Anda di halaman 1dari 23

DASAR-DASAR

KONSTRUKSI
BANGUNAN
(C2) KELAS X

Penulis :
Ir. Heri Setyo Basuki, ST, MT. IPM
Erlina Prasetyawati, ST

PT. KUANTUM BUKU SEJAHTERA


DASAR-DASAR
KONSTRUKSI BANGUNAN
SMK/MAK Kelas X
Penulis : Ir. Heri Setyo Basuki, ST, MT. IPM
Erlina Prasetyawati, ST
Editor : Tim Quantum Book
Perancang sampul : Tim Quantum Book
Perancang letak isi : Tim Quantum Book
Penata letak : Tim Quantum Book
Ilustrator : Tim Quantum Book
Tahun terbit : 2019
ISBN : 978-623-7398-37-0
Alamat : Jl. Pondok Blimbing Indah Selatan X N6 No 5 Malang - Jawa Timur

Tata letak buku ini menggunakan program Adobe InDesign CS3, Adobe IIustrator CS3, dan Adobe
Photoshop CS3.
Font isi menggunakan Myriad Pro (10 pt)
B5 (17,6 × 25) cm
vi + 172 halaman
© Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang menyebarluaskan dalam bentuk apapun
tanpa izin tertulis

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang


Hak Cipta Pasal 72 Ketentuan Pidana Sanksi Pelanggaran.
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan; memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kata Pengantar
Pembelajaran abad 21 memiliki karakteristik atau prinsip-prinsip: 1) pendekatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik; 2) peserta didik dibelajarkan untuk mampu berkolaborasi; 3) materi
pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran
harus memungkinkan peserta didik terhubung dengan kehidupan sehari-hari mereka; dan 4) dalam
upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir karakteristik pembelajaran abad
21 tersebut adalah pendekatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics atau disingkat dengan
STEM. STEM merupakan suatu pendekatan di mana sains, teknologi, engineeirng, dan matematika
diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata.
Pembelajaran STEM memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-prinsip
sains, teknologi, engineeirng, dan matematika digunakan secara integrasi untuk mengembangkan
produk, proses, dan sistem yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia.
Untuk menyiapkan peserta didik Indonesia memperoleh keterampilan abad 21, yaitu keterampilan
cara berpikir melalui berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan
serta cara bekerja sama melalui kolaborasi dan komunikasi, maka pendekatan STEM diadopsi untuk
menguatkan impelementasi Kurikulum 2013. Pendekatan STEM diyakini sejalan dengan ruh Kurikulum
2013 yang dapat diimplementasikan melalui penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning).
Buku Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan (C2) kelas X ini disusun berdasarkan tuntutan paradigma
pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013 dan dipakai sebagai sumber belajar peserta didik karena
isinya yang lengkap, padat informasi, dan mudah dipahami.
Pada setiap materi yang disajikan dengan bahasa yang lugas, ilustrasi gambar dan soal latihan. Serta
tugas proyek untuk memudahkan peserta didik dalam memahami setiap pembahasan dari pembahasan
umum ke pembahasan khusus.
Pokok bahasan yang meliputi:
Bab 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup K3LH pada
pekerjaan bangunan.
Bab 2 Membuat Gambar Rencana serta Menyusun RAB DAB RKS
Bab 3 Menyiapkan Pekerjaan Pasangan Batu dan Memasang Pondasi dan Dinding
Bab 4 Memeriksa Bahan di Lapangan
Bab 5 Kuda-Kuda dan Atap
Pada buku ini akan membahas prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Hidup K3LH pada pekerjaan bangunan, Memahami jenis-jenis konstruksi/bangunan (bangunan
gedung, jalan, jembatan dan irigasi), memahami spesifikasi dan prosedur dalam pekerjaan bangunan.
Dilengkapi pula soal-soal formatif dengan dapat dijadikan alat ukur ketercapaian kompetensi peserta
didik.
Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu mohon saran dan kritik yang bersifat
membangun agar kualitas buku ini sesuai dengan harapan pengguna.

