Anda di halaman 1dari 14

TOLAK UKUR PENEMPUHAN POIN SKU PANDEGA DI

RACANA DIPONEGORO

RACANA DIPONEGORO

Oleh :
Parwati
11.046.1011

RACANA DIPONEGORO
UKM PRAMUKA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat
membuat laporan dan penulis juga sadar masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah dengan judul “Tolak Ukur Penempuhan Poin SKU Pandega
di Racana Diponegoro”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak Pandega Bakti selaku
Pembimbing dalam penyusunan makalah ini, teman – teman seperjuangan yang
selalu memberikan semangat dan motivasi, seluruh anggota Racana Diponegoro
yang telah banyak memberikan informasi dan motivasi serta semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan makalah ini baik dari hasil pembelajaran selam menjadi anggota
Racana Diponegoro. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu
diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan dalam penulisan makalah berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta dapat membantu bagi kemajuan serta perkembangan Unit Kegiatan
Mahasiswa Pramuka Racana Diponegoro.

Semarang, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------
1.1. Latar Belakang Masalah-----------------------------------------------------
1.2. Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------
1.3. Tujuan Penelitian--------------------------------------------------------------
1.4. Manfaat Penelitian------------------------------------------------------------
1.5. Kerangka Pemikiran----------------------------------------------------------
BAB II LANDASAN TEORI--------------------------------------------------------
BAB III METODE PENYELESAIAN---------------------------------------------
3.1. Jenis Penelitian ---------------------------------------------------------------
3.2. Lokaasi dan Waktu Penelitian ----------------------------------------------
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian --------------------------------------------
3.4. Metode Pengumpulan Data -------------------------------------------------
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN-------------------------------------------
4.1. Kendala ------------------------------------------------------------------------
4.2. Solusi yang dapat diberikan -------------------------------------------------
BAB V KESIMPULAN--------------------------------------------------------------
5.1. Kesimpulan--------------------------------------------------------------------
5.2. Saran ---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pamuka adalah gerakan panduan yang merupakan wadah untuk proses


pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan diIndonesia. Pramuka Indonesia
terdiri atas berbagai tingkatan meliputi Pramuka siaga, penggalang, penegak dan
pandega. Tingkatan dalam pramuka dapat kita tempuh dengan menjalankan
beberapa syarat yang berupa standar kecakapan yang disebut sebagai Standar
Kecakapan Umum (SKU).
Standar Kecakapan Umum (SKU) merupakan suatu alat pendidikan yang
mendorong bagi para pramuka untuk memperoleh kecakapan dasar dari seseorang
pramuka. SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka yaitu
golongan siaga, golongan penggalang, golongan penegak dan golongan pandega.
SKU dalam setiap golongan terdapat beberapa tingkatan, tetapi SKU untuk
pramuka pandega hanya terdiri atas satu tingkatan saja yaitu pandega. SKU wajib
dimiliki oleh setiap anggota pramuka sebagai persyaratan untuk mendapatkan
Tanda Kecakapan Umum (TKU).
Tanda Kecakapan Umum dapat dimiliki oleh seorang anggota pramuka
setelah melalui bentuk ujian – ujian yang dilakukan secara perseorangan. Bentuk
ujian yang akan dilakukan menggunakan sistem dari masing – masing pangkalan
dengan berpedoman pada Surat Keputusan Kwartir Nasional No. 198 Tahun 2011,
tanggal 4 Oktober 2011 untuk pandega. Racana diponegoro sendiri menerapkan
sistem pola pembinaan dan pengembangan Racana Diponegoro yang diadopsi dari
pola Pembinaan T/D dari Kwarnas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada di
Racana Diponegoro. Racana Diponegoro dalam penyelesaian SKU diwujudkan
dalam kegiatan dan tugas penjenjangan yang ada di Racana Diponegoro, dalam
keberjalanannya ditemukan beberapa kendala. Berdasarkan hal diatas maka
penulis menyusun makalah yang berjudul “Tolak Ukur Penempuhan Poin SKU
Pandega di Racana Diponegoro”.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui rumusan masalah yang ada


adalah sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam penempuhan SKU pada Racana
Diponegoro ?
1.2.2. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala dalam penempuhan SKU pada
Racana Diponegoro ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, diketahui bahwa tujuan


dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam penempuhan SKU pada Racana
Diponegoro.
1.3.2. Mengetahui solusi yang efektif untuk mengatasi kendala dalam
penempuhan SKU Racana Diponegoro.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dibuat, diketahui bahwa manfaat dari


pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Sebagai acuan untuk mengetahui masalah yang terjadi
1.4.2. Sebagai referensi solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala
dalam penempuhan SKU Racana Diponegoro.
1.5. Kerangka Pemikiran

