Anda di halaman 1dari 21

Dasar – Dasar Permukiman dan Perkotaan

“Mesopotamia”

Mesopotamia (dari bahasa Yunani Kuno: Μεσοποταμία: tanah di antara


sungai-sungai; bahasa Arab: ‫( بالد الرافدين‬bilād al-rāfidayn); bahasa Suryani: ‫ܒܝܬ‬

‫( ܢܗܪܝܢ‬Beth Nahrain): "tanah dari sungai-sungai" terletak di antara dua sungai


besar, Efrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu pada zaman
dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara
sungai-sungai". Dengan bidang tanah yang panjang dan sempit berbentuk seperti
bulan sabit dan tanahnya yang subur, daerah ini juga disebut "Bulan Sabit Subur".
Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno,
seperti apa Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M). Tanah subur ini telah

menumbuhkan banyak peradaban kuno yang megah dan secara kolektif dikenal
sebagai sebagai peradaban Mesopotamia. Inilah peradaban paling awal di Asia
Barat dan salah satu yang tertua di dunia.

Menurut keyakinan Kristen dan Yahudi seperti dalam Perjanjian Lama, ada
usaha menghubungkan keluarga Abraham (yang lalu disebut "Bapa Orang
Beriman" dan diakui oleh tiga agama monoteistik dunia, Islam, Kristen,
dan Yahudi ) dengan Mesopotamia. Dalam kitab Kejadian 11:31 dikatakan, pada
suatu masa keluarga Abraham berpindah dari Ur Kaśdim ke Haran sebelum
akhirnya berpindah ke Kanaan (Daerah Israel dan Palestina sekarang).
Lokasi Ur Kaśdim biasanya dirujuk pada Tell el-Muqayyar, situs bekas
reruntuhan Kota Ur kuno dari periode Sumeria. Sedangkan Haran terletak di bagian
utara Mesopotamia, di tepi Sungai Efrat.

I. Latar Belakang Geografis Mesopotamia

Mesopotamia meliputi wilayah antara Sungai Efrat dan Tigris yang sama-sama
bersumber dari Dataran Tinggi Armenia. Kedua sungai ini juga mendapatkan
tambahan pasokan air dari banyak anak sungai, dan keseluruhan jaringan sungai ini
mengaliri wilayah bergunung-gunung yang sangat luas. Jalur perjalanan darat di
Mesopotamia lazimnya menyusuri Sungai Efrat karena tepian Sungai Tigris
sebagian besar terjal dan sukar dilalui. Iklim wilayah ini semi-gersang dengan
bentangan gurun yang luas di utara serta bentangan daerah berawa-rawa,
berlumpur, dan bergelagah seluas 15.000 Km persegi (5.800 Mil persegi) di selatan.
Jauh di ujung selatan, Efrat dan Tigris menyatu dan bermuara ke Teluk Persia.

Lingkungan gersang yang membentang dari kawasan-kawasan pertanian


tadah hujan di daerah utara sampai ke daerah selatan di mana pertanian dengan
irigasi menjadi sangat penting jika orang mengharapkan perolehan surplus energi
yang dihasilkan atas energi yang diinvestasikan (Energy Returned On Energy
Invested, EROEI). Irigasi ini dipermudah oleh tingginya permukaan air tanah dan
lelehan salju dari puncak-puncak tinggi Pegunungan Zagros di wilayah utara dan
dari dataran tinggi Armenia, sumber air Sungai Tigris dan Efrat yang menjadi asal-
muasal nama negeri itu. Manfaat irigasi bergantung pada kemampuan mengerahkan
tenaga kerja yang memadai untuk membuat dan memelihara saluran-saluran air.
Maka, faktor ini yang sejak permulaan zaman telah membantu pertumbuhan
pemukiman-pemukiman perkotaan dan sistem kekuasaan politik yang terpusat.

