teman, ahli dsb) mengenai gagasan-gagasan baru yang dikampanyekan
untuk mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivasi
dan sikap.
Esensi Teori:
Di dalam buku Diffusion of Innovation, Everett M. Rogers mendefinisikan difusi inovasi
adalah:
”proses sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara
subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah
proses konstruksi sosial.”
”inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang mempunyai manfaat relatif,
kesesuaian, kemampuan untuk dicoba, kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan
tingkat kerumitan yang lebih rendahakan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi
lainnya.”
Difusi merupakan suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran
pesan-pesan sebagai ide baru. Komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para
pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian
bersama. Di dalam pesan itu terdapat ketermasaan (newness) yang memberikan ciri khusus
kepada difusi yang menyangkut ketakpastian (uncertainty).

7
Asumsi utama yang dapat disimpulkan dari teori ini adalah:
1.    Difusi inovasi adalah proses sosial yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru
yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan
dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial
2.    Inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang mempunyai manfaat relatif,
kesesuaian, kemampuan untuk dicoba, kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan
tingkat kerumitan yang lebih rendah akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi
lainnya.
3.    Ada sedikitnya 5 tahapan dalam difusi inovasi yakni, tahap pengetahuan, persuasi,
keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
4.    Ada 5 tipe masyarakat dalam mengadopsi inovasi yakni inovator, early adopter,early
majority, late majority, dan laggard.

B. Unsur-unsur Difusi Inovasi


Dari definisi yang diberikan oleh Everett M. Rogers tersebut, ada empat unsur utama yang
terjadi dalam proses difusi inovasi sebagai berikut:
1. Inovasi
Inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap sebagai suatu yang baru
oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Semua inovasi memiliki komponen ide tetapi
tak banyak yang memiliki wujud fisik. Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik
inovasi yang dapat memengaruhi keputusan terhadap pengadopsian suatu inovasi meliputi:
a. Keunggulan relatif (relative advantage)
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau
unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi,
seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin
besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut
dapat diadopsi.
Contoh: Dalam pembelian handphone, pengguna handphone akan mencari
handphone  yang lebih baik dari yang ia gunakan sebelumnya. Misalnya dari
penggunaan Nokia N97 berganti ke Blackberry.
b. Kompatibilitas (compatibility)
Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konristen dengan
nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai

8
contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana
halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).
Contoh: Dalam suku Badui dalam terdapat aturan untuk tidak menggunakan
teknologi dari luar, sehingga bentuk inovasi seperti alat elektronik tidak mereka
adopsi karena tidak sesuai dengan norma sosial yang mereka miliki.
c. Kerumitan (complexity)
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk
dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat
dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin
mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi
dapat diadopsi.
Contoh: Masyarakat pengguna PC atau notebook  terbiasa dengan penggunaan
Windows yang lebih mudah dibandingkan Linux, walaupun Linux memiliki
kelebihan dibandingkan Windows tetapi karena penggunaannya lebih rumit masih
sedikit orang yang menggunakan Linux
d. Kemampuan diujicobakan (trialability)
Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba
batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji cobakan dalam setting sesungguhnya
umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu
inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya.
Contoh: Produk Molto Ultra Sekali Bilas cepat diterima masyarakat karena secara
langsung dapat dibandingkan dengan produk-produk sejenis lainnya.
e. Kemampuan diamati (observability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat
oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin
besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif kemampuan untuk diuji
cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka
semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.
2. Saluran komunikasi
Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama atau yang biasa
disebut mutual understanding antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu
pesan (dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian
9
diadopsinya suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh partisipan komunikasi dan saluran
komunikasi. Saluran komunikasi dapatr dikatakan memegang peranan penting dalam proses
penyebaran inovasi, karena melalui itulah inovasi dapat tersebar kepada anggota sistem
sosial.
Ada dua jenis kategori saluran komunikasi yang digunakan dalam proses difusi inovasi,
yakni saluran media massa dan saluran antarpribadi atau saluran lokal dan kosmopolit.
Saluran lokal adalah saluran yang berasal dari sistem sosial yang sedang diselidiki. Saluran
kosmopolit adalah saluran komunikasi yang berada di luar sistem sosial yang sedang
diselidiki. Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa
prinsip sebagai berikut:
a. Saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran
antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi. Hal ini
disebabkan saluran komunikasi massa dapat membentuk awareness secara serempak
dalam waktu yang dikatakan cukup singkat dibandingkan dengen efek komunikasi
antarpribadi.
b.    Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif
lebih penting pada tahap persuasi.
c.    Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi
bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).
Sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, golongan adopter awal menyukai ide-
ide baru tanpa perlu persuasi yang berlebihan sehingga media massa saja sudah cukup
membuat mereka mau mengadopsi sebuah inovasi berbeda dengan orang-orang dari
golongan adopter akhir, karakteristik mereka yang kurang menyukai resiko
menyebabkan komunikasi antarpribadi yang paling bekerja dengan baik. Mereka
cenderung melihat atau berkaca pada orang-orang disekitar mereka yang sudah
menggunakan inovasi tersebut dan apabila berhasil mereka baru mau mengikutinya.

Metode komunikasi massa seperti penggunaan iklan memang dapat menyebarkan


informasi tentang inovasi baru dengan cepat tetapi hal tersebut tidak lantas dapat begitu saja
membuat inovasi baru tersebut diadopsi oleh khalayak. Hal itu dikarenakan diadopsi tidaknya
inovasi baru  terkait dengan masalah resiko dan ketidakpastian. Disinilah letak pentingnya
komunikasi antarpribadi. Orang akan lebih percaya kepada orang yang sudah dikenalnya dan
dipercayai lebih awal atau orang yang mungkin sudah berhasil mengadopsi inovasi baru itu
sendiri, dan juga orang yang memiliki kredibilitas untuk memberi saran mengenai inovasi
10
tersebut. Hal tersebut digambarkan oleh ilustrasi kurva dibawah ini yang menggambarkan
bahwa komunikasi interpersonal menjadi begitu sangat berpengaruh dari waktu ke waktu
dibandingkan dengan komunikasi massa.
Dari hasil penelitian, banyak disebutkan bahwa saluran komunikasi  media massa akan
optimal digunakan pada tahap pengetahuan dan saluran interpersonal akan lebih optimal
digunakan pada tahap persuasi. Namun pada kenyataannya, di negara yang belum maju
kekuatan komunikasi interpersonal masih dinilai lebih penting dalam tahap pengetahuan. Hal
ini disebabkan karena kurangnya media massa yang dapat dijangkau masyarakat terutama di
pedesaan, tingginya tingkat buta huruf penduduk, dan mungkin pula disebabkan
ketidakrelevanan antara isi media dengan kebutuhan masyarakat, misalnya terlalu banyak
hiburan atau hal-hal yang sebenarnya tidak penting untuk diberitakan. Karena hal-hal
tersebut, saluran komunikasi interpersonal terutama yang bersifat kosmopolit dinilai lebih
baik dibanding saluran media massa.
Untuk mendapatkan hasil penyebaran inovasi yang optimal, yakni memperbesar tingkat
adopsi suatu inovasi dapat dilakukan dengan pengaplikasian saluran komunikasi yang tepat
pada situasi yang tepat. Pertama, pada tahap pengetahuan hendaknya kita menggunakan
media massa untuk menyebarluaskan informasi tentang adanya inovasi tersebut. Selanjutnya
digunakan saluran komunikasi interpersonal yang bersifat persuasif dan personal pada tahap
persuasi.
3. Kurun waktu tertentu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam
proses difusi, berpengaruh dalam tiga hal, yakni:
a.    Proses keputusan inovasi, yaitu proses mental yang terjadi dimana individu mulai
mengalami  tahapan menerima informasi pertama yang membentuk sikap seseorang
terhadap inovasi sampai kepada keputusan apakah individu tersebut menerima atau
menolak inovasi, hingga tahapan implementasi dan konfirmasi berkenaan dengan
inovasi tersebut.
Ada beberapa tahap dalam proses keputusan inovasi ini, yakni:
- Tahap pengetahuan pertama terhadap inovasi
- Tahap pembentukan sikap kepada inovasi
- Tahap pengambilan keputusan menerima atau menolak inovasi
- Tahap pelaksanaan inovasi
- Tahap konfirmasi dari keputusan

11
b.    Waktu memengaruhi difusi dalam keinovatifan individu atau unit adopsi.
Keinovatifan adalah tingkatan dimana individu dikategorikan secara relatif dalam
mengadopsi sebuah ide baru dibanding anggota suatu sistem sosial lainnya. Kategori
tersebut antara lain adalah innovator, early adopter, early majority, late majority,
dan laggard. Klasifikasi ini dikarenakan dalam sebuah sistem, individu tidak akan
secara serempak dalam suatu waktu mengadopsi sebuah inovasi melainkan perlahan-
lahan secara berurut. Keinovatifan inilah yang pada akhirnya menjadi indikasi yang
menunjukkan perubahan tingkah laku individu
c.    Kecepatan rata-rata adopsi ide baru dalam sebuah sistem sangat dipengaruhi oleh
dimensi waktu. Kecepatan adopsi adalah kecepatan relative yang berkenaan dengan
pengadopsian suatu inovasi oleh anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam
periode waktu tertentu. Kecepatan ini selalu diukur dengan jumlah anggota suatu sistem
yang mengadopsi inovasi dalam periode waktu tertentu.
4. Sistem sosial
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial.
Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya
pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial
dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi
dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran
pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi.
5terofili dan Homofili
Difusi diidentifikasi sebagai jenis komunikasi khusus yang berhubungan dengan penyebaran
inovasi. Pada teori Two-Step Flow, opinion leader dan pengikutnya memiliki banyak
kesamaan. Hal tersebut yang dipandang dalam riset  difusi sebagai homofili. Yakni, tingkat di
mana pasangan individu yang berinteraksi memiliki banyak kemiripan sosial, contohnya
keyakinan, pendidikan, nilai-nilai, status sosial dan lain sebagainya. Lain halnya dengan
heterofili, heterofili adalah tingkat di mana pasangan individu yang berinteraksi memiliki
banyak perbedaan. Persamaan dan perbedaan ini akan berpengaruh terhadap proses difusi
yang terjadi. Semakin besar derajat kesamaannya maka semakin efektif komunikasi yang
terjadi untuk mendifusikan inovasi dan sebaliknya. Makin tinggi derajat perbedaannya
semakin b`nyak kemungkinan masalah yag terjadi dan menyebabkan suatu komunikasi tidak
efektif. Oleh karenanya, dalam proses difusi inovasi, penting sekali untuk memahami betul
karakteristik adopter potensialnya untuk memperkecil “heterophily”.