Malang, Februari 2019


Penulis

iii
Daftar Isi

Bab 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup K3LH


Pada Pekerjaan Bangunan................................................................................ 1
A. Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja............................................................. 3
B. Syarat Keselamatan Kerja................................................................................................. 3
C. Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization)..... 4
D. Tujuan Utama Kesehatan Kerja...................................................................................... 4
E. Pengaruh K3 Terhadap Pribadi/Lingkungan Pekerjaan......................................... 4
F. Landasan Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja........................................... 5
G. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menenai Organisasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................................................ 6
H. Ruang Lingkup Berlakunya Keselamatan Kerja Adalah Di Segala Tempat
Kerja Baik Di Darat, Di Alam Tanah, Di Permukaan Air, Di Dalam Air Maupun
Di Udara Di Mana (Pasal 2 UU 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja)................. 8
I. Persyaratan Teknis Tempat kerja.................................................................................... 10
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 13

Bab 2 Membuat Gambar Rencana Serta Menyusun RAB Dan RKS........................... 19
A. Menggambar Proyeksi Bangunan................................................................................. 21
B. Dua Sudut Pandang dalam Pembuatan Gambar Proyeksi Perspektif.............. 21
C. Menggambar Sketsa.......................................................................................................... 22
D. Membuat Gambar Kerja Dan Daftar Komponen..................................................... 23
E. Membaca Gambar Konstruksi........................................................................................ 24
F. Menyusun RAB Dan RKS................................................................................................... 27
G. Komponen RAB dan RKS.................................................................................................. 28
H. Membuat Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya Dan Rekapitulasinya..... 32
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 34

Bab 3 Menyiapkan Pekerjaan Pasangan Batu Dan Memasang Pondasi Dan


Dinding............................................................................................................... 45
A. Menyiapkan Lokasi dan Material Pasangan Batu Lokasi....................................... 47
B. Material................................................................................................................................... 47
C. Melakukan Pekerjaan Pengukuran dan Leveling Lapangan............................... 47
D. Membuat Bidang Datar..................................................................................................... 48
E. Membuat Garis Siku-siku.................................................................................................. 48
F. Memasang Papan Duga Pekerjaan Pasangan Batu................................................ 48
G. Cara Melaksanakan Pekerjaan Pengukuran dan Papan Duga............................ 50
H. Memasang Pondasi dan Dinding.................................................................................. 51
I. Memasang Pondasi Batu Belah...................................................................................... 52
J. Memasang Dinding Bangunan...................................................................................... 55
K. Dinding Bata Hebel atau Celcon.................................................................................... 56
L. Finishing Dinding................................................................................................................ 69
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 86

iv
Bab 4 Memeriksa Bahan Di Lapangan........................................................................ 93
A. Memeriksa Material Agregat Halus dan Kasar.......................................................... 95
B. Memeriksa Material Semen............................................................................................. 96
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 110

Bab 5 Kuda-Kuda Dan Atap.......................................................................................... 115


A. Pengertian Konstruksi Kuda-Kuda................................................................................ 117
B. Dasar Konstruksi Kuda-Kuda........................................................................................... 117
C. Bentuk-Bentuk Kuda-Kuda.............................................................................................. 122
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 161

Daftar Pustaka.................................................................................................................... 165


Glosarium...... ...................................................................................................................... 170
Biodata Penulis................................................................................................................... 172

v
vi
B AB

1 Keselamatan dan Kesehatan


Kerja serta Lingkungan
Hidup K3LH Pada Pekerjaan
Bangunan

Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup K3LH pada pekerjaan
bangunan.
4.1 Melaksanakan K3LH pada pekerjaan bangunan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 1
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup K3LH pada pekerjaan
bangunan.
2. Mampu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja.
3. Mampu menerapkan ketentuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Peta Konsep

Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja

Syarat Keselamatan Kerja

Fungsi Kesehatan Kerja Menurut ILO


(International Labor Organization)

Tujuan Utama Kesehatan Kerja

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta
Lingkungan Hidup Pengaruh K3 Terhadap Pribadi/Lingkungan Pekerjaan
K3LH pada Pekerjaan
Bangunan

Landasan Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mengenai Organisasi


Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Ruang lingkup berlakunya keselamatan kerja adalah di segala


tempat kerja baik di darat, di alam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara di mana
(Pasal 2 UU 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja)

Persyaratan Teknis Tempat kerja

2 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


Materi Pembelajaran

A. Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat kerjanya
sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta
produksinya. Secara umum, tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), adalah:
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas Nasional.
b. Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat dan sekitar
pekerjaan itu.
c. Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya secara aman, efisien
dan efektif.
d. Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat kerja.

B. Syarat Keselamatan Kerja

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Membeli alat-alat pelindung diri pada para pekerja.

Gambar1. Safety Shoes


Sumber: Heri Setyo Basuki
Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan
mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungan).
Kesehatan Kerja dapat diartikan sebagai bagian sosialisasi dalam ilmu kesehatan yang
bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang tinggi baik fisik
mental maupun sosial melalui usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 3
C. Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization)

1. Melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
2. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun mental serta
menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya.
3. Memperbaiki memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik mungkin.

D. Tujuan Utama Kesehatan Kerja

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja.