Usaha pertanian di seluruh wilayah Mesopotamia disokong oleh usaha


penggembalaan ternak secara berpindah-pindah. Kaum pengembara yang
mendiami kemah-kemah menggembalakan biri-biri dan kambing (dan kemudian
unta) dari padang-padang penggembalaan sepanjang sungai pada bulan-bulan di
musim panas yang kering, menuju padang-padang rumput musiman di sepanjang
perbatasan dengan gurun pada musim dingin yang basah. Wilayah Mesopotamia
umumnya tidak memiliki batu-batu untuk bahan bangunan, logam mulia, dan kayu,
karena itulah sepanjang sejarahnya bergantung pada perniagaan jarak jauh atas
hasil-hasil pertanian untuk mendapatkan barang-barang langka itu dari luar
wilayah. Di daerah rawa-rawa di selatan, terdapat suatu budaya rumit penangkapan
ikan dengan kapal-kapal pengangkut semenjak zaman prasejarah, yang menambah
keberagaman budaya Mesopotamia.

Kegagalan-kegagalan berkala dalam sistem budaya ini diakibatkan oleh


sejumlah faktor. Kebutuhan akan tenaga kerja dari waktu ke waktu telah
mengakibatkan peningkatan populasi yang mendesak batas-batas daya tampung
ekologi, dan saat wilayah ini mengalami masa kekacauan iklim, keruntuhan
pemerintah pusat dan penurunan populasi dapat terjadi. Di lain pihak, kerentanan
militer terhadap serangan dari suku-suku pinggiran dari daerah perbukitan atau
padang-padang penggembalaan telah mengakibatkan keruntuhan perniagaan dan
penelantaran jaringan-jaringan irigasi selama beberapa waktu. Demikian pula,
kecenderungan-kecenderungan memusat yang ada di negara-negara kota hanya
pemerintahan terpusat atas seluruh wilayah Mesopotamia. Bilamana dipaksakan,
cenderung berumur pendek, dan semangat kedaerahan pun terpecah-belah
kekuasaan yang utuh menjadi satuan kesukuan atau kedaerahan yang lebih
kecil. Kecenderungan semacam ini masih terus berlanjut di Irak sampai sekarang.
II. Peradaban Mesopotamia

1. KERAJAAN SUMERIA (3500 SM)

Berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia menganut kepercayaan


politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa mengenal tulisan, yaitu tulisan
paku. Kebudayaan berakhir tahun 2350 SM diserang oleh bangsa Akkad di bawah
pimpinan Sargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.

2. KERAJAAN AKAD (2300 SM)

Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang
pasir, terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia.

3. KERAJAAN BABYLONIA LAMA (1850 SM)

Kota Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah


pimpinan Sumuabum. Raja yang terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini
adalah Hammurabi (1750 SM). Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu
Hukum Hammurabi kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai
seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai
Sungai Khabur di Siria.

4. KERAJAAN ASSYIRIA (750 SM)

Bangsa Assyria menguasai laut untuk melindungi perdagangan, sekitar


tahun 750 SM raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya
Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
5. KERAJAAN BABYLONIA BARU (612 SM)

Pada masa ini banyak lahir pakar, dan ahli di bidang pertanian telah
mengenal ragam tulisan cuneiform merupakan masa awal tonggak dalam kemajuan
ilmu astronomi, astrologi, kalender dan perbintangan modern.

6. KERAJAAN PERSIA (550 SM)

Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas


wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia
Kecil. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.
III. Penduduk dan Masyarakat

Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang


termasuk rumpun bangsa Semit kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas
perdagangan melalui Sungai Eufrat dan Tigris. Sekitar tahun 3000 SM, daerah
Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang Mesopotamia lebih
banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan juga pada ibu kotanya yang
bernama Uruk (Ur).

IV. Pertanian dan Pengairan

• Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air


bah dari kedua sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran
sungai dan setelah surut meninggalkan Iapisan lumpur yang sangat subur.

• Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau


bertani.

• Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah


banjir, dan memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian.
• Caranya ialah membuat sistem pengairan yang baik. Bendungan dibangun
dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang
berlebihan di masa banjir.

Lapisan tanah Bercocok Tanam

V. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu


pengetahuan dan teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM).
Keunggulan – keunggulan tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :

a. Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut


tata aturan kota yang terencana.

b. Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan


cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya.
Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari
tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.

c. Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria,


membangun perpustakaan tertua di dunia.

d. Mesopotamia, pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan


"taman gantung", yang kemudian menjadi salah satu keajaiban
dunia.
Taman Gantung Bangunan dari Tanah Liat

Perpustakaan Assurbarnipal Logam Mesopotamia

VI. Aksara

Orang – orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-
huruf paku itu antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang
hukum dan undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang
dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi
(Codex Hammurabi).
VII. Kepercayaan

• Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan


bangsa Sumeria.

• Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa


Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air).
Ketiga dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria.
Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas
(Dewa Matahari), dan Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara).

• Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan)


untuk memajukan pertanian

• Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan bangsa Sumeria


adalah dewa yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa
Marduk. Dewa Marduk adalah lambang usaha bangsa Sumeria di dalam
menciptakan daerah pertanian.

• Bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran


agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman – dewa dengan
perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia
• Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat
kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan
hilang.

• Patung disamping adalah patung Singa Babylon


yang merupakan symbol dari Dewi Ishtarm
dikatakan bahwa dipunggung singa itu terdapat
sadel yang biasa
ditunggangi oleh dewi
Ishtar.

VIII. Hukum

• Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan


sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya.
didasarkan atas nilai-nilai tradisional

• Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau
sekitar 2,5 meter dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan
Babylonia.

• Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-Undang Hammurabi


(CodexHammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis
pertama di dunia.

• Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang


peraturanperaturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan,
agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

• Hukum itu terdiri dari 300 pokok undang-undang.


ZIGGURATS

I. Tatanan Kota

• Kota yang telah dikelilingi tembok / benteng.

• Pola jalan kota seperti labirin.

• Tipologi berupa bangunan bata mentah yang ditinggikan mengatasi


ancaman banjir karena letak geografis didekat pantai.

• Bangunan kota paling penting adalah kuil yang digunakan untuk sipil dan
keagamaan. Istana pada awalnya bukan merupakan bangunan penting.

II. Peninggalan Arsitektur Mesopotamia

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, piramida didefinisikan sebagai


bangunan dari batu berbentuk limas (Poerwadarminta, 2006).

1. PIRAMIDA ZIGGURAT

• Bangunan piramida Mesopotamia ini disebut dengan ziggurat.


• Berdasarkan kebutuhan terhadap kegiatan spiritual dari bangsa
Mesopotamia, maka dibangunlah kuil untuk pemujaan terhadap dewa –
dewa.
• Bentuk dasar bangunannya tidak sama seperti bangunan piramida yang ada
di Mesir, dimana bangunan piramida. Mesir berbentuk limas secara
sempurna. Sedangkan bangunan piramida Mesopotamia berbentuk limas
yang terpotong di puncaknya, kemudian pada sisi-sisi bangunannya
berundak – undak seperti tangga.
Bangsa Sumeria di setiap negara-kota membangun istana untuk raja-raja mereka
juga. Istana-istana ini tidak hanya untuk ditinggali; mereka juga gudang untuk
gandum dan gandum, bir dan anggur, kain dan segala macam barang yang
dikumpulkan raja sebagai pajak atau dibuat di pabriknya untuk dijual ke negara
lain. Dan tentu saja tidak hanya raja tetapi juga seluruh keluarga dan banyak
budaknya yang tinggal di istana-istana ini. Mereka membangun istana juga dari bata
lumpur.

King’s Palace (Mari, ca. 1800 BC)

Ziggurat (Kuil – kuil pemujaan) dan istana kerajaan menjadi elemen yang
penting dalam tata kota kuno Mesopotamia. Keberadaan kuil dan istana tersebut
terletak di pusat kota dengan dikelilingi sebuah benteng khusus didalam beteng
besar yang menaungi kota dan memiliki gapura / atau pintu masuk pada beberapa
sisi.
KETERANGAN :

A. Kuil

B. Tembok dalam

C. Ziggurat

D. Pengadilan

E. Area permukiman
Pola Kota Babylonia Kuno

F. Benteng

G. Area permukiman

H. Dinding luar Kuil Uruk

Pada tingkat paling atas adalah bangunan kuil, yang menjadi tempat kehadiran
sang dewa bila berurusan dengan manusia.