12
C. Proses Difusi Inovasi
1.    Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Ada beberapa sumber yang menyebutkan tahap pengetahuan sebagai tahap
“Awareness”. Tahap ini merupakan tahap penyebaran informasi tentang inovasi baru, dan
saluran yang paling efektif untuk digunakan adalah saluran media massa. Dalam tahap
ini kesadaran individu akan mencari atau membentuk pengertian inovasi dan tentang
bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Rogers mengatakan ada tiga macam pengetahuan yang
dicari masyarakat dalam tahapan ini, yakni:
a. Kesadaran bahwa inovasi itu ada
b. Pengetahuan akan penggunaan inovasi tersebut
c. Pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi inovasi tersebut bekerja
2.    Tahap Persuasi (Persuasion)
Dalam tahapan ini individu membentuk sikap atau memiliki sifat yang menyetujui atau tidak
menyetujui inovasi tersebut. Dalam tahap persuasi ini, individu akan mencari tahu lebih
dalam informasi tentang inovasi baru tersebut dan keuntungan menggunakan informasi
tersebut. Yang membuat tahapan ini berbeda dengan tahapa pengetahuan adalah pada tahap
pengetahuan yang berlangsung adalah proses memengaruhi kognitif, sedangkan pada tahap
persuasi, aktifitas mental yang terjadi alah memengaruhi afektif. Pada tahapan ini seorang
calon adopter akan lebih terlibat secara psikologis dengan inovasi. Kepribadian dan norma-
norma sosial yang dimiliki calon adopter ini akan menentukan bagaimana ia mencari
informasi, bentuk pesan yang bagaimana yang akan ia terima dan yang tidak, dan bagaimana
cara ia menafsirkan makna pesan yang ia terima berkenaan dengan informasi tersebut.
Sehingga pada tahapan ini seorang calon adopterakan membentuk persepsi umumnya tentang
inovasi tersebut. Beberapa ciri-ciri inovasi yang biasanya dicari pada tahapan ini adalah
karekateristik inovasi yakni relative advantage, compatibility, complexity, trialability,
danobservability.
3.    Tahap Pengambilan Keputusan (Decision)
Di tahapan ini individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan untuk
mengadopsi inovasi tersebut atau tidak sama sekali. Adopsi adalah keputusan untuk
menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara tindak yang paling baik. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi proses keputusan inovasi, yakni:
a. Praktik sebelumnya
b. Perasaan akan kebutuhan
c. Keinovatifan
d. Norma dalam sistem sosial
Proses keputusan inovasi memiliki beberapa tipe yakni:
a. Otoritas adalah keputusan yang dipaksakan kepada seseorang oleh individu yang
berada dalam posisi atasan
b. Individual adalah keputusan dimana individu yang bersangkutan mengambil peranan
dalam pembuatannya. Keputusan individual terbagi menjadi dua macam, yakni:

13
c. Keputusan opsional adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari
keputusan yang dibuat oleh anggota sistem.
d. Keputusan kolektif adalah keputusan dibuat oleh individu melalui konsesnsus dari
sebuah sistem sosial
e. Kontingen adalah keputusan untuk menerima atau menolak inovasi setelah ada
keputusan yang mendahuluinya.

14
Resensi:
Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth
Publishing Company.
Sumber: http://robbysaputrasiakper.blogspot.com

Hanafi, Abdillah. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional

Rogers, Everett M, 1995, Diffusions of Innovations, Forth Edition. New York: Tree Press.

Brown, Lawrence A., Innovation Diffusion: A New Perpevtive. New York: Methuen and Co

Sumber: http://ishthesyndicate.blogspot.com

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wiryanto, 2005, Pengantar Imu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

15
16

Anda mungkin juga menyukai