2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
3. Perawatan dan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
4. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja.
5. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk-produk kesehatan.
Dua hal yang sangat penting untuk mendapatkan tanggungan dan perlindungan dalam
hubungannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu:
a. Risiko keselamatan kerja adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kerusakan fisik tempat kerja, alat dan manusia yang dapat dirasakan
dalam jangka pendek.
b. Risiko Kesehatan kerja adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kondisi tidak sehat pada pekerja yang dapat menimbulkan kerusakan
atau kerugian baik fisik maupun psikis dalam jangka pendek dan waktu panjang.

E. Pengaruh K3 Terhadap Pribadi/Lingkungan Pekerjaan

Adanya faktor keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya pada dunia kerja dan dunia
usaha dunia industri, pengaruhnya sangat besar dan dapat merubah pola hidup dan budaya
kerja yang sangat signifikan. Tetapi kadarnya akan tergantung juga pada moral komitmen
dan tanggung jawab setiap personal yang ada pada komunitas tersebut. Pengaruh K3 di
antaranya adalah terhadap: motivasi, produktivitas, kenyamanan, gairah, menekan terjadinya
kecelakaan, ergonomi fisik, kesehatan fisik dan mental, memelihara sarana/fasilitas/peralatan,
mencegah kebakaran, mempertahankan kelestarian ekosistem, lingkungan yang sehat, dan
lain-lain.
Syarat-syarat K3
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Membuat jalan penyelamatan (emergency exit).
3. Memberi pertolongan pertama (first aids/PPPK).
4. Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja.
5. Mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja.
6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psikis karena pekerjaan
(ergonomy).

4 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


7. Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja.
8. Mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas, lingkungan serta cara dan proses
kerja.
9. Mengamankan daerah-daerah, bahan dan sumber-sumber yang berbahaya dengan
pengaman yang sesuai dengan sempurna.

Gambar 2. Kemeja Safety dan Helmet Safety.


Sumber: Heri Setyo Basuki

F. Landasan Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Tata Laksana Baku (Standard Operating Procedure=SOP) penerapan K3 Konstruksi


diatur dalam Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Kerja yang
dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum No. Kep174/MEN/1986 tanggal 4 Maret 1986, yang sekaligus KPTS berfungsi
sebagai petunjuk umum berlakunya Pedoman Pelaksanaan, terutama khusus tentang
Keselamatan Kerja dan yang sifatnya lebih menekankan kepada pencegahan. Adapun tentang
Kesehatan Kerja lebih khusus diatur dalam Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, yang kemudian dilengkapi dengan petunjuk
melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang pedoman diagnosis dan penilaian
cacat karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja, yang terakhir ini lebih menekankan pada
penanganan akibat.
Dalam Pedoman yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama tersebut persyaratan
yang harus dipenuhi dirinci sebagai berikut:
1. Persyaratan administratif.
2. Persyaratan teknis.
3. Perancah (Scaffolds), Tangga Kerja Lepas (Ladder), dan Tangga Kerja Sementara (Stairs).
4. Peralatan untuk mengangkat (Lifting Appliance).
5. Tali, rantai dan perlengkapan lainnya.
6. Permesinan: Ketentuan Umum.
7. Peralatan.
8. Pekerjaan bawah tanah.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 5
9. Penggalian.
10. Pamancangan tiang pancang.
11. Pengerjaan beton.
12. Operasi lainnya dalam pembangunan gedung.
13. Pembongkaran (Demolition).
Pedoman ini mengatur sebagian besar bidang dan jenis pekerjaan konstruksi, membahas
dengan sangat rinci mengenai lingkup berlakunya peraturan, kewajiban umum, keharusan
dibentuknya organisasi K3, laporan kecelakaan dan pertolongan pertama pada kecelakaan
serta persyaratan-persyaratan lainnya.
Persyaratan Administratif
Dalam persyaratan ini pertama-tama dinyatakan terhadap semua tempat di mana
dilakukan kegiatan konstruksi, berlaku semua ketentuan hukum mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang berlaku di Indonesia. Di sini jelas, bahwa tidak hanya berlaku untuk
proyek milik Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), akan tetapi juga proyek
milik swasta ataupun anggota masyarakat lainnya.
Selanjutnya sebagai kewajiban umum bagi kontraktor atau pengguna tenaga kerja
dinyatakan bahwa:
1. Tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja terilindungi dari risiko kecelakaan.
2. Harus menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain harus
aman digunakan dan sesuai Keselamatan Kerja.
3. Kontraktor harus turut mengawasi agar tenaga kerja bisa selamat dan aman dalam
bekerja.
4. Kontraktor harus menunjuk Petugas Keselamatan Kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi kontraktor bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang
dilakukan untuk menghindari risiko bahaya kecelakaan.
5. Pekerjaan yang diberikan harus cocok dengan keahlian, usia dan jenis kelamin serta
kondisi fisik dan kesehatan tenaga kerja.
6. Kontraktor harus menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap
bahaya demi pekerjaan masing-masing dan usaha pencegahannya.
7. Petugas Keselamatan Kerja tersebut di atas bertanggung jawab pula terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara
pelaksanaan kerja yang aman.
8. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

G. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menenai Organisasi


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Digariskan sebagai berikut:
1. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (full time), berarti
tidak bisa sambilan atau separuh waktu.
2. Bila mempekerjakan sejumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang
memerlukan, diwajibkan untuk membentuk unit Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Unit inimerupakan unit struktural yang dikelola organisasi kontraktor.

6 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


3. Petugas K3 harus bekerja sebaik-baiknya di bawah koordinasi kontraktor serta
bertanggung jawab kepada kontraktor. Dalam hubungan ini kewajiban kontraktor
adalah:
a. Menyediakan fasilitas untuk melaksanakan tugasnya untuk panitia pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (safety committee).

Gambar 3. Helmet Safety


Sumber: Heri Setyo Basuki
b. Berkonsultasi dengan Safety Committee dalam segala hal yang berhubungan
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerjadi proyek.
c. Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberikan efek pada rekomendasi
dari Safety Committee.
d. Jika terdapat dua atau lebih kontraktor bergabung dalam suatu proyek mereka
harus bekerja sama membentuk kegiatan-kegiatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
e. Diwajibkan memeriksa kesehatan individu pekerja pada:
1) Sebelum atau beberapa saat setelah pertama kali memasuki masa kerja.
2) Secara berkala sesuai risiko yang terdapat pada pekerjaan.
f. Pekerja berumur di bawah 18 tahun harus dapat pengawasan kesehatan khusus,
meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
g. Data pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi.
h. Kereta pengangkut orang sakit (carrying basket) harus selalu tersedia.
i. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
j. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang ada kemungkinan risiko
tenggelam atau keracunan gas, alat-alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat
tempat mereka bekerja.
k. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
Rumah Sakit atau tempat berobat semacam itu.
l. Petunjuk atau informasi harus diumumkan atau ditempelkan di tempat yang
strategis dengan memberitahukan:

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 7
1) Kotak obat terdekat, alat P3K, ambulans, alat pengangkut orang sakit dan
alamat untuk urusan kecelakaan.
2) Tempat telepon terdekat untuk memanggil ambulans, nama dan nomor
telepon orang yang bertugas.
3) Nama, alamat nomor telepon dokter, Rumah Sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

Gambar 4. Seragam Rompi Safety


Sumber: Heri Setyo Basuki

H. Ruang Lingkup Berlakunya Keselamatan Kerja Adalah Di Segala Tempat


Kerja Baik Di Darat, Di Alam Tanah, Di Permukaan Air, Di Dalam Air
Maupun Di Udara Di Mana (Pasal 2 UU 1/1970 Tentang Keselamatan
Kerja)
1. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan,
atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan.
2. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan
atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan
infeksi, bersuhu tinggi.
3. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan
persiapan.
4. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan.
5. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam atau biji logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnnya, baik di permukaan atau di
dalam bumi, maupun di dasar perairan.
6. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.
7. Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
gudang.
8. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.

8 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


9. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan. Dilakukan
pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
10. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting.
11. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang.
12. Terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
13. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau timah.
14. Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi atau telepon.
15. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset penelitian yang
menggunakan alat teknis.
16. Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air.
17. Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

Gambar 5. Celana Jeans Safety


Sumber: Heri Setyo Basuki
Berdasarkan UU 13/2003 Pasal 86 ayat 1.
Tempat Kerja:
1. Tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap di mana pekerja
bekerja atau yang sering dimasuki untuk keperluan pekerjaan.
2. Setiap buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas kesehatan dan
keselamatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang menyatu dengan sistem
manajemen perusahaan (Pasal 87 ayat 1 UU No.13/2003).
3. Pelanggaran terhadap Pasal 87 UU 13/2003 adalah sanksi administratif berupa:
teguran, peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha,
pembatalan persetujuan, pembatalan pendaftaran, penghentian sementara sebagian
atau seluruh alat produksi dan pencabutan izin oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk
(Pasal 190 UU 13/2003).
Syarat-syarat keselamatan kerja menurut UU 1/1970 Pasal 3 ayat (1):
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mancegah dan mengurangi bahaya peledakan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 9
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembapan, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis,
peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses
kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

I. Persyaratan Teknis Tempat kerja

a. Pintu masuk dan keluar harus dibuat dan dipelihara dengan baik.
b. Lampu dan penerangan bila tidak memadai harus diadakan di seluruh tempat kerja,
harus aman dan cukup terang. Harus dijaga oleh petugas bila perlu bila ada gangguan.
c. Ventilasi, harus ada di tempat tertutup termasuk pembuangan udara kotor.
d. Jika tidak bisa menghilangkan debu dan udara kotor, harus disediakan alat pelindung
diri.
e. Kebersihan, bahan yang tidak terpakai harus dibuang, paku yang tidak terpakai harus
dibuang atau dibengkokkan, benda-benda yang bisa menyebabkan orang tergelincir
serta sisa barang dan alat harus dibuang, tempat kerja yang licin karena oli harus
dibersihkan atau disiram pasir. Alat-alat yang mudah dipindahkan harus dikembalikan
ke tempat penyimpanan.
f. Pencegahan Bahaya Kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran: Persyaratan ini sangat
rinci antara lain mengatur bahwa harus tersedia alat pemadam kebakaran dan saluran
air dengan tekanan yang cukup. Semua pengawal dan sejumlah tenaga terlatih harus
disediakan dan selalu siap selama jam kerja. Alat-alat itu harus diperiksa secara periodik
oleh yang berwenang, dan ditempatkan di tempat yang mudah dicapai. Alat pemadam
dan jalan menuju ke tempat pemadaman harus terpelihara. Demikian juga tentang
syarat jumlah, bahan kimia peralatan itu dan syarat pemasangan pipa tempat penyimpan
air.
g. Syarat-syarat mengenai alat pemanas (Heating Appliances).

10 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


h. Syarat-syarat mengenai bahan yang mudah terbakar.
i. Syarat mengenai cairan yang mudah terbakar.
j. Syarat-syarat tentang inspeksi dan pengawasan.
k. Syarat-syarat tentang perlengkapan dan alat peringatan.
l. Syarat-syarat tentang perlindungan terhadap benda-benda jatuh dan bagian bangunan
yang rubuh.
m. Persyaratan perlindungan agar orang tidak jatuh, tali pengaman dan pinggir pengaman.
n. Persyaratan lantai terbuka dan lubang pada lantai.
o. Persyaratan tentang lubang pada dinding.
p. Persyaratan tentang tempat kerja yang tinggi.
q. Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air.
r. Syarat-syarat mengenai kebisingan dan getaran (vibrasi).

Rangkuman
1. Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan
peralatan serta produksinya. Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak dapat
kita duga, tidak direncanakan dan tidak diharapkan sebelumnya atau dikatakan
juga tidak ada unsur kesengajaan, terlebih dalam bentuk rencana.
2. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan pada
suatu tempat kerja dan ini berarti disebabkan oleh pekerjaannya atau pada saat
korban melakukan pekerjaan tersebut. Kecelakaan ini biasanya datang ketika kita
tidak sedang siap menghadapinya, dan timbul sebagai suatu peristiwa mendadak,
orang merasa takut melihat akibatnya, dan menjadi panik.
3. Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan
peralatan serta produksinya.
4. Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja
dan mencegah pencemaran lingkungan di sekitar tempat kerja (masyarakat dan
lingkungan).
5. Kesehatan lingkungan berarti upaya untuk menjaga lingkungan, khususnya
lingkungan kerja tetap sehat, terhindar dari kerusakan dan pencemaran akibat
dampak dari sistem kerja.
Pengelolaan K3 harus meliputi aspek-aspek prosedur, sebagai berikut:
1. Tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian
rupa sehingga tenaga kerja terlindung dari risiko kecelakaan.
2. Harus menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau peralatan lain harus
aman digunakan dan sesuai persyaratan keselamatan kerja.
3. Pengelola harus turut mengawasi agar tenaga kerja bisa selamat dan aman dalam
bekerja.
4. Pengelola harus menunjuk Petugas Keselamatan Kerja yang karena jabatannya
di dalam organisasi, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang
dilakukan, untuk menghindari risiko bahaya kecelakaan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 11
5. Pekerjaan yang diberikan harus cocok dengan keahlian, usia, jenis kelamin dan
kondisi fisik serta kesehatan tenaga kerja.
6. Pengelola harus menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi dan usaha pencegahannya.
7. Petugas Keselamatan Kerja bertanggung jawab terhadap semua tempat kerja,
peralatan, sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan prosedur/cara-cara
pelaksanaan kerja yang aman.
8. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam penyelenggaraan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja menjadi tanggung jawab Pengelola (kontraktor).
Persyatan Teknis Pengaturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bengkel:
1. Pintu masuk dan keluar harus dibuat dan dipelihara dengan baik.
2. Lampu dan penerangan bila tidak memadai harus diadakan di seluruh tempat kerja,
harus aman dan cukup terang, dan dijaga oleh petugas untuk mengatasi bila ada
gangguan.
3. Ventilasi, harus ada di tempat tertutup termasuk pembuangan udara kotor.
4. Jika tidak bisa menghilangkan debu dan udara kotor, harus disediakan alat
pelindung diri.
5. Kebersihan, bahan yang tidak terpakai harus dibuang, paku yang tidak terpakai
harus dibuang atau dibengkokkan, benda-benda yang bisa menyebabkan orang
tergelincir serta sisa barang dan alat harus dibuang, tempat kerja yang licin karena
oli harus dibersihkan atau disiram pasir. Alat-alat yang mudah dipindahkan harus
dikembalikan ke tempat penyimpanan.
6. Harus tersedia alat pemadam kebakaran dan saluran air dengan tekanan yang cukup,
sejumlah pengawas dan tenaga terlatih harus disediakan dan selalu siap selama
jam kerja. Alat-alatnya harus diperiksa secara periodik oleh yang berwenang, dan
ditempatkan di tempat yang mudah dicapai. Alat pemadam dan jalan menuju ke
tempat pemadaman harus terpelihara.
Pengelolaan syarat bahan kimia, peralatan, dan syarat pemasangan instalasi, harus
meliputi:
1. Syarat-syarat mengenai alat pemanas (heating appliances).
2. Syarat-syarat mengenai bahan yang mudah terbakar.
3. Syarat-syarat mengenai cairan yang mudah terbakar.
4. Syarat-syarat tentang inspeksi dan pengawasan.
5. Syarat-syarat tentang perlengkapan dan alat peringatan.
6. Syarat-syarat tentang perlindungan terhadap benda-benda jatuh dan bagian
bangunan yang rubuh.
7. Persyaratan perlindungan agar orang tidak jatuh, tali pengaman dan pinggir
pengaman.
8. Persyaratan lantai terbuka dan lubang pada lantai.
9. Persyaratan tentang lubang pada dinding.
10. Persyaratan tentang tempat kerja yang tinggi.
11. Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air.
12. Syarat-syarat mengenai kebisingan dan getaran (vibrasi).

12 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


Uji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling benar! (Menggunakan HOTS)
1. Tujuan Utama Kesehatan Kerja adalah untuk menghindari … (Menggunakan HOTS).
a. Penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c. Perawatan dan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
d. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
e. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk-produk kesehatan.
2. Hal yang paling tepat serta sangat penting untuk mendapatkan tanggungan atau
perlindungan dalam hubungannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu:
… (Menggunakan HOTS).
a. Aspek-aspek dari lingkungan kerja
b. Alat dan bahan perusahaan
c. Produk hasil produksi perusahaan
d. Resiko keselamatan dan kesehatan kerja
e. Masyarakat sekitar perusahaan
3. Adanya faktor keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya pada dunia kerja dan dunia
usaha dunia industri pengaruhnya sangat besar. Hal tersebut dapat merubah pola
hidup dan budaya kerja yang sangat signifikan, tetapi kadarnya akan tergantung juga
pada moral komitmen dan tanggung jawab setiap personal yang ada pada komunitas
tersebut. Yang bukan merupakan pengaruh K3 diantaranya adalah terhadap …
(Menggunakan HOTS).
a. Motivasi dan produktifitas
b. Kenyamanan dan gairah
c. Menekan terjadinya kecelakaan dan kesehatan fisik
d. Mental dan memelihara sarana-prasarana
e. Mempertahankan ekosistem dan lingkungan yang tidak sehat
4. Yang bukan syarat-syarat K3 adalah … (Menggunakan HOTS).
a. Melemburkan karyawan yang sakit
b. Membuat jalan penyelamatan (emergency exit).
c. Memberi pertolongan pertama (first aids/PPPK).
d. Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja.
e. Mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja.
5. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis karena pekerjaan
disebut juga … (Menggunakan HOTS).
a. Ergonomy.
b. Argonomy.
c. Economy.
d. Macronomy.
e. Micronomy.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 13
6. Yang bukan merupakan syarat-syarat K3 adalah … (Menggunakan HOTS).
a. Memelihara ketertiban
b. Memelihara kebersihan kerja
c. Mengusahakan keserasian antar pekerja
d. Mengurangi himbauan keamanan
e. Memperhatikan cara dan proses kerja
7. Tata Laksana Baku (Standard Operating Procedure = SOP) penerapan K3 Konstruksi diatur
dalam Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Kerja yang
dikeluarkan dalam bentuk Surat keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum Nomer: … (Menggunakan HOTS).
a. No. Kep174/MEN/1986 tanggal 4 Maret 1986.
b. No. Kep173/MEN/1987 tanggal 3 Maret 1987.
c. No. Kep175/MEN/1988 tanggal 2 Maret 1988.
d. No. Kep176/MEN/1989 tanggal 1 Maret 1989.
e. No. Kep177/MEN/1985 tanggal 4 Maret 1985.
8. Yang berfungsi sebagai petunjuk umum berlakunya Pedoman Pelaksanaan, terutama
khusus tentang Keselamatan Kerja dan yang sifatnya lebih menekankan kepada
pencegahan. Adapun tentang Kesehatan Kerja lebih khusus diatur dalam Keputusan
Presiden Nomer: … (Menggunakan HOTS).
a. No. 22 Tahun 1993 d. No. 24 Tahun 1994
b. No. 21 Tahun 1991 e. No. 25 Tahun 1995
c. No. 23 Tahun 1993
9. Dalam Pedoman yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama persyaratan yang harus
dipenuhi dirinci sebagai berikut, kecuali … (Menggunakan HOTS).
a. Persyaratan pedoman
b. Persyaratan Teknis
c. Perancah, Tangga Kerja Lepas, dan Tangga Kerja Sementara
d. Peralatan Untuk Mengangkat (Lifting Appliance).
e. Tali, Rantai dan Perlengkapan Lainnya.
10. Pedoman yang mengatur sebagian besar bidang dan jenis pekerjaan konstruksi.
Membahas dengan sangat rinci mengenai lingkup berlakunya peraturan, kewajiban
umum, keharusan dibentuknya organisasi K3, laporan kecelakaan dan pertolongan
pertama pada kecelakaan serta persyaratan-persyaratan ... (Menggunakan HOTS).
a. Persyaratan Administratif.
b. Permesinan (Ketentuan Umum)
c. Peralatan.
d. Pekerjaan Bawah Tanah.
e. Penggalian.
11. Dalam persyaratan K3 pertama-tama dinyatakan, terhadap semua tempat di mana
dilakukan kegiatan konstruksi berlaku semua ketentuan hukum mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang berlaku di Indonesia. Di sini jelas, bahwa tidak hanya berlaku
untuk proyek milik Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan tetapi
juga proyek milik swasta ataupun anggota masyarakat lainnya. Selanjutnya sebagai
kewajiban umum bagi kontraktor atau pengguna tenaga kerja dinyatakan bahwa: …
(Menggunakan HOTS).