Sarana penghubung adalah tangga atau jalan landai. Bagain paling akhir dari
suatu ziggurat bertingkat tujuh menunjukkan bahwa tingginya adalah sama dengan
lebar dasarnya, dengan suatu kuil berbentuk kubus terletak di puncaknya.
Bentuk kuil – kuil (Ziggurat), pada zaman peradaban Mesopotamia adalah
bentuk kuil yang bersusun dengan bidang bagian bawah lebih besar dibandingkan
yang ada.

Bentuk kuil bersusun tersebut semakin disempurnakan oleh raja-raja yang


berkuasa setelahnya dengan memperbesar ukuran, menambahkan beberapa elemen
seperti tangga, dan memperkaya dengan ornamen.
KETERANGAN :

A. Atap puncak sebagai, penghubung , manusia dengan para dewa.


B. Bagian penghubung menuju puncak ziggurat berupa tangga, yang terletak
pada bagian muka ziggurat atau di ke empat sisi ziggurat.
C. Alas atau kaki berupa bidang persegi panjang atau persegi, dengan
perbandingan antara lebar dan tinggi yang proporsional.

2. Pola Bangunan Pada Masa Babilonia

• Benteng digunakan untuk pertahanan karena pada masa itu raja – raja,
sering berperang untuk memperluas kekuasaan.

• Ziggurats yang dipercaya sebagai tempat bersemayam dewa sehingga


dijadikan pusat kota.

• Bangunan lahan besar – kecil yang berorientasi pada ziggurat.

• Ruangan berdinding tebal – tipis tergantung letak dalam kotanya.

• Kubah bata.
Kebudayaan mesopotamia memiliki banyak persamaan dengan Mesir
Kuno. Sistem kepercayaan masyarakat Mesopotamia adalah percaya pada dewa
– dewa yang mereka lukiskan atau pahat pada kolom-kolom atau dinding Kuil
pemujaan.

Shedu adalah mahluk berbentuk banteng dengan kepala manusia dan


bersayap burung elang. Mahluk ini dipercaya merupakan pelindung bangunan,
maka biasanya dibuat berupa ukiran berpasangan di pintu gerbang istana atau diukir
di atas clay tablet dan dikubur di depan pintu masuk rumah masyarakat
Mesopotamia. Tidak seperti sphinx yang dibuat dalam bentuk patung besar, shedu
dibuat dalam bentuk ukiran bas-relief atau juga dikenal dengan istilah low-relief,
yaitu ukiran dalam yang menghasilkan efek timbul dan dapat diraba. Shedu
merupakan salah satu unsur penting di dalam seni bangunan istana atau rumah
penduduk Mesopotamia.
Perkembangan arsitektur di dataran Mesptomia dikenal dengan bangunan
kuil-kuil dengan ornamen – ornament flora yang terdapat pada tiang-tiang kolom
ataupun dinding bangunan. Tiang – tiang di hiasi oleh ukiran timbul dengan, karakter
hewan.

Kolom pada Gerbang berbentuk PERSEGI PANJANG dan berukuran


BESAR.

• Di bagian atas nya ukuran


nya lebih besar
• Material nyamenggunakan
bahan BATU BATA
• Kolom di desain berlapis
Daftar Pustaka

• Sumber : http://elisa.ugm.ac.id
• Wijaya hanny (2011). PIRAMIDA: PENINGGALAN KARYA SENI DUNIA
DARI WILAYAH BARAT HINGGA TIMUR (BAGIAN I), From :
http://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3092/2478, 10
September 2017
• http://quatr.us/westasia/architecture/sumerian.htm
• Sir Bannister Fletcher, History of Architecture, 1984
• https://www.slideshare.net/mobile/aChong17/Mesopotamia-18991003
• http://staffnew.uny.ac.id/upload/132305856/pendidikan/Diktat+Pengantar
+Asia+Barat.pdf
• https://www.neliti.com/id/publications/23708/mesopotamia-dan-mesir-
kuno-awal-peradaban-dunia
Ujian Tengah Semester

Dasar – Dasar Permukiman dan Perkotaan

“Mesopotamia”

Dosen Pembimbing :

Ir. Dwi Rosnarti, M.T.

Disusun Oleh :

Khansa Nur Ghaasyiyah “052.16.096”

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

2019

Anda mungkin juga menyukai