Sistem Tidak adanya


Penyelesaian SKU Transparansi
Pandega DI Racana Penempuhan SKU
Diponegoro Kepada ARD

Tolak Ukur
penempuhan SKU
di Racana
Diponegoro

Jika Terpenuhi maka: Jika tidak Terpenuhi


maka:
Anggota akan
mendapatkan Paraf dari Anggota akan kembali
pembina atau orang yang melakukan pengujian
telah ditujuk oleh pada poin SKU yang
pembina belum terpenuhi

Parameter yang
dibututhkan

Solusi Sistem
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Racana Diponegoro

Racana Diponegoro merupakan suatu wadah pendidikan kepramukaan di


Universitas diponegoro, yang mendidik tunas – tunas muda harapan bangsa
sebagai intelektual dan cendekiawan muda untuk menjadi pemimpin dimasa yang
akan datang dengan bekal kepramukaan (Hasil Musyawarah Pandega XL, 2019).
Racana Diponegoro diharapkan mampu melahirkan sarjana yang berpramuka.
Sarjana yang berpramuka merupakan lulusan Universitas dimana dimasa depan
akan menjadi pemimpin di masyarakat dan mempunyai kemampuan pengetahuan
kepramukaan.
Pembinaan Racana Diponegoro dalam prosesnya bertujuan untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila, Satya dan
Dharma Pramuka (Hasil Musyawarah Pandega XL, 2019). Racana Diponegoro
sebagai wadah pembinaan kepramukaan, dalam proses pembinaannya untuk
mencapai tujuan seperti diatas, dipengaruhi oleh sikap mahasiswa dan lingkungan
masyarakatnya, dengan bertitik tolak pada visi Universitas Diponegoro.

2.2. Syarat Kecakapan Umum

Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Pandega adalah syarat-syarat


kecakapan yang wajib dipenuhi oleh pramuka pandega untuk mendapatkan Tanda
Kecakapan Umum (TKU). TKU merupakan tanda penghargaan setelah memenuhi
syarat – syarat kecakapan umum sesuai dengan tingkatnya (Panduan Penyelesaian
Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Pandega, 2011). Pramuka pandegaa
akan mendapatkan tanda kecakapan apabila telah menyelesaikan syarat-syarat
kecakapan (telah diuji) dari pembinanya sebagai penghargaan atas kecakapan
yang diraihnya.
Pembina harus menjamin bahwa kecakapan yang dimiliki pramuka
pandega cukup dapat dipertanggung jawabkan, dengan pengertian bahwa pramuka
pandega memperoleh tanda kecakapan sesuai dengan prosedur setelah memenuhi
syarat-syarat kecakapan yang diinginkan atau diminati (Panduan Penyelesaian
Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Pandega, 2011). Kecakapan dalam
gerakan pramuka terdiri atas kecakapan umu dan kecakapan khusus.