14 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


a. Tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur demikian rupa
sehingga tenaga kerja terlindung dari risiko kecelakaan.
b. Tidak menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain harus
aman digunakan dan dan sesuai Keselamatan Kerja.
c. Kontraktor tidak harus turut mengawasi agar tenaga kerja bisa selamat dan aman
dalam bekerja.
d. Kontraktor tidak harus menunjuk Petugas Keselamatan Kerja yang karena jabatannya
di dalam organisasi kontraktor bertanggungjawab mengawasi koordinasi pekerjaan
yang dilakukan, untuk menghindari risiko bahaya kecelakaan.
12. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menangani organisasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja digariskan sebagai berikut, kecuali … (Menggunakan HOTS).
a. Petugas K3 bekerja secara freelance, berarti bisa sambilan atau separuh waktu.
b. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (full time),
berarti tidak bisa sambilan atau separuh waktu.
c. Bila mempekerjakan sejumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek
memang memerlukan, diwajibkan untuk membentukunit Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Unit ini merupakan unit struktural yang dikelola organisasi
Kontraktor.
d. Petugas K3 harus bekerja sebaik-baiknya di bawah koordinasi Kontraktor serta
bertanggung jawab kepada Kontraktor.
e. Menyediakan fasilitas untuk melaksanakan tugasnya untuk panitia pembina
keselamatan dan kesehatan kerja (safety committee).
13. Jika terdapat dua atau lebih Kontraktor bergabung dalam suatu proyek mereka harus
bekerjasama membentuk kegiatan-kegiatan … (Menggunakan HOTS).
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Berbagi keuntungan.
c. Diwajibkan memeriksa kesehatan individu pekerja.
d. Memberikan pengawasan kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas
kesehatan karyawan secara teratur.
e. Menyediakan kereta pengangkut orang sakit (carrying basket) harus selalu tersedia.
14. Jika tenaga kerja dipekerjakan dibawah tanah atau pada keadaan lain, alat penyelamat
harus selalu tersedia, akan lebih strategis diletakkan di mana…? (Menggunakan HOTS).
a. Di dekat tempat mereka bekerja.
b. Di kantor.
c. Di gudang.
d. Di ware house.
e. Di bawah tanah.
15. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat,
jika diperlukan untuk … (Menggunakan HOTS).
a. Petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat
semacam itu.
b. Petunjuk atau informasi harus diumumkan atau ditempelkan di tempat yang
strategis.
c. Kotak obat terdekat, alat P3K, ambulan, alat pengangkut orang sakit dan alamat
untuk urusan kecelakaan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 15
d. Tempat telefon terdekat untuk memanggil ambulan, nama dan nomor telepon
orang yang bertugas.
e. Nama, alamat nomor telefon dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat
segera dihubungi dalam keadaan darurat.

B. Soal Jawaban Singkat (Menggunakan HOTS)


1. Pengelola harus menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap
bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi dan usaha pencegahannya, merupakan salah
satu dari aspek-aspek prosedur dari …? (Menggunakan HOTS).
2. Tempat kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan prosedur/
cara-cara pelaksanaan kerja yang aman merupakan tugas utama dari…? (Menggunakan
HOTS).
3. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja menjadi tanggung jawab…? (Menggunakan HOTS).
4. Tuliskan 6 persyaratan Teknis Pengaturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bengkel…
(Menggunakan HOTS).
5. Tuliskan 12 syarat pengelolaan bahan kimia, peralatan, dan syarat pemasangan instalasi
… (Menggunakan HOTS).
6. Keselamatan kerja diartikan…? (Menggunakan HOTS).
Jawab: Sebagai suatu upaya agar pekerja selamat ditempat kerjanya sehingga terhindar
dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta produksinya.
7. Secara umum, tujuan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), adalah: … (Menggunakan
HOTS).
8. Apa saja syarat Keselamatan Kerja … (Menggunakan HOTS).
9. Kesehatan kerja diartikan sebagai … (Menggunakan HOTS).
10. Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization) adalah …
(Menggunakan HOTS).

C. Soal Uraian (Menggunakan Metode pembelajaran STEM)


1. Analisis dan evaluasilah secara individu dan kelompok tentang tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja yang diatur demikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindung dari resiko kecelakaan… (Menggunakan HOTS).
2. Analisis dan evaluasilah secara individu dan kelompok tentang mesin-mesin peralatan,
kendaraan atau alat-peralatan lain harus aman yang digunakan dan sesuai persyaratan
keselamatan kerja… (Menggunakan HOTS).
3. Analisis dan evaluasilah secara individu dan kelompok tentang pengelola yang
harus turut mengawasi agar tenaga kerja bisa selamat dan aman dalam bekerja…
(Menggunakan HOTS).
4. Analisis dan evaluasilah secara individu dan kelompok tentang pengelola yang menunjuk
Petugas Keselamatan Kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi, bertanggung
jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan, untuk menghindari risiko
bahaya kecelakaan… (Menggunakan HOTS).
5. Analisis dan evaluasilah secara individu dan kelompok tentang pekerjaan yang diberikan
harus cocok dengan keahlian, usia, jenis kelamin dan kondisi fisik serta kesehatan tenaga
kerja… (Menggunakan HOTS).

16 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X untuk SMK/MAK


D. Lembar Kerja Siswa (Menggunakan Metode Pembelajaran STEM).
1. Tugas Kegiatan Belajar 1:
Diskusikan dengan teman sekelasmu dan analisislah 5 Jenis gambar simbol/rambu
peringatan atau alat bantu keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait dengan
pekerjaan proyek bangunan gedung bertingkat. (Diskusi Kelompok dengan anggota
kelompok maksimum 5 orang).
2. Tugas Kegiatan Belajar 2:
Diskusikan dengan teman sekelasmu dan evaluasilah 5 Jenis gambar pelindung tubuh
dan alat bantu keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait dengan pekerjaan proyek
bangunan gedung bertingkat. (Diskusi Kelompok dengan anggota kelompok maksimum
5 orang).
3. Tugas Kegiatan Belajar 3:
Diskusikan dengan teman sekelasmu dan ciptakan kreasi dan inovasi 5 jenis gambar
alat bantu keselamatan dan kesehatan kerja, yang terkait dengan pekerjaan proyek
bangunan gedung bertingkat. (Diskusi Kelompok dengan anggota kelompok maksimum
5 orang) yang berhubungan dengan mata, telinga, hidung, Kepala, tangan, dan Kaki.
4. Tugas Kegiatan Belajar 4:
Analisis dan evaluasilah serta ciptakan kreasi dan inovasi (Diskusi Kelompok dengan
anggota kelompok maksimum 5 orang) yang berhubungan dengan pasal-pasal dan
undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup K3LH pada
pekerjaan bangunan.
5. Tugas Kegiatan Belajar 5:
Analisis dan evaluasilah serta ciptakan kreasi dan inovasi (Diskusi Kelompok dengan
anggota kelompok maksimum 5 orang) yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan hidup K3LH pada pekerjaan bangunan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup K3LH Pada Pekerjaan Bangunan 17

Anda mungkin juga menyukai