2.3. Sistem Penempuhan SKU berdasarkan dari Buku Panduan


Penyelesaian SKU dari Kwarnas

Syarat Kecakapan Umum (SKU) merupakan alat pendidikan yang dapat


menjadi pendorong bagi pendega untuk berusaha memiliki pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan yang dipersyaratkan (Panduan Penyelesaian Syarat
Kecakapan Umum Pramuka Golongan Pandega, 2011). Cara menyelesaikan SKU
dapat dilakukan dengan ujian SKU. Ujian SKU adalah menilai kecakapan
pramuka pandega untuk memperoleh tanda kecakapan umum, sehingga kecakapan
yang dimiliki pandega benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dan memenuhi
syarat-syarat yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan dan kemampuan
pandega.
Bagi pembina pandega ujian SKU merupakan salah satu usaha untuk
meyakini, hasil proses pendidikan yang telah diselenggarakan, usaha yang
dilakukan pandega dan kemampuan pembina dalam melaksanakan tugasnya
(Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Pandega,
2011). Penguji SKU adalah pembina yang langsung membina pandega. Pembina
yang bersangkutan dapat meminta orang lain diluar gerakan pramuka untuk
menguji. Misalnya orang yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu, orang tua
atau wali pandega.
Dalam menguji SKU, Penguji harus memperhatikan keadaan masyarakat
setempat yang meliputi adat istiadat setempat, kebiasaan penduduk setempat,
keadaan dan kemungkinan – kemungkinan yang ada setempat, pembatasan-
pembatasan yang ada setempat (Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum
Pramuka Golongan Pandega, 2011). Penguji juga harus memperhatikan
kemampuan anggota yang meliputi usaha yang telah dilakukannya, keadaan
jasmaninnya, bakatnya, kecerdasanya, sifat dan wataknya, hasrat dan minstnya,
kebutuhannya, keuletannya serta kemandiriannya.
Ujian SKU dilakukan secara perorangan, satu demi satu, tidak secara
kelompok. Butir - butir SKU ada yang harus dilaksanakan secara kelompok, tetapi
penilaian tetap dijalankan pada perorangan. Pembina pramuka harus
membimbing, merangsang dan membantu calon pandega agar aktif berusaha
memenuhi SKU. Pelaksanaan ujian SKU dilakukan dengan menguji mata ujian
satu demi satu sesuai dengan butir SKU yang dikehendaki oleh calon pandega.
Waktu pelaksanaan dilakukan atas kesepakatan antara penguji dan calon pandega
yang akan diuji dalam bentuk praktik dan secara praktis. Seorang pandega tidak
dapat dikatakan lulus ketika belum melaksanakan ujian. Penguji harus SKU harus
mengusahakan adanya variasi, memperhatikan segi – segi keamanan, keselamatan
daan batas kemampuan jasmani dan rohaniyang diuji, didasarkan pengetahuan,
pengalaman dan bakti yang pernah dialami. Pembina yang bersangkutan dalam
proses menguji SKU pandega dapat meminta bantuan orang dewasa diluar
Ggerakan pramuka yang memiliki kompetensi, namun penyelesaian akhir menjadi
tanggung jawab pembinanya.
Kelebihan dari sistem kwarnas yaitu adanya tolak ukur dalam setiap poin –
poin SKU yang sudah ditempuh dan masing – masing anggota mempunyai catatan
tersebut. Pembina dapat mengontrol langsung jalannya pengisian SKU dari
anggotanya. Kekurangan dari sistem kwarnas adalah dimana pembina sebagai
penguji mengharuskan uji SKU ini dihadiri oleh pembina dimana pembina tidak
selalu memiliki waktu yang luang sesuai dengan waktu dari anggota yang
mengakibatkan sulitnya bertemu untuk menguji SKU.
BAB III

METODE PENYELESAIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian


kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan penyelesaian SKU Pandega di Racana
Diponegoro.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lingkup anggota Racana Diponegoro (ARD)


dan dilaksanakan pada bulan Maret 2020.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh


suatu populasi (Sugiyanto, 2005). Sampel penelitian merupakan sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan teknik sampling purposive
sampling. Purposive sampling merupakan teknik sampling dimana peneliti
memiliki tujuan – tujuan tertentu.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah


dengan wawancara dan studi pustaka. Wawancara merupakan suatu metode yang
bertujuan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan langkah – langkah
penulisan laporan dan yang berkaitan dengan sistem penyelesaian SKU. Studi
Pustaka merupakan metode yang bertujuan untuk mencari informasi melalui
literatur dan buku – buku penunjng yang berhubungan dengan langkah – kangkah
penulisan laporan dan berkaitan dengan ajian sistem penyelesaian SKU.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Penulis merangkum beberapa hal dari narasumber terhadap salah satu
masalah yang dihadapi dalam Racana Diponegoro. Masalah yang sedang
diahadapi tersebut adalah tidak adanya transparasi penempuhan SKU kepada
Anggota Racana Diponegoro. Menurut kak Laras yang menyatakan bahwa dari
segi transparansi memang saya rasa masih kurang. Sistem penyelesaian yang
dilebur dalam kegiatan seperti diklatsar, lpk dan penjejangan ke bakti, dalam
keberjalanannya muncul kendala seperti setara atau tidakkah anggota yang
melakukan uji SKU pada saat kegiatan dengan yang tidak dapat hadir dalam
kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat kak Husnul yang menyatakan
bahwa anggota yang tidak langsung melakukan
4.2. Pembahasan
